Anda di halaman 1dari 24

PENGKAJIAN STATUS NUTRISI (ABCD)

Pengkajian status nutrisi berdasakan ABCD yaitu A : Antropometri. B : Biokimia.


C : klinikal sign. D : Diit. hal ini di singkat agar mudah diingat. berikut penjelasannya
secara rinci.

1. ANTROPOMETRI
Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia. Ditinjau dari sudut
pandang gizi maka antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.
Berbagai jenis ukuran tubuh antara lain: berat badan, tinggi badan, lingkar lengan
atas dan tebal lemak di bawah kulit.

Penggunaan
Antropometri sangat umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan
protein dan energi. Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan
proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

Keunggulan dan kelemahan antropometri


Keunggulan antropometri antara lain:
Prosedurnya sederhana, aman dan dapat dilakukan dalam jumlah sampel yang
besar
Relative tidak membutuhkan tenaga ahli
Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama dan dapat dipesan dan dibuat di daerah
setempat
Metode ini tapat dan akurat karena dapat dibakukan
Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi dimasa lampau
Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang dan gizi buruk karena
sudah ada ambang batas yang jelas
Kelemahan antropometri antara lain:
Tidak sensitive atau metode ini tidak daapat mendeteksi status gizi dalam waktu
singkat dan tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu
Faktor diluar gizi (penyakit, genetic, dan penurunan penggunaan energi) dapat
menurunkan spesifikasi dan sensitivitas pengukuran antropometri
Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi
dan validitas pengukuran antropometri gizi
Kesalahan ini terjadi karena pengukuran, perubahan hasil pengukuran baik fisik
maupun komposisi jaringan, analisis dan asumsi yang keliru.

Jenis parameter
Antropometri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan mengukur
beberapa parameter. Parameter adalah ukuran tunggal dari tubuh manusia, antara
lain umur, berat badan, tinggi badan, lingkar lengan atas, lingkar kepala, lingkar
dada, lingkar pinggul dan tebal lemak dibawah kulit. Dibawah ini akan diuraikan
parameter itu.

Umur
Faktor umur sangat penting dalam penentuan status gizi. Kesalahan penentuan
umur akan menyebabkan interprestasi stastus gizi menjadi salah. Hasil pengukuran
tinggi badan dan berat badan yang akurat menjadi tidak berarti bila tidak disertai
dengan penentuan umur yang tepat.
Menurut Puslitbang Gizi Bogor (1980), batasan umur digunakan adalah tahun umur
penuh (completed year) dan untuk anak umur 0-2 tahun digunakan bulan usia penuh
(completed Mouth).
Contoh: tahun usia penuh
Umur: 7 tahun 2 bulan, dihitung 7 tahun
6 tahun 11 bulan, dihitung 6 bulan

Contoh: bulan usia penuh


Umur: 4 bulan 5 hari, dihitung 4 bulan
bulan 27 hari, dihitung 3 bulan
Berat badan
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering
digunakan pada bayi baru lahir. Berat badan digunakan untuk mendiagnosa bayi
normal atau BBLR Berat Bayi lahir Rendah). Dikatakan berat bayi lahir rendah
apabila berat bayi lahir di bawah 2500 gram atau dibawah 2,5 kg. pada masa bayi-
balita, berat badan dapat dipergunaka untuk melihat laju pertumbuhan fisik maupun
status gizi, kecuali terdapat kelainan klinis seperti dehidrasi, asites, edema dan
adanya tumor. Di samping itu pula berat badan dapat dipergunakan sebagai dasar
perhitungan dosis obat dan makanan.
Berat badan menggambarkan jumlah dari protein, lemak, air dan mineral pada
tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot menurun.
Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam tubuh. Adanya
tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya terjadi pada orang
kekurangan gizi.
Berat badan merupakan pilihan utama karena berbagai pertimbangan, antara lain:
Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena
perubahan-perubahan konsumsi makanan dan kesehatan
Memberikan gambaran status gizi sekarang dan kalau dilakukan secara periodik
memberikan gambaran yang baik tentang pertumbuhan.
Merupakan ukuran antropomertri yang sudah dipakai secara umum dan luas di
indonesia
Ketelitian pengukuran tidak banyak di pengaruhi oleh keterampilan pengukur
Penentuan berat badan dilakukan dangan cara menimbang. Alat yang digunakan
dilapangan sebaiknya memenuhi beberapa persyaratan:
Mudah digunakan dan dibawa daari satu tempat ke tempat yang lain
Mudah diperoleh dan relatif murah harganya
Ketelitian timbangan sebaiknya maksimum 0,1 kg
Skalanya mudah dibaca
Cukup aman untuk menimbang anak balita

Alat yang dapat memenuhi persyaratan dan kemudian dipilih dan dianjurkan untuk
digunakan dalam penimbangan anak balita adalah dacing.
Dacin yang digunakan sebaiknya minimum 20 kg dan maksimum 25 kg. bila
digunakan dacin berkapasitas 50 kg dapat juga, tetapi hasilnya agak kasar karena
angka ketelitiannya 0,25 kg.
Berat badan menurut umur (BB/U)
Dalam keadaan normal, dimana keadaan kesehatan baik dan keseimbangan antara
konsumsi dan kebutuhan zat gizi terjamin, maka berat badan berkembang mengikuti
pertambahan umur. Sebaliknya dalam keadaan abnormal, terdapat 2 kemungkinan
perkembangan berat badan, yaitu dapat berkembangan cepat atau lebih lambat dari
keadaan normal.
Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Berat badan ini memiliki hubungan yang linear dengan tinggi badan. Dalam keadaan
normal perkembangan berat badan akan searah dengan pertumbuhan tinggi badan
dengan dengan kecepatan tertentu.
Di Indonesia khususnya, cara pemantauan dan batasan berat badan normal orang
dewasa belum jelas mengacu pada patokan tertentu. Sejak tahun 1958 digunakan
cara penghitungan berat badan normal berdasarkan rumus:

Berat badan normal = (tinggi badan-100) 10% (tinggi badan-100)


atau
0,9 x (tinggi badan 100)

STS SATUS Ambang batas baku untuk keadaan gizi berdasarakan indeks
GIZI
BB/U TB/U BB/TB LLA/U LLA/TB

Gizi baik 80 % 85 % 90% 85% 85%

z Gizi kurang 61-80% 71-85% 81-90% 71-85% 76-85%

Gizi buruk < 60 % < 70 % < 80% < 70 % <75%


-->
Berat Badan Ideal
Berat badan untuk tinggi badan tertentu yang secara statistic yang dianggap paling
tepat untuk menjamin kesehatan umur panjang.Cara menentukan berat badan ideal
adalah:
1. > 110% dari berat badan standar : gemuk
. 90 110% dari berat badan standar : ideal/ normal
70 - 90% dari berat badan stndar ;sedang
4. < 70% : sangat kurus.

3.Tinggi Badan
Tinggi badan merupakan parometer yang penting bagi keadaan yang telah lalu dan
keadaan sekarang, jika umur tidak dapat diketahui dengan tepat.
4.Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan pertambahan umur.
5.Lingkaran Tubuh
Lingkar Lengan Atas
Lingkar lengan atas (LLA) dewasa ini memeng merupakan salah satu pilihan untuk
penentuan status gizi, karena mudah dilakukan dan tidak alat-alat yang sulit di
peroleh dengan harga yang murah. Pengukuran LLA adalah suatu cara untuk
mengetahui resiko kekurangan energi protein (KEP) wanita usia subur. Pengukuran
LLA tidak dapat digunakan untuk memantau perubahan status gizi dalam jangka
pendek. Ambang batas LLA wanita usia muda dengan resiko kekurangan energy
kronis di Indonesia adalah 23,5 cm. apabila kurang dari angka tersebut maka wanita
tersebut mempunyai resiko kekurangan energi kronis.
Lingkar Kepala
Lingkar kepala adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran anak secara praktis,
yang biasanya untuk memeriksa keadaan pathologi dari besarnya kepala atau
peningkatan ukuran kepala contoh yang sering diginakan adalah kepala besar
(hidrosepalus) dan kepala kecil (mikrosepalus). Lingkar kepala terutama
dihubungkan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat
secara cepat selama tahun pertama, akan tetapi besar lingkaran kepala tidak
menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimana pun juga ukuran otak dan
lapisan tulang kepala dan tengkorak dapat berfariasi sesuai dengan keadaan gizi.
dalam antropometri gizi, rasio lingkar kepala dan lingkar dada cukup berarti dalam
keperawatan pada anak. Lingkar kepala dapat juga di gunakan sebagai informasi
tambahan dalam pengukur umur.

Lingkar Dada
Biasanya di lakukan pada anak yang berumur 2-3 tahun, karena rasio lingkar kepala
dan lingkar dada sama pada umur 6 bulan. Setelah umur ini tulang tengkorak
tumbuh secara lambat dan pertumbuhan dada lebih cepat. Umur antara 6 bulan dan
5 tahun, rasio lingkar kepala dan dada adalah kurang dari 1, hal ini di karenakan
akibat kegagalan perkembangan dan pertumbuhan, atau kelemahan otot dan lemak
pada dinding dada. Ini dapat di gunakan pada dinding indicator dalam menentukan
kekurangan energi protein pada anak balita.
Jaringan Lunak
Otak, hati, jantung dan organ lainnya merupakan bagian yang cukup besar dari berat
badan, tetapi relative tidak berubah beratnya pada anak malnutrisi. Otot dan lemak
merupakan jaringan lunak yang sangat berfariasi pada penderita kekurangan energi
protein. Antropometri jaringan dapat di lakukan pada kedua jaringan tersebut dalam
pengukuran status gizi di masyarakat

2. BIOKIMIA
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan spesimen yang diuji
secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan
tubuh yang digunakan antara lain: darah, urine, tinja dan juga beberapa jaringan
tubuh seperti hati dan otot.

Penggunaan
Metode ini digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi
keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi. Banyak gejala klinis yang kurang spesifik,
maka penentuan kimia faali dapat lebih banyak menolong untuk menentukan
kekurangan gizi yang spesifik.

Pemeriksaan biokimia zat gizi


Ada beberapa indikator laboratorium untuk menentukan status besi yaitu:
Hemoglobin (hb) dan Hematokrit
Total limfosit
Serum albumin
Transferin
Keseimbangan Nitrogen
Lipit serum
Glukosa serum
1. Hemoglobin (Hb) dan Hemaktroit(HCT)
a. Hemaglobin
Hemoglobin adalah parameter yang digunakan secara luas untuk menetapkan
prevalensi anemia.Garby et al.menyatakan bahwa penentuan status anemia
yanghanya menggunakan kadar Hb ternyata kurang lengkap,sehingga perlu
ditambah dengan pemeriksaan yang lain.
Hb merupakan senyawa pembawa oksigen pada sel darah.hemoglobin dapat di ukur
secara kimia dan jumlah Hb/100 ml darah dapat digunakan sebagai indeks kapasitas
pembawa oksigen pada darar.kandungan hemoglobin yang rendah dengan demikian
mengindikasikan anemia.

b. Hemaktokrit (HCT)
Hemaktorit adalah volume eritrosit yang di pisahkan dari plasma dengan cara
memutarnya di dalam tabung khusus yang nilainya di nyatakan dalam persen (%).
Setelah sentrifugasi, tinggi kolom sel merah diukur dan di bandingkan dengan tinggi
darah penuh yang asli. Presentase massa sel merah pada volume darah yang asli
merupakan hematokrit. Darah penuh antikogualan disentrufugasi dalam tabung
khusus. Karna darah penuh di bentuk pada intinya sel darah merah (SDM) dan
plasma, setelah sentrifugasi presentase sel-sel merah memderikan etimasi tidak
langsung jumlah SDM/100 ml dari darah penuh (dan dengan demikian pada
gilirannya merupakan estimasi tidak langsung jumlah hemoglobin). Hemaktokrit
efek(dalam hal jauh lebih sedikit ) dari ukuran rata_rata SDM. Nilia normal adalah
40%-54% untuk pria dan 37%-47% untuk wanita. HCT biasanya hamper 3 kali nilai
hemoglobin (dengan menganggap tidak terdapat tanda hipokormia). Ke salahan
rata-rata pada prosedur HTC yaitu kira-kira 1%-2%.

Cara perhitungan
Hm = tinggi volume eritrosit yang dimanpatkan x 100%=%
Tinggi total volume darah
Contoh:
tinngi kolom eritrosit yang di manpatkan adalah 4,5 mm.
tinggi total kolom volume darah adalah 10 mm.
Jadi:
Hm = 4,5 x 100% = 45%
10
Maka nilai normal hemaktorit:
Menurut wells laki-laki :42-50%
Wanita :40-48%
Menurut helper laki-laki :40-54%
Wanita :37-47%
Hamil tua :23-34%
b. Nilai abnormal
- kurang dari nilai normal pada anemia
- leih dari nilai normal pada polisithademia

Seru Albumen

3. CLINIS / klinical sign


Pemeriksaan clinis adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi
masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang
dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel (supervicial epithelial tissue) seperti kulit, mata, rambut dan mukosa oral atau
pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

Penggunaan
Penggunaan metode ini umumnya untuk surfei klinis secara cepat (rapid clinical
surfeys). Surfei ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis
umum dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi. Disamping itu digunakan untuk
mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik yaitu
tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit.

Keunggulan dan keterbatasan pemeriksaan clinis


Keunggulan
pemeriksaan clinis relative murah tidak memerlukan biaya terlalu besar
dalam pelaksanaannya, pemeriksaan tidk memerlukan tenaga khusus tetapi, tanaga
paramedic bias dilatih
sederhana, cepat dan mudah diinterprestasikan
tidak memerlukan peralatan yang rumit
Keterbatasan
Beberapa gejala klinis tidak mudah dideteksi, sehingga perlu orang-orang yang ahli
dalam menentukan gejala klinis rersebut. Namun demikian, para tenaga medis dapat
dilatih untuk melakukan pemeriksaan klinis
Gejala klinis tidak bersifat spesifik
Adanya gejala klinis yang bersifat multiple
Gejala klinis dapat terjadi pada waktu permulaan kekurangan zat gizi dan dapat juga
terjadi pada saat sembuh. Hepatomegali (pembesaran hati) sebagai contoh dapat
terjadi pada keadaan malnutrisi awal dan terjadi juga pada masa penyembuhannya
Adanya fariasi dalam gejala klinis yang timbul. Hal ini karena satu gejala klinis bisa
dipengaruhi beberapa factor seperti genetik, lingkungan, kebiasaan dll.

Tanda tanda dan Gejala klinis defisiensi nitrisi

No Bagian Tubuh Tanda klinik Kemungkinan


kekurangan

1 Tanda umum Penurunan berat badan Kalori,Air, dan vitamin A


dehidrasi, haus pertumbuhan
terhambat

2 Rambut Kekuningan Protein


kekurangan pigmen,kusut

3 Kulit Deatitis Niasin, riboflavin, biotin


Dermatosis pada bayi Lemak
Petechial hemorrhages Asam askorbat
Eksema
4 Mata Photopobia Riboflavin
Rabun senja Vitamin A

5 Mulut Stomatitis Riboflavin


Glositis Niasin, asam folik,
vitamin B12, zat besi

6 Gigi Karies Flour

7 Neuromoskuler Kejang otot Vitamin D


Lemah otot

8 Tulang Riketsia Vitamin D

9 Gastrointestinal Anoreksia Mual dan muntah Thiamin, garam dapur,


NaCl

10 Endokrin Gondok Iodium

11 Kardipovaskuler Pendarahan peny, Jantung, Vitamin K, thiamin,


anemia pyridoxine, zat besi

12 Sistem saraf Kelainan mental dan saraf Vitamin B12

4. DIET
Diet adalah pilihan makanan yang lazim dimakan seseorang atau suatu populasi
penduduk. Sedangkan diet seimbang adalah diet yang memberikan semua nutrien
dalam jumlah yang memadai, tidak terlalu banyak dan juga tidak terlalu sedikit.
Asuhan Keperawatan Kebutuhan Nutrisi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tubuh memerlukan energi untuk fungsi-fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh,
mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan dan pergantian sel yang rusak.
Metabolisme merupakan semua proses biokimia pada sel tubuh. Proses metabolisme dapat
berupa anabolisme (membangun) dan katabolisme (pemecah).
Masalah nutrisi erat kaitannya dengan intake makanan dan metabolisme tubuh serta
faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara umm faktor yang mempengaruhi kebutuhan
nutrisi adalah faktor fisiologis untu kebutuhan metabolisme bassal, faktor patologis seperti
adanya penyakit tertentu yang menganggu pencernaan atau meningkatkan kebutuhn nutrisi,
faktor sosio-ekonomi seperti adanya kemampuan individu dalam memenuhi kebutuhan
nutrisi.
1.2 Tujuan
Umum : mahasiswa mampu memahami konsep nutrisi terhadap klien serta prinsip keperawatan dalam
mengatasinya.
Khusus :
- Menjelaskan pengertian konsep nutrisi
- Mengidentifikasi tentang masalah nutrisi terhadap klien
- Menguraikan cara mengatasi permasalahan nutrisi

1.3 Rumusan Masalah


Manfaat dari permasalahan ini diharapkan hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
- Memenuhi kebutuhan nutrisi terhadap klien
- Sebagai tolok ukur keseimbangan nutrisi

BAB II
ASUHAN KEPERAWATAN NUTRISI
2.1 Konsep Dasar Nutrisi
2.1.1 Saluran Pencernaan Makanan
Sistem pencernaan berurusan dengan penerimaan makanan dan mempersiapkannya untuk
diasimilasi tubuh. Saluran pencernaan terdiri atas bagian-bagian berikut:
1. Mulut
Mulut merupakan bagian awal dari saluran pencernaan dan terdiri atas dua bagian luar yang
sempit (vestibula), yaitu ruang di antara gusi, bibir, pipi, dan bagian dalam, yaitu rongga
mulut. Di dalam mulut, makanan mengalami proses mekanis melalui pengunyahan yang akan
membuat makanan dapat hancur sampai merata, dibantu oleh enzim amylase yang akan
memecah amilium yang terkandung dalam makanan menjadi maltose.
Proses mengunyah ini merupakan kegiatan terkoordinasi antara lidah, gigi, dan otot-otot
mengunyah. Di dalam mulut, juga terdapat kelenjar saliva yang menghasilkan saliva untuk
proses pencernaan dengan cara mencerna hidrat arang, khususnya amylase, melicinkan bolus
sehingga mudah ditelan, menetralkan, serta mengecerkan bolus.
Kelenjar tersebut terdiri atas: kelenjar parotis, merupakan kelenjar penghasil saliva terbesar
yang terletak di sebelah kiri dan kanan bagian depan agak ke bawah; kelenjar
submandibularis, merupakan penghasil saliva nomer dua setelah kelenjar parotis, terletak
dibawah sisi tulang rahang; dankelenjar sublingualis, penghasil saliva terkecil, letaknya di
bawah lidah.
Dalam proses sekresi, saliva dipengaruhi oleh beberapa factor, di antaranya factor mekanis
(seperti adanya benda bolus dalam mulut), factor psikis (seperti bila mencium atau mengingat
makanan yang enak), dan factor kimiawi (seperti bila makanan terasa asam atau asin).
2. Faring
Faring merupakan bagian saluran pencernaan yang terletak di belakang hidung, mulut, dan
laring. Faring terbentuk kerucut dengan bagian terlebar di bagian atas hingga vertebra
servikal keenam. Faring langsung berhubungan dengan esophagus, sebuah tabung yang
memiliki otot dengan panjang kurang lebih 20-25 cm dan terletak di belakang trakea, di
depan tulang punggung, kemudian masuk melalui toraks menembus diafragma yang
berhubungan langsung dengan abdomen serta menyambung dengan lambung.
Esophagus merupakan bagian yang berfungsi menghantarkan makanan dari faring menuju
lambung. Esophagus berbentuk seperti silinder yang berongga dengan panjang kurang lebih 2
cm dengan kedua ujungnya dilindungi oleh sfingter. Dalam keadaan normal, sfingter bagian
atas selalu tertutup, kecuali bila ada makanan masuk ke dalam lambung. Keadaan ini
bertujuan untuk mencegah gerakan balik sisi ke porgan bagian atas, yaitu esophagus. Proses
penghantaran makanan dilakukan dengan cara peristaltic, yaitu lingkaran serabut otot di
depan makanan mengendor dan yang di belakang makanan berkontraksi.
3. Lambung
Lambung merupakan bagian saluran pencernaan yang etrdiri atas bagian atas (disebut
fundus), bagian utama dan bagian bawah berbentuk horizontal (antrum pilorik). Lambung
berhubungan dengan esophagus melalui orifisium atau kardia dan dengan duodenum melalui
orifisium pilorik. Lambung terletak di bawah diafragma dan di depan pancreas, sedangkan
limpa menempel pada sebelah kiri fundus.
Lambung memiliki fungsi, yaitu fungsi motoris serta fungsi sekresi dan pencernaan. Fungsi
motoris lambung adalah sebagai reservoir untuk menampung makanan sampai dengan sedikit
demi sedikit dan sebagai pencampur adalah memecah makanan menjadi partikel-partikel
kecil yang dapat bercampur dengan asam lambung. Fungsi sekresi dan pencernaan adalah
mensekresi pepsin dan HCI yang akan memecah protein menjadi pepton, amylase memecah
amilium menjadi maltose. Lipase memecah lemak menjadi asam lemak, dan gliserol
membentuk B12 yaitu di ileum, dan mensekresi mucus yang bersifat protektif. Makanan
berada pada lambung selama 2-6 jam, kemudian bercampur dengan getah lambung (cairan
asam bening tak berwarna) yang mengandung 0.4 % HCl untuk mengasamkan semua
makanan serta bekerja sebagai antiseptic dan desinfektan. Dalam getah lambung terdapat
beberapa enzim diantaranya pepsin, dihasilkan oleh pepsinogen serta berfungsi mengubah
makanan menjadi bahan yang lebih mudah larut. Berfungsi membekukan susu atau
membentuk kasein kasinogen yang dapat larut.
4. Usus halus
Usus halus merupakan tabung berlipat-lipat dengan panjang kurang lebih 2,5 m dalam
keadaan hidup. Kemudian akan bertambah panjang menjadi kurang lebih 6m pada orang
yang telah meninggal, akibatnya adanya relaksasi otot yang telah kehilangan tonusnya. Usus
halus terletak di daerah umbilicus dan dikelilingi oleh usus besar yang memanjang dari
lambung hingga katup ileo kolika.
Usus halus terdiri atas 3 bagian, duodenum dengan panjang kurang lebih 25 cm, jejunum
dengan panjang kurang lebih 2m dan illeum dengan panjang kurang lebih 1m atau 3/5 akhir
dari usus. Lapisan dinding dalam usus halus mengandung berjuta-juta vili kira-kira sebanyak
4,5 juta, yang membentuk mukosa menyerupai beludru. Pada permukaan setiap villi terdapat
tonjolan yang menyerupai jari-jari, yang disebut mikrovili. Villi bersama-sama dengan
mikrovilli dan valvula kaniventes menambah luasnya permukaan sekresi dan absorpsi serta
menghalangi agar isinya tidak terlalu cepat berjalan sehingga absorpsi lebih banyak terjadi.
Pada dinding usus halus, khususnya mukosa, terdapat beberapa nodula jaringan limpe yang
disebut kelenjar soliter, berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi. Di dalam ileum,
nodula ini membentuk tumpukan kelenjar yang terdiri atas 20-30 kelenjar soliter.
Fungsi usus halus pada umumnya adalah mencerna dan mengabsorpsi di dalam usus halus,
yaitu pada duodenum, dan di sini terjadi absorpsi besi, kalsium dengan bantuan vitamin B,
vitamin A,D,E, dan K dengan bantuan empedu dan asam folat.
5. Usus besar
Usus besar atau juga disebut sebagai kolon, merupakan sambungan dari usus halus yang
dimulai dari katup ileokolik atau ileosaekal yang merupakan tempat lewatnya makanan. Usus
besar memiliki panjang kurang lebih 1,5 m. kolon terbagi atas asenden, transversum,
desende, sigmoid, dan berakhir di rectum yang panjangnya kira-kira 10 cm dari usus besar.
Dimulai dari kolon sigmoideus dan berakhir pada saluran anal. Tempat kolon asenden
membentuk belokan tajam di abdomen atas bagian kanan disebut fleksura hepatis, sedang
tempat kolon transversum membentuk belokan tajam di abdomen atau bagian kiri disebut
fleksura lienalis.
Fungsi utama usus besar adalah mengabsorpsi air (kurang lebih 90%), elektrolit, vitamin,
dan sedikit glukosa. Kapasitas absorpsi air kurang lebih 5000cc/hari. Flora yang terdapat
dalam usus besar berfungsi untuk menyintesis vitamin K dan B serta memungkinkan
pembusukan sisa-sisa makanan.

2.1.2 Pengertian
Istilah gizi berasal dari bahasa Arab GIZAWI yang berarti nutrisi. Oleh para ahli
diubah menjadi gizi. Gizi adalah subtansi organik dan non organik yang ditemkan dalam
makanan dan dibutuhkan oleh tubuh agar dapat berfungsi dengan baik.
Manusia memerlukan asupan makanan guna memperoleh zat-zat penting yang di
kenal istilah nutrisi. Nutrisi berfungsi untuk memperbaiki jaringan tubuh, mengatur proses
dalam tubuh, sebagai sumber energi, serta untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit.
Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah untuk memberikan energi bagi aktivitas tubuh,
membentuk struktur kerangka, dan jaringan, serta mengatur berbagai proses kimia di dalam
tubuh.
Dalam konsep dasar nutrisi di kenal istilah nutrien. Nutrien adalah substansi organik
dan anorganik khusus yang terdapat dalam makanan yang diperlukan tubuh agar dapat
menjalankan fungsinya. Nutrien mempunyai 3 fungsi utama:
1. Menyediakan energi untuk proses dan pergerakan tubuh.
2. Menyediakan struktur material utuk jaringan tubuh seperti tulang dan otak.
3. Mengatur proses tubuh.
(sumber: Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007. Kebutuhan
Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek Gresik)
Status Nutrisi Optimal
Sering disebut energi balance yaitu jumlah energi yang di konsumsi di kurangi energi
yang dikeuarkan. Positif energy balance (input>Output,Negative energy balance,
Input<Output)
Energi Input
Yang dimaksud energi input mencangkup:
a. Sumber energi: karbohidrat, protein, lemak
b. Alat ukur: calori/joule
c. Calori, panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 10 C dari 1 gram air.
d. Kilo calori, jumlah energi panas yang diperlukan untuk meningkatkan suhu 1 0C dari 1
kilogram air.
Energi Output
Energi output meliputi:
a. energi output merupakan energi yang dikeluarkan oleh tubuh agar jaringan dan organ
berfungsi
b. sumber energi: ikatan molekul-molekul phosphat ATP dari hasil proses metabolisme tubuh
yang mengandung tinggi energi
Keperluan Energi
Keperluan energi ditentukan 2 hal, sebagai berikut:
a. BMR (Basal Metabolisme Rate)
Merupakan reaksi kimia yang terjadi saat tubuh dalam keadaan istirahat.
BMR adalah jumlah calori yang dihabiskan setiap jam oleh tubh dalam keadaan istirahat.
BMR = calori/meter/jam
- Pria = 1,0 Kcal/Kgbb/jam
- Wanita = 0,9 Kcal/Kgbb/jam
(sumber= internet)
b. Jumlah energi lain yang dihabiskan dalam keadaan aktif.
Fungsi energi adalah:
- Menyediakan energi untuk proses dalam tubuh dan latihan aktifitas
- Menyediakan struktur materi untuk jaringan tubuh misalnya tulang dan otot tubuh
- mengatur proses tubuh lainnya.

2.1.3 Elemen Nutrisi


Elemen nutrisi terdiri atas
1. AIR
Air merupakan komponen terbesar yang diperlukan oleh tubuh. Air meliputi 60%-80%
berat badan individu dewasa dan 80% berat badan bayi(Potter dan Pery,1992). Individu
dewasa dapat kehilangan cairan 2-3 liter/hari melalui keringat, urine, dan pernafasan.
Individu dewasa rata-rata memerlukan 6-8 gelas air/ hari. Fungsi air bagi tubuh untuk
membantu proses atau reaksi kimia dalam tubuh serta berperan mengontrol temperature
tubuh.
Tabel keseimbangan cairan pada pria deawasa di daerah iklim sedang
Asupan(input) Ml/hari Haluran Ml/hari
(output)
Minuman 1300 Uine 1500
Makanan 900 Keringat 550
Oksidasi nutrisi 300 Penguapan 350
Tinja 100
Total 2500 total 2500

2. KARBOHIDRAT
Karbohidrat merupakan kelompok nutrien yang berfungsi sebagai sumber energy bagi
tubuh, sebagai penghasil lemak, sebagai pasangan protein.
Jenis-jenis karbohidrat:
Monosakarida (C6H12O6)
Laktosa :terdapat pada buah-buahan
Fruktosa :terdapat pada buah-buahan, madu, tebu
Galaktosa :tidak ditemukan dalam keadaan aslinya. Akan di temukan jika laktosa
dipecah.
Disakarida (C12H22O11)
Sukrosa :terdapat dalam tebu
Laktosa :terdapat pada susu
Maltosa :tidak terdapat dialam bebas, diperoleh dari hindolisis amilum dengan bantuan
enzim diatase.
3. PROTEIN
Protein adalah kimia hasil hidrolis dari pencernaan yang merupakan unsur pokok untuk
membangun kembali asam amino. Asam amino disimpan dalam jaringan dalam bentuk
hormon. Protein berfungsi mempertahankan dan menganti sel-sel yang rusak. Setiap 1 gram
proten menghasilkan 4 Kkal.
12 jenis asam amino yang umum ditemukan dalam protein 8 diantaranya merupakan
asam amino esensial. Asam amino yang tidak dapat disintensis oleh tubuh. oleh karena itu di
dapat dari makanan.
Sumber protein antara lain daging, telur, ayam, ikan dll. Masalah defisien protein yang
hebat menyebabkan penyakit yang disebut kwashiokor.
4. LEMAK
Lemak adalah kelompok zat kimi organic yang berminyak dan tidak bias tercampur
dengan air tetapi bisa tercampur dengan alcohol. Zat kimia ini adalah lipid. Elemen yang
terdapat pada lemak adalah karbon, hydrogen, oksigen. Lemak tunggal disebut Tri gliserit. 1
gr lemak akan menghasilkan 9 kkal/38kJ. Proses terbentuknya lemak disebut lipogenesis.
Fungsi lemak antara lain sebagai sumber energy, sumber asam lemak esensial,
menyerp vitamin larut lemak.
Sumber lemak bias didapat dalam metega, keju, daging sapi, kacang tanah, ikan cord, susu.
5. VITAMIN
Vitamin ialah senyawa organic yang idak dapat dibuat oleh tubuh dan diperlukan
dalam jumlah besr sebagai katalisator dalam proses etabolisme.
Vitamin secara umum dikelompokan dalam:
a.Vitamin yang dapat larut dlam lemak :Vit A,D,E,dan K.
b.Vitamin Vitamin yang larut dalam air : Vit B dan C
6. MINERAL
Mineral adalah unsur kimia selain karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen yang
dibutuhkan oleh tubuh.
Mineral dikategorikan menjadi dua :
1. Makromineral
Yaitu seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah lebih 100 mg.
Contohnya : Kalsium, pospor, sodium, potassium.
2. Mikromineral
Yaitu seseorang memerlukan setiap harinya sejumlah kurang lebih100mg
Contohnya:Besi,mangan,seng,sodium,iodium,cobalt,dll.
Mineral dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori:
1.Bagian struktur jaringan
2,Membantu keseimbangan air dan asam basa
3.Bentuk komponen yang pnting molekul organic,beberapa enzim,hormon,mengatur proses
tubuh
4.Saraf tranmisi impulse saraf dan kontraksi otot

2.1.4 Kebutuhan Nutrisi sesuai tingkat perkembangan usia


1.Bayi
Yang dimaksud bayi adalah usia 0-12 bulan. Kalori yang dibutuhkan sekitar 110-120
kalori/kg/hari. Kebutuhan cairan sekitar 140-160 ml/kg/hari. Bayi sebelu usia 6 bulan
pemberian nutrisi yang pokok adalah air susu ibu. ASI sangat cocok diberikan sampai umur
minimal 4 bulan.
Adapun keuntungan pemberian ASI adalah :
a.ASI merrupakan nutrisi yang komplit
b. Dalam ASI terdapat laktobasilus bilidus adalah mikroorganisme dalam ASI yang
bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang berbahaya dalam
intesnial.
c. Protein dalam ASI banyak
d. ASI mengandung lipose untuk membantu bayi yang imatur dalam pencerrnaan lemak.
2.Masa anak tolder (1-3 th) dan pra sekolah (3-5 th)
Masa anak penting untuk mendidik pola makan yang benar.
Kebiasaan yang sebaiknya diajarkan pada usia ini antara lain:
a. penyediaan makanan dalam berbagai variasi
b. membatasi makanan manis
c. konsumsi diet yang seimbang
Kebutuhan kalori pada anak usia 1 tahun = 100kcal/hari dan anak usia 3 tahun 300-500
kcal/hari.
3.Anak sekolah (6-12 th)
Pola makanan pada usia ini perlu diperhatikan, karena pada sia ini anak-anak senang
makanan yang dijual di luar rumah.
Kebutuhan nutrisi anak berdasarkan golongan umur dalam tahun :
Usia Kalori Protein Cal Fe Vit A Vit B Vit C
10-12 1900 60 0,75 8 2500 0,7 25
7-9 1600 50 0,75 7 2500 0,6 25
5-6 1400 40 0,50 6 2500 0,6 25
Tahun Cal dr dr Mg U Mg Mg

4. Masa adolescents remaja (13-21 th)


Kebutuhan kalori, protein, mineral, dan vitamin sangat tinggi berkaitan dengan proses
pertumbuhan.
Lemak tubuh meningkatkan akan mengakibatkan obesitas sehingga akan menimbulkan stress
terhadap body image yang terdapat mengakibatkan masalah kesehatan.
5.Masa dewasa muda (23-30 th)
Kebutuhan nutrisi pada usia ini un tuk proses pertumbuhan, proses pemeliharaan dan
pebaikan tubuh, mempertahankan keadaan gizi.
6. Masa dewasa (31-45 th)
Masa dewasa masa produktif kususnya terkait dengan aktifitas fisik, karena umur ini
merupakan puncak untuk aktifitas hidup terutma dalam aktifitas bekerja. Kebutuhan nutrisi
dibedakan antara tingkat pekerjaan ringan, berat, sedang.
7.Dewasa tua (46 th keatas)
Kebutuhan unsur-unsur gizi sudah jauh berkurang, pada usia lanjut maka BMR akan
berkurang 10-30%. Maka aktifitas mengalami degenerative
8. Wanita masa kehamilan menyusui
Wanita hamil dan ibu menyusui sangat memerlukan makanan yang baik dan cukup.
Sebagai bahan pertimbangan untuk dapat menghasilkan 1 liter ASI harus menyediakan kalori
sebanyak 150 kal sedangkan ASI meagandung 75 kal,12 gr protein, 45 gr lemak laktosa
vitamin dll.
Kebutuhan gizi untuk ibu hamil dan menyusui
Jenis kebutuhan Ibu hamil Ibu menyusui
Kalori 2500 gr 300 gr
Protein 85gr 100 gr
Calsium 1,5 gr 2gr
Ferum 15 gr 15 gr
Vit A 8000 U.I 8000 U.I
Vit B 1,8 mg 2,8 mg
Vit C 100 mg 150 mg
Riboflavin 2,5 mg 3 mg
Vit D 400-800 U.I 400-800 U.I
Air 6-8 gelas 6-8 gelas

2.1.5 Faktor yang mempengaruhi kebutuhan nutrisi


a. Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi
pola konsumsi makanan.
b. Prasangka
Prasangka buruk terhadap beberapa jenis bahan makanan bergizi tinggi dapat
mempengaruhi status gizi seseorang.
c. Kebiasaan
adanya kebiasaan yang merugikan atau pantangan terhadap makanan tertentu juga
dapat mempengaruhi ststus gizi.
d. Kesukaan
Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan dapat mengakibatkan
kurangnya vaiasi makanan sehingga tubuh tidak memperoleh zat-zat yang dibutuhkan secara
cukup.
e. Ekonomi
Status ekonomi seseorang dapat merubah status gizi seseorang karena penyediaan
makanan bergizi, menbutuhkan pendanaan yang tidak sedikit.

2.2 Asuhan Keperawatan Nutrisi


2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan dasar utama proses keperawatan, pengkajian data terhadap pasien
harus sistematis dan akurat. Dengan pengkajian dapat menentukan aktifitas untuk
memecahkan masalah klien dan digunakan sebagai sumber data dasar yaitu data fisiologis,
psikologis, sosiobudaya, perkembangan, dan spiritual.
Untuk mengkaji status nutrisi pasien dipaparkan pendekatan ABCD, yaitu:
a. Anthropolometric measurement
Tujuan pengukuran ini adalah mengevaluasi pertumbuhan dan mengkaji status nutrisi
serta ketersediaan energi tubuh.
Pengukuran anthopometrik terdiri atas:
1. Tinggi badan
Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan alita dilakukan dalamposisi berdiri
tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi pada posisi terbaring. Satuan tinggi badan adalah cm
atau inchi.
2. Berat badan
Alat ukur berat badan yang lazim digunakan adalah timbangan manual, meskipun ada alat
ukur yang mengunakan sistem digital elektrik. berat badan yang ideal: (TB-100) 10&. Hal-
hal yang harus diperhatikan dalam mengukur berat badan:
a. Alat ukur skala ukur yang digunakan tetap sama setiap kali menimbang
b. Menimbang tanpa alas kaki
c. Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang
d. Waktu (jam) penimbangan relatif sama, misalnya sebelum dan sesudah makan
(menurut Wanit Iqbal Mubarak, SKM dan Ns Nurul Chayati, S.Kep, 2007. Buku ajar
Kebutuhan Dasar Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik)

3. Tebal lipatan kulit


Bertujuan untuk menentukan presentase lemak pada tubuh, mengkaji kemungkinan
malnutrisi, berat badan normal, atau obesitas. Area yang sering digunakan untuk pengukuran
ini adalah lipatan kulit trisep (trisep skinfold [TSF] skapula, dan suprailiaka.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran antara lain:
a. Anjuran klien unutk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran
b. Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien
c. Dalam pengukuran TSF, utamakan lengan klien yang tidak dominan
d. Pengukuran TSF dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara akronim dan olekranon
e. Klien dianjurkan untuk rileks saat pengukuran
f. Alat ukur yang digunakan adalah kapiler
g. Nilai normal wanita : 16,5-18 cm
Pria : 12,5-16,5cm
4. Lingkar Tubuh
Umumnya area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini kepala, dada, dan otot bagian
lengan atas.
b. Biochemical data
Pengkajian status nutrisi klien ditunjang dengan pemeriksaan laboratorium. Klien
diperiksa darah dan urinnya yang meliputi pemeriksaan hemoglobin, hemaktokrit, albumin.
Albumin berfungsi untuk memelihara kesembangan cairan dan elektrolit serta untuk
transportasi nutrisi dan hormone.
1. Hemoglobin normal
Pria : 13-16 g/dl
Wanita : 12-14 g/dl
2. Hematokrit normal
Pria : 40-48 vol %
Wanita : 37-43 vol%
3. Albumin normal
Pria dan wanita: 4-5,2 g/dl
c. Clinical sign of nutrional status
Klien dengan maslah nutrisi akan memperhatikan tanda-tanda abnormal tersebut bukan
saja pada organ-organ fisiknya tetapi juga fisiologisnya. Tanda-tanda klinik untuk mengetahui
status individu:
Organ / sistem Tanda normal Tanda abnormal
tubuh
Rambut Licin, berkilau, Kusam, rontok,
baik kering atau tumbuh tidak
berminyak sempurna
Kulit Halus, sedikit Kering, pecah-
basah, tugor baik pecah, bersisik
Mata Bersih an bersinar, Tidak bercahaya,
konjuntiva tidak konjungtiva pucat
pucat
Cardiovaskuler HR, tensi, nadi, HR, tensi tidak
irama jantung normal, irama
teratur jantung tidak
teratur
Otot-otot Kuat dan Lembek dan
berkembang biak berkembang tidak
baik
Gastrointestinal Nafsu makan baik, Nafsu makan
BAB/BAK teratur kurang, diare, sulit
dan normal menelan,
konstipasi
Aktifitas Bersemangat, giat Energi kurang,
dan tidur normal lemah, susah tidur
Neurologi Refleks normal, Refleks kurang,
emosi dan iritable, perhatian
perhatian baik kurang, dan emosi
labil
Clinikal singn gangguan nutrisi di golongkan sebagai berikut:
1. Protein calorie malnutrision (PCM/PEM)
Suatu kondisi status nutrisi buruk akibat kekurangan kualitas dan kuantitas konsumsi
nutrisi, dengan kateggori sebagai berikut:
a. PCM/PEM ringan
BB kurang dari 80% dari BB normal sesuai umur
b. PCM/PEM sedang
60% dari BB normal sesuai umur Sd 80% dari BB normal
c. PCM/PEM berat
BB kurang dari 60% dari BB normal sesuai umur
2. Kwashior
Malnutrisi yang terjadi akibat diet protein yang tidak adekuat pada bayi ketika sudah
tidak mendapatkan ASI. Defisiensi protein dapat berakibat: retardasik metal, kemunduran,
apatis, edema, otot-otot tidak tumbuh dll. Tanda klinis kwashiokor:
a. Odem
b. Gangguan pertumbuhan
c. Perubahan kejiwaan
d. Otot tumbuh terlihat lemah
3. Maramus
Sindrom akibat defisiensi calorie d protein. Defisiensi kalori dan protein berakibat: kelaparan,
hilangnya jaringan-jaringan tubuh, BB < dari normal, diare
PCM juga berakibat kurang baiknya penanganan klien selama menjalani proses perawatan di
berbagai fasilitas kesehatan
4. Obesitas
Status obesitas dapat ditegakkan apabila berat badan lebih dari normal (20-30%>normal)
5. Over weight
Suatu keadaan berat badan 10% melebihi berat badan ideal
d. Dietery history
Masyarakat pada umumnya pernah melakukan diet. Akan tetapi cara ini hanya
merangsang pengeluaran cairan, bukan perubahan kebiasaan makanan (Moore Courney,
Mary, 1997). Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya, latar belakang,
status sosial ekonomi, aspek psikologi. Faktor yang perlu dikaji dalam riwayat konsumsi
nutrisi/diet klien:
Pola diet/makan Vegetarian, tidak makan ikan laut, dll
Pengetahuan Penentuan tingkat pengetahuan klien
tentang nutrisi mengenai kebutuhan nutrisi
Kebiasaan MI melihat bersama-sama, makan sambil
Makanan mendengarkan musik, makan sambil
melihat televisi
Makanan Suka makan lalap, suka sambel, suka
kesukaan coklat, suka roti
Pemasukan cairan Jumlah cairan tiap hari yang diminum,
jenis minuman, jarang minum
Problem diet Sukar menelan, kesulitan mengunyah
Tingkat aktivitas Jenis pekerjaan, waktu bekerja
siang/malam, perlu makanan tambahan
atau tidak
Riwayat Adanya riwayat penyakit diabetus melitus,
kesehatan/ adanya alergi
pengkomsumsian
obat

2.2.2 Diagnosis Keperawatan


Diagnosis keperawatan yang dapat terjadi pada masalah kebutuhan nutrisi adalah:
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Definisi: keadaan dimana intake nutrisi kurang dari keadaan metabolism tubuh
Kemungkinan ditemukan data:
a. Meningkatkan kebutuhan kalori dan kesulitan mencerna secara berkelanjutan akibat penyakit
infeksi, luka bakar, ataupun kanker
b. Disfagia akibat kelumpuhan serebral
c. Penurunan absorpsi nutrisi akibat toleransi laktosa
d. Penurunan nafsu makan
e. Sekresi berlebihan, baik melalui latihan fisik, muntah, diare, ataupun pengeluaran lainnya
f. Ketidakcukupan absorpsi akibat efek samping obat atau lainnya
g. Kesulitan mengunyah

Masalah klinik yang berhubungan dengan:


a. Anoreksia nervosa
b. AIDS
c. Pembedahan
d. Kehamilan
e. Kanker
f. Anemia
g. Marasmus
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan nutrisi
Definisi: klien dengan risiko atau actual mengkonsumsi makanan melebihi dari kebutuhan
metabolism tubuh
Kemungkinan data yang ditemukan:
a. Perubahan pola kenyang akibat efek obat atau radiasi
b. Penurunan fungsi pengecap atau penciuman
c. Kurangnya pengetahuan tentang nutrisi
d. Penurunan kebutuhan metabolisme
e. Kelebihan asupan
f. Perubahan gaya hidup

Kondisi klinis kemungkinan terjadi pada:


a. Obesitas
b. Hipotiroidesme
c. Klien dengan pemakaian kortikosteroid
d. Imobilisasi

2.2.3 Perencanaan
Tujuan :
1. Meningkatkan nafsu makan apabila nutrisi kurang
2. Membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parental
Rencana tindakan :
1. Monitor perubahan factor yang menyebabkan terjadinya kekurangan kebutuhan nutrisi atau
kelebihannya dan status kebutuhan nutrisi
2. Kurangi factor yang mempengaruhi perubahan nutrisi
3. Ajarkan untuk merencanakan makanan
4. Kaji tanda vital dan bising usus
5. Monitor glukosa, elektrolit, albumin, dan hemoglobin
6. Berikan pendidikan tentang cara diet, kebutuhan kalori, atau tindakan lainnya.

Tindakan pada gangguan kekurangan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:
Mengurangi kondisi atau gejala penyakit yang menyebabkan penurunan nafsu makan
Memberikan makanan yang disukai sedikit demi sedikit tetapi sering memperhatikan jumlah
kalori dan tanpa kontraindikasi
Menata ruangan senyaman mungkin
Menurunkan stress psikologis
Menjaga kebersihan mulut
Menyajikan makanan mudah dicerna
Hindari makanan yang mengandung gas

Tindakan pada gangguan obstruksi mekanis secara umum dapat dilakukan dengan cara:
Lakukan kebersihan mulut segera dengan kumur-kumur menggunakan minuman bikarbonat
rendah kalori atau 1/2 atau1/4 larutan hiderogen peroksida dan air sebagai pembersih mulut
Ajarkan teknik mempertahankan nafsu makan dengan mengubah variasi dan kepadatan
seperti jus atau sop kental
Gunakan suplemen tinggi kalori atau protein

Tindakan pada gangguan kesulitan makan secara umum dapat dilakukan dengan cara :
Atur posisi seperti duduk tegak 60-90 derajat pada kursi atau ditepi tempat tidur
Pertahankan posisi selama 10-15 menit
Fleksikan kepala ke depan pada garis tengah tubuh 45 derajat untuk mempertahankan
kepatenan esophagus
Mulai dari jumlah yang kecil
Anjurkan untuk membersihkan mulut, hindari makanan yang pedas atau asam, makanan
berserat (sayuran mentah), dan rendam makanan kering agar lunak

Tindakan pada gangguan kelebihan nutrisi secara umum dapat dilakukan dengan cara:
Hindari makanan yang mengandunf lemak
Berikan motivasi untuk menurunkaanberat badan
Lakukan program olah raga
2.2.4 Implementasi
1. Pemberian Nutrisi Melalui Oral
Pemberian nutrisi melaui oral merupakan tindakan keperawatan yang dilakukan pada klien
yang tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi secara sendiri dengan cara membantu
memberikan makan.nutrisi melalui oral (mulut), bertujuan memenuhi kebutuhan nutrisi
pasien dan membangkitkan selera makan pada klien.
Alat dan Bahan:
1. Piring
2. Sendok
3. Garpu
4. Gelas
5. Serbet
6. Mangkok cuci tangan
7. Pengalas
8. Jenis diet

Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelasksn prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi klien
4. Pasang pengalas
5. Anjurkan klien untuk berdoa sebelum makan
6. Bantu untuk melakukan makan dengan cara menyuapkan makanan sedikit demi sedikit dan
berikan minum sesudah makan
7. Setelah selesai, bersihkan mulut klien dan anjurkan untuk duduk sebentar
8. Cacat hasil atau respon pemenuhuan terhadap makan
9. Cuci tangan
2. Pemberian Nutrisi Melalui Pipa Penduga/Lambung
Pemberian nutrisi melalui pipa penduga/lambung merupakan tindakan keperawatan yang
dilakukan pada klien yang tidak mampu menelan dengan cara memberi makan melalui pipa
lambung atau pipa penduga. Tujuannya untuk memenuhi kebutuhan nutrisi klien.
Alat dan Bahan:
1. Pipa penduga dalam tempatnya
2. Corong
3. Spuit 20 cc
4. Pengalas
5. Bengkok
6. Plester, gunting
7. Makana dalam bentuk cair
8. Air matang
9. Obat
10. Stetoskop
11. Klem
12. Baskom berisi air (kalau tidak ada stetoskop)
13. Vaselin

Prosedur kerja:
1. Cuci tangan
2. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3. Atur posisi klien dengan posisi semiflower
4. Bersihkan daerah hidung dan pasangkan pengalas di daerah dada
5. Letakkan bengkok di dekat klien
6. Tentukan letak pipa penduga dengan cara mengukur panjang pipa dari epigastinum sampai
hidung kemudian dibengkokkan ke telinga dan beri tanda batasnya
7. Berikan vaselin pada ujung pipa dan klem pangkal pipa tersebut lalu masukkan melalui
hidung secara perlahan-lahan sambil klien dianjurkan untuk menelannya
8. Tentukan apakah pipa tersebut benar-benar sudah masuk ke lambung dengan cara:
Masukkan ujung selang yang diklem ke dalam baskom yang berisi air (klem dibuka),
perhatikan bila ada gelembung maka pipa masuk ke paru, dan jika tidak ada gelembung maka
pipa masuk ke lambung. Setelah itu diklem atau dilipat kembali
Masukkan udara dengan spuit ke dalam lambung melalui pipa tersebut dan dengarkan
dengan stetoskop. Bila di lambung terdengar bunyi, berarti pipa tersebut sudah masuk,
setelah itu keluarkan udara yang ada didalam sebanyak jumlah yang dimasukkan
9. Setelah selesai, maka lakukan tindakan pemberian makanan dengan cara pasang corong atau
spuit pada pangkal pipa
10. Masukkan air matang 15 cc pada awal dengan cara dituangkan lewat pinggirnya
11. Berikan makanan dalam bentuk cair yang tersedia, setelah itu bila ada masukkan obat dan
beri minum lalu pipa penduga diklem
12. Catat hasil tau respons klien selama pemberian makanan
13. Cuci tangan

3. Pemberian Nutrisi Melalui Parenteral


Pemberian nutrisi melalui parenteral merupakan pemberian nutrisi berupa cairan infuse
yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui darah vena, baik secara sentral (untuk nutrisi
parenteral total) ataupun vena perifer (untuk nutrisi parental parsial). Pemberian nutrisi
melalui parental dilakukan pada klien yang tidak bias makan melalui oral atau pipa
nasograstik dengan tujuan untuk menunjang nutrisi sentral yang hanya memenuhi sebagian
kebutuhan harian.
1. Nutrisi Parenteral Parsial
Merupakan pemberian sebagian kebutuhan nutrisi melalui intravena. Sebagian
kebutuhan nutrisi harian pasien masih dapat di penuhi melalui enteral. Cairannya yang biasa
digunakan dalam bentuk dekstrosa atau cairan asam amino.
2. Nutrisi Parenteral Total
Merupakan pemberian nutrisi melalui intravena dimana kebutuhan nutrisi
sepenuhannya melalui cairan infuse karena keadaan saluran pencernaan klien tidak dapat
digunakan. Cairan yang dapat digunakan adalah cairan yang mengandung karbohidrat seperti
Triofusin E 1000, cairan ini yang mengandung asam amino seperti Pan Amin G, dan cairan
yang mengandung lemak seperti intralipid
3. Jalur pemberian nutrisi parenteral dapat melalui vena sentral untuk jangka waktu lama dan
melalui vena perifer.
(Hidayat,AAA & Uliyah, M, 2005)
2.2.5 Evaluasi
1. Meningkatkan nafsu makan ditunjukkan dengan adanya kemampuan dalam makan serta
adanya perubahan nafsu makan apabila terjadi kurang dari kebutuhan.
2. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi ditunjukkan dengan tidak adanya tanda kekurangan atau
kelebihan berat badan
3. Mempertahankan nutrisi melalui oral atau parenteral ditunjukkan dengan adanya proses
pencernaan makanan yang adekuat

BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Kebutuhan nutrisi berkaitan erat dengan aspek-aspek yang lain dan dapat dicapai jika
terjadi keseimbangan dengan aspek-aspek yang lain. Nutrisi berpengaruh juga dalam fungsi-
fungsi organ tubuh, pergerakan tubuh, mempertahankan suhu, fungsi enzim, pertumbuhan
dan pergantian sel yang rusak. Dan dengan pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tubuh manusia,
maka akan terhindar dari ancaman-ancaman penyakit.
3.2 Saran
Kebutuhan nutrisi dalam tubuh setiap individu sangat enting untuk diupayakan. Upaya
untuk melakukan peningkatan kebutuhan nutrisi dapat dilakukan dengan cara makan-
makanan yang seimbang 4 sehat 5 sempurna dengan di imbangi keadaan hidup bersih untuk
setiap individu. Hal tersebut harus dilakukan setiap hari, karena tanpa setiap hari maka tubuh
manusia bisa terserang penyakit akibat imune tubuh yang menurun.

DAFTAR PUSTAKA
A. Aziz alimul H,2009. Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses
Keperawatan jilid 2. Jakarta: Salemba Medika
Brunner & Suddart, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Vol.1 Jakarta:
EGC
Tarwoto wartonah, 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawata. Jakarta:
Salemba Medika
Wahid Iqbal Mubarak, SKM & Ns. Nurul Chaygtin, S.Kep, 2007.Kebutuhan
Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktek Gresik

Anda mungkin juga menyukai