Anda di halaman 1dari 3

Keterangan slide 1:

Dinding Uterus terdiri dari 3 lapis – Perimetrium : lapisan serosa terluar kelanjutan dari
peritoneum viseralis – Myometrium : lapisan tengah, berupa otot polos yang saling
menyilang – Endometrium : lapisan mukosa merupakan dinding kavum uterus.

Vaskularisasi dimulai dari arteri uterina yang berjalan dalam ligamentum latum sepanjang
sisi lateral uterus. Arteri tersebut memberikan percabangan yang menembus miometrium
sampai stratum vasculare. Dalam stratum vasculare ini akan terbentuk arteri yang berjalan
mengelilingi uterus sehingga akan bertemu dengan percabangannya yang datang dari sisi lain
di tengah-tengah. Arteri yang mengitari tersebut disebut arteri arkuata yang akan
memberikan cabang-cabang yang lebih halus untuk menembus miometrium lebih dalam
sampai endometrium. Pada saat mencapai perbatasan miometrium-endometrium, cabang-
cabang arteri akuata ini memberikan percabangan untuk stratum basale sebagai arteri
basalis, sedang pembuluhnya sendiri melanjutkan diri sampai stratum fungsionale dengan
berjalan spiral sampai ke permukaan. Arteri tersebut dinamakan arteri spiralis yang
memberikan sejumlah arteriola sebagai percabangannya menuju anyaman kapiler dalam
lapisan superficial endometrium. Selanjutnya, darah dari anyaman kapiler akan ditampung
dalam sistem pembuluh vena yang berdinding tipis sehingga membentuk
anastomose(hubungan antarpembuluh)dengan beberapa pelebaran seperti sinusoid pada
semua lapisan endometrium.Vena uterina mengikuti arteri dan mengalirkan darah ke vena
iliaka interna.

Keterangan slide 2
Renovasi arteri spiral pada kehamilan: pada keadaan tidak hamil, arteri spiral dapat dipartisi
menjadi 3 lapisan berbeda: tunica intima, media tunica, dan tunica adventitia. Bejana berisi
sel-sel endotel, ditunjukkan dalam warna merah muda, dan lapisan otot polos, ditunjukkan
dalam warna merah. Dalam keadaan hamil, arteri spiral hanya mempertahankan satu dari
lapisan aslinya, tunica adventitia. Sel-sel endotel digantikan oleh trofoblas, ditunjukkan
dengan warna biru, dan lapisan sel-sel otot polos juga dihilangkan dan digantikan oleh sel-sel
fibroblast dan deposit fibrinoid yang ditunjukkan dalam warna abu-abu.

Keterangan slide 3
Invasi pada arteri spiralis.
Modifikasi arteri spiral dilakukan oleh trofoblas extravillous dan trofoblas interstitial, yang
mengelilingi arteri, dan trofoblas endovaskular, yang menembus lumen arteri spiral. Sel-sel
interstitial ini merupakan bagian utama dari plasenta dan menembus desidua dan miometrium
yang berdekatan. Mereka berkumpul di sekitar arteri spiral, dan fungsinya dapat mencakup
persiapan pembuluh darah untuk invasi trofoblas endovaskular.
Pada Awalnya Trofoblas endovaskular memasuki lumen spiral arteri dan awalnya
membentuk plak. Kemudian, ia merusakkan endotelium vaskular secara mekanisme
apoptosis, menginvasi dan melakukan modifikasi pada media pembuluh darah. Akhirnya,
menyebabkan fibrin menggantikan otot polos dan jaringan tisu melapisi vaskular. Arteri
spiral kemudian meregenerasi endotelium.. Proses invasi ini melibatkan dua fase, pertama
berlaku sebelum minggu ke-12 setelah fertilisasi yang hanya melibatkan setinggi batas
desidua dan miometrium, dan fase kedua berlaku diantara minggu ke 12-16 dan melibatkan
invasi segmen intramiometrium arteri spiralis. Proses ini mengubah lumen ateri yang sempit,
dan berotot kepada pembuluh darah utero-plasenta yang lebih berdilatasi dan kurang
resistensi.

Ketrerangan slide 4
Perubahan fisiologi yang berakibat dilatasi arteri maternal 1/3 bagian dalam miometrium.
Perubahan ini berakibat konversi pasokan darah uteroplasenta kedalam vaskularisasi yang
bersifat “low resistance – high flow vascular bed” yang diperlukan untuk tumbuh kembang
janin intra uterin.

Keterangan Slide 5
 Nah selanjutnya pada remodelling artei spiralisnya, bisa dilihat pada gambar. Digambar
yang sebelah kkiri dalam keadaan tidak hamil, Sel-sel NK berlimpah dalam
endometrium yang tidak hamil dalam fase sekresi dari siklus menstruasi.

 Nah yang sebelah kanan, gambar pada awal kehamilan terdapat interaksi antara sel
trofoblas extravillous janin (EVT) dan sel NK dalam desidua berkontribusi pada
remodeling arteri spiral untuk memungkinkan peningkatan suplai darah ke janin.

 Sel-sel trofoblas janin mensekresi SG/ soluble HLA-G, yang dapat endositosis oleh
KIR2DL4 menjadi endosom. Pensinyalan endosomal kemudian menghasilkan respons
sekretori proinflamatori / proangiogenik yang berkelanjutan yang dapat mendorong
perubahan vaskular yang terlihat pada awal kehamilan. Selanjutnya akan terjadi
remodeling arteri spiralis

Keterangan slide 6

Sel T regulator muncul sebagai akibat dari kejadian dimulainya suatu pembuahan.
Menghasilkan p T regulator dan t T regulator de dalam desidua uterin pada saat implantasi.
 Estrogen (E2) dan cairan mani yang menginduksi makrofag dan desidua sel (DC) akan
menghjasilkan Makrofag 2 dan tDC sebgai respons terhadap TGf- β dan prostatglandin
(PGE) dalam cairan mani, granulocyte, macrofag CSF (GM-CSF) dan kimokin yang
dilepaskan oleh sel epitel uterus, interferon gamma (IFN- λ dan inter leukin-10) yang
berasal dari sel UKK. tDC mengambil alloantigen ayah yang ada dalam cairan mani,
menuju ke PLAN yang akan mempengaruhi uterus.
 Dalam PLAN,tDC mengahasilkan antigen untuk Th0 akan menjadi terinvaksi,
berkembang biak dan berdeferensiasi menjadi pT Regulator yang akan dilepaskan
kedalam darah perifer.
 pT Regukator dalam darah dan t TRegulator yang bertambah bnayak akan diambil dan
disamping dalam Rahim (endometrium) sebelum dan selama implantasi embrio sebagai
respons terhadap CCL3, CCL4, CCL5 dan CCL19 yang diturunkan sel epitel. Disini sel T
regulator akan menghambat aktivasi dan fungsi sel Th1 dan Th17 dengan
mengesampingkan Inter Leukin-2 dan mengendalikan inplantasi dengan melepaskan
TGF-β, inter leukin-10 dan Ho-1 untuk berinteraksi dengan DC dan uNKcell, yang
berpotensi mempengaruhi transformasi desidua sehingga implantasi embrio dapat
diterima. Fenotip dan stabilitas sel T regulator akan diperkuat oleh IDO dan TSLP dari
tDCs dan trofoblas
Keterangan Slide 7
 Jadi Treg desidua berfungsi untuk memfasilitasi adaptasi pembuluh darah maternal
dan transformasi arteri spiralis yang mendukung perkembangan plasenta
 Pada gambar A merupakan plasenta yang sehat/normal, dimana terdapat jumlah sel T
reg yang mencukupi.
 Fungsi dari sel T regulator adalah untuk menekan/menghambat faktor-faktor pro-
inflamasi
 Disini, Treg memiliki beberapa sel target yaitu sel dendirtic (DC) sel Uterus natural
killer (uNK) dan makrofag
 Treg mengaktivasi fenotip anti-inflamasi dalam makrofag (M2) dan dendritic (DC)
melalui mekanisme yamg dimediasi oleh sitokin anti-inflamasi seperti TGF-b, IL-10
dan HO-1
 Mengenai sel Nk, disini Treg berperan untuk menghambat/mengurangi sitotoksisitas
sel NK dan mengurangi produksi IFN-gama
 Sel Nk berperan sebagai sitotoksisitas dengan mengahsilkan IFN-gama, dimana IFN
gama ini meningkatkan invasi trofoblast dan angiogenesis
 Disini sel Treg berfungsi sebagai regulator, pengatur supaya terjadi keseimbangan
antara pro-inflamatory dan anti-inflamatory
 Pada gambar B atau pada plasentasi dangkal, dimana tidak terdapat sel Treg/ ketika
jumlah sel Treg yang sedikit
 Maka akan terjadi peningkatan faktor pro-inflamasi seperti sel Th7 maupun sel Th
17. Sel-sel tersebut akan mengeluarkan sitokin2 seperti TNF-alfa, IL-6 dan IL-17.
Serta mengaktifasi makrofag pro-inflamasi (M1)
 Selain itu, tidak adanya sel Treg akan meningkatkan sitotoksisitas Nk sel dan
meningkatkan IFN-gamma yang akan menimbulkan peningkatan resistensi dan
permeabilitas pembuluh darah serta terjadi peniangkatan faktor angiogenik seperti
sFLt maupun sEng.
 Terjadinya inflamasi yang berlebihan juga akan menyebabkan terjadinya stress
oksodatif , disfungsi endhotel dan terjadi vasokonstriksi arteri uterin sehingga dapat
menyebabkan terjadinya gangguan pada kehamilan seperti Pre-eklamsi dan gangguan
pertumbuhan janin.

Anda mungkin juga menyukai