Anda di halaman 1dari 25

Sistem

respirasi dan
autakoid
Dosen pengampu: apt.Masria Phetheresia Sianipar,S.Farm.,M.Si
Kelompok 3
● Ahmad Azani Situmorang
● Chyndy Geofani Rajagukguk
● Dian Ning Fathta
● Herawati Pakpahan
● Ika Maryanti
● Lisa Kristina Siburian
● Novita Kumala sari
● Sinta Rotua Tampubolon
● Sulastri Purba
● Zahra Khairunnisa
Sistem respirasi
Sistem pernafasan atau yang sering disebut system respirasi merupakan sistem organ yang
digunakan untuk proses pertukaran gas, dimana sistem pernafasan ini merupakan salah satu
sistem yang berperan sangat penting dalam tubuh untuk menunjang kelangsungan hidup.
Sistem pernafasan dibentuk oleh beberapa struktur, seluruh struktur tersebut terlibat didalam
proses respirasi eksternal yaitu pertukaran oksigen antara atmosfer dan darah serta
pertukaran karbon dioksida antara darah dan atmosfer, selain itu terdapat juga respirasi
internal yaitu proses pertukaran gas antara darah sirkulasi dan sel jaringan dimana system
respirasi internal ini terjadi pada seluruh system tubuh.Struktur utama dalam sistem
pernafasan adalah saluran udara pernafasan, saluran-saluran ini terdiri dari:
1. Jalan napas
2. saluran napas
3. serta paru-paru.
Struktur saluran napas dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya :
a.system penrafasan bagian atas ,terdiri dari hidung, faring, laring dan trakhea.
b.System pernafasan bagian bawah, terdiri dari bronkus, bronkiolus dan alveolus.
Anatomi sistem respirasi
Bagian-bagian sistem pernafasan yaitu Cavum nasi, faring, laring, trakea, karina, bronchus principalis,
bronchus lobaris, bronchus segmentalis, bronchiolus terminalis, bronchioles respiratoryus, saccus alveolus,
ductus alveolus dan alveoli.
Terdapat Lobus, dextra ada 3 lobus yaitu:
1. lobus superior
2. lobus media dan
3. lobus inferior
Sinistra ada 2 lobus yaitu :
1.lobus superior dan
2.lobus inferior
Pulmo dextra terdapat fissura horizontal yang membagi lobus superior dan lobus media, sedangkan fissura
oblique membagi lobus media dengan lobus inferior.
Pulmo sinistra terdapat fissura oblique yang membagi lobus superior dan lobus inferior.

Pembungkus paru (pleura) terbagi menjadi 2 yaitu:


1. parietalis (luar) dan
2. Visceralis(dalam)
diantara 2 lapisan tersebut terdapat rongga pleura (cavum pleura).

1.Hidung

Tersusun atas tulang dan tulang rawan hialin, kecuali naris anterior yang dindingnya
tersusun atas jaringan ikat fibrosa dan tulang rawan. Permukaan luarnya dilapisi kulit
dengan kelenjar sebasea besar dan rambut. Terdapat epitel respirasi: epitel berlapis
silindris bersilia bersel goblet dan mengandung sel basal. Didalamnya ada konka
nasalissuperior, medius dan inferior. Lamina propria pada mukosa hidung umumnya
mengandung banyak pleksus pembuluh darah.
•Fungsi Respirasi
Pada fungsi respirasi, hidung memiliki fungsi yang cukup fundamental yang di antaranya
yakni, untuk mengatur kondisi udara (air conditioning), penyaring udara, dan humidifikasi. Di
lain sisi, hidung juga berfungsi sebagai penyeimbang dalam pertukaran tekanan dan juga
mekanisme imunologik lokal.
•Fungsi Penghidu
Selanjutnya, hidung memiliki fungsi penghidu. Hal ini kaitannya hidung yang berfungsi
sebagai organ tubuh yang mengidentifikasi sumber yang berbahaya atau nutrisi yang dapat
mempengaruhi mood dan seksualitas.Selain itu, hidung yang memiliki mukosa olfaktorius
(penciuman) dan reservoir udara untuk menampung stimulus penghidu.
•Fungsi Fonetik
Berikutnya, hidung memiliki fungsi fonetik yang artinya hidung berguna untuk resonansi suara
dan juga membantu dalam proses berbicara. Selain itu, hidung juga berfungsi untuk
memitigasi dan mencegah adanya hantaran suara sendiri melalui konduksi tulang.
•Fungsi Statistik dan Mekanik
Terakhir, ada hidung yang memiliki fungsi statistik dan mekanik. Dalam implementasinya,
hidung ini berfungsi dalam meringankan beban pada kepala. Tidak hanya itu, hidung juga
dapat memproteksi trauma dan juga pelindung dari panas.
2.Sinus paranasal
Merupakan rongga-rongga berisi udara yang terdapat dalam tulang
tengkorakyangberhubungan dengan rongga hidung. Ada 4 sinus: maksilaris, frontalis,
etmoidalis dansphenoidalis. Fungsi dari sinus paranasalis antara lain sebagai
pengatur pengatur kondisi udara, sebagai penahan suhu, membantu keseimbangan
kepala, membantu resonansi suara, peredam perubahan tekanan udara dan
membantu produksi mukus untuk membersihkan rongga hidung.

3. Faring
Lanjutan posterior dari rongga mulut. Saluran napas dan makanan
menyatudanmenyilang. Pada saat makan makanan dihantarkan ke oesophagus. Pada
saat bernapasudara dihantarkan ke laring. Ada 3 rongga : nasofaring, orofaring, dan
laringofaring.

4. Laring
Organ berongga dengan panjang 42 mm dan diameter 40 mm. Terletak antara
faringdan trakea. Dinding dibentuk oleh tulang rawan tiroid dan krikoid. Muskulus
ekstrinsikmengikat laring pada tulang hyoid. Muskulus intrinsik mengikat laring pada
tulang tiroiddan krikoid berhubungan dengan fonasi. Lapisan laring merupakan epitel
bertingkat silia.
5.Trakea
Tersusun atas 16 – 20 cincin tulang rawan. Celah diantaranya dilapisi olehjaringanikat fibro
elastik. Struktur trakea terdiri dari: tulang rawan, mukosa, epitel bersilia, jaringan limfoid dan
kelenjar. Dalam sistem pernapasan, fungsi trakea bukan hanya sebagai jalur masuk dan
keluarnya udara, namun juga untuk menyaring partikel kotoran yang mungkin terbawa udara
sebelum masuk ke paru-paru.

6.Bronchus
Cabang utama trakea disebut bronki primer atau bronki utama. Bronki primer bercabang
menjadi bronki lobar, bronki segmental, dan bronki subsegmental.

7. BronchiolusCabang ke 12 – 15 bronkus. Tidak mengandung lempeng tulang rawan, tidak


mengandung kelenjar submukosa. Otot polos bercampur dengan jaringan ikat longgar. Epitel
kuboid bersilia dan sel bronkiolar tanpa silia (sel Clara). Lamina propria tidak mengandung sel
goblet. Fungsi bronkiolus yaitu untuk membantu proses distribusi udara di dalam paru-paru.
Bronkiolus akan mengalirkan udara menuju alveoli. Di mana, alveoli merupakan tempat
pertukaran oksigen dengan karbondioksida. Alveoli ini nantinya akan mengedarkan oksigen ke
seluruh bagian tubuh.
8.Bronchiolus respiratorius
Merupakan peralihan bagian konduksi ke bagian respirasi paru. Lapisan: epitelkuboid, kuboid
rendah, tanpa silia. Mengandung kantong tipis (alveoli). Bronkiolus respiratori berfungsi
sebagai alat yang mengantarkan udara langsung ke alveolus.

9.Duktus alveolaris
Lanjutan dari bronkiolus. Banyak mengandung alveoli. Tempat alveoli bermuara. Fungsi
Duktus Alveolaris ialah sebagai tempat pertukaran gas antara udara yang dihirup dan darah.

10.Alveolus
Kantong berdinding sangat tipis pada bronkioli terminalis. Tempat terjadinya pertukaran
oksigen dan karbondioksida antara darah dan udara yang dihirup. Jumlahnya200 - 500 juta.
Bentuknya bulat poligonal, septa antar alveoli disokong oleh serat kolagen, dan elastis
halus.Sel epitel terdiri sel alveolar gepeng ( sel alveolar tipe I ), sel alveolar besar ( selalveolar
tipe II).

11. Pleura
Membran serosa pembungkus paru. Jaringan tipis ini mengandung serat elastin, fibroblas,
kolagen. Yang melekat pada paru disebut pleura viseral, yang melekat padadinding toraks
disebut pleura parietal. Ciri khas mengandung banyak kapiler danpembuluh limfe. Saraf
adalah cabang n. frenikus dan interkostal. Pleura berfungsi sebagai pelumas yang membantu
kelancaran pergerakan paru-paru ketika bernapas tanpa adanya friksi.
Mekanisme pernapasan manusia
Pernafasan pada manusia dapat digolongkan menjadi 2, yaitu:
1.Pernafasan dada
Pada pernafasan dada otot yang erperan penting adalah otot antar tulang rusuk. Otot tulang
rusuk dapat dibedakan menjadi dua, yaitu otot tulang rusuk luar yang berperan dalam
mengangkat tulang-tulang rusuk dan tulang rusuk dalam yang berfungsi menurunkan atau
mengembalikan tulang rusuk ke posisi semula. Bila otot antar tulang rusuk luar
berkontraksi,maka tulang rusuk akan terangkat sehingga volume dada bertanbah besar.

2. Pernafasan perut
Pada pernafasan ini otot yang berperan aktif adalah otot diafragma dan otot dinding rongga
perut. Bila otot diafragma berkontraksi, posisi diafragma akan mendatar. Hal itu menyebabkan
volume rongga dada bertambah besar sehingga tekanan udaranya semakin kecil. Penurunan
tekanan udara menyebabkan mengembangnya paru-paru, sehingga udara mengalir masuk ke
paru- paru(inspirasi).
Autakoid
Dalam bahasa Yunani disebut dengan autos yang berari sendiri, dan akos yang berarti
menyembuhkan.autakoid adalah segolongan zat yangterdapat dalam tubuh yang mempunyai
reseptor yg beraneka macam yangdapat menimbulkan efek sistemik.
•Fungsinya seperti hormon lokal
•Dihasilkan oleh jaringan kelenjar endokrin
•Terbentuk secara alami atau analog sintetik
•Antagonis autakoid = senyawa yg menghambat sintesis autakoidtertentu/mempengaruhi
interaksinya dgn reseptor
Klasifikasi Autakoid
•Amina Autacoids (Amina autacoids terdekarboksilasi) : Histamin, 5-hidroksi tryptamine
(Serotonin).
•Peptide autacoids (Polypeptide): Bradykinin, Kallidin, peptida usus Vasoaktif.
•Autacoids turunan lipid (Eicosonoids): Prostaglandin, Thromboxane, Leucotrines, Platelets
activating factor (PAF).
Histamin
Histamin adalah amina basa yang dibentuk dari histidin oleh histidin dekarboksilase.
Penyimpanan: Ditemukan di sebagian besar jaringan tetapi hadir dalam konsentrasi tinggi di paru-
paru dan kulit, dan khususnya konsentrasi tinggi di saluran pencernaan. Pada tingkat sel,
sebagian besar ditemukan di sel mast tetapi histamin sel non-mast terjadi di ‘Histaminosit’ di perut
dan neuron histaminergik di otak. Histamin dilepaskan dari sel mast melalui eksositosis selama
reaksi inflamasi atau alergi.

Mekanisme: Histamin bekerja dengan menduduki reseptor tertentu pada sel yang terdapat pada
permukaan membran. Dewa ini didapatkan 3 jenis reseptor histamin H1,H2, dan H3, reseptor
tersebut termasuk golongan reseptor yang berpasangan dengan protein G. Padaotak,reseptor H1
dan H2 terletak pada membran pascasinaptik, sedangkan reseptor H3 terutama prasinaptik.
Antihistamin
Ini adalah obat yang memusuhi berbagai tindakan histamin yang dilepaskan dalam tubuh
atau diberikan secara eksogen. Obat ini digunakan terutama untuk menghilangkan gejala
gangguan alergi dan tukak lambung.
Mekanisme: menjelaskan bahwa antihistamin bekerja dengan cara menghentikan efek
histamin yang ada di dalam tubuh. Histamin sendiri akan muncul ketika tubuh mendeteksi
bahaya, seperti infeksi. Histamin ini akan melindungi tubuh dengan membuat pembuluh
darah dan kulit membengkak.
5-hydroxy trptamine(5-HT)/serotonin
Pada manusia, terdapat dalam sel enterochromaffin GI (90%), trombosit, dan otak.
Disintesis dari triptofan (dalam diet) dalam dua langkah.
Trombosit tidak mensintesis tetapi mengambil dari darah (proses serapan aktif dalam
trombosit dan terminal saraf).

Mekanisme: Serotonin adalah produksi sel saraf kimiawi.


Cara kerja hormon ini adalah mengirim sinyal di antara sel-sel saraf sehingga berperan
dalam mengatur suasana hati kita.
Bradykinin
Bradykinin dan lysyl bradykinin (kallidin) adalah peptida aktif yang dibentuk oleh pembelahan
proteolitik dari protein sirkulasi yang disebut kininogen melalui jalur kaskade protease.

Mekanisme: Bradikinin sebagai mediator inflamasi memiliki peranan penting dalam dilatasi
pembuluh darah (yang fungsinya sama seperti histamin) dan merupakan senyawa utama yang
menyebabkan rasa nyeri pada reaksi peradangan. Bradikinin memiliki efek meningkatkan
sensitivitas sel-sel nosiseptor (sel-sel saraf yang menerima stimulus nyeri) sehingga ambang
nyeri akan turun.
Eicosanoid
Tidak seperti histamin, eikosanoid tidak dilakukan dalam sel tetapi dihasilkan dari prekursor fosfolipid
sesuai permintaan.Mereka terlibat dalam pengendalian banyak proses fisiologis dan merupakan
salah satu mediator dan modulator terpenting dari reaksi inflamasi.Ketertarikan pada eikosanoid
muncul pada tahun 1930-an setelah laporan bahwa air mani mengandung zat lipid yang
mengontraksi otot polos rahim.Substansi itu diyakini berasal dari prostat dan dibebani dengan nama
prostaglandin yang salah.Belakangan, menjadi jelas bahwa prostaglandin bukanlah zat tunggal tetapi
seluruh keluarga senyawa yang dapat dihasilkan dari asam lemak tak jenuh 20-karbon oleh hampir
semua sel.

Mekanisme: Eikosanoid berfungsi dalam berbagai sistem fisiologis dan proses patologis seperti:
meningkatkan atau menghambatrasa sakit ,alergi , demam dan tanggapan kekebalan lainnya ;
mengatur aborsi kehamilan dan persalinan normal ; memberikan masukan pada persepsi rasa sakit ;
mengatur pertumbuhan sel ; mengendalikan tekanan darah ; dan memodulasi aliran darah regional
ke jaringan. Dalam melakukan peran ini, eikosanoid paling sering bertindak sebagai agen
pensinyalan autokrin untuk mempengaruhi sel asalnya atau sebagai agen pensinyalan parakrin
untuk mempengaruhi sel di dekat sel asalnya.Eikosanoid juga dapat bertindak sebagai agen
endokrin untuk mengontrol fungsi sel jauh.
Prostanoid
Istilah prostanoid mencakup prostaglandin dan tromboksan.Cyclo-oxygenases (Coxs) mengoksidasi
arakidonat, menghasilkan intermediet prostaglandin (PG) G 2 dan PGH 2 yang tidak stabil .Ada dua
isoform COX utama: COX-1, enzim konstitutif, dan COX-2, yang sering diinduksi oleh rangsangan
inflamasi.Cyclo-oxygenase-1 hadir di sebagian besar sel sebagai enzim konstitutif yang
menghasilkan prostanoid yang bertindak sebagai pengatur homeostatis (misalnya memodulasi
respons vaskular), sedangkan COX-2 biasanya tidak ada tetapi sangat diinduksi oleh rangsangan
inflamasi dan oleh karena itu diyakini lebih banyak. relevan dengan terapi inflamasi (lihat bab
selanjutnya untuk pembahasan lengkap tentang poin ini).Kedua enzim mengkatalisasi penggabungan
dua molekul oksigen ke dalam setiap molekul arakidonat, membentuk endoperoksida PGG 2 dan
PGH 2 yang sangat tidak stabil .

Mekanisme: Prostanoid inflamasi tersebut adalah prostaglandin dan tromboksan yang merupakan
produk akhir dari metabolisme asam lemak yang dihasilkan oleh aktivitas enzimatik COX spesifik
jaringan.
Angiotensi
Sistem renin-angiotensin (RAS) , atau sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAAS), adalah sistem
hormon yang mengatur tekanan darah dan keseimbangan cairan dan elektrolit, serta resistensi
pembuluh darah sistemik.Ketika aliran darah ginjal berkurang, sel juxtaglomerular di ginjal mengubah
prorenin prekursor (sudah ada dalam darah) menjadi rennin dan mengeluarkannya langsung ke
sirkulasi.Renin plasma kemudian melakukan konversi angiotensinogen, yang dilepaskan oleh hati,
menjadi angiotensin I. Angiotensin I selanjutnya diubah menjadi angiotensin II oleh enzim pengubah
angiotensin (ACE) yang ditemukan pada permukaan sel endotel vaskular, terutama di paru-
paru. .Angiotensin II adalah peptida vasokonstriktor kuat yang menyebabkan pembuluh darah
menyempit, mengakibatkan peningkatan tekanan darah. Angiotensin II juga merangsang sekresi
hormon aldosteron dari korteks adrenal.

Mekanisme: Secara keseluruhan mekanisme kerja dari Angiotensin receptor blocker (ARB) yaitu
menghambat aktivasi angiotensin II terhadap reseptornya, sehingga lebih menguntungkan karena
tidak menghasilkan efek samping batuk kering.
Contoh kasus 1
Penyebab : Menghirup serat asbes bisa menyebabkan terbentuknya jaringan parut (fibrosis) di
dalam paru-paru. Jaringan paru-paru yang membentuk fibrosis tidak dapat mengembang dan
mengempis sebagaimana mestinya. Beratnya penyakit tergantung kepada lamanya pemaparan dan
jumlah serat yang terhirup. Pemaparan asbes bisa ditemukan di industri pertambangan dan
penggilingan, konstruksi dan industri lainnya. Pemaparan pada keluarga pekerja asbes juga bisa
terjadi dari partikel yang terbawa ke rumah di dalam pakaian pekerja. Penyakit-penyakit yang
disebabkan oleh asbes diantaranya:
- Plak pleura
- Mesotelioma maligna
- Efusi pleura.

Gejala: Gejala asbestosis muncul secara bertahap dan baru muncul hanya setelah terbentuknya
jaringan parut dalam jumlah banyak dan paru-paru kehilangan elastisitasnya. Gejala pertama adalah
sesak napas ringan dan berkurangnya kemampuan untuk melakukan gerak badan. Sekitar 15%
penderita, akan mengalami sesak napas yang berat dan mengalami kegagalan pernapasan
Diagnosa: Pada pemeriksaan fisik dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara ronki.
Untuk memperkuat diagnosis, biasanya dilakukan pemeriksaan rontgen dada, tes fungsi paru-paru
dan CT scan paru.

Pengobatan : Pengobatan suportif untuk mengatasi gejala yang timbul adalah membuang
lendir/dahak dari paru-paru melalui prosedur postural drainase, perkusi dada dan vibrasi. Diberikan
obat semprot untuk mengencerkan lendir. Mungkin perlu diberikan oksigen. Kadang dilakukan
pencangkokan paru-paru. Mesotelioma berakibat fatal, kemoterapi tidak banyak bermanfaat dan
pengangkatan tumor tidak menyembuhkan kanker.
Penyakit Bisinosis
Contoh kasus 2
Penyebab: Di Amerika Serikat dan Inggris, bissinosis terjadi hampir secara eksklusif pada
orangorang yang bekerja dengan kapas yang belum diolah. Mereka yang bekerja dengan rami
mungkin juga dapat menderita penyakit ini.Yang paling sering terkena adalah orangorang yang
kerjanya membuka karung kapas mentah atau bekerja pada tahap awal pemrosesan kapas.
Merokok menyebabkan meningkatnya resiko terkena penyakit ini.

Gejala: Pada penderita ditemukan beberapa keadaan berikut:


-Terdapat riwayat pemaparan debu dari pabrik tekstil
-Gejala semakin memburuk pada harihari kerja
-Gejala membaik jika penderita jauh dari tempatnya bekerja
-Dada terasa sesak
-Batuk

Diagnosa: Pemeriksaan yang biasa dilakukan:


a. Rontgen dada
b. b. Tes fungsi paru
Pengobatan: Pengobatan yang terpenting adalah menghilangkan sumber pemaparan dari bahan
penyebab. Untuk meringankan gejala, biasanya diberikan bronkodilator, baik dalam bentuk hirup
(albuterol) maupun tablet (theophylline). Pada kasus yang lebih berat bisa diberikan
corticosteroid.
Contoh kasus 3
Penyakit Antrakosis
Penyebab: Paru-paru hitam merupakan akibat dari terhirupnya serbuk batubara dalam jangka waktu
yang lama. Merokok tidak menyebabkan meningkatnya angka kejadian paru-paru hitam, tetapi bisa
memberikan efek tambahan yang berbahaya bagi paruparu. Resiko menderita paru-paru hitam
berhubungan dengan lamanya dan luasnya pemaparan terhadap debu batubara. Kebanyakan
pekerja yang terkena berusia lebih dari 50 tahun.

Gejala: Paru-paru hitam simplek biasanya tidak menimbulkan gejala. Tetapi banyak penderita yang
mengalami batuk menahun dan mudah sesak nafas karena mereka juga menderita emfisema (karena
merokok) atau bronkitis (karena merokok atau terpapar polutan industri toksik lainnya). Fibrosis masif
progresif yang berat juga menyebabkan batuk dan sesak nafas.

Diagnosa: Diagnosis ditegakkan berdasarkan hasil pemeriksaan rontgen dada dan tes fungsi paru-
paru.

Pengobatan: Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini, selain untuk mengobati komplikasinya
(gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika terjadi gangguan pernafasan, maka diberikan
bronkodilator dan ekspektoran. Dianjurkan untuk menghindari pemaparan lebih lanjut.
Dua Tiga Kucing Berlari
rambo dan sappy tak Kat sini
Mohon maaf lahir dan batin 🙏🏻
Sekian dan Terimakasih🤗

Anda mungkin juga menyukai