Anda di halaman 1dari 50

Triple Burden Malnutrition

and Anthropometry
Risanti Situmorang S.K.M.,M.Sc
HEALTH 2

PHYSICAL
MENTAL
SOCIAL WELL-BEING
Nutrition
3

Medical Care Genetic

Health

Environment Lifestyle

Figure 1. Determinants of Health6


The burden of Nutrition-related problems
DOUBLE BURDEN
TRIPLE BURDEN

4
Source : National Dairy Council, 20187
5
OVERNUTRITION
OBESITY
OVERWEIGHT

6
7

UNDERNUTRITION
8

MICRONUTRIENT
DEFICIENCIES
9
10

Source : Global Nutrition Report, 20181


11

Source : National Dairy Council, 20187


1 in 10 children under five
were overweight 12

3 in 10 were stunted

More than 13% were


wasted

3 in 10 of women of
reproductive age had anaemia,
and 8% were diabetic.
Source:
Research Paper :Indonesia’s triple burden of malnutrition8
NUTRITIONAL ANTHROPOMETRY

Brozk 1956 pengukuran tubuh dan nutrisi manusia

Jellife (1965) Pengukuran variasi dimensi tubuh dan komposisi kotor tubuh

manusia yang berbeda menurut kelompok umur dan tingkat nutrisi.

Sekarang : pengukuran anthropometri secara luas digunakan dalam penilaian

ststus gizi pada tingkat individu dan populasi.


NUTRITIONAL ANTHROPOMETRY

Pada tingkat individu di negara berpenghasilan rendah, secara luas anthropometri

berguna ketika terjadi ketidakseimbangan antara asupan energi dan protein.

Pada tingkat populasi, anthropometri berperan penting dalam menetapkan target


intervensi melalui skrening, penilaian respon intervensi, identifikasi kekurangan gizi dan

pemantauan gizi.
NUTRITIONAL ANTHROPOMETRY

•Di negara maju, anthropometri dipakai untuk kepentingan klinis dalam

mendiagnosa kegagalan tumbuh kembang dan kelebihan berat badan pada

anak.
ANTROPOMETRI

• Adalah suatu pengukuran dari bermacam-macam


ukuran fisik dan komposisi tubuh pada berbagai
kelompok umur dan tingkat gizinya
• Ukuran fisik : Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB),
Lingkar Kepala, Lingkar Lengan Atas (LILA)
• Komposisi tubuh : Tebal Lemak, Fat Mass, Fat Free
Mass
• Berbagai kelompok umur : standar berbeda untuk
tingkat umur tertentu misal: untuk balita lain dengan
untuk dewasa
• Tingkat gizi : status gizi baik, status gizi kurang, status
gizi buruk, status gizi lebih
PENGUKURAN ANTROPOMETRI

Pengukuran antropometri dibagi menjadi 2 macam :

1. Penilaian ukuran tubuh

2. Pengukuran komposisi tubuh


PENGUKURAN KOMPOSISI TUBUH

Pengukuran komposisi tubuh dikelompokkan menjadi 2 macam pengukuran

yaitu :

1. Pengukuran massa lemak tubuh

2. Pengukuran massa bebas lemak tubuh


1. Pengukuran Fisik

 Pengukuran fisik dapat digunakan :


 untuk mengidentifikasikan apakah penderita kekurangan
energi saja / protein saja / energi dan protein atau tidak
 untuk memonitor apakah ada perubahan setelah dilakukan
intevensi / therapi gizi
Beberapa Cara Pengukuran Fisik

 Pengukuran Tinggi Badan


Dilakukan pada anak dan orang dewasa yang dapat berdiri
 Pengukuran Panjang Badan
Untuk bayi atau anak < 2 tahun
 Pengukuran Lingkar Kepala
Untuk mengukur pertumbuhan otak
 Pengukuran Berat Badan
Dilakukan pada bayi dengan timbangan bayi
Dilakukan untuk anak dan orang dewasa yang dapat berdiri
dengan menggunakan “beam balance scale”
 Pengukuran Panjang Lutut
Untuk mereka yang tidak bisa beridiri atau mengalami
kelainan pertumbuhan tulang belakang untuk
memperkirakan Tinggi Badannya
Pengukuran Fisik Antropometri

 Hasil pengukuran fisik dinyatakan


dalam bentuk parameter antara
lain : Berat Badan (BB) dalam kg,
Tinggi Badan ( TB ) dalam m,
Panjang Badan (PB) dalam cm,
Panjang Lutut (PL) dalam cm,
Lingkar Kepala (LK) dalam cm
ALAT UKUR BERAT BADAN

• Timbangan adalah alat ukur untuk menentukan berat atau massa


obyek.
• Timbangan digunakan dalam aplikasi industri dan komersial.
• Skala medis khusus dan skala kamar mandi digunakan untuk
mengukur berat badan manusia
PARAMETER TINGGI BADAN

• Tergantung pada faktor lingkungan dan genetik. Tinggi badan


manusia beragam menurut pengukuran antropometri. Kelainan
variasi tinggi badan (sekitar 20% penyimpangan dari rata-rata)
menyebabkan seseorang mengalami gigantisme atau dwarfisme,
bila tak lebih dari variasi tersebut masih bisa dikatakan normal.
 Pertumbuhan rata-rata untuk setiap jenis kelamin dalam
populasi berbeda secara bermakna, di mana pria dewasa rata-
rata lebih tinggi daripada wanita dewasa. Selain itu, tinggi
badan manusia juga berbeda menurut kelompok etnis
 Pertumbuhan tinggi badan biasanya berhenti ketika lempeng
pertumbuhan (lempeng efifisis) di ujung tulang menutup.
Penutupan ini terjadi sekitar usia 16 tahun pada wanita atau 18
tahun pada pria. Tetapi, kadang-kadang pada sebagian orang,
baru menutup pada usia sekitar 20-21 tahun
• Namun ada beberapa informasi yang menyebutkan tinggi badan
khususnya pada tulang rawan intervertebralis dan efifisis masih
dapat bertumbuh pada usia diatas 25 tahun
• Rumus untuk menghitung Panjang Lutut disebut RUMUS
CHUMLEA bila Tinggi Badan tidak dapat diukur karena
ostoporosis, sakit dsb :
• Pria TB (cm)=(2,02 x PL (cm)) – ( 0,04 x umur (thn)) + 64,19
• Wanita TB (cm)=(1,83 x PL (cm)) – ( 0,24 x Umur (thn))+ 84,88
ALAT UKUR TINGGI BADAN

 microtoise staturmeter alat ukur tinggi badan 200 cm


 adalah alat yang digantung di tembok setinggi 200 cm atau 2
meter dari lantai.
 tata cara pengukuran : merapat tegak di tembok dan berada
tepat di bawah stature-meter.
 Seorang asisten atau temannya akan menarik staturmeter
hingga pas ubun-ubun kepala,
 dan membaca hasil pengukuran pada jendela micro-toise yaitu
berupa angka dalam satuan centimeter.
PARAMETER LINGKAR KEPALA

 Dapat digunakan untuk menilai status gizi protein-energi pada masa


2 tahun pertama kehidupan.
 Pada keadaan kurang gizi kronik pada masa awal kehidupan atau
terjadinya gangguan perkembangan janin semasa dalam kandungan
akan mengakibatkan menurunnya jumlah sel otak dan pada akhirnya
akan berpengaruh pada lingkar kepala.
 Di atas usia 2 tahun, pengukuran lingkar kepala tidak lagi
bermanfaat karena perkembangannya sangat lambat.
LINGKAR KEPALA

 Ukuran rata-rata lingkar kepala bayi ketika lahir adalah 34-35 cm.
 Lingkar kepala ini akan bertambah 2 cm per bulan pada usia 0-3
bulan.
 usia 4-6 bulan akan bertambah 1 cm per bulan,
 usia 6-12 bulan pertambahannya 0,5 cm per bulan.
LINGKAR KEPALA

 Jika ukuran lingkar kepala bayi lebih kecil daripada ukuran


normalnya, maka disebut kelainan mikrosefali.
 Sebaliknya, bila ukuran lingkaran kepala si bayi lebih besar
daripada ukuran normalnya, dikatakan kelainan makrosefali.
 Biasanya kelainan mikrosefali dan makrosefali dibawa sejak lahi
 Namun ada juga kasus-kasus mikrosefali atau makrosefali yang
familial atau normal
ALAT UKUR LINGKAR KEPALA

 Cara: melingkarkan alat ukur berupa pita seperti yang digunakan


oleh tukang jahit di kepala bayi, tepat di atas alis dan telinga bayi
 lingkar kepala ini wajib dilakukan secara rutin pada bayi kurang dari
usia 2 tahun. Ukuran lingkar kepala ini penting karena berkaitan
dengan volume otak
 Lingkar kepala berkaitan erat dengan volume otak, artinya kalau
lingkaran kepala anak dalam usia tertentu kurang dari nilai yang
normal, kemungkinan volume otak kurang dari cukup.
 Sedangkanberbagai gerakan yang ada merupakan kombinasi dari
kemampuan otak dan organ gerak yangbersangkutan
PARAMETER
LINGKAR LENGAN ATAS ( LILA )

 Pada masa pertumbuhan bayi dan balita, berlangsung perubahan


ukuran dan jumlah sel, serta jaringan intraseluler pada tubuh
bayi dan balita. dengan kata lain ukuran-ukuran tubuhnya akan
membesar, misalnya ditandai dengan meningkatnya berat dan
tinggi badan, ukuran lingkar kepala, lingkar lengan atas,
menguatnya tulang dan membesarnya otot, dan bertambahnya
organ tubuh lain seperti rambut, kuku, gigi, dan sebagainya
LINGKAR LENGAN ATAS

 Salah satu cara untuk mengetahui baik atau tidaknya pertumbuhan


anak, adalah dengan menukur lingkar lengan atasnya.
 berdasarkan standar Walanski,perkembangan ukuran lingkar lengan
atas bayi dan balita berdasarkan umur terbilang normal pada ukuran
berikut:
  6- 8  bulan 14.75 cm
 9-11 bulan 15.10 cm
 1  tahun     16.00 cm
 2  tahun     16.25 cm
 3  tahun     16.50 cm
 4  tahun     16.75 cm 
 5  tahun     17.00 cm
LINGKAR LENGAN ATAS

• Lingkaran lengan atas adalah suatu cara untuk menghitung skala


gizi wanita usia subur, baik ibu hamil maupun calon ibu untuk
mengidentifikasi wanita yang mempunyai resiko melahirkan bayi
berat badan rendah (BBLR
ALAT UKUR
LINGKAR LENGAN ATAS

• alat ukur
Indikator Pengukuran Fisik Antropometri

 Berdasarkan pengukuran tersebut maka ada


beberapa indikator yang dapat digunakan, bisa satu
atau dua indeks atau dalam bentuk rasio

 Indeks : BB/U, TB/U, BB/TB


 Rasio : BB/TB²
INDEKS ANTROPOMETRI

Indeks antropometri diperoleh melalui kombinasi pengukuran.

Indeks BB/U, jumlah triseps dan lipatan kulit subscapular, rasio

lingkar pinggang-panggul. Indeks sangat penting dalam

penafsiran pengukuran.
INDEKS ANTROPOMETRI

Kombinasi lipatan kulit triseps dan LILA bisa digunakan untuk

mengestimasi area lengan tengah atas dan lemak lengan tengah atas, dimana

masing-masing bisa mengestimasi massa otot dan kandungan lemak tubuh.


INDEKS ANTROPOMETRI

Sedangkan kombinasi lain seperti Indeks Massa Tubuh (BB/TB2) dan rasio

lingkar pinggang-panggul digunakan dalam studi populasi sebagai indikator

kegemukan dan massa lemak dalam perut.


Standar Pengukuran Fisik Antropometri
• Standar Lokal :
• Kartu Menujut Sehat (KMS) yang merupakan modifikasi dari
standar WHO

• Standar Internasional
• Standar NCHS
• Direkomendasikan oleh WHO untuk menjadi standar
internasional, standar ini sudah mencerminkan populasi sampel
dari beberapa negara menurut umur dan jenis kelamin
Standard Pengukuran Fisik Antropometri

• Standar Harvard
• NCHS lebih teliti dibanding dengan Harvard, populasi yang digunakan lebih
sedikit (dari 2 negara bagian di Amerika Serikat : Boston dan Iowa)

• Standar WHO
• Merupakan modifikasi dari standar NCHS
• Digunakan untuk negara yang belum mempunyai standar
• Dibedakan menurut umur dan jenis kelamin
• Hanya untuk balita saja umur 0 – 5 tahun
Klasifikasi Pengukuran Fisik Antropometri

• Klasifikasi digunakan untuk menentukan tingkat status


gizi

• Pemilihan klasifikasi tergantung pada tujuan


penelitian, parameter dan indeks yang digunakan
pada pengukuran fisik.
Beberapa Macam Klasifikasi

• Klasifikasi Gomez
• Menggunakan indeks BB/U
• Standar Harvard
• Untuk menentukan tingkat status gizi
• Status gizi normal bila BB/U > 90%
• Malnutrisi ringan bila BB/U 76 - 90 %
• Malnutrisi sedang bila BB/U 61 – 75 %
• Malnutrisi berat bila BB/U ≤ 60%
lanjutan...

 Klasifikasi Wellcome
 Menggunakan indeks BB/U dengan standar Harvard
 Membedakan apakah malnutrisi ini marasmus ataukah
kwashiorkhor dengan melihat adanya oedema atau tidak
 Kwashiorkor bila BB/U 60 – 80 % dan ada oedema
 Marasmus bila BB/U < 60% dan tidak ada oedema
 Marasmic Kwashiorkor bila BB/U < 60% dan ada oedema
 Under Weight bila BB/U 60 – 80% dan tidak ada oedema
lanjutan .....

 Klasifikasi Waterlow
 Menggunakan indeks TB/U dan BB/TB
 Menggunakan standar Harvard
 Untuk membedakan wasting dan stunting
 Wasting bila TB/U > 90% dan BB/TB < 80%
 Stunting bila TB/U < 90% dan BB/TB > 80%
 Stunting dan Wasting bila TB/U < 90% dan BB/TB < 80%
 Normal bila TB/U > 90% dan BB/TB > 80%
INDEX MASA TUBUH (IMT)

 IMT = Berat Badan (kg) / Tinggi Badan (m) x Tinggi


Badan (m)

 Klasifikasi :
 Kurus
 Kekurangan Berat Badan Tingkat Berat bila IMT < 17,0
 Kekurangan Berat Badan Tingkat Ringan bila IMT antara 17,0 – 18,5
 Normal bila IMT antara 18,5 – 25,0
 Gemuk
 Kelebihan Berat Badan Tingkat Ringan bila IMT antara > 25,0 – 27,0
 Kelebihan Berat Badan Tingkat Berat bila IMT > 27,0
2. Pengukuran Komposisi Tubuh

 Pengukuran komposisi tubuh ini ada kaitannya dengan pengukuran


lemak/timbunan lemak dan bagian lain yang tidak ada lemak (otot)
 Pengukuran komposisi lemak ini penting untuk mengetahui apakah
individu menderita malnutrisi / tidak
 Pengukuran ini banyak dilakukan di Rumah Sakit untuk mengetahui
pasien menderita malnutrisi akut atau malnutrisi kronis
 Selain itu juga untuk memonitor perubahan fisik akibat terapi
nutrisi pada waktu yang lama
 Sedangkan di masyarakat untuk mengetahui efektifitas dari program
gizi

Anda mungkin juga menyukai