Sel lemak dapat diklasifasikan menjadi sel lemak coklat (BAT) dan sel
lemak putih (WAT) . Sel lemak coklat terutama ditandai dengan multikular
tetesan lipid dan sejumlah besar mitokondria yang memberikan kemampuan
untuk menghasilkan panas melalui thermogenesis. Sebaliknya sel lemak putih
terdiri dari adiposity besar dengan lipid tunggal dan dengan mitokondria lebih
sedikit dibandingkan dengan sel lemak coklat. Morfologi ini menyebabkan sel
lemak putih dapat untuk penyimpanan energi dan homeostasis dalam
menanggapi kebutuhan nutrisi. Pada manusia, sel lemak putih bisa
diklasifikasikan menurut distribusinya yaitu : visceral WAT (VAT), yang
meliputi omental, mesenterika, retroperitoneal, gonad, dan WAT subkutan
(SAT), yang terletak di bawah kulit.. Namun, setiap depot memiliki perbedaan
fitur biokimia dan fungsi metabolisme. Bahkan, menurut penelitian distribusi sel
lemak memiliki efek langsung pada metabolisme secara keseluruhan. dan
beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa sejumlah besar VAT dikaitkan
dengan disregulasi metabolik, dan menyebabkan intolerasi glukosa . Penlitian
telah menunjukkan bahwa adiposit dari VAT memiliki tingkat sintesis lipid dan
lipolisis yang lebih tinggi dibandingkan dengan SAT adiposit. Selain itu, teori
portal menjelaskan bahwa semua metabolit VAT dilepaskan ke vena portal.
Jaringan adiposa menyumbang 20 hingga 28% dari massa tubuh individu
yang sehat, persentase yang bervariasi menurut jenis kelamin dan status energi,
sehingga massa lemak dapat mencapai hingga 80% dari massa tubuh pada
individu dengan obesitas. Distribusi dan lokalisasi massa lemak tersebut
menentukan fungsinya. Jaringan adiposa subkutan, terlokalisasi di bawah kulit,
mewakili proporsi adiposa tertinggi jaringan.1 Jaringan adiposa visceral
mengelilingi organ, terutama ginjal (jaringan adiposa perirenal), usus (jaringan
adiposa mesenterika dan omentum), gonad (jaringan adiposa epididimis dan
parametrium), pembuluh darah (jaringan adiposa perivaskular atau
periadventitial) dan jantung (jaringan adiposa dial epikardial dan perikar)
Gambar 1. Lokasi sel lemak putih dan coklat
jaringan adiposa, yang menjaga konvolusi usus kecil pada posisi yang
kurang lebih konstan. Selain fungsi memberi dukungan pada struktur, jaringan
adiposa sangat penting mengatur keseimbangan energi. Baru-baru ini, jaringan
adiposa terbukti tidak hanya sebagai penyimpan energi atau organ pasif dari
metabolisme, tetapi juga mempengaruhi dan berpartisipasi dalam status energi.
Bahkan, telah dianggap sebagai organ endokrin yang mampu mengeluarkan
hormon yang berjalan melalui aliran darah untuk mencapai jaringan target
mereka. Fungsi jaringan adiposa lainnya mengacu pada pengaturan proses
fisiologis seperti dimorfisme seksual, kekebalan, reproduksi, adipogenesis,
angiogenesis, restrukturisasi matriks ekstraseluler, metabolisme steroid,
hemostasis dan pemeliharaan suhu tubuh.
Gambar 2. Histologi sel lemak coklat (A) dan Sel lemak Putih (B)
Mulanya jaringan lemak putih yang juga dikenal sebagai Cinderella organ
dianggap hanya sekadar tempat cadangan lemak dan tempat penyimpan
cadangan energi dalam bentuk trigliserida. Pada tahun 1987 jaringan lemak
berhasil diidentifikasi sebagai tempat utama terjadinya metabolisme steroid seks
dan produksi adipsin yaitu faktor yang mengalami down regulation pada roden
yang obes. Pada tahun 1994 berhasil ditemukan bahwa jaringan lemak
menghasil sejenis polipeptida leptin, sehingga jaringan lemak digolongan
sebagai jaringan endokrin, malah merupakan organ endokrin yang terbesar
dalam tubuh. Penelitian kemudian membuktikan jaringan lemak berperan dalam
hal integrasi sinyal-sinyal endokrin, metabolik, dan inflamasi untuk mengatur
homeostatis energi.
DAFTAR PUSTAKA