Anda di halaman 1dari 9

Jenis dan Metabolisme Lemak Pada Manusia

Chindy Claritha Malinda Dau 102014126

Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.16 Jakarta Barat

chindyclaritha@gmail.com

Pendahuluan

Manusia setiap harinya membutuhkan energi, energi dalam tubuh umumnya di


peroleh dari hasil pemecahan bahan makanan seperti karbohidrat, protein dan lemak untuk
mengahasilkan energi. Kelebihan karbohidrat dan protein akan di simpan dalam bentuk
lemak. Lemak dapat mengalir dalam darah. Xanthoma dan Hepatosplenomegaly umumnya
merupakan gangguan metabolism lemak. Metabolisme lemak berhubungan erat dengan
kilomikron, trigliserida dan lipoprotein. Lemak merupakan penghasil kalori terbesar. Jika
asumsi lemak berlebihan dalam tubuh dapat menyebabkan obesitas. Tingginya kadar lemak
dalam tubuh tentunya dapat berdampak buruk bagi tubuh. Kelebihan lemak dalam darah di
sebut dengan hiperlipidemia. Ketidak mampuan tubuh dalam mencerna lemak ini dapat
menimbulkan penyakit seperti xanthoma dan hepatospenomegaly.1

Xantoma

Xantoma ialah suatu kelainan kulit berupa plak atau nodul berwarna kuning yang
disebabkan pengendapan lemak dan sel busa secara abnormal.1  Xantoma bukanlah suatu
penyakit, tetapi merupakan suatu gejala atau petanda adanya gangguan metabolisme
lipoprotein. Walaupun demikian, pada kasus-kasus tertentu, xantoma dapat timbul walaupun
tidak terdapat kelainan metabolism lipoprotein, dan tidak terdapat kenaikan kadar lipid di
dalam darah.

Secara klinis, xantoma dapat diklasifikasikan sebagai  eruptive xantoma, tuberous


xantoma, tendineus xantoma dan plane xantoma. Eruptive xantoma adalah papul-papul yang
multipel, berwarna merah kekuningan yang muncul secara tiba-tiba , biasanya berlokasi pada
daerah extensor ekstremitas dan pada daerah bokong. Tuberous xantoma adalah nodul-nodul
yang sering berlokasi pada permukaan extensor siku, lutut,  buku-buku jari, dan bokong.
Tendinous xantoma adalah nodul subkuteneus yang padat /keras yang sering ditemukan pada
fascia, ligamentum, tendon Achilles, dan tendon extensor tangan, kaki, dan siku. Sedangkan
plane xantoma adalah makula yang berwarna kuning, papul, atau plak yang sering ditemukan
pada palpebra (xanthelasma palpebrarum), pada telapak tangan (xantoma striatum palmare)
dan pada daerah intertriginosa.2

Fungsi Lemak
Beberapa fungsi lemak adalah sebagai berikut:2
1. Sebagai penghasil energi
Lemak dioksidasi di dalam tubuh untuk menghasilkan energy untuk kegiatan
jaringan dan untuk memelihara suhu tubuh. Lemak menghasilkan 37 kJ (9 kcal) per
gram, setara dengan 16 kJ karbohidrat dan 17 kJ protein. Persediaan energy yang cukup
dari karbohidrat dan lemak memastikan bahwa protein tersedia untuk perbaikan dan
perubahan pada jaringan.
2. Penggabungan dengan badan sel.
Beberapa lemak memasuki badan sel dan merupakan bagian dari asam lemak
esensial. Lemak adalah bagian yang penting pada struktur otak dan jaringan syaraf.

3. Pelindung.
Simpanan lemak dalam jaringan disekitar organ bital akan memfiksasi letak organ
dan melindungi organ tersebut dari benturan.
4. Mencegah hilangnya panas tubuh yang berlebih
5. Menghambat peristaltic dan sekresi asam di lambung
6. Melarutkan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak (Vitamin A,D,E,K)
7. Sebagai simpanan energi

Klasifikasi Lemak

Lemak netral, trigliserida atau triasil gliserol yang diperoleh dari hewan tingkat tinggi,
dikenal sebagai lemak hewani, dan di Indonesia pada umumnya berupa bahan padat (fat).
Lemak yang diperoleh dari tanaman disebut lemak nabati, dan di Indonesia biasanya
merupakan zat cair (minyak). Sebagian besar lemak hewani merupakan zat padat karena unit
penyusunnya berupa asam lemak jenuh rantai panjang. Pada suhu kamar, lemak yang terdapat
pada ikan paus, ikan kod dan ikan hering, berupa zat cair sehingga dikenal sebagai minyak
ikan. Lemak nabati merupakan zat cair, karena pada umumnya mengandung satu atau lebih
asam lemak tak jenuh sebagai unit penyususnnya. Lemak nabati banyak terdapat dalam
kacang-kacangan, buah-buahan, biji-bijian dan akar tanaman.
Perbedaan antara lemak dan minyak hanya pada bentuk wujud fisiknya. Jika pada
suhu kamar berupa padat, kita menyebutnya lemak. Namun demikian, jika pada suhu kamar
berupacair, kita menyebutnya minyak. Padat atau cairnya suatu lemak tergantung pada
beberapa factor, antara lain iklim, panjang atau pendeknya rantai karbon asam lemak
penyusunnya, serta banyak atau sedikitnya ikatan rangkap asam lemak penyusunnya. Asam
lemak jenuh yang banyak menyusun lemak alam adalah asam stearat dan asam palmitat, dan
asam lemak tak jenuh yang banyak menyusun lemak atau minyak alam adalah asam oleat.
Di antara sekian banyak lemak yang telah dikenal, ada yang mempunyai satu atau
lebih ikatan rangkap dua, dan lemak seperti ini disebut lemak tak jenuh. Lemak yang tidak
mempunyai ikatan rangkap dalam struktur kimianya disebut lemak jenuh. Tripalmitolein
adalah salah satu contoh lemak tak jenuh, sedangkan tripalmitin adalah salah satu contoh
lemak jenuh.2

Metabolisme Lemak

Sumber asam lemak rantai panjang adalah lipid makanan atau melalui sintesis de
novo dari asetil KoA yang berasal dari karbohidrat atau asam amino.Asam lemak dapat
dioksidasi menjadi asetil-KoA (Oksidasi beta) atau diesterifikasi dengan gliserol, yang
membentuk triasilgliserol sebagai cadangan bahan bakar utama tubuh. Asetil KoA yang
dibetuk oleh oksidasi beta dapat mengalami beberapa proses.1
1. Seperti asetil KoA yang berasal dari glikolisis, dan senyawa ini dioksidasi menjadi
CO2 + H2O melalui siklus asam sitrat.
2. Menjadi precursor untuk membentuk kolesterol dan steroid lain.
3. Di hati, senyawa ini digunakan untuk membentuk benda keton (asetoasetat dan 3-
hidroksibutirat) yang merupakan bahan bakar penting pada keadaan puasa lama.

Mesikipun asam lemak mengalami oksidasi menjadi asetil KoA, namun oksidasi asam
lemak bukan merupakan pembalikan sederhana dari biosintesis asam lemak, tetapi
merupakan proses yang sama sekali berbeda dan berlangsung kompartemen sel yang berbeda.
Pemisahan oksidasi asam lemak di mitokondria dari biosintesis di sitosol memungkinkan tiap
proses dikendalikan secara individual dan diintegrasikan sesuai kebutuhan jaringan. Setiap
tahap pada oksidasi asam lemak melibatkan turunan asil KoA yang dikatalisis oleh enzim-
enzim yang berbeda, menggunakan NAD dan FAD sebagai koenzim, dan menghasilkan ATP.
Proses tersebut merupakan suatu proses aerob yang memerlukan keberadaan oksigen.1,2

Oksidasi Asam Lemak di Mitokondria

Asam lemak bebas (free fatty acids, FFA) yang juga disebut unesterified fatty acids
(FFA) atau nonesterified fatty acids (NEFA) adalah asam lemak yang berada dalam keadaan
tidak teresterifikasi. Di plasma, FFA rantau-panjang berikatan dengan albumin, dan di sel
asam-asam ini melekat pada protein pengikat asam lemak sehingga pada kenyataannya asam-
asam lemak ini tidak pernah benar-benar bebas. Asam lemak rantai-pendek lebih larut ar dan
terdapat dalam bentuk asam tak-terionisasi atau sebagai anion asam lemak.
Asam lemak mula-mula harus diubah menjadi suatu zat antara aktif sebelum dapat
dikatabolisme.Reaksi ini adalah satu-satunya tahap dalam penguraian sempurna suatu asam
lemak yang memerlukan energy dari ATP. Dengan adanya ATP dan koenzim A, enzim asil-
KoA sintase (tiokinase) mengkatalisis perubahan asam lemak (atau asam lemak bebas)
menjadi asam lemak aktif atau asil KoA yang menggunakna satu fosfat berenergi tinggi
disertai pembentukan AMP dan PPi. PPi dihidrolisis oleh pirofosfatase anorganik disertai
hilangnya fosfat berenergi tinggi lainnya yang memastikan bahwa seluruh reaksi berlangsung
hingga selesai.Asil KoA sintase ditemukan di reticulum endoplasma, peroksisom, serta di
bagian dalam dan membrane luar mitokondria.
Asam lemak rantai-panjang menembus membran dalam mitokondria sebagai turunan
karnitin. Kartinin tersebar luas terutama banyak terdapat di otot. Asil KoA rantai-panjajng
tidak dapat menembus membrane dalam mitokondria. Namun, karnitin palmitoil transferase-
I, yang terdapat di membrane luar mirokondria, mengubah asil-KoA rantai-panjang menjadi
asilkartinin yang mampu menembus membrane dalam dan memperoleh akses ke sistem
oksidasi beta enzim. Karnitin-asilkarnitin translokase benerja sebagai pengangkut penukar
(exchange transporter) di membrane dalam mitokondria. Asilkartinin diangkut masuk, dan
disertai dengan pengangkutan keluar satu moekul kartinin. Asilkartinin kemudian bereaksi
dengan KoA yang dikatalisis oleh kartinin palmitoil transferase-II yang terletak di bagian
dalam membrane dalam. Asil-KoA terbentuk kembali di matriks mitokondria dan karnitin di
bebaskan.
Pada oksidasi beta, terjadi pemutusan tiap dua karbon dari molekul Asil-KoA beta
yang dimulai dari ujung karboksil. Rantai diputus antara atom karbon –alfa(2) dan –beta(3)
karena itu dinamai oksidasi beta. Unit kedua karbon yang terbentuk adalah asetil KoA; jadi,
palmitol-KoA menghasilkan delapan molekul asetil KoA.
Beberapa enzim yang secara keseluruhan dikenal sebagai oksidase asam lemak
ditemukan di matriks mitokondria atau membrane dalam di dekat rantai repiratorik.Enzim-
enzim ini mengkatalisis oksidasi asil-KoA menjadi asetil-KoA yang dikopel dengan reaks
fosforilasi ADP menjadi ATP. Dengan cara ini, sebuah asam lemak rantai-panjang dapat
diuraikan secara sempurna menjadi asetil-KoA (unit-unit C2). Karena asetil-KoA dapat
dioksidasi menjadi CO2 dan air melalui siklus asam sitrat (yang juga terdapat di dalam
mitokondria), asam lemak dapat teroksidasi sempurna.
Asam lemak dengan jumlah atom karbon ganjil dioksidasi melalui jalur oksidasi-beta,
yang menghasilkan asetil-KoA sampai tersisa sebuah residu tiga karbon (propionil-
KoA).Senyawa ini diubah menjadi suksinil-KoA, suatu konstituen siklus asam sitrat.Karena
itu, residu propionil dari asam lemak rantai-ganjil adalah satu-satunya bagian asam lemak
yang bersifat glukogenik.1,2,3

Jalur Utama Sintesis De Novo Asam Lemak

Sistem ini terdapat di banyak jaringan, meliputi hati, ginjal, otak, paru, kelenjar
mamaria, dan jaringan adiposa. Kebutuhan kofaktornya mencakup NADPH, ATP, Mn2+,
biotin., dan HCO3-. Asetil KoA adalah substrat langsungnya, dan palmitat bebas adalah
produk akhirnya.
Pembentukan malonil KoA adalah tahap awan dan pengendalian dalam sintesis asam
lemak.Bikarbonat sebagai sumber CO2 diperlukan dalam reaksi awal untuk karboksilasi
asetil KoA menjadi malonil-KoA dengan keberadaan ATP dan asetil-KoA
karboksilase.Asetil-KoA karboksilase memerlukan vitamin biotin.Enzim ini adalah suatu
protein multi enzim yang mengadung subunit-subunit identik dengan jumlah bervariasi,
masing-masing mengandung biotin, biotin karboksilase, protein pembawa biotin karboksil,
dan translokase, serta tempat alosterik regulatorik. Reaksi ini berlangsung dalam dua tahap:
(1) karboksilasi biotin yang melibatkan ATP dan (2) pemindahan karboksil ke asetil-KoA
untuk membenuk malonil KoA.1

Metabolisme Lipoprotein dan Kilomikron


Metabolisme lipopreotein dibagi menjadi dua jalur, eksogen dan endogen, tergantung
sebagian besar pada apakah lipoprotein tersebut terdiri terutama dari makanan (eksogen) lipid
atau apakah mereka berasal dalam hati (endogen).3
1. Jalur eksogen

Sel-sel epitel yang melapisi usus halus mudah menyerap lipid dari diet. Ini lipid,
termasuk trigliserida, fosfolipid, dan kolesterol, dirakit dengan apolipoprotein B-48 ke dalam
kilomikron. Kilomikron ini lahir disekresikan dari sel epitel usus ke dalam sirkulasi limfatik
dalam sebuah proses yang bergantung pada apolipoprotein B-48. Saat mereka beredar melalui
pembuluh limfatik, kilomikron baru lahir memotong sirkulasi hati dan yang dikeringkan
melalui duktus toraks ke dalam aliran darah.4

Dalam aliran darah, partikel HDL menyumbang apolipoprotein C-II dan


apolipoprotein E ke chylomicron baru lahir; chylomicron sekarang dianggap dewasa. Via
apolipoprotein C-II, kilomikron matang mengaktifkan lipoprotein lipase (LPL), suatu enzim
pada sel endotel yang melapisi pembuluh darah. LPL mengkatalisis hidrolisis triacylglycerol
(yaitu gliserol kovalen bergabung dengan tiga asam lemak) yang pada akhirnya melepaskan
gliserol dan asam lemak dari kilomikron. Gliserol dan asam lemak kemudian dapat diserap
dalam jaringan perifer, terutama adiposa dan otot, untuk energi dan penyimpanan.4

Para kilomikron dihidrolisis sekarang dianggap sisa-sisa chylomicron. Sisa-sisa


chylomicron terus beredar sampai mereka berinteraksi melalui apolipoprotein E dengan
reseptor chylomicron sisa-sisa, yang ditemukan terutama di hati. Interaksi ini menyebabkan
sisa-sisa endositosis chylomicron, yang kemudian dihidrolisis dalam lisosom. Hidrolisis
lisosomal rilis gliserol dan asam lemak ke dalam sel, yang dapat digunakan untuk energi atau
disimpan untuk digunakan kemudian.2,3

2. Jalur endogen

Hati adalah sumber penting dari lipoprotein, terutama VLDL. Triacylglycerol dan
kolesterol dirakit dengan apolipoprotein B-100 untuk membentuk partikel VLDL. Partikel
VLDL yang baru lahir yang dilepaskan ke dalam aliran darah melalui proses yang tergantung
pada apolipoprotein B-100.

Seperti dalam metabolisme chylomicron, apolipoprotein C-II dan apolipoprotein E


partikel VLDL yang diperoleh dari partikel HDL. Setelah sarat dengan apolipoproteins C-II
dan E, partikel VLDL yang baru lahir dianggap dewasa.

Sekali lagi seperti kilomikron, VLDL partikel beredar dan menemukan LPL
diekspresikan pada sel endotel. Apolipoprotein C-II mengaktifkan LPL, menyebabkan
hidrolisis partikel VLDL dan pelepasan gliserol dan asam lemak. Produk ini dapat diserap
dari darah oleh jaringan perifer, terutama adiposa dan otot. Partikel-partikel VLDL
dihidrolisis sekarang disebut sisa-sisa atau density lipoprotein VLDL menengah (IDLs). Sisa-
sisa VLDL dapat beredar dan, melalui interaksi antara apolipoprotein E dan reseptor sisa,
diserap oleh hati, atau mereka dapat lebih dihidrolisa dengan hati lipase.

Hidrolisis dengan hati melepaskan gliserol dan asam lemak lipase, meninggalkan sisa-
sisa IDL, disebut lipoprotein densitas rendah (LDL), yang mengandung kandungan kolesterol
yang relatif tinggi. LDL beredar dan diserap oleh hati dan sel-sel perifer. Pengikatan LDL ke
jaringan target terjadi melalui interaksi antara reseptor LDL dan apolipoprotein B-100 atau E
pada partikel LDL. Penyerapan terjadi melalui endositosis, dan diinternalisasi partikel LDL
dihidrolisis dalam lisosom, melepaskan lipid, terutama kolesterol.4

Hiperlipidemia

Hiperlipidemia (hiperlipoproteinemia) adalah keadaan dimana kadar lipoprotein darah


meningkat. Dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu hiperkolesterolemia yang ditandai
dengan adanya peningkatan kadar LDL dan hipertrigliseridamia yang ditandai dengan
peningkatan kadar trigliserid (Tjay dan Rahardja, 2002).5 Menurut Suyatna (2007), klasifikasi
hiperlipidemia yang dikenal adalah klasifikasi Frederickson yang membagi hyperlipidemia
berdasarkan fenotip plasma. Klasifikasi ini meliputi :
a. Tipe I
Hiperlipidemia tipe I memperlihatkan hiperkilomikronemia pada waktu puasa.
Hiperlipidemia tipe I muncul sebelum pasien berumur 10 tahun dengan gejala seperti kolik,
nyeri perut berulang, xantoma dan hepatosplenomegali. Sedangkan pada orang dewasa dapat
muncul gejala seperti nyeri yang sering disertai dengan demam, leukositosis, anoreksia, dan
muntah. Komplikasi dari hiperlipidemia tipe I adalah pendarahan akibat pankreasitis akut.
puasa.
b. Tipe II
Pada hiperlipidemia tipe II ini terjadi peningkatan LDL dan apoprotein B dengan
VLDL kadar normal dan kadar VLDL sedikit meningkat Pada individu homozigot gejala
timbul sejak masa anak-anak, sedangkan individu heterozigot gejala kliniknya tidak muncul
sebelum umur 20 tahun.
c. Tipe III
Hiperlipidemia tipe III dikenal dengan nama Familial Disbetalipoproteinemia,
ditandai dengan tingginya kadar kilomikron dan IDL. Pada tipe ini akan terjadi penimbunan
IDL yang disebabkan oleh blokade parsial dalam metabolism VLDL menjadi LDL. Pada
kasus ini sisa VLDL dan sisa kilomikron oleh hati dihambat sehingga terjadi akumulasi di
darah dan jaringan. Kadar kolesterol dan trigliserida meningkat (350-800 mg/dL), dan gejala
klinik baru akan muncul pada masa dewasa berupa xantoma pada telapak tangan dan kaki,
serta kelainan tuberoeruptif di siku, lutut, atau bokong.
d. Tipe IV
Hiperlipidemia tipe IV terjadi karena adanya peningkatan VLDL dengan trigliserida.
Gejala klinik akan timbul pada usia pertengahan dan separuh dari pasien dari tipe ini
mengalami peningkatan kadar trigliserida pada umur 25 tahun. Mekanisme kelainan ini
belum diketahui akan tetapi penyebab penyakit ini biasanya karena didukung oleh beberapa
faktor, seperti konsumsi alkohol, diet kaya karbohidrat, dan obesitas.
e. Tipe V
Hiperlipidemia tipe V memperlihatkan terjadinya akumulasi VLDL dan kilomikron.
Hal tersebut mungkin disebabkan karena gangguan katabolisme trigliserida endogen dan
eksogen karena semua lipoprotein mengandung kolesterol sehingga kadar kolesterol dapat
meningkat jika kadar trigliserida terlalu tinggi. Pasien dengan tipe ini menunjukkan
intoleransi terhadap karbohidrat dan lemak.5,6

Kesimpulan

Kelebihan lemak pada tubuh dapat terjadi karena adanya gangguan pada metabolism
lemak, kilomikron maupun lipoprotein. Hal ini dapat menyebabkan tingginya kadar lemak
dalam darah sehingga dapat timbul gejal seperti xanthoma maupun hati dan pancreas
membesar dan pada pemeriksaan darah di temukan plasma darah berwarna seperti putih susu
ini di sebabkan karena banyaknya lemak dalam darah.

Daftar Pustaka

1. Sumardjo D. Pengantar kimia: buku panduan kuliah mahasiswa kedokteran dan


program strata I fakultas bioeksakta. Jakarta: EGC; 2009.h.270-2.
2. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia harper.Ed. 27. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC;2006 h.194-200, 217-25.
3. Rubenstein D, Wayne D, Bradely J. Kedokteran klinis. Ed. 6. Jakarta : Erlangga ;
2007.h.191-2.
4. Dawn D, Allan B, Collen M. Biokimia dasar. Ed.2. EGC;2005.h.478-508
5. Davey P. At a glance Medicine. Ed 1. Erlangga;2005.h.69
6. Nelson DL, Cox MM. Lehninger principles of biochemistry. 4th edition. New York:
W. H. Freeman and Company; 2005.

Anda mungkin juga menyukai