Anda di halaman 1dari 5

A.

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM GASTROINTESTINAL (PENCERNAAN)


Sistem pencernaan (gastroinstestinal) adalah sistem organ dalam manusia yang
berfungsi untuk menerima makanan, kemuddian dicerna menjadi zat gizi dan energi. Zat-zat
diserap aliran darah serta bagian makanan yang tidak dapat dicerna dibuang atau sisa
prosesnya tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring),
kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rektum dan anus. Sistem pencernaan juga
meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan
kandung empedu.
Enam bulan pertama, sistem pencernaan bayi akan mengalami perubahan besar guna
perkembangan kemampuan dalam menghasilkan enzim untuk mencerna makanan. Sistem
pencernaan bpada bayi baru lahir belum terbentuk sempurma, karena selama masa kehamilan
janin menerima nutrisi melalui plasenta sehingga butuh adanya adaptasi.

Seminggu setelahnya, saluran pencernaan awalnya terbentuk menjadi tiga bagian utama :

1. Bagian depan, yang menjadi pipa makanan (kerongkongan) bayi, lambung, hati dan
pankreas.
2. Usus tengah, yang isinya sebagian besar usus kecil dan dua pertiga usus besar
3. Usus belakang, yang berisi sisa sus besar, rektum, dan saluran anus.

Berikut adalah anatomi pencernaan bayi saat makanan masuk ke mulut sampai akhir
pembuangan dan fungsinya :

1. Mulut
Peran mulu adalah untuk menerima makanan dan tempat dimulainya pencernaan yang
berupa nutrisi. Beberapa bayi baru lahir mungkin mengalami kesulitan menemel atau
masalah seperti kondisi bibir sumbing dan kelainan pada langit-langit.
2. Tenggorokan (Faring)
Penghubung antara rongga mulut dan kerongkongan, terdapat amandel (tonsil) pada
lengkung faring yaitu kelenjar limfe yang menganung kelenjar limfosit yang berfungsi
sebagai pertahanan infeksi. Disinilah letak persimpangan antara jalan nafas dan jalan
makan yang terletak di belakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas
tulang belakang.
3. Kerongkongan
Atau yang sering disebt dengan esofagus ini adalah saluran penghubung mlut ke perut
yang memiliki tugas utama mendorong makanan atau cairan dari mulut ke perut dan
menghentikan aliran balik atau reflek.
4. Lambung (Perut)
Organ yang bentuknya seperti kacang kedelai. Bertanggung jawab menyimpan
makanan yang tertelan, menggabungkan makanan, menghancurkan makanan dan
mengatur ekskresi isi perut ke dalam duodenum.
5. Pankreas
Organ pencernaan yang memiliki dua fungsi utama dalam menghasilkan enzim
pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Terletak pada bagian
posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum, terdiri dari dua jaringan
dasar yaitu :
a. Asini, menghasilkan enzim pencernaan
b. Pulau pankreas, menghasilkan hormon
6. Usus Halus (Usus Kecil)
Terletak diantara lambung dan usus besar. Dinding usus kaya akan pembuluh darah
yang mengaku zat-zat yang diserap ke hati melalui ven porta. Organ ini mirip tabung
yang dipisahkan menjadi tiga bagian yaitu duodenum, jejunum dan ileum.
7. Usus Besar
bagian usus yang terletak diantara usus buntu dan rektum. Fungsi utamnya adalah
menyerap air dari feses. Banyaknya bakteri yang terdapat didalam usus besar
berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat gizi. Usus besar
terdiri dari :
a. Kolon asendens (kanan)
b. Kolon tranversum
c. Kolon desendens (kiri)
d. Kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum)
8. Rektum dan Anus
Ruangan yang berawal dari usus besar (setelaj kolon sigmoid) dan berakhir di anus.
Berfunghsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses yang terkadang kosong
karena tinja disimpan ditempat yang lebih tinggi yaitu kolon desendens.

B. ADAPTASI SISTEM GASTROINTESTINAL (PENCERNAAN)


Bayi Baru Lahir (BBL, newborns) harus memulai untuk memasukkan, mencerna dan
mengabsrobsi makanan setelah lahir, sebagaimana plasenta telah melakukan fungsi ini
(Gorrie, et al., 1998). Saat lahir kapasitas lambung BBL sekitar 6 ml/kg BB, atau rata-rata
sekitar 50-60 cc, tetapi segera bertambah sampai sekitar 90 ml selama beberapa hari pertama
kehidupan. Lambung akan kosong dalam 3 jam (Olds, et al., 1980) untuk pemasukan
makanan dan kosong sempurna dalam 2 sampai 4 jam. (Gorrie, et al., 1998). Spingter
cardiac antara esophagus dan lambung pada neonatus masih immature (Olds, et al., 1980),
mengalami relaksasi sehingga dapat menyebabkan regurgitasi makanan segera setelah
diberikan (Gorrie, et al., 1998). Regurgitasi juga dapat terjadi karena kontrol persarafan pada
lambung belum sempurna (Olds, et al., 1980).

BBL mempunyai usus yang lebih panjang dalam ukurannya terhadap besar bayi dan
jika dibandingkan dengan orang dewasa. Keadaan ini menyebabkan area permukaan untuk
absorbsi lebih luas (Gorrie, et al., 1998). Bising usus pada keadaan normal dapat didengar
pada 4 kuadran abdomen dalam jam pertama setelah lahir akibat bayi menelan udara saat
menangis dan sistem saraf simpatis merangsang peristaltik (Simpson & Creehan, 2001).

Saat lahir saluran cerna steril. Sekali bayi terpapar dengan lingkungan luar dan cairan
mulai masuk, bakteri masuk ke saluran cerna. Flora normal usus akan terbentuk dalam
beberapa hari pertama kehidupan (Gorrie, et al., 1998) sehingga meskipun saluran cerna steril
saat lahir, pada kebanyakan bayi bakteri dapat dikultur dalam 5 jam setelah lahir. Bakteri ini
penting untuk pencernaan dan untuk sintesa vitamin K (Olds, et al., 1980). Enzim-enzim
penting untuk mencerna karbohidrat, protein, dan lemak sederhana ada pada minggu ke-36-
38 usia gestasi. Bayi baru lahir cukup bila mampu menelan, mencerna, memetabolisme dan
mengabsorbsi protein dan karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak (Jensen et al.,
2004). Amilase pankreas mengalami defisiensi selama 3-6 bulan pertama setelah lahir.
Sebagai akibat, BBL tidak bisa mencerna jenis karbohidrat yang kompleks seperti yang
terdapat pada sereal. Selain itu BBL juga mengalami defisiensi lipase pankreas. Lemak yang
ada di dalam Asi lebih bisa dicerna dan lebih sesuai untuk bayi dari pada lemak yang terdapat
pada susu formula ( Gorrie, et al., 1998).

Feses pertama yang dieksresi oleh bayi disebut mekonium, berwarna gelap, hitam
kehijauan, kental, konsistensinya seperti aspal, lembut, tidak berbau, dan lengket. Mekonium
terkumpul dalam usus fetus sepanjang usia gestasi, mengandung partikel-partikel dari cairan
amnion seperti sel kulit dan rambut, sel-sel yang terlepas dari saluran cerna, empedu dan
sekresi usus yang lain (Gorrie, et al., 1998 & Olds, et al., 1980). Feses mekonium pertama
biasanya keluar dalam 24 jam pertama setelah lahir. Jika tidak keluar dalam 36-48 jam, bayi
harus diperiksa patensi anus, bising usus dan distensi abdomen dan dicurigai kemungkinan
obstruksi (Gorrie, et al., 1998 & Simpson & Creehan, 2001).

Tipe kedua feses yang dikeluarkan oleh bayi disebut feses transisional, bewarna
coklat kehijauan dan konsistensinya lebih lepas dari pada feses mekonium. Feses ini
merupakan kombinasi dari mekonium dan feses susu. Keadaan feses selanjutnya sesuai tipe
makanan yang didapat oleh bayi (Gorrie, et a., 1980). Tabel berikut menjelaskan karaktertisik
penting sistem pencernaan sebelum dan setelah lahir.

Karakteristik system pecernaan sebelum dan sesudah lahir

Sebelum lahir Sesudah lahir


 gastrointestinal relatif inaktif. Fetus  bayi dapat mengisap dan menelan,
menelan cairan amnion dan mampu mencerna dan
memperlihatkan gerakan mengisap mengeliminasi Asi dan susu
dan menelan dalam uterus. formula.
 tidak ada makanan yang diterima  bayi mudah menelan udara selama
melalui G.I.T. makan dan menangis.
 tidak terjadi pengeluaran feses. Pada  peristaltik aktif pada bagian
keadaan hipoksis atau distres, abdomen yang lebih bawah karena
spingter anal relaksasi dan bayi harus mengeluarkan feses.
mekonium terlepas kedalam cairan Tidak adanya feses dalam 48 jam
amnion, mengindikasi pertama mengindikasikan obstruksi
isi usus.

Sumber :

Ibrahim, Ellyta Aizar.(2006). Adaptasi Sistem Gastrointestinal Bayi Baru Lahir Dan Feeding
Setelah Kelahiran. Jurnal Keperawatan, 2(1), 43-47.

Gorrie T.M., McKinney E.S., & Murray S.S. (1998). 2nd edition. Foundation of Maternal–
Newborn Nursing.Philadelphia. W.B. Saunders Company.
Medically riviewed Jonathan B Jassey, 2019.

Anda mungkin juga menyukai