Definisi
Syok atau
shock
adalah suatu kondisi dimana tidak adekuatnya aliran darah ke jaringandan sel-sel tubuh yang
mengakibatkan tidak adekuatnya oksigen dan nutrisi ke sel. Syok juga merupakan kondisi
hilangnya volume darah sirkulasi efektif. kemudian diikuti perfusi jaringan dan organ yang
tidak adekuat, yang akibat akhirnya gangguan metabolik seluler (Brunner and Suddarth,
2002). Syok dapat terjadi sebagai akibat dari berbagai komplikasi penyakit dansemua klien
yang mempunyai potensi untuk mengalami keadaan syok.Tanda-tanda renjatan adalah dengan
pemeriksaan fisik, klien dengan syok akan terlihat pucat dan lemas. Pada perubahan
ekstermitas terasa dingin, vena kolaps, nadi lemah dancepat dengan jumlah denyut nadi
>100/menit. Pengukuran tekanan darah akanmemperlihatkan hasil yang sangat rendah
(sistolik <100 mmHg. Gejala lain berupa oligukari.Bila renjatan berlangsung lama, akan
terjadi penurunan kesadarn, mulai dari apatis, stupor,koma dan akhirnya meninggal.B
Etiologi
Penyebab syok ada 2 macam yaitu:
1.Hemoragik/pendarahan (trauma, perdarahan)
2.Non hemoragik (dehidrasi, muntah, diare, luka bakar, asites, peritonitis, ileusobstruktif,
edema, dieresis yang berlebihan)C
Klasifikasi
Menurut Brunner and Suddarth (2002), klasifikasi syok berdasarkan penyebab terbagimenjadi
3 yaitu:
1.Syok Hipovolemik
2.Syok Kardiogenik
,Syok kardiogenik terjadi ketika terdapat gangguan kemampuan pompa jantung,
sebabyadapat berasal dari gangguan koroner dan non-koroner. Klien dalam syok
kardiogenik dapat mengalami angina dan terjadi disritmia. Apabila kemampuan jantung
untuk memompa darah keluar mengalami kerusakan maka akan terjadi 2 peristiwa
patologisyaitu penurunan volume sekuncup sehingga menyebabkan penurunan TD dan
ventrikelyang melemah tidak dapat memompakan darah dengan sempurnasaat systole
sehinggaterjadi penumpukan cairan dalam paru-paru.
3Syok Distributif atau vasogenik
,Syok distributif terjadi ketika volume darah secara abnormal berpindah tempat
dalamvaskulatur seperti ketika darah mengumpul dalam pembuluh darah perifer.
Perpindahandarah ini menyebabkan hipovolemia relatif karena tidak cukup darah yang
kembali ke jantung, yang selanjutnya mengarah pada ketidak cukupan perfusi jaringan.
Syok distributif membagai dalam 3 klasifikasi yaitu:
a.Syok Neurogenik
Syok neurogenik dapat disebabkan oleh cedera medulla spinalis,anestesi spinal
dankerusakan sistem saraf. Syok neurogenik juga dapat terjadi sebagai akibat kerja obat-
obatan depresan atau kekurangan glukosa. Syok neurogenik ditandai dengan kulit kering,
hangat dan bukan dingin, lembab seperti yang terjadi pada syok hipovolemik. Tanda lainnya
yaitu bunyi jantung brakikardi.
bSyok Analfilaktik
Syok anafilaktik disebabkan oleh reaksi alergi ketika klien sebelumnya sudah
membentuk antibodi terhadap benda asing (antigen) mengalami reaksi antigenantibodi
sistemik. Syok anafilaktif terjadi dengan cepat dan mengancam jiwa. Haltersebut dikarenakan
klien yang mengalami syok anafilaktik sebelumnya sudahterpajan pada antigen dan telah
membentuk antibodi terhadap antigen tersebut.
c.Syok Septik
Syok septik disebabkan oleh infeksi yang menyebar luas. syok septic dibagi menjadi2
fase yaitu:- F a s e h a n g a t a t a u h i p e r d i n a m i k , d i t a n d a i o l e h t i n g g i n y a c u r a h
j a n t u n g a t a u vasodilatasi.- F a s e d i n g i n a t a i h i p o d i n a m i k y a n g d i t a n d a i
d e n g a n v a s o k o n t r i k s i y a n g merupakan upaya tubuh untuk mengkompensasi
hipovolemia yangdisebabkan oleh kehilangan volume intravaskular melalui kapiler.D
Patofisiologi
1.Efek Syok Selular
Pada kondisi tubuh yang mengalami syok, sel-sel tidak mendapat
pasokan darah yangadekuat sehingga terjadi kekurangan oksigen dan nutrien
dalam sel, karenanya sel-selmelalui metabolisme anaerob harus menghasilkan energi.
Metabolisme ini menghasilkantingkat energi yang rendah dari sumber nutrien dan lingkungan
intraseluler yang bersifatasam. Perubahan ini mengakibatkan fungsi normal sel
menurun; sel membengkak danmembrannya menjadi lebih permeabel sehingga
memungkinkan elektrolit dan cairan untuk merembes dari dan ke dalam sel yang pada
akhirnya menyebabkan pompa kaliun-natrium menjadi terganggu. Akibatnya, struktur
sel (mitokondria dan lisosom) menjadi rusak dan pada akhirnya dapat menyebabkan
kematian sel (Smeltzer & Bare, 2002).
Mekanisme utama yang mengatur tekanan darah melalui baroreseptor
(reseptor tekanan) terletak pada sinus karotis dan arkus aorta. Reseptor tekanan ini
menghantarkanimpuls ke pusat saraf simpatik yang terletak di medulla otak. Pada
kejadian turunnyatekanan darah, katekolamin (epinefrin dan norepinefrin) dilepaskan dari
medulla adrenals e h i n g g a m e n y e b a b k a n p e n i n g k a t a n f r e k u e n s i j a n t u n g d a n
v a s o k o n t r i k s i , d e n g a n demikian memulihkan tekanan darah. Kemoreseptor
yang terletak di arkus aorta dan arteri karotis mengtur tekanan darah dan frekuensi
pernapasan menggunakan mekanismeyang sama. Disamping itu, ginjal juga mengatur
tekanan darah yang disebabkan oleh pelepasa renin, yang menyebabkan pengubahan
angiotensin I menjadi angiotensin II,yaitu vasokontriktor yang poten. Efek ini secara tidak
langsung menyebabkan pelepasanaldosteron dari korteks adrenal yang menyebabkan retensi
natrium dan air. Kadar natriumy a n g m e n i n g k a t m e n s t i m u l a s i p e l e p a s a n AD H
o l e h k e l e n j a r p i t u i t a r y. AD H j u g a menyebabkan ginajl menahan air lebih banyak
dalam upaya untuk meningkatkan volumedarah (Smeltzer & Bare, 2002).
Manifestasi klinik
Manifestasi klinik dari syok hipovolemik yaitu menurunnya tekanan arteri,
meningkatnya pulsasi, ekstremitas dingin, kulit basah, kulit pucat, CRT>2detik, rasa haus,
diaphoresis, perubahan sensori, oliguria, asidosis metabolik, dan hiperpnea (Smeltzer & Bare,
2002).
Komplikasi
Komplikasi yang terjadi apabila klien syok tidak langsung diatasi dengan
cepat yaitu gagalginjal, gagal napas atau ARDS, sampai dengan kematian (Corwin, 2009).
Penatalaksanaan Kedaruratan
Penatalaksanaan syok dapat dilakukan dengan memperhatikan:1
Perbaiki volume darah sirkulasi dengan penggantian cairan dan darah cepat
sesuaik e t e n t u a n u n t u k m e n g o p t i m a l k a n p r e l o a d j a n t u n g ,
m e m p e r b a i k i h i p o t e n s i , d a n mempertahankan perfusi jaringan.a
Kateter tekan vena sentral dimasukkan dalam atau didekat atrium kanan
u n t u k bertindak sebagai petunjuk penggantian cairan. Pembacaan tekanan vena
sentralkontinu (CVP) memberi petunjuk derajat perubahan dari pembacaan data
dasar dankateter juga sebagai alat untuk penggantian volume cairan darurat. b
Jarum atau kateter IV diameter besar dimasukkan kedalam vena perifer. Dua ataul e b i h
kateter mungkin perlu untuk penggantikan cairan cepat dan
p e n g e m b a l i a n ketidakstabilan hemodinamik; penekanan pada penggantian volume.- B u a t
jalur IV dikedua ekstremitas atas dan bawah jika dicurigai bahwa
p e m b u l u h utama di dada atau abdomen telah terganggu
Mulai tranfusi terapi komponen darah sesuai program, khususnya saat kehilangandarah telah
parah atau klien terus mengalami hemoragi.c
Pasang kateter urine tidak menetap: catat haluaran urine setiap 15-30
m e n i t , volume urine menunjukkan keadekuatan perfusi ginjal. Pengeluaran urin <30ml/jam
atau0,5ml/kgBB/jam menunjukkan perfusi ginjal yang tidak adekuat5
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi:- P e m e r i k s a a n A G D ( n i l a i g a s d a r a h
& p H ) - S G O T / S G P T ( f u n g s i h a t i ) - Tes k o a g u l a s i ( P T, P T T ) j i k a
a d a b u k t i p e r d a r a h a n , -Pemeriksaan darah lengkap/ kultur darah untuk
mengetahui golongan darah, elektrolitdarah: Hb, Ht, trombosit- P e m e r i k s a a n
rekam jantung/ EKGI
Diagnosis Keperawatan
-Perubahan perfusi jaringan b.d kegagalan sirkulasi-Penurunan curah
jantung b.d menurunn ya volume darah sirkulasi-Gangguan pertukaran
gas b.d ketidaseimbangan perfusi-ventilasi-Perubahan eliminasi urin
b.d penurunan perfusi ginjal
Daftar Pustaka:
Corwin, E.J. (2009).
Buku saku patofisiologi. Edisi ke
-3. (Nike Budhi Subekti, Penerjemah). Jakarta: EGCDoenges Marilyn E. (2000).
Rencana Asuhan Keperawatan:Pedoman untuk perencanaan dan pendokumentasian
perawatan pasien
edisi III. Jakarta: EGC