Anda di halaman 1dari 5

PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI

Disusun oleh:
ASYIFA SALSABILA (2207501010093)
NADIA ROFIFA (2207501010085)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA


BANDA ACEH
2022
Pemeriksaan Antropometri

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthoropos artinya tubuh dan
metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran tubuh. Berdasarkan sudut pandang
gizi, Jelliffe (1966) mengungkapkan bahwa antropometri gizi berhubungan dengan
berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat
umur dan tingkat gizi. Antropometri berhubungan dengan berbagai macam pengukuran
dimensi tubuh dan komposisi tubuh untuk berbagai tingkat umur. Pada saat ini
antropometri sering digunakan untuk melakukan skrining kasus kurang gizi karena
penggunaannya relatif mudah, murah dan praktis. Sekalipun terkesan mudah, ada banyak
hal yang harus diperhatikan agar mendapatkan hasil pengukuran antropometri yang akurat.
Kegunaan dan ruang lingkup antropometri memiliki cakupan yang luas.
Di bidang gizi, antropometri berguna untuk melihat ketidakseimbangan asupan
protein dan energi. Ketidakseimbangan ini akan tercermin pada pola pertumbuhan fisik
dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot dan persentase air dalam tubuh. Selain itu,
antropometri dapat dipergunakan dalam bidang antropologi ragawi sebagai sarana untuk
mengidentifikasi perbedaan antar ras dan tipe tubuh. Antropometri sekarang sangat
diperlukan dalam bidang ergonomi untuk mendapatkan peralatan yang nyaman digunakan
sesuai postur tubuh. Di bidang ortopedi digunakan untuk menentukan ukuran alat bantu
yang sesuai dan di bidang kedokteran olah raga terkait dengan fitness serta bidang forensik
antropometri dapat dipergunakan dalam menentukan identitas seseorang.
Pengukuran antropometri pada dasarnya ada dua macam, yakni antropometri statis
yang dilakukan dalam keadaan diam, dan antropometri dinamis yang dilakukan dalam
keadaan bergerak. Untuk kepentingan klinis, yang digunakan adalah antropometri statis.
Antropometri dapat digunakan untuk mengukur :
a) Berat: pengukuran berat badan
b) Panjang: meliputi pengukuran tinggi/ panjang badan, panjang bagian badan
c) Lingkar: pengukuran lebar bagian badan, pengukuran lingkar kepala, lingkar dada,
lingkar pinggang, lingkar pinggul, lingkar lengan atas 12
d) Tebal bagian tubuh: pengukuran tebal lemak tubuh.
Data dari pengukuran-pengukuran tunggal tersebut selanjutnya dapat dipergunakan
untuk menentukan Indeks Massa Tubuh (IMT), persentase lemak tubuh, pola distribusi
lemak, estimasi massa otot serta somatotyping.
Instrumen yang digunakan dalam pengukuran antropometri ada berbagai macam yang
masing-masing memiliki kepekaan dan prosedur penggunaan yang berbeda. Timbangan
digital pada umumnya memiliki kepekaan lebih tinggi. Sesuai dengan tujuan pengukuran,
maka harus dipilih alat yang sesuai. Alat yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
a) Pengukuran berat badan: timbangan injak, timbangan dacin, timbangan geser, bed
scale
b) Pengukuran tinggi/ panjang dan berat badan : stadiometer, microtoise, antropometer,
alat ukur panjang badan bayi, kaliper geser
c) Pengukuran lingkaran tubuh: metline
d) Pengukuran tebal lemak: skinfold caliper

Standar Antropometri Anak digunakan untuk menilai atau menentukan status gizi
anak. Penilaian status gizi Anak dilakukan dengan membandingkan hasil pengukuran berat
badan dan panjang/tinggi badan dengan Standar Antropometri Anak. Klasifikasi penilaian
status gizi berdasarkan Indeks Antropometri sesuai dengan kategori status gizi pada WHO
Child Growth Standards untuk anak usia 0-5 tahun dan The WHO Reference 2007 untuk
anak 5-18 tahun.
Standar Antropometri Anak didasarkan pada parameter berat badan dan panjang/tinggi
badan yang terdiri atas 4 (empat) indeks, meliputi:
1. Indeks Berat Badan menurut Umur (BB/U)
Indeks BB/U ini menggambarkan berat badan relatif dibandingkan dengan umur
anak. Indeks ini digunakan untuk menilai anak dengan berat badan kurang
(underweight) atau sangat kurang (severely underweight), tetapi tidak dapat
digunakan untuk mengklasifikasikan anak gemuk atau sangat gemuk. Penting
diketahui bahwa seorang anak dengan BB/U rendah, kemungkinan mengalami
masalah pertumbuhan, sehingga perlu dikonfirmasi dengan indeks BB/PB atau
BB/TB atau IMT/U sebelum diintervensi.
2. Indeks Panjang Badan menurut Umur atau Tinggi Badan menurut Umur (PB/U
atau TB/U) Indeks PB/U atau TB/U menggambarkan pertumbuhan panjang atau
tinggi badan anak berdasarkan umurnya. Indeks ini dapat mengidentifikasi anak-
anak yang pendek (stunted) atau sangat - 13 - pendek (severely stunted), yang
disebabkan oleh gizi kurang dalam waktu lama atau sering sakit. Anak-anak yang
tergolong tinggi menurut umurnya juga dapat diidentifikasi. Anak-anak dengan
tinggi badan di atas normal (tinggi sekali) biasanya disebabkan oleh gangguan
endokrin, namun hal ini jarang terjadi di Indonesia.
3. Indeks Berat Badan menurut Panjang Badan/Tinggi Badan (BB/PB atau BB/TB)
Indeks BB/PB atau BB/TB ini menggambarkan apakah berat badan anak sesuai
terhadap pertumbuhan panjang/tinggi badannya. Indeks ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi anak gizi kurang (wasted), gizi buruk (severely wasted) serta anak
yang memiliki risiko gizi lebih (possible risk of overweight). Kondisi gizi buruk
biasanya disebabkan oleh penyakit dan kekurangan asupan gizi yang baru saja
terjadi (akut) maupun yang telah lama terjadi (kronis).
4. Indeks Masa Tubuh menurut Umur (IMT/U) Indeks IMT/U digunakan untuk
menentukan kategori gizi buruk, gizi kurang, gizi baik, berisiko gizi lebih, gizi
lebih dan obesitas. Grafik IMT/U dan grafik BB/PB atau BB/TB cenderung
menunjukkan hasil yang sama. Namun indeks IMT/U lebih sensitif untuk
penapisan anak gizi lebih dan obesitas. Anak dengan ambang batas IMT/U >+1SD
berisiko gizi lebih sehingga perlu ditangani lebih lanjut untuk mencegah terjadinya
gizi lebih dan obesitas.

Berikut ukuran antropometri:


1. Berat Badan (BB)
Berat badan merupakan ukuran antropometri yang terpenting dan paling sering digunakan.
Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral pada tulang. Berat
badan seseorang sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain : umur, jenis kelamin,
aktifitas fisik, dan keturunan. Berat badan merupakan salah satu ukuran antropometri yang
memberikan gambaran masa tubuh (otot dan lemak). Dalam keadaan abnormal terdapat
dua kemungkinan perkembangan BB, yaitu dapat berkembang lebih cepat atau lebih
lambat dari keadaan normal.
2. Tinggi Badan (TB)
Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan pertumbuhan
skeletal. Dalam keadaan normal, tinggi badan tumbuh bersamaan dengan pertambahan
umur. Pertumbuhan tinggi badan, tidak seperti berat badan, relatif kurang sensitif terhadap
masalah defisiensi gizi dalam waktu pendek. Pengaruh defisiensi zat gizi terhadap tinggi
badan baru akan tampak pada saat yang cukup lama. Tinggi badan merupakan ukuran
tubuh yang menggambarkan pertumbuhan rangka. Dalam penilaian status gizi tinggi badan
dinyatakan sebagai indeks sama halnya dengan berat badan.

3. IMT (Indeks Masa Tubuh)

4. Lingkar Lengan Atas (LiLA)


Nilai normal adalah 23,5 cm
LiLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia < 23,5 c

5. Pengukuran Lingkar Perut


Pengukuran lingkar perut dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas
abdominal/sentral. Jenis obesitas ini sangat berpengaruh terhadap kejadian penyakit
kardiovaskular dan diabetes melitus, yang akhir-akhir ini juga erat hubungannya dengan
kejadian sindroma metabolik. Nilai normal pengukuran lingkar perut di Indonesia. Baik
Obesitas sentral Laki-laki > 90 Perempuan > 80.

Daftar Pustaka

Widardo, Wiboworin B, Wiyono N, Dkk. 2018. Buku Manual Keterampilan Klinik Topik
Antropometri. Jakarta

Permenkes Nomor 2 Tahun 2020. Standar Antropometri Anak. Jakarta


Kemenkes. 2018. Diabetik Penyakit Tidak Menular. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai