Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Lemak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh
manusia. Lemak memiliki beberapa fungsi dalam tubuh, yaitu sebagai sumber energi dan
pembentukan jaringan adipose. Lemak merupakan sumber energi paling tinggi yang
menghasilkan 9 kkal untuk tiap gramnya, yaitu 2,5 kali energi yang dihasilkan oleh
karbohidrat dan protein dalam jumlah yang sama .

Secara garis besar, lemak terdapat dua bentuk, yaitu lemak padat yang berasal dari
hewan dan lemak cair (minyak) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Struktur kimia lemak
dalam makanan pada umumnya berbentuk trigliserida, yakni perpaduan antara satu molekul
gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Perbedaan asam lemak inilah yang membedakan
jenis dan sifat lemak. Asam lemak merupakan rangkaian atom karbon dengan ikatan rangkap
atau tidak rangkap dengan gugus karbon pada ujungnya. Makin banyak ikatan rangkap, maka
makin cair lemak tersebut di dalam suhu kamar. Asam lemak dengan ikatan rangkap dua atau
lebih tidak dapat dibuat di dalam tubuh manusia, karena itu disebut asam lemak esensial.
Makin banyak ikatan rangkap pada asam lemaknya, makin tidak jenuh lemak tersebut.
Sebagai contohnya, asam lemak omega-3 adalah asam lemak dengan 3 ikatan rangkap yang
dimulai pada atom C nomor 5.
Akan tetapi, konsumsi lemak yang berlebihan akan menimbulkan kegemukan,
meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner dan penyakit degeneratif lainnya.
Untuk itu, perlu mengetahui lebih lanjut mengenai proses oksidasi asam lemak yang terjadi
dalam tubuh.

II. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini aadalah untuk :

1. Mengetahui pengertian dan pembagian lemak secara umum


2. Mengetahui pencernaan lemak secara umum dalam tubuh
3. Mengetahui proses oksidasi asam lemak dalam tubuh
4. Mengetahui pengaruh gangguan oksidasi asam lemak yang meyebabkan penyakit
BAB II

ISI

1. Pengertian dan pembagian Lemak

Lipid atau lemak didefinisikan sebagai senyawa organik heterogen yang terdapat di
alam dan bersifat relatif tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut non polar. Lemak
adalah suatu zat yang kaya akan energi, berfungsi sebagai sumber energi yang utama untuk
proses metabolisme tubuh. Lemak yang beredar didalam tubuh diperoleh dari dua sumber
yaitu dari makanan dan hasil produksi organ hati, yang biasa di simpan didalam sel-sel lemak
sebagai cadangan energi. Lemak berfungsi sebagai bahan bakar metabolik untuk memberikan
energi kepada (sel-sel) tubuh, komponen struktural membran sel, komponen pembentuk
insulator untuk mengurangi penurunan panas tubuh, mengemat protein, memberi rasa
kenyang dan kelezatan, meredam dampak benturan pada organ tubuh, komponen
pembentukan hormon (fungsi endokrin) dan vitamin yang larut dalam lemak (Hartono A,
2006). Asam lemak terdiri dari gugus karboksilat dan rantai hidrokarbon (R) yang terdiri dari
atom H dan C.

Di atas telah dijelaskan mengenai pengertian lemak, untuk lebih lengkapnya berikut
pembagian lemak. Berdasarkan dari komposisi kimia, lemak dibagi menjadi 3, antara lain :

 Lemak Sederhana tersusun dari trigliserida, yang terdiri atas 1 gliserol dan 3 asam
lemak. Contoh dari senyawa lemak sederhana antara lain : lilin, plastisin, serta
minyak.
 Lemak Campuran tersusun dari gabungan antara senyawa bukan lemak dengan
lemak. Contoh dari senyawa lemak campuran antara lain : lipoprotein, fosfolipid, dan
fosfatidilkolin.
 Lemak Asli atau derivat lemak adalah senyawa yang dihasilkan yang berasal dari
proses hidrolisis lipid. Seperti asam lemak dan kolesterol. Dengan berdasarkan ikatan
kimia, asam lemak dibagi menjadi dua, diantaranya : Asam lemak jenuh, yaitu asam
lemak yang memiliki sifat non – esensial dikarenakan masih dapat disintesis oleh
tubuh manusia dan biasanya asam lemak jenuh memiliki wujud padat pada suhu
kamar. Jenis asam lemak jenuh seperti mentega yang berasal dari lemak hewan, asam
lemak tidak jenuh, yaitu merupakan jenis asam lemak yang mempunyai sifat
esensial dikarenakan sudah tidak dapat disentesis oleh tubuh manusia dan biasanya
asam lemak tidak jenuh memiliki wujud cair pada suhu kamar. Jenis asam lemak tidak
jenuh seperti minyak goreng yang berasal dari lemak nabati.

2. Pencernaan Lemak oleh Tubuh

Makanan-makanan yang mengandung lemak dicerna oleh tubuh melalui serangkaian


tahapan panjang, baik secara mekanis maupun kimiawi.

1. Rongga Mulut

Proses pencernaan lemak mula-mula terjadi di rongga mulut. Gigi melakukan fungsinya
dalam meremahkan dan menghaluskan lemak secara mekanis, sedangkan kelenjar air ludah
yang terdapat di bagian bawah lidah menghasilkan enzim lipase lingual yang berfungsi untuk
meminimalkan ukuran lemak agar lebih halus secara kimiawi.

2. Esofagus dan Lambung

Setelah dikunyah, makanan yang mengandung lemak akan ditelan dan melewati esophagus
secara cepat. Di bagian organ ini, lemak tidak sama sekali mengalami proses apapun. Ia
hanya lewat untuk kemudian masuk ke dalam lambung. Di dalam lambung, lemak akan
bercampur dengan bahan makanan lain untuk kemudian digiling secara mekanis melalui
gerak kontraksi lambung dan secara kimiawi melalui penambahan asam lambung (HCl) yang
diproduksi oleh dinding lambung.

3. Usus Halus
Proses pencernaan lemak yang sebenarnya terjadi di usus halus. Menyadari bahwa
suatu zat hanya dapat dicerna jika terlarut dalam air, sedangkan lemak atau minyak tidak bisa
bercampur dengan air, maka untuk dapat mencerna bahan satu ini proses emulsifikasi lemak
mutlak diperlukan.

Proses emulsifikasi sendiri terjadi ketika lemak masuk ke usus dua belas jari.
Masuknya lemak ke organ ini, secara biologis akan membuat kantung empedu menghasilkan
cairannya. Cairan yang disekresikan hepatosit hati ini adalah zat yang mampu
mengemulsikan lemak dan merubah ukurannya menjadi 300 kali lebih kecil dari ukuran
semula. Dengan bantuan enzim lipase dari pankreas, emulsi lemak kemudian dihidrolisis
menjadi asam lemak dan gliserol. Keduanya akan bereaksi dengan garam empedu untuk
kemudian menghasilkan butir-butir lemak (micel) yang siap diabsorpsi oleh usus kosong
(jejunum) dan usus penyerapan (ileum).

Secara difusi pasif, butir-butir lemak akan diserap oleh membran mukosa di dinding
usus kosong dan usus penyerapan. Butir-butir lemak ini kemudian dibawa dan disalurkan
melalui aliran darah ke seluruh tubuh.

4. Usus Besar dan Anus

Orang dewasa umumnya dapat mencerna dan menyerap lemak maksimal 95% dari
keseluruhan makanan yang dikonsumsinya. Adapun 5% lemak yang tidak diserap akan
mengalir menuju usus besar untuk kemudian dikeluarkan dari dalam tubuh melalui feses.

3. Oksidasi asam lemak

Oksidasi asam lemak adalah proses katabolik dimana molekul asam lemak dipecah
dalam sitosol dalam prokariota dan dalam mitokondria pada eukariota untuk menghasilkan
asetil-KoA , yang memasuki siklus asam sitrat , dan NADH dan FADH 2 , yang merupakan
ko-enzim yang digunakan dalam rantai transpor elektron . Dinamakan beta oksidasi karena
karbon beta dari asam lemak mengalami oksidasi menjadi gugus karbonil . Asam lemak
memasuki sel terutama melalui pengangkut atau transporter asam lemak pada permukaan sel.
Oksidasi beta asam lemak berlangsung di mitokondria, menghasilkan banyak ATP. sebelum
dioksidasi, sitosol asam lemak diaktifkan dulu menjadi asil-KoA yaitu asam lemak + KoA +
ATP menjadi asil-KoA +AMP + PPi. Kemudian asil- koA DI Transport masuk ke matriks
mitokondria dalam bentuk berikatan dengan karnitin (asil- Karnitin). Di dalam matriks
karnitin dilepaskan dan terbentuk asil-koA lagi. Pada oksidasi , tiap atom C dibebaskan
dalam bentuk asetil- KoA , dimulai dari ujung karboksil dihasilkan NADH & FADH2.
Oksidas terjadi pada C beta ( atom c ke 3 dari ujung karboksil) sehingga disebut oksidasi
beta. Dari proses oksidasi beta asam lemak dihasilkan asetil- KoA , FADH & NADH.

A. Asam lemak diaktifkan sebelum dikatabolisme

Asam lemak mula-mula diubah menjadi suatu zat antar aktif sebelum dapat di
katabolisme. reaksi ini merupakan satu-satunya tahap dalam penguraian sempurna suatu asam
lemak yang memerlukan energi dari ATP. Dengan adanya ATP dan keonzimA,enzim asil
KoAsintetase (tiokinase) mengatalisis perubahan asam lemak (asam lemak bebas) menjadi
”asam lemak aktif”atau asil-KoA yang menggunakan suatu fosfat bernergi tinggi disertai
pembentukan AMP dan PPi di hidrolisis oleh tirofosfatase anorganik disertai hilang nya
fosfat bernergi tinggi lainnya yang memastikan bahwa seluruh reaksi berlangsung hingga
selesai. Asil KoAsintetase ditemukan di RE peroksisom,serta di bagian dalam,dan membran
luar mitokondria.

B. Transport hasil asam lemak setelah diaktifkan berupa asil KoA ke dalam
mitokondria:
Pengaktivan asam lemak dibantu oleh enzyme tiokinase terjadi pada mikrosom dan
matriks mitokondria. Hasil dari pengaktivan asam lemak tersebut adalah rantai panjang yang
berupa asil KoA. Asil KoA rantai panjang tersebut tidak dapat menembus membrane
mitokondria, sehingga harus ada mekanisme untuk membawa asil KoA ke dalam membrane
mitokondria. Pemindahan asil-KoA ini dilakukan oleh sistem transporter karnitin, yang terdiri
atas enzim-enzim karnitin asil transferase I, Kamitin asil transferase II dan karnitin asil
karnitin translokase. Adapun tahapan-tahapannya(Artemis,P. Simopoulus.,et.al., 2002):
1. Asil-KoA rantai panjang bereaksi dengan karnitin, membentuk asil karnitin. Reaksi
dikatalisis oleh karnitin asil transferase 1 yang terdapat pada permukaan luar
membran dalam mitokondria. Koenzim A yang terlepas dapat digunakan untuk
aktivasi asam lemak yang lain.
2. Asil karnitin yang terbentuk, dapat menembus membran dalam mitokondria dengan
bantuan enzim translokase yang terdapat pada membran mitikondria.
3. Sesampainya pada permukaan dalam membran mitokondria, asil karnitin dengan
katalis asil tranferase II, bereaksi dengan KoA. Dengan demikian, asil-KoA berpindah
ke dalam mitokondria. Karnitin yang dibebaskan berpindah kembali kepermukaan
luar membrane mitokondria dengan bantuan enzim translokase.

C. β-oksidasi asam lemak (fatty acid β-oxidation, FAO)

4. Proses β-oksidasi di dalam matriks mitokondria


Setiap siklus β-oksidasi akan membebaskan dua unit karbon asetil KoA dan terjadi dalam 4
urutan reaksi . Adapun Prosesnya terdiri dari 4 langkah sebagai berikut:

1. Asam lemak rantai panjang didehidrogenasi untuk menciptakan ikatan rangkap trans
antara C2 dan C3 ( α & β ) . Ini dikatalisis oleh asil CoA dehydrogenase untuk
menghasilkan trans-delta 2-enoyl CoA sebagai produk . Ia menggunakan FAD
sebagai akseptor elektron dan dikurangi menjadi FADH 2 .
2. Trans-delta2-enoyl CoA terhidrasi pada ikatan rangkap untuk menghasilkan L-3-
hydroxyacyl CoA oleh enoyl-CoA hidratase .
3. L-3-hydroxyacyl CoA didehidrogenasi lagi untuk membuat 3-ketoacyl CoA oleh 3-
hydroxyacyl CoA dehydrogenase. Enzim ini menggunakan NAD sebagai akseptor
elektron.
4. Tiolisis terjadi antara C2 dan C3 (karbon alfa dan beta) dari 3-ketoacyl CoA. Enzim
tiolase mengkatalisasi reaksi ketika molekul baru koenzim A memutus ikatan dengan
serangan nukleofilik pada C3. Ini melepaskan dua unit karbon pertama, sebagai asetil
CoA, dan lemak asil CoA dikurangi dua karbon. Proses berlanjut sampai semua
karbon dalam asam lemak diubah menjadi asetil KoA.

 Oksidasi Asam Lemak Berkarbon Ganjil


Asam lemak yang memiliki jumlah karbon ganjil merupakan spesies jarang .
Umumnya, asam lemak dengan jumlah karbon ganjil ditemukan dalam lipid tanaman
dan beberapa organisme laut. Banyak hewan ruminansia membentuk sejumlah besar
propionat 3-karbon selama fermentasi karbohidrat dalam rumen. Asam lemak rantai
panjang dengan jumlah atom karbon ganjil ditemukan terutama pada lemak dan susu
ruminansia. Rantai dengan jumlah ganjil karbon dioksidasi dengan cara yang sama
seperti rantai genap, tetapi produk akhirnya adalah propionil-CoA dan AcetylCoA
(leghninger).
Propionyl-CoA pertama kali dikarboksilasi menggunakan ion bikarbonat menjadi
D-stereoisomer metilmalonil-CoA, dalam reaksi yang melibatkan faktor-
faktor biotin , ATP, dan enzim propionil-CoAkarboksilase . Karbon ion bikarbonat
ditambahkan ke karbon tengah propionil-CoA, membentuk D-methylmalonyl-
CoA. Namun, D konformasi adalah enzimatis diubah menjadi konformasi L
oleh epimerasemethylmalonyl-CoA , maka itu mengalami penataan ulang
intramolekul, yang dikatalisis oleh methylmalonyl-CoAmutase (yang membutuhkan
B 12 sebagai koenzim) untuk membentuk suksinil-CoA. The suksinil-CoA terbentuk
kemudian dapat masuk siklus asam sitrat .Karena itu, residu propionil dari asam
lemak rantai –ganjil adalah satu-satunya bagian asam lemak yang bersifat glukogenik
(Murray,2014).

4. Gangguan oksidasi asam lemak menyebabkan penyakit yang sering disertai


dengan hipoglikemi

Efek inhibisi transpor elektron adalah gangguan oksidasi piruvat, asam lemak, dan bahan
bakar lain. Pada banyak kasus, inhibisi transpor elektron mitokondria menyebabkan kadar
laktat dan piruvat di dalam darah yang lebih tinggi daripada normal dan peningkatan rasio
laktat/piruvat(Marks, 2000).Defisiensi karnitin dapat terjadi terutama pada neonatus-dan
khususnya bayi prematur- karena kurang memadainya biosintesis atau kebocoran diginjal.
Defisiensi zat ini juga dapat terjadi pada hemodialisis. Hal ini mengisyaratkan adanya
kebutuhan mirip vitamin akan karnitin dalam makanan pada sebagian orang. Gejala defisiensi
mencakup hipoglikemia(kadar gula darah rendah) yang disebabkan gangguan asam lemak
dan akumulasi lipid disertai kelemahan otot. Terapi kelainan ini adalah dengan sulementasi
karnitin peroral. Defisiensi CPT-I herediter hanya mengenai hati yang menyebabkan oksidasi
asam lemak dan ketogenesis, disertai hipoglikemia.
Seorang penderita mengalami gerakan menyentak otot secara spontan (mioklonus) pada
masa remaja, dan kelainan ini bertambah parah selama 10 tahun sehingga terjadi mioklonus
yang menyebabkan hilangnya kekuatan, miopati mitokondria dengan serat berwarna merah
yang kasar dan mitokondria abnormal, tuli saraf, demensia, hipoventilasi, dan kardiomiopati
ringan. Metabolisme energi di sistem saraf pusat, jantung, dan otot rangka terganggu,
sehingga timbul asidosis laktat. Defisiensi CPT-II terutama mengenai otot rangka dan jika
parah, hati.Gejala pada penderita ini adalah gejala penyakit serat berwarna merah yang kasar
epilepsi mioklonik (myoclonic epileptic ragged red fibers disease [MERRF]). Jaringan yang
terkena (sistem saraf pusat dan otot) adalah dua jaringan yang memiliki kebutuhan akan ATP
tertinggi.

Obat sulfonilurea(Gliburid[Glibenklamid] dan Tolbutamid), yang digunakan dalam


pengobatan Diabetes melitus tipe 2, mengurangi oksidasi asam lemak dan karenanya,
hiperglikemia dengan menghambat CPT-I.Defekherediter pada enzim-enzim oksidasi-ß dan
ketogenesis juga menyebabka hipoglikemia nonketotik, koma, dan perlemakan hati. Defek
dapat terjadi pada 3hidroksiase KoA dehidrogenase rantai panjang dan rantai pendek
(defisiensi pada enzim rantai panjang dapat menyebabkan perlemakan hati akut pada
kehamilan). Defisiensi 3-ketoasil-KoA tiolase dan HMG-KoA liase juga memengaruhi
penguraian leusin, yakni suatu asam amino ketogenik.

Penyakit Refsum adalah suatu penyakit neurologik yang jarang terjadi akibat kelainan
metabolik yang menyebabkan akumulassi asam fitanat yang ditemukan dalam produk susu
serta daging pemamah biak. Asam fitanat diperkirakan memiliki efek patologis terhadap
fungsi membran prenilasi protein, dan ekspresi gen. Syndrom zellweger(seretbrohepatorenal)
adalah penyakit herediter jarang yang terjadi pada orang dengan ketiadaan peroksisom
disemua jaringan. Pada sindrom ini terjadi penimbunan asam polienolat C26-C38 dijaringan
otak dan pasien juga memperlihatkan lenyapnya fungsikeseluruhan peroksisom. Penyakit ini
menyebabkan gejala saraf berat dan sebagian besar pasien meninggal dalam tahun pertama
kehidupan.
KESIMPULAN

1. Lipid atau lemak didefinisikan sebagai senyawa organik heterogen yang terdapat di
alam dan bersifat relatif tidak larut dalam air tetapi larut dalam pelarut non polar.
Berdasarkan dari komposisi kimia, lemak dibagi menjadi 3, antara lain :
a) Lemak Sederhana
b) Lemak Campuran
c) Lemak Asli dibagi menjadi dua yaitu asam lemak jenuh dan tak jenuh
2. Pencernaan lemak dalam tubuh melalui serangkaian tahapan baik secara mekanis
maupun kimiawi.
3. Oksidasi asam lemak terdiri dari beberapa tahap, yaitu: aktivasi acetil KoA, transport
acetil KoA ke dalam mitokondria, β-oksidasi asam lemak (termasuk β-oksidasi asam
lemak jenuh dan oksidasi asam lemak berkarbon ganjil)
4. Gangguan oksidasi asam lemak dapat mengakibatkan hipoglikemia yang disebabkan
gangguan asam lemak dan akumulasi lipid disertai kelemahan otot, serta penyakit-
penyakit lainnya berupa refsum.
DAFTAR PUSTAKA

Artemis P. Simopoulus, MD, FACN, 2002, Omega-3 Fatty Acids in Inammation and
Autoimmune Diseases. Jounal of Amerika College of Nutrition, Published by the American
College of Nutrition.V.21, No.6:2488 -2496.

Dawn B. Marks, dkk.2000. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah Pendekatan Klinis.


Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Hartono, A. 2006. Terapi Gizi dan Diet Rumah Sakit Edisi 2. Jakarta: Buku Kedokteran
EGC.

Koolman, Jan., dan Rohm , Klaus – Hainrich.2000. Atlas Berwarna dan Teks Biokimia.
Jakarta : Hipokrates

Lehninger, A. L., 1982, Dasar-dasar Biokimia, Jilid 2, Alih bahasa, Maggi Thenawijaya,
Erlangga, Jakarta
Murray, R. K., Granner, D. K., & Rodwell, V. W. Biokimia harper (27 ed. ). Jakarta: Buku
Kedokteran EGC; 2009
MAKALAH

METABOLISME BIOMOLEKUL

“OKSIDASI ASAM LEMAK”

KELOMPOK 1 KIMIA B:

Nama : 1. Anwar Fahrudin (17630047)

2. Happy Dwi Rahmani (17630045)

3. Alivia Husein (17630052)

4. Ria Febriyanti (17630057)

5. Vicky Nur Indah Sari (17630062)

6. Soy Viranda Kusuma (17630069)

7. Erlina Novita Sari (17630077)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2019

Anda mungkin juga menyukai