“Pencernaan, Penyerapan, Transportasi, Utilisasi, dan Ekskresi Lipid Serta Penyakit Akibat
Kelebihan Lemak”
Oleh:
Peminatan:
KLKK
Lipid adalah Senyawa organik yang mempunyai sifat fisika seperti lemak. Senyawa
heterogen dari senyawa yang lebih berkerabat karena sifat fisikanya dibanding sifat kimianya.
Molekul-molekul biologis yang tidak larut di dalam air tetapi larut di dalam pelarut-pelarut
organik. Sifat - sifat umum pada lipid :
Relatif tidak larut dalam air.
Larut dalam pelarut non polar.
Ada hubungan dengan asam lemak dengan esternya.
Punya kemungkinan digunakan makhluk hidup.
Secara singkat proses pencernaan lemak sudah dimulai dari mulut, yakni dengan
dikeluarkannya enzim lingual lipase yang akan memecah sebagian kecil lemak ke dalam
komponen yang lebih sederhana. Saat memasuki esofagus, lemak dalam bolus akan dilembekkan
dengan suhu esofagus. Kemudian lemak akan masuk ke lambung dan dimulailah pencernaan
yang sesungguhnya. Lambung akan menghasilkan lipase gastrik untuk memecah lemak menjadi
digliserid dan monogliserid. Setelah itu komponen lemak yang tergabung dalam kimus (sudah
tercampur enzim-enzim lambung) akan masuk ke duodenum, menyebabkan stimulasi dinding
usus untuk menghasilkan:
1. hormon sekretin dari sel S yang akan menstimulasi dihasilkannya enzim-enzim pancreas
2. Pankreozimin, juga menstimulasi dihasilkannya enzim-enzim pankreas, dan
3. kolesistokinin dari sel CCK untuk stimulasi empedu menghasilkan cairan empedu.
4. Di duodenum, lipase usus dan lipase pankreas lebih jauh lagi memecah lemak menjadi
monogliserid agar dapat diabsorbsi usus, dalam hal ini lemak akan dibentuk menjadi asa
lemak bebas dan gliserol. Selain itu empedu yang distimulasi hormon CCK akan
menghasilkan garam empedu untuk kemudian berikatan dengan lemak membentuk misel.
Misel akan digunakan untuk mengangkut asam lemak rantai panjang ke dinding usus agar
bisa diabsorbsi. Asam lemak rantai panjang selanjutnya akan diabsorbsi masuk ke sel
absorptif usus kemudian berubah bentuk menjadi trigliserida lalu bergabung atau
"diselubungi" protein membentuk kilomikron. Setelah itu ia akan keluar dari sel absorptif
secara eksositosis dan masuk ke lakteal menuju pembuluh limfe untuk beredar di sirkulasi
sistemik melewati duktus thoraksikus kemudian masuk vena subklavia kiri. Dalam waktu 10
menit pascamakan, setengah dari jumlah kilomikron di sirkulasi akan dibersihkan lipoprotein
lipase untuk dipecah menjadi asam lemak dan gliserol kemudian didistribusikan ke hepar dan
jaringan adiposa tubuh. Sementara itu garam empedu yang dihasilkan untuk membentuk
misel, usai digunakan akan diserap ileum kemudian dialirkan ke vena porta untuk di recycle
dan digunakan kembali (siklus enterohepatik).
C. TRANSPORTASI LIPID
1. Triasilgliserol yang berasal dari diet makanan tidak larut dalam air. Untuk mengangkutnya
menuju usus halus dan agar dapat diakses oleh enzim yang dapat larut di air seperti lipase,
triasilgliserol tersebut disolvasi oleh garam empedu seperti kolat dan glikolat membentuk
misel.
2. Di usus halus enzim pankreas lipase mendegradasi triasilgliserol menjadi asam lemak dan
gliserol. Asam lemak dan gliserol diabsorbsi ke dalam mukosa usus.
3. Di dalam mukosa usus asam lemak dan gliserol disintesis kembali menjadi triasilgliserol
4. Triasilgliserol tersebut kemudian digabungkan dengan kolesterol dari diet makanan dan
protein khusus membentuk agregat yang disebut kilomikron.
5. Kilomikron bergerak melalui sistem limfa dan aliran darah ke jaringan-jaringan.
6. Triasilgliserol diputus pada dinding pembuluh darah oleh lipoprotein lipase menjadi asam
lemak dan gliserol.
7. Komponen ini kemudian diangkut menuju sel-sel target.
8. Di dalam sel otot (myocyte) asam lemak dioksidasi untuk energi dan di dalam sel adiposa
(adipocyte) asam lemak diesterifikasi untuk disimpan sebagai triasilgliserol.
Selama olah raga, otot membutuhkan dengan cepat sejumlah energi simpanan. Asam
lemak yang disimpan dalam adipocyte dapat dilepaskan dan ditransport ke myocyte oleh serum
albumin untuk didegradasi menghasilkan energi.
Ada 3 sumber asam lemak untuk metabolisme energi pada hewan, yaitu:
suplai triasilgliserol dari makanan
sintesis triasilgliserol dalam hati jika sumber energi internal melimpah
simpanan triasilgliserol dalam adipocytes.
Dalam darah lipid diangkut dalam bentuk kilomikron, Lipoprotein, dan Albumin,
Kilomikron merupakan pengangkut Trigliserida dari bahan yang terdiri dari asam-asam lemak
bebas berantai panjang terdiri dari protein. karena lipid tidak dapat larut dalam air, bentuk Lipid
non polar harus bergabung dengan Lipid Amfipatik dan Protein untuk membentuk Lipoprotein
yang bisa campur dengan air sehingga dapat diangkut antar jaringan didalam plasma darah yang
akueosa.
D. UTILISASI LIPID
Jumlah kolesterol baik dalam darah merupakan penandaan penting soal gangguan jantung,
tanpa peduli berapa banyak kolesterol jahat yang di kurangi.
Fungsi lemak tak jenuh ialah :
a) Mengusir lemak jenuh yang menempel pada arteri sehingga aliran darah kembali lancar .
b) Mencegah penyakit kardiovaskuler.
c) Kekakuannya dapat mencegah terjadinya pengumpulan molekul lemak dekat menjadi padat.
d) Bahan baku hormon.
e) Membantu transport vit.larut lemak.
f) Sebagai bahan insulasi perubahan suhu.
g) Pelindung organ-organ tubuh bagian dalam.
E. EKSKRESI LIPID
Sebagian besar orang dewasa dapat mencerna dan mengabsorbsi lemak hingga 95%,
sisanya, akan dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Garam empedu yang sususannya terdiri dari
kolestrol di dalam usus halus daoat diserap oleh jenis serat tertentu yang selanjutnya akan ikut
dikeluarkan melalui feses. Hal ini dapat menurunkan kadar kolestrol darah.
Tambahan kalori sangat dibutuhkan bagi anak yang sedang tumbuh dan wanita
mengandung. Tetapi mereka akan menjadi kegemukan jika makan terlalu banyak kalori. Jumlah
makanan yang Anda makan dapat memainkan peranan penting dalam pengaturan berat badan
dibandingkan dengan jenis makanan. Orang yang overweight di atas normal atau yang kurang
berat badannya, bisa jadi mereka makan jenis makanan yang sama. Perbedaan berat badan
mereka disebabkan oleh jumlah dan tipe makanan yang berhubungan dengan jumlah tenaga yang
mereka gunakan.Pusat tertentu di dalam otak mengontrol nafsu makan, lapar, dan kenyang,
kelompok perasaan yang menyebabkan Anda berhenti makan ketika nafsu makan dan lapar Anda
telah terpuaskan.
Pusat otak ini secara normal membuat orang makan dalam jumlah tertentu yang cukup
untuk menyediakan tenaga bagi mereka. Pusat makanan mengakibatkan orang ingin makan.
Pusat kenyang mengerem pusat makanan dan membuat orang berhenti makan.
Pusat makanan dan pusat kenyang adalah suatu mekanisme yang sangat rumit. Mereka
dapat diganggu oleh penyebab-penyebab tertentu seperti tekanan emosi dan karakter fisik.
Beberapa ilmuwan percaya bahwa memberi makanan terlalu banyak kepada bayi dapat
mengakibatkan banyak berkembangnya sel-sel lemak. Mereka menyatakan bahwa sel-sel ini
dapat mengakibatkan pembentukan lemak secara cepat dibandingkan orang biasa, sehingga dapat
terkena obesitas di kemudian hari.
Fisik yang tidak aktif menjadi penyebab utama obesitas di antara semua kelompok umur,
terutama di antara anak-anak dan remaja. Padahal sebagian besar penderita obesitas di kalangan
anak dan remaja, makan dalam jumlah yang tidak lebih banyak dibanding mereka yang beratnya
normal. Tetapi mereka sangat tidak aktif, sehingga meskipun memiliki nafsu makan yang
sedang, mereka makan lebih banyak dari yang mereka butuhkan untuk bergerak, dan
terkumpulah lemak yang berlebihan.
Latihan untuk membakar kalori. Semakin giat berlatih, semakin banyak kalori digunakan.
Seseorang dengan berat badan 68 kg berjalan pada kecepatan 5,6 km per jam akan membakar
502 kalori selama 97 menit (sama dengan kandungan kalori segelas minuman susu bubuk).
Orang tersebut akan membakar jumlah kalori yang sama ketika mengendarai sepeda selama 61
menit, atau berlari selama 26 menit.
Jumlah kalori yang digunakan sebanding dengan berat badan seseorang. Jika berat Anda
50 kg maka akan menggunakan separo dari jumlah kalori yang dibutuhkan orang yang beratnya
100 kg untuk jenis latihan yang sama dalam jangka waktu yang sama pula.
Nafsu makan orang yang aktif dapat naik jika mereka menjadi sangat aktif. Jika mereka
berubah menjadi tidak aktif, nafsu makan mereka tidak akan turun dengan segera. Nafsu makan
tidak akan turun ke posisi terendah meskipun jika aktifitas menurun drastis.
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, 2001, Buku pedoman penyuluhan dan pelatihan gizi, Depkes RI Jakarta