Hormon
11.1 Pendahuluan
Dalam fase kehidupan, tubuh manusia mengalami serangkaian proses
metamorfosis. Proses perubahan ini melibatkan sistem endokrin yang bekerja
secara konstan di dalam tubuh manusia. Sistem ini mengatur setiap perubahan
yang terjadi dalam tubuh manusia. Sistem endokrin bergantung pada tiga fitur
di dalam melaksanakan perannya, yaitu kelenjar, hormon, dan reseptor pada
sel. Sistem endokrin bersama-sama dengan sistem saraf bekerja sama dalam
mengatur fungsi biologis tubuh manusia. Sistem saraf bekerja melalui
transmisi impuls elektrokimia (Chakrapani, 2013), sementara sistem endokrin
bekerja melalui satu metode komunikasi yaitu persinyalan kimiawi (chemical
signaling) (Hiller-Sturmhöfel and Bartke, 1998).
Sistem endokrin terdiri dari sel, jaringan, dan organ yang mengeluarkan
hormon sebagai fungsi primer atau sekunder (Chrousos, 2007). Kelenjar
endokrin memiliki peran utama dalam sistem ini (J. Gordon Betts, 2013).
Fungsi utama dari kelenjar tanpa saluran ini adalah untuk mengeluarkan
hormon langsung ke dalam cairan di sekitarnya. Cairan tubuh dan pembuluh
darah kemudian mengangkut hormon ke seluruh tubuh. Sistem endokrin
meliputi kelenjar pituitari, tiroid, paratiroid, adrenal, dan kelenjar pineal.
Beberapa kelenjar ini memiliki fungsi endokrin dan non-endokrin. Misalnya,
pankreas mengandung sel yang berfungsi dalam pencernaan serta sel yang
mengeluarkan hormon insulin dan glukagon, yang mengatur kadar glukosa
darah. Hipotalamus, timus, jantung, ginjal, lambung, usus kecil, hati, kulit,
ovarium wanita, dan testis pria merupakan organ lain yang mengandung sel
dengan fungsi endokrin. Di samping itu, jaringan adiposa telah lama dikenal
sebagai penghasil hormon (Guerre-Millo, 2002), dan bahkan studi terbaru
mengungkapkan bahwa jaringan tulang pun memiliki fungsi endokrin, dengan
cara memodulasi toleransi glukosa dan produksi testosteron melalui sekresi
osteocalcin (Guntur and Rosen, 2012).
2 Hormon
Tabel 11.1: Jaringan Endokrin dan Hormon yang dihasilkan (J. Gordon
Betts, 2013)
Jaringan Hormon Kelompok Fungsi dalam tubuh
Endokrin Zat Kimia
Norepinephrine
6 Hormon
Oksitosin
Hormon Pertumbuhan
Testosteron Progesteron
2. Kelompok II
Kelompok hormon ini terikat dengan reseptor permukaan sel
(membran plasma) dan merangsang pelepasan molekul- molekul
8 Hormon
Hormon yang larut dalam air tidak dapat melakukan difusi melalui sel
selaput. Kelompok hormon ini harus mengikat reseptor permukaan
membran sel. Reseptor kemudian menginisiasi persinyalan di dalam sel
dengan melibatkan protein G, adenylyl cyclase, cyclic AMP (cAMP), dan
protein kinase. Pada tahap akhir, protein kinase memfosforilasi protein di
dalam sitoplasma.
4. Hormon tiroid
Kelenjar tiroid terletak di kedua sisi trakea di bawah pangkal
tenggorokan. Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon utama,
yaitu hormon tiroksin (T4; 3,5,3’,5’- tetraiodothyronine) dan
hormon 3,5,3’-triiodothyronine (T3) yang mengatur laju
metabolisme tubuh (Mullur et al., 2014).
12 Hormon
7. Hormon gonad
Testis pada pria dan ovarium pada wanita atau sering disebut
dengan gonad, menghasilkan peran ganda yang saling terkait
erat, yaitu mensintesis hormon seks dan menghasilkan sel nutfah.
Hormon seks steroid bertanggungjawab dalam proses
pertumbuhan, perkembangan, pemeliharaan, dan pengaturan
sistem reproduksi.
14 Hormon
Hormon utama yang dihasilkan oleh testis pria adalah hormon testosteron,
hormon yang berperan penting di dalam proses reproduksi pria, proses
pematangan sel sperma, dan proses perkembangan karakteristik seks
sekunder pria, seperti perubahan suara, tumbuhnya rambut di daerah
tertentu, dan meningkatnya massa otot. Sementara hormon utama yang
dihasilkan oleh ovarium adalah estrogen, termasuk estradiol, estriol, and
estrone. Sama halnya dengan testosteron, estrogen memiliki peran penting
dalam proses reproduksi seorang wanita, baik dalam hal mengatur proses
Bab 11 Hormon 15
Tabel 11.3: Hormon Reproduksi (J. Gordon Betts, 2013, Napso et al.,
2018)
Kelenja Hormon Kelompok Efek
r Zat Kimia
Testis Testosteron Steroid Merangsang perkembangan
karakteristik seks sekunder
pria dan proses produksi
sperma
Testis Inhibin Protein Menghambat pelepasan FSH
dari pituitari
Ovarium Estrogen dan Progesteron Steroid Meningkatkan sintesis
progesteron selama kehamilan
dan menghambat respon imun
terhadap janin.
Plasenta Human Protein Meningkatkan sintesis
chorionic gonadotropin progesteron selama kehamilan
(HcG) dan menghambat respon imun
terhadap janin.
8. Hormon pencernaan
PUSTAKA
Berke, J. D. 2018. What Does Dopamine Mean? Nat Neurosci, 21, 787-
793.
Cawadias, A. P. 1941. The History Of Endocrinology. Proceedings Of
The Royal Society Of Medicine, 34, 303-308.
Chakrapani, S. A. 2013. Biochemistry, India, Elsevier.
Chrousos, G. P. 2007. Organization And Integration Of The Endocrine
System. Sleep Med Clin, 2, 125-145.
Guerre-Millo, M. 2002. Adipose Tissue Hormones. J Endocrinol Invest,
25, 855-61.
Guntur, A. R. & Rosen, C. J. 2012. Bone As An Endocrine Organ.
Endocr Pract, 18, 758-62.
Hiller-Sturmhöfel, S. & Bartke, A. 1998. The Endocrine System: An
Overview. Alcohol Health Res World, 22, 153-64.
J. Gordon Betts, P. D., Eddie Johnson, Jody E. Johnson, Oksana Corol,
Dean Kruse, Brandon Poe, James A Wise, Mark Womble, Kelly
A.Young 2013. Anatomy & Physiology, Texas, Openstax.
Lazo-Fernandez, Y., Aguilera, G., Pham, T. D., Park, A. Y., Beierwaltes,
W. H., Sutliff, R. L., Verlander, J. W., Pacak, K., Osunkoya, A.
O., Ellis, C. L., Kim, Y. H., Shipley, G. L., Wynne, B. M.,
Hoover, R. S., Sen, S. K., Plotsky, P. M. & Wall, S. M. 2015.
Pendrin Localizes To The Adrenal Medulla And Modulates
Catecholamine Release. Am J Physiol Endocrinol Metab, 309,
E534-45.
Leng, G. & Macgregor, D. J. 2018. Models In Neuroendocrinology.
Math Biosci, 305, 29-41.
Leng, G., Pineda, R., Sabatier, N. & Ludwig, M. 2015. 60 Years Of
Neuroendocrinology: The Posterior Pituitary, From Geoffrey
Harris To Our Present Understanding. J Endocrinol, 226, T173-
85.
Mullur, R., Liu, Y. Y. & Brent, G. A. 2014. Thyroid Hormone
Regulation Of Metabolism. Physiol Rev, 94, 355-82.
18 Hormon
Murray, R. K., Granner, D.K., & Rodwell, V.W 2009. Biokimia Harper,
Jakarta, Buku Kedokteran Egc.
Napso, T., Yong, H. E. J., Lopez-Tello, J. & Sferruzzi-Perri, A. N. 2018.
The Role Of Placental Hormones In Mediating Maternal
Adaptations To Support Pregnancy And Lactation. Front
Physiol, 9, 1091.
Nugroho, R. A. 2016. Dasar-Dasar Endokrinologi, Samarinda,
Mulawarman University Press.
Russell, J. A. 2018. Fifty Years Of Advances In Neuroendocrinology.
Brain Neurosci Adv, 2, 2398212818812014.
Sinha, R. A., Singh, B. K. & Yen, P. M. 2018. Direct Effects Of Thyroid
Hormones On Hepatic Lipid Metabolism. Nat Rev Endocrinol,
14, 259-269.
Woods, S. C., May-Zhang, A. A. & Begg, D. P. 2018. How And Why
Do Gastrointestinal Peptides Influence Food Intake? Physiol
Behav, 193, 218-222.
Biodata Penulis:
Risanti Situmorang S.K.M., M.Sc adalah seorang
dosen muda kelahiran tahun 1992. Beliau
menyelesaikan pendidikan Sarjana Kesehatan
Masyarakat dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas
Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara
pada tahun 2013. Kemudian beliau melanjutkan
pendidikan Magister di Department of Public Health,
Tzu Chi University, Taiwan pada tahun 2016. Pada
tahun 2018, beliau kembali ke Indonesia, dan mulai
mengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Senior,
Medan. Saat ini beliau kembali mengabdi sebagai dosen di kampus almamater
beliau yakni di Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sumatera Utara.