Anda di halaman 1dari 7

Pemanfaatan Pangan Lokal Berbasis Jagung dalam rangka Pencegahan Stunting dan

Peningkatan Perekonomian Masyarakat di Desa Motung, Kecamatan Ajibata.


PENDAHULUAN
1. Analisis Situasi
Desa Motung adalah salah satu desa di daerah Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba
Samosir, Provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Letak geografis desa Motung terletak di antara
2° 37' 11.6" (2.6199°) LU, 98° 56' 40.9" (98.9447°) BT dan 1275 meter di atas permukaan laut.
Luas wilayah Desa Motung adalah 8.0 km2 atau sekitar 16% dari luas daerah kecamatan Ajibata
. Desa Motung sendiri adalah desa yang memiliki dusun yang paling sedikit di wilayah
Kecamatan Ajibata, yakni sebanyak dua dusun.
Desa Motung berada di dataran tinggi dan perbukitan sehingga aliran sungai sangat jarang
ditemui. Letak Desa Motung yang berada di dataran tinggi menguntungkan bagi petani, karena
kesuburan tanah lebih subur di dataran tinggi. Jenis tanaman yang paling banyak ditanami
masyarakat adalah jagung dan kopi. Produksi jagung per minggu dapat mencapai 8
ton/minggu dengan harga jual ± Rp 3.000/kg. Biasanya hasil panen jagung akan langsung
disetorkan kepada pengepul yang berada di Desa Motung.
Jumlah Penduduk di Desa Motung meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun 1998, jumlah
penduduk adalah 959 jiwa, yang kemudian meningkat pada tahun 2004, sebanyak 1043 jiwa,
dan data terakhir pada tahun 2018 jumlah penduduk Desa Motung adalah 1961 jiwa (239 KK).
Mayoritas penduduk Desa Motung adalah suku Batak Toba, yang didominasi oleh marga
Manurung, Sirait, Ambarita, dan Sitorus. Pada umumnya, penduduk di Desa Motung
berprofesi sebagai petani, dengan pendapatan sekitar Rp 1.500.000/ bulan. Masyarakat di
Desa Motung saat ini juga tertarik dengan usaha mikro, terbuktinya dengan adanya 1 usaha mikro
milik kelompok tani yang mengelola kopi arabica.
Desa Motung hanya memiliki 2 sekolah yakni Sekolah Dasar dan semuanya adalah sekolah
negeri. Sementara untuk tingkatan SMP dan SMA, masyarakat Desa Motung harus bersekolah
ke luar daerah, karena Desa Motung belum memiliki sekolah untuk tingkat SMP dan SMA.
Mayoritas penduduk Desa Motung menyelesaikan pendidikan sampai tingkat SMA, meskipun
ada beberapa yang melanjutkan ke bangku perkuliahan. Pendidikan juga dianggap menjadi salah
satu faktor pemicu tingginya kenakalan remaja di Desa Motung, berupa tindakan pencurian.
Fasilitas kesehatan yang ada di Desa Motung adalah 1 puskesmas yang terdapat di Desa
Pardamean Ajibata dengan jarak 8.5 KM dari Desa Motung. Desa Motung juga memperoleh
layanan kesehatan dengan adanya 1 puskemas pembantu dan dua orang bidan desa yang
menangani masing-masing dusun. Berdasarkan data yang dilaporkan ke Dinas Kesehatan,
ditemukan masih ada 4 anak yang mengalami stunting di Desa Motung. 3 dari total 61
anak di Dusun 1 mengalami stunting, dimana 2 orang di antaranya adalah anak kembar.
Sementara di dusun 2 ditemukan 1 anak stunting dari total 45 anak.
Mayoritas kebutuhan air masyarakat di Desa Motung bersumber dari sumur gali dan mata
air. Desa Motung memiliki 5 mata air yang tersebar di seluruh penjuru desa, yaitu: Mual
Simarata, Dolok Marsaur, Aek Sakkar, Aek Nabiru, Mual Simananggar. Penduduk tidak
mengalami kesulitan di dalam memperoleh air bersih.
Desa Motung termasuk ke dalam daerah Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN)
yang ditetapkan oleh pemerintah pusat. Salah satu isu strategis yang menjadi fokus perhatian
adalah pengembangan komoditas unggulan seperti kopi dan jagung yang masih belum optimal.
Dalam sosialisasi Master Plan dan Pra Desain Kawasan Pedesaan Prioritas Nasional (KPPN)
khusus untuk Kecamatan Ajibata, Kabupaten Toba Samosir, Desa Motung termasuk ke dalam
beberapa desa yang menjadi lokasi prioritas. Adapun desa tersebut adalah: Desa Pardamean
Sibisa menjadi pusat pertumbuhan, pengolahan dan etalase. Desa Motung untuk sentra
pengembangan shelter kopi dan agrowisata dan Desa Parsaoran Sibisa untuk sentra
pengembangan shelter kopi specialty. Sebagai bagian dari Kawasan Strategis Pariwisata
Nasional (KSPN) Danau Toba, Desa Motung memiliki Bukit Senyum sebagai potensi
parawisata.
Desa Motung masih kental dengan hidup berbudaya yang dikenal dengan masyarakat adat
Raja Bius Motung, Siopat Marga ( Marga Manurung, Marga Sirait, Marga Sitorus, dan Marga
Ambarita). Konflik yang sedang dialami oleh masyarakat Desa Motung adalah konflik terkait
lahan dengan BPODT ( Badan Pelaksana Otorita Danau Toba). Lahan seluas 107 Hektar yang
diperuntukkan untuk pengembangan daerah wisata Danau Toba berada di atas ulayat bersama
Raja Bius Motung, Siopat Marga. Masyarakat mengharapkan BPODT untuk melakukan
pendekatan sosial budaya terhadap masyarakat di Desa Motung.

2. Permasalahan Mitra
Setelah melakukan survey lapangan dan melakukan wawancara dengan pemangku jabatan
dan masyarakat Desa Motung, maka pengusul mendapati ada dua hal pokok yang menjadi
permasalahan di desa mitra, yaitu: 1. Permasalahan Kesehatan (Ada 4 orang anak stunting
di desa Motung) dan 2. Permasalahan perekonomian (Pendapatan yang masih rendah).
Desa Motung adalah desa yang mayoritas penduduknya bergantung secara financial
terhadap hasil pertanian. Jagung hasil panen dijual kepada pengepul dengan harga relatif
rendah, karena hasil panen melimpah sehingga harga jual menjadi rendah. Dari jumlah
pendapatan rata-rata masyarakat Motung, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat di Desa
Motung merupakan masyarakat yang belum produktif secara ekonomi. Salah satu cara mengatasi
permasalahan perekonomian ini adalah pengolahan pangan lokal ke dalam produk makanan.
Desa Motung menghasilkan sekitar 8-10 ton jagung/ minggu. Jagung sendiri merupakan
sumber vitamin dan mineral yang sangat baik bagi tubuh. Komposisi jagung per 100 gram bahan
mengandung 22,8 gram karbohidrat, 3,5 gram protein, serta lemak sebesar 1,0 gram. Asam folat
yang terdapat dalam jagung sebesar 129 mcg sangat baik untuk kesehatan ibu hamil dan bayi.
Selain itu kandungan zat gizi jagung seperti besi 0,7 mg, vitamin A 400 SI, dan vitamin B 0,15
mg berperan dalam mencegah anemia pada ibu hamil (Suarni, 2011).
Desa Motung adalah bagian dari Kawasan Perdesaan Prioritas Nasional (KPPN) yang
ditetapkan oleh pemerintah pusat. Desa Motung berpotensi menjadi lokasi parawisata ke
depannya. Saat ini, kelompok tani sudah memiliki usaha mikro yang bergerak dalam pengolahan
kopi. Namun belum ada kelompok masyarakat yang bergerak dalam pengolahan jagung,
sementara jagung juga merupakan komoditas utama Desa Motung. Olahan jagung menjadi
produk makanan diharapkan dapat menjadi ciri khas daerah yang dapat dinikmati oleh para
pengunjung yang akan berwisata ke desa Motung. Pengetahuan masyarakat mengenai
pengolahan jagung menjadi produk makanan masih rendah. Oleh karena itu, masyarakat sangat
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan, untuk menjadi masyarakat produktif dan dapat
menambah pendapatan keluarga.
Selain manfaat dari segi ekonomi, pemanfaatan pangan lokal berbasis jagung juga
diharapkan dapat membantu pengentasan masalah stunting di Desa Motung.
Balita stunting adalah salah satu masalah utama pada status gizi balita di Indonesia selain
balita gizi buruk (underweight). Stunting merupakan akumulasi kondisi balita yang pendek dan
sangat pendek. Indikator stunting pada balita dihitung berdasarkan tinggi badan menurut umur
(TB/U) (Badan Litbangkes, 2010).
Indikator stunting secara umum menggambarkan status gizi yang bersifat kronis, artinya
muncul sebagai akibat dari keadaan yang berlangsung lama seperti kemiskinan, pola asuh yang
tidak tepat, serta sering menderita penyakit secara berulang karena hygiene dan sanitasi yang
kurang baik (Badan Litbangkes, 2007). Ketiga hal tersebut menjadi penyebab utama asupan
protein yang kurang, sekaligus mendegradasi protein yang tersimpan dalam tubuh akibat sering
sakit yang berlangsung lama.Pemerintah menghimbau masyarakat untuk memanfaatkan dan
mengolah makanan yang bersumber pada bahan makanan lokal sebagai salah satu upaya
pencegahan stunting pada balita.

SOLUSI PERMASALAHAN
Berdasarkan uraian masalah di atas maka solusi permasalahan pada desa mitra adalah :
No Permasalahan Solusi yang Luaran Indikator
ditawarkan pengukuran
1 Kurangnya 1. Melaksanakan Masyarakat Adanya produk
pemahaman Kegiatan Pelatihan mendapatkan olahan jagung
masyarakat Desa tentang Pengolahan penghasilan yang terjual ke
Motung tentang Jagung menjadi tambahan dari pasar.
pengolahan jagung Produk Makanan hasil olahan
menjadi produk berupa Susu Jagung jagung.
makanan. dan Keripik Jagung.
2. Pendampingan
produksi dari tahap uji
coba sampai produksi
komersial
2 Kurangnya 1. Melakukan Angka Stunting Jumlah anak
pemahaman Pemeriksaan Stunting di desa Motung stunting yang
masyarakat Desa terhadap Anak Balita menurun. dilaporkan oleh
Motung tentang di Desa Motung Bidan Desa
Pemanfaatan Pangan 2. Melakukan Motung kepada
Lokal sebagai Upaya Penyuluhan tentang Dinas Kesehatan
Pencegahan Stunting Stunting dan setempat.
Bahayanya
3. Melakukan
Penyuluhan tentang
Pemanfaatan Pangan
Lokal berbasis Jagung
dalam Upaya
Pencegahan Stunting
4. Melakukan Pelatihan
tentang Pengolahan
Jagung menjadi
Produk Makanan,
berupa susu jagung
dan keripik jagung
5. Memberikan produk
makanan berbasis
jagung kepada balita
3 Kurangnya informasi 1. Melakukan analisis Diperoleh Kandungan zat
tentang nilai gizi kandungan zat gizi informasi besi, vitamin A,
produk olahan jagung jagung di kandungan zat dan vitamin B
Laboratorium dan gizi olahan diperoleh secara
memberikan jagung kuantitatif.
informasi terkait
kepada masyarakat

METODE PELAKSANAAN
Metode pelaksanaannya terdiri dari: (1) Persiapan; (2) Pelaksanaan Penyuluhan; dan (3)
Monitoring dan Evaluasi. Hasil dari kegiatan ini adalah adanya peningkatan pendapatan
masyarakat dan penurunan angka stunting di Desa Motung melalui pengolahan pangan lokal
berbasis jagung.
Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian pada masyarakat (PPM) Pemanfaatan
Pangan Lokal Berbasis Jagung dalam rangka Pencegahan Stunting dan Peningkatan
Perekonomian Masyarakat di Desa Motung, Kecamatan Ajibata dalam mencapai target
luaran berupa penyuluhan, dengan tahapan sebagai berikut:

1. Tahap Persiapan
Sebelum dilakukan penyuluhan peserta mengisi daftar pertanyaan untuk mengetahui persepsi
Ibu-Ibu PKK di Desa Motung, Kecamatan Ajibata Kabupaten Samosir sebelum dilakukan
kegiatan penyuluhan. Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah:
a. Pendataan peserta penyuluhan
b. Memastiakan kesediaan wanita yang akan ikut adalm penyuluhan dan pemeriksaan
kesehatan reproduksi genitalia
c. Memastikan kesediaan kader kesehatan yang akan membantu dalam kegiatan
penyuluhan
d. Mengkoordinasikan kesediaan tempat dan seluruh perlengkapan yang dibutuhkan
saat kegiatan penyuluhan berlangsung.

2. Tahap Pelaksanaan
Kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap ini adalah:
a. Melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada masyarakat pardamean si bisa.
Materi yang disajikan dalam penyuluhan ini terkait dengan tema usaha penyebarluasan
informasi kesehatan dan penguatan partisipasi pemberdayaan kader. realisasi kegiatan
kegiatan pada masyarakat ini mengadakan penyuluhan dengan tema “Pemberdayaan
kader wanita berkelanjutan dalam upaya peningkatan kesehatan dan pencegahan cancer
servix dengan metode one volunter five patient” Kegiatan dilaksanakan dengan
mengundang pakar di bidang peningkatan kesehatan dan pencegahan cancer servix
yaitu dr. Elisabeth S.POG selaku Dokter bagian Obgyn di Murni Teguh Memorial
Hospital.12
b. Melakukan evaluasi ( Post-test ) setelah kegiatan penyuluhan dilakukan untuk evaluasi
efektifitas penyuluhan yang di berikan. Tim membagikan kuesioner kepada masing –
masing peserta dan akan dilakukan pengisian kuesioner dan dipastikan antara yang
satu anggota dengan yang lain secara mandiri.

3. Monitoring dan Evaluasi


Pada tahap ini akan dilakukan evaluasi terhadap pelaksanaan
No Jenis Evaluasi Indikator
1 Penyuluhan kesehatan terkait Jumlah kehadiran peserta sesuai dengan
pentingnya deteksi dini kanker serviks terdapat dalam daftar yangyang telah di
buat oleh Tim

2 Pemberdayaan kader kesehatan Ketersediaan kader pelaksana sesuai


dengan job diskription yang di bagi kepaga
setiap kader yang telah di tunjuk

Pelaksanaan kegiatan ini akan mendapat dukungan penuh dari perangkat desa
Pardamean si bisa yang terletak di kecamatan Ajibata kabupaten toba samosir provinsi
Sumatera Utara ini merupakan salah satu desa binaan dari STIKes Murni Teguh, sehingga
STIKes Murni Teguh memiliki tanggung jawab untuk membangun desa ini menuju derajat
kesehatan yang baik yang diawali dari hal sederhana melalui peningkatan pengetahuan
sehingga dengan demikian seiring dengan berjalannya waktu akan memberdayakan
masyarakat di desa ini terutama kanker serviks yang menjadi fokus perhatian pemerintah
sebgai indikator derjat kesehatan masyarakat indonesia.

Anda mungkin juga menyukai