HORMON ANDROGEN

NUR LAILA FAIZAH

MIRRAH FITRI SHABIRAH
 STEROIDOGENENSIS

Hormon Steroid Biosintesis Testosteron

Peran LH dalan sintesis Testosteron

Androgen sebagai steroid seks pria

ANDROGEN
Steroidogenesis Testis Mekanisme kerja androgen

Steroidogenesis Adrenal AIS

 Hormon steroid
• Steroid:
• Molekul organik lipofilik
• Memiliki 4 cincin inti (siklo-penteno-perhidrofenantren)
• Membawa pesan kimiawi tertentu (Henley, et al., 2005).
• Tiga kelas utama:
• Glukokortikoid,
• Mineralokortikoid,
• Steroid seks.
• Siklo-penteno-perhidrofenantren
• Cincin sikloheksan (cincin A, B dan C)
• Cincin siklopentan (cincin D)
 HORMON STEROID
02
OVARIUM
ADRENAL 01

04
PLASENTA
03
TESTIS
 Androgen sebagai Steroid Seks Pria
• Merupakan steroid seks pada pria.
• Peran reproduksi & nonreproduksi
• Peran tergantung pada: jumlah androgen, distribusi, metabolisme, dan interaksi
dengan reseptor, serta ekskresinya.
• Androgen:
• Testosteron
• 5α-dihidrotestosteron (DHT)
• Androsteron
• Androstenedion
• 17-OHprogesteron
• Progesteron
• Pregnenolon.
Steroidogenesis testis

• Dihasilkan oleh sel Leydig:

• Kompartemen interstitial
• Memproduksi sekitar 95 % testosteron yang bersirkulasi
pada pria. https://userscontent2.emaze.com

• Pria dewasa memiliki sekitar 200 juta sel Leydig.

• Memproduksi sekitar 6 – 7 mg testosteron per hari.
• [Testosteron] intratestikular ≈ 80 x [Testosteron] darah tepi.
• Sel Leydig memproduksi estradiol dalam jumlah yang
kecil
Steroidogenesis testis = seks steroidogenesis
Sumber: Geoff Shaw
http://slideplayer.com/slide/7993208
Steroidogenesis
Adrenal
Stroidogenesis Gonad dan Adrenal

Jalur bersama

Sel Leydig

Sel teka Sel granulosa

Zona Glomerulosa Zona fasikulata Zona retikularis

Yazawa, et al., 2015

Biosintesis Testosteron
• Bahan = kolesterol.
• Kolesterol berada di dalam sel Leydig melalui
dua cara:
• Endosistosis, dimediasi reseptor LDL
• Sintesis de novo di dalam sel Leydig dari acetyl-
coenzyme A.
• Kolesterol akan disimpan ke dalam cytoplasmic
lipid droplets dalam bentuk kolesterol ester
setelah diesterifikasi oleh acyl-CoA cholesterol
transferase.
• Jumlah lipid droplets berbanding terbalik
dengan kecepatan sintesis androgen.
• Melalui aktivasi LH, kolesterol ester akan
dihidrolisis oleh kolesterol ester hidrolase

Agustinus et al., 2018

Biosintesis Testosteron
• Kolesterol memasuki mitokondria
dengan bantuan Steroidogenic
acute regulatory protein (StAR).
• Begitu StAR berhubungan dengan
kolesterol, terjadi perubahan
konformasional yang membuka
kantung pengikat kolesterol
(Cholesterol-binding pocket).
• Setelah fosforilasi, StAR
berinteraksi dengan voltage-
dependent anion channel 1
(VDAC1) pada membran luar.

Agustinus et al., 2018

Biosintesis Testosteron
• Di dalam mitokondria, kolesterol diubah
menjadi pregnenolon dengan bantuan
sebuah enzim yang terdapat di membran
dalam mitokondria, P450 side-chain
cleveage (P450ssc).
• Pregnenolon akan berdifusi melalui
membran mitokondria menuju retikulum
endoplasma.
• Di retikulum endoplasma: jalur ∆4 atau
∆5. ∆4 atau ∆5 merujuk pada
penempatan ikatan rangkap pada
steroid.
• Jalur ∆5 lebih dominan dibandingkan ∆4
pada manusia.

Agustinus et al., 2018

Biosintesis Testosteron

∆4 ∆5
• Enzim pertama: 3β- • Enzim pertama: P450c17
Hydroxysteroid • Pregnenolon dikonversi
dehydrogenase (3β-HSD).
menjadi 17-OH
• Pregnenolon diubah menjadi pregnenolon.
progesteron
• Progesteron  17α-
• 17-OH pregnenolon
OHprogesteron  DHEA  androstenedion
Androstenedion.   Testosteron
Testosteron
 Biosintesis Testosteron
• Mekanisme pengangkutan testosteron dari sel Leydig ke
dalam darah atau getah bening tidak sepenuhnya
diketahui.
• Menyebar ke cairan interstisial dan kemudian masuk ke
kapiler testis
• Memasuki kapiler secara langsung dari sel Leydig yang
bersentuhan langsung dengan mikrovaskuler testis secara
difusi pasif.

• Transportasi testosteron di dalam sirkulasi darah

sumber utamanya melalui vena spermatika.
• [Testosteron] limfatik testis ≈ vena testis, namun terdapat
perbedaan kecepatan aliran pada kedua sistem tersebut.
 Peran LH dalam Sintesis Testosteron
• LH
• Glikoprotein dimerik.

• Berikatan dengan reseptor keluarga G-coupled receptors pada sel Leydig

• Reseptor LH juga ditemukan di organ lain seperti prostat (Tao et al, 1997).

• Menginduksi sintesis serta pengeluaran testosteron.

• Berperan dalam regulasi jumlah sel Leydig.

• Human chorionic gonadotropin (hCG) dapat berikatan dengan reseptor LH

dan menstimulasi sel Leydig untuk memproduksi testosteron.
• Testosteron diproduksi oleh testis janin karena pengaruh LH janin dan hCG ibu.

• HCG meningkatkan kadar testosteron endogen pada stimulasi spermatogenesis.

 Peran Faktor Lain
• Growth factor (GF):
• Aktivin menghambat atau merangsang steroidogenesis sel Leydig.
• Insulin-like growth factor 1 (IGF-1) dan transforming growth factor α (TGF-α) bertindak
sebagai aktivator aktivitas sel Leydig,
• TGF-β bertindak sebagai an inhibitor (Chandrashekar and Bartke 2007)
• Epidermal growth factor (EGF) juga menstimulasi aktivitas steroidogenik.
• Hormon tiroid
• Mempercepat diferensiasi sel Leydig (Ariyaratne et al. 2000)
• Menstimulasi ekspresi StAR dan produksi steroid di dalam sel (Manna et al. 1999).
• Glukokortikoid mengambat enzim-enzim steroidogenik dan menginduksi apoptosis sel Leydig
tikus (Gao et al. 2002).
• FSH rekombinan menstimulasi produksi testosteron pada pria (Levalle et al. 1998) dan pada
pasien dengan defisiensi FSH (Lofrano-Porto et al. 2008).
Transpor Testosteron

Bebas Albumin SHBG CBG

2-3% 50% 44% 3%

Bioavailable Testosterone Sel/organ target

Mekanisme Kerja Androgen

Genomik

Non-genomik
Efek genomik

Langkah pertama dalam kerja androgen secara genomik adalah

berikatan dengan reseptor androgen (Androgen receptor/AR) yang
juga dikenal sebagai NR3C4 (nuclear receptor subfamily 3, group C,
member 4).

• AR bertindak sebagai faktor transkripsional

• Berikatan dengan ligan di sitoplasma
• Menginduksi perubahan konformasional
• Melepaskan diri dari komplek chaperon
• Dimerisasi
• Translokasi ke inti
 Efek Nongenomik Androgen
• Kriteria respon androgen dianggap bersifat non-genomik.:
• Kecepatan: efek harus terjadi dalam waktu yang singkat (detik sampai
menit): perubahan kalsium intraselular bebas, dan pengaktifan jalur utusan
kedua (second messenger)
• Dimediasi membran: responnya mungkin melibatkan reseptor atau protein
pengikat yang tertanam di atau terkait membran, dengan aksi yang dapat
diinduksi bahkan ketika steroid dikonjugasikan ke molekul yang
mencegahnya masuk jauh ke dalam sitoplasma atau translokasi ke inti bila
terikat dengan reseptor. Contoh yang paling umum adalah penggunaan
testosteron yang terkonjugasi ke molekul besar seperti albumin serum sapi
(BSA).
• Tidak adanya aktivasi transkripsi / translasi
• SHBG berperan penting dalam kerja beberapa hormon steroid tanpa
memasuki sel (Rosner, et al., 1999).
Efek Nongenomik Androgen

• Sekresi PSA yang cepat oleh sel prostat (Papakonstanti et al., 2003)
• Sekresi GnRH oleh sel pituitari (Shakil et al., 2002).
• Manusia dapat mencium androstenone (16 ene-5a-androsten-3-one)
(Snyder et al., 1988).
• Spermatogenesis
• Efek testosteron pada mobilitas kalsium melalui membran sel T
(Benten et al 1997).
• Androgen akut (misalnya dalam kira-kira 30 menit) mengubah
frekuensi peristaltik dan menambah amplitudo kontraktil otot usus
halus (Gonzalez-Montelongo et al 2011).
 Androgen insensitivity syndrome
• Defek AR seperti delesi atau mutasi inaktif menimbulkan androgen
insensitivity syndrome (AIS).
• Resistansi terhadap testosteron.
• Terdapat >400 mutasi yang menyebabkan AIS (Mongan, et al., 2015)
• Pada 46,XY, fenotip AIS sangat bervariasi:
– Mild androgen insensitivity syndrome  Kurang
virilisasi/infertilitas
– Partial androgen insensitivity syndrome  genitalia
ambigu.
– Complete androgen insensitivity syndrome 
sindrom feminisasi testis
Human sexuality, 2012
 KONSENTRASI TESTOSTERON & PRODUKSI SPERMA SESUAI USIA

Pre-pubertas

1. Hall, John E. 2016. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 13 th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier. 2
 KONSENTRASI Testosteron & PRODUKSI SPERMA SESUAI USIA

JANIN
 HCG sel interstitial pada
testis (+ 7 minggu dari
kehidupan embrio) 
Testosteron  testis untuk turun
ke dalam skrotum (yang terakhir
pada trimester 2-3 kehamilan ).
Pre-
pubertas  Berfungsi untuk
pengembangan dari
karakteristik tubuh laki-laki. 1

 Penurunan pada akhir

kehamilan  (-) umpan balik
estrogen dan progesteron.2
1. Hall, John E. 2016. Guyton dan Hall Textbook of Medical Physiology 13 th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.
3
2. Speroff, Leon & Marc A F. 2011. Clinical Gynecologic Endocrinology & Infertilitas 8 ed. Philadelphia: Lippincott williams & Wilkins
 KONSENTRASI TESTOSTERON & PRODUKSI SPERMA SESUAI USIA

NEONATAL
 Respon dari HPG-axis  ↑ LH
 testosteron ↑ (3-6 bulan). 2

 Signifikansi HPG-axis di
kehidupan postnatal  Tidak
dikenal.3
Pre-
pubertas
 Konsentrasi testosteron
postnatal terkait dengan
pengembangan hubungan
sosial yang khas dan atipikal
laki-laki.3

2. Speroff, Leon & Marc A F. 2011. Clinical Gynecologic Endocrinology & Infertility 8th ed. Philadelphia: Lippincott williams & Wilkins.
3. Alexander, G. M. 2014. Postnatal Testosterone Concentrations and Male Social Development. Frontiers in Endocrinology, 5, 15.
http://doi.org/10.3389/fendo.2014.00015
 KONSENTRASI TESTOSTERON & PRODUKSI SPERMA SESUAI USIA

PRE-pubertas
 The Ledyig sel  tidak
beraktifitas .4
 Juvenile pause: 5
1. Gonadal Steroid-Dependent
(-) Feedback Mechanism.
2. Gonadal Steroid-Independent
(Intrinsic)Central Nervous
Pre-
pubertas
System Inhibitory Mechanism.
“Highly Sensitive”

 Respon Frequency dan amplitudo

GnRH  tidak teratur dan sangat
rendah

1. Hall, John E. 2016. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 13 th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.
4. Barrett, Kim et all. 2010. Ganong’s Review of Medical Physiology 23rd ed. USA: The Mc Graw-Hill Companies.
5. Melmed, sholomo et all. 2016. Williams textbook of Endocrinology 13th ed. Philadelphia: Elsevier.
5
 KONSENTRASI TESTOSTERON & PRODUKSI SPERMA SESUAI USIA

pubertas
 Masa remaja

 Usia pada saat pubertas anak

laki-laki. Usia: 9-14 tahun

 Adrenal androgen ↑
Pre-
pubertas
(adrenarche, 10-12 th pada anak
laki-laki).4

 Pengembangan karakteristik
seksual primer & sekunder.

1. Hall, John E. 2016 Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 13 th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.
4. Barrett, Kim et all. 2010. Ganong’s Review of Medical Physiology 23rd ed. USA: The Mc Graw-Hill Companies.
6
 KONSENTRASI TESTOSTERON & PRODUKSI SPERMA SESUAI USIA

DEWASA
 Pengembangan seksual primer
Dewasa (penis, skrotum, dan
testis untuk memperbesar
tentang delapan kali lipat
sebelum usia 20 th) dan
karakteristik seksual sekunder
Pre-
pubertas
 Penurunan total konsentrasi
serum testosteron yang dimulai
setelah usia 40 th

1. Hall, John E. 2016. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 13 th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.
5. Melmed, sholomo et all. 2016. Williams textbook of Endocrinology 13th ed. Philadelphia: Elsevier. 7
 KONSENTRASI TESTOSTERON & PRODUKSI SPERMA SESUAI USIA

USIA TUA

 penuaan

 andropause

 Kualitas dan kuantitas

Pre-
pubertas sperma ↓

 Sperm produksi  selama

masa kehidupan dewasa
laki-laki

1. Hall, John E. 2016. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology 13 th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier.
8
Referensi
Agustinus,dkk. 2018. Organ Reproduksi Pria. Surabaya: Airlangga University Press.

Hall JE. 2016. Guyton and Hall Text Book of Medical Physiology. 13th edition. Elsevier.

Sherwood, 2012. Physiology, 8th edition., Brooks/Cole, Canada.

Walter Boron,dkk. 2017. Medical Phycology. 3 Elsavier.

Melmed, sholomo et all. 2016. Williams textbook of Endocrinology 13th ed. Philadelphia:
Elsevier.
Thank You