Uterus divaskularisai oleh arteri uterina dari arteri iliaka interna dan ateri ovarika dari
aorta abdominalis.
Kedua arteri ini menembus miometrium berupa arteri arkuata
Selanjutnya bercabang menjadi arteri radialis.
Selanjutnya endometrium menjadi arteri basalis
Arteri basalis memberi cabang sebagai arteri spiralis yang memberikan aliran sampai
lapisan fungsional sampai permukaan endometrium
Slide 3
Ini adalah proses Invasi Tropoblas
Dalam perkembangan diferensiasi trofoblas untuk menembus endometrium,
sitotrofoblas (lapisan dalam trofoblas) berdeferensiasi menjadi menjadi ekstravillious
tropoblas dan Sinsitiotrofoblas (lapisan luar tropoblas) yang aktif menghasilkan
hormon.
Kemudian melakukan invasi dan berdefereniasi menjadi interstitial ekstravillious
trofoblas dan endovascular ekstravillious trofoblas
interstitial ekstravillious trofoblas berinteraksi dengan otot polos pada arteri spiral
endovascular ekstravillious trofoblas berinteraksi dengan sel endotel pada arteri spiral
Kemudian terjadilah remodeling arteri spiralis
Proses invasi ini melibatkan dua fase, pertama berlaku trimester pertama yang hanya
melibatkan setinggi batas desidua dan miometrium,
fase kedua berlaku diantara pertengahan gestasi, invasi pada arteri spiralis sampai
intramiometrium
Slide 4
Ini gambar mekanisme dalam remodeling arteri spiral dari invasi tropoblas.
Sebelum terjadi kehamilan terdapat interaksi stabil antara sel endotel (EC), matriks
Setelah terjadi kehamilan terjadi invasi tropoblas dan remodeling arteri spiralis
vaskuler (VSMC)
Kemudian endovascular ekstravillious trofoblas berinteraksi dengan sel endotel
trofoblas Trofoblas menghasilkan faktor apoptosis stimuli dan sitokin yang dapat
hilangnya interaksi adhesif antara sel-sel vaskular dan eketraseluer matriks (ECM)
Kemudian terjadi faktor hemodinamik dan keberadaan sel pembunuh alami desidua
Slide 5
Slide 6
Sel imun ibu yang paling banyak hadir dalam desidua adalah sel dNK,
Sel dNK mensekresi sitokin [termasuk IFN gama- VEGF, dan faktor nekrosis tumor–
(TNFα)].
Dan kemokin IL-8 dan CXCL10 oleh dNK untuk invasi EVT.
fagositosis. T reg sel memodulasi aktivitas APC dan efektor T (T eff) sel.
SLIDE 7
Sel T regulator merupakan subpopulasi dari sel T yang memodulasi sistem kekebalan
tubuh, menjaga toleransi terhadap antigen sendiri, dan mencegah penyakit autoimun.
Sel T regulator diekspresikan oleh CD4+ , CD25+, FOXP3+
Molekul yang di sekresikan : Galectin-1, TGF-β, IL-10, HO-1 (Heme-oxydase-1)
Fungsi pada awal kehamilan :Mencegah respon inflamasi ibu yang berlebihan di
tempat implantasi, terlibat dalam toleransi imun ibu terhadap allograft janin terutama
pada awal kehamilan, menghambat sel T efektor maternal dalam regulasi remodeling
vaskular ibu.
SLIDE 8
SLIDE 9
Disini meupakan Mekanisme supresi dari sel T regulator pada sel T effector untuk
mengendalikan repson imun :
Yang pertama, sel Treg mengeluarkan protein granzym dan perforin yang
menginduksi apoptosis dari sel effector
Kedua, sel Treg mengikat IL-2 sehingga meminimalkan ikatan antara IL-2 dengan sel
T efector, dimana IL-2 berfungsi untuk aktivasi dari sel T efector
Ketiga, sel Treg mengganggu fungsi metabolisme dengan mengekspresikan
ektoenzym CD39/CD37 yang memungkinkan pembentukan adenosine dan pengikatan
adenosin ke reseptor adenosine pada sel effector, sehingga dapat menghambat respon
sel T effector.
Keempat sel T reg mengeluarkan sitokin-sitokin anti-inflamasinya seperti TGF-B, IL-
10 dan IL-35 yang menghambat respon imun sel Th1 dan Th 17 dimana Th 1 dan Th
17 merupakan sel T pro-inflamasi, sehingga sel tersebut tidak mengeluarkan sitokin-
sitokin pro-inflamasinya
Kelima, Sel Treg berikatan dengan sel dendrite, interaksi CTLA-4 dengan molekul
CD80/86 brperan pada proses pengaktifan IDO (indoleamine-2,3-dioxygenase) pada
sel dendrit (APC). Aktivasi IDO menghambat aktivasi dari sel T-efector.
SLIDE 10
Mekanisme perekrutan sel Treg ke decidua :
Pada saat fase konsepsi, ketika cairan semen masuk ke uterus, maka tgf-b dan
prostaglandin yang ada dalam cairan semen akan menginduksi macrofag menjadi
fenotipe M2 yang akan mengeluarkan sitokin anti-inflamasinya dan akan
menginduksi sel DC (dendritic cell) menjadi sel DC tolerogenik, sel DC akan
mengambil antigen paternal yang terdapat pada cairan semen dan dibawa ke para-
aortic Lymphe node, dan berikatan dengan sel Th0.
Sehingga akan teraktivasi, kemudian berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi pTreg
dan masuk ke sirkulasi. Kemokin-kemokin yang dikeluarkan oleh sel epitel stroma
desidua akan menarik sel Treg ke desidua.
Dimana sel Treg ini berperan dalam kesuksesan implantasi dengan menghambat
aktivasi dari sel-sel pro-inflamasi. Seperti Th1 dan Th17 dengan mengikat IL-2.
Selain itu sel Treg berikatan dengan Sel DC dan sel uNK yang dimediasi oleh sitokin-
sitokin anti-inflamasinya seperti gal-1, TGF-b, Il-10 dan HO-1 sehingga akan
mencegah sel DC dan uNK menjadi overaktivasi pada sel desidua yang dapat
menyebabkan terjadinya kegagalan pada implantasi.
SLIDE 11
Fungsi dari sel T regulator adalah untuk menekan/menghambat faktor-faktor pro-
inflamasi
Disini, Treg memiliki beberapa sel target yaitu sel dendirtic (DC) sel Uterus natural
killer (uNK) dan makrofag
Treg mengaktivasi fenotip anti-inflamasi dalam makrofag (M2) dan dendritic (DC)
melalui mekanisme yamg dimediasi oleh sitokin anti-inflamasi seperti TGF-b, IL-10
dan HO-1
Mengenai sel Nk, disini Treg berperan untuk menghambat/mengurangi sitotoksisitas
sel NK dan mengurangi produksi IFN-gama
Sel Nk berperan sebagai sitotoksisitas dengan mengahsilkan IFN-gama, dimana IFN
gama ini meningkatkan invasi trofoblast dan angiogenesis
Disini sel Treg berfungsi sebagai regulator, pengatur supaya terjadi keseimbangan
antara pro-inflamatory dan anti-inflamatory