PENDAHULUAN • Mikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fungi. • Fungi adalah organisme eukariot. Bersifat obligat aerob atau fakultatif, dan kemotropik. • Infeksi fungi disebut mikosis. Sebagian besar fungi patogen bersifat eksogen dan habitat alaminya adalah air, tanah, dan debris organik • Fungi tumbuh dalam dua bentuk dasar, sebagai ragi dan kapang • Kapang; Massa hifa yang saling berjalin yang berakumulasi selama pertumbuhan aktif adalah suatu miselium. Hifa yang menembus medium penunjang dan mengabsorbsi nutrisi adalah hifa substrat atau vegetatif, mempunyai diameter bervariasi dari 2µm sampai 10µm PENDAHULUAN • Ragi adalah sel tunggal, biasanya berbentuk sferis sampai elips dengan diameter bervariasi dari 3µm sampai 15µm. Kebanyakan sel ragi bereproduksi dengan membentuk tunas. Beberapa spesies menghasilkan tunas yang tidak dapat lepas dan memanjang seperti menghasilkan suatu rantai sel ragi, yang disebut pseudohifa • Beberapa spesies fungi bersifat dimorfik dan mampu tumbuh sebagai ragi atau kapang bergantung pada keadaan lingkungan • Dinding sel sebagian besar terdiri dari lapisan karbohidrat- rantai panjang polosakarida-serta glikoprotein dan lipid. Komponen permukaan dinding sel memediasi perlekatan fungi ke sel penjamu. Polisakarida dinding sel dapat mengaktivasi kaskade komplemen dan mencentuskan reaksi inflamasi, polisakarida tersebut tidak dapat di degradasi oleh penjamu PENDAHULUAN • Beberapa ragi dan kapang mempunyai dinding sel yang mengalami melanisasi, memberi pigmen coklat atau hitam. Fungi tersebut adalah dematiaseosa. Pada beberapa penelitian, melanin telah dihubungkan dengan virulensi • Fungi dapat menghasilkan spora untuk meningkatkan kelangsungan hidupnya. Spora dapat berasal dari reproduksi aseksual atau seksual-keadaan anamorfik dan teleomorfik. Spora aseksual adalah progeni miotik(yaitu mitospora) dan identik secara genetis, terdapat dua type; konidia dan pada zygomycetes, sporangiospora. Pada fungi lain, konidia dihasilkan oleh sel konidiogenosa, seperti suatu fialida, yang dapat melekat ke hifa khusus yang disebut konidofora. Pada zygomycetes, sporamiospora dihasilkan dari replikasi miotik dan produksi spora dalam struktur seperti kantong yang disebut sporangium, yang ditunjang olah sprangiofora. • A. Sel yeast yang lonjong berkembang membentuk blastokonidium. • B. Bentukan kapang bermacam-macam variasi. Tangkai berbentuk tabung yang disebut konidiospora muncul dari hifa “medusa head” dimana muncul konidia yang reproduktif PENDAHULUAN • Klasifikasi fungi; a) Zygomycetes; Reproduksi seksual menghasilkan zygospora; reproduksi aseksual terjadi melalui sporangia. Hifa vegetatif bersepta jarang b) Ascomycetes; Reproduksi seksual melibatkan kantong atau askus, tempat terjadinya kariogami dan meiosis, menghasilkan askospora. Reproduksi aseksual terjadi melalui konidia. Kapang mempunyai hifa bersepta c) Basidiomycetes; Reproduksi seksual menghasilkan empat basidiospora progeni yang ditunjang oleh basidium berbentuk gada. Hifa mempunyai septa yang kompleks d) Deuteromycetes; Kelompok artifisial untuk fungi imperfekta yang sifat teleomorf atau reproduksi seksualnya belum ditemukan. Keadaan anmorfik ditandai dengan konidia aseksual. MIKOSIS SUPERFISIAL • Pityrisiasis versicolor; infeksi superfisial ringan kronik pada stratum korneum yang disebabkan oleh Malassezia globosa, M restricta, dan anggota kompleks M furfur lainnya. • Lesi bersifat kronik dan muncul dalam bentuk bercak makula diatas kulit yang mengalami perubahan warna, yang dapat membesar dan menyatu, pembentukan sisik, peradangan, dan iritasi bersifat minimal. biasanya di dada, punggung bagian atas, lengan, abdomen. • Malassezia sp adalah ragi yang bersifat lipofili, pada pemeriksaan mikroskopik pada kerokan kulit yang terinfeksi diberikan KOH 10-20% atau diwarnai calcofluor white ditemukan adanya hifa pendek tak bercabang dan sel sferis. Lesi tersebut juga menunjukkan fluoresensi dibawah lampu Wood MIKOSIS SUPERFISIAL • Tinea nigra(atau tinea nigra palmaris); infeksi asimtomatik dan kronik superfisial pada stratum korneum yang disebabkan oleh fungi dematiaseosa Hortea (Exophiala) werneckii. Sering terjadi di daerah pantai yang hangat dan pada wanita muda. Lesi tampak sebagai perubahan warna gelap (coklat sampai hitam), sering kali ditelapak tangan. Pemeriksaan mikroskopik terhadap kerokan kulit dari tepi lesi menunjukkan hifa bersepta, bercabang dan sel ragi pertunasan dengan dinding sel yang mengalami melanisasi • Piedra hitam; suatu infeksi nodular pada batang rambut yang disebabkan Piedraia hortai. Piedra putih, disebabkan oleh infeksi spesies trichosporon, tampak nodul yang lebih besar, lebih lunak dan berwarna kekuningan pada rambut; rambut axila, pubis, janggut dan kulit kepala yang terinfeksi MIKOSIS SUPERFISIAL • Dermatofita (kurap), terdiri dari sekitar 40 fungi yang memiliki tiga genus; Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Pada kulit terdapat adanya hialin, septa, hifa bercabang atau rantai artrokonidia. Dermatofita digolongkan sebagai geofili, zoofili, dan antropofili. Infeksi bermula di kulit setelah trauma dan kontak, kerentanan dapat meningkat akibat kelembapan, udara yang panas, komposisi sebum dan keringat, dan di tengah lingkungan hidup yang padat. A. Tinea Pedis(Athlete’s Foot) B. Tinea Unguium (Onikomikosis) C. Tinea Korporis, Tinea Kruris dan Tinea Manus D. Tinea Kapitis dan Tinea Barbae E. Reaksi Trikofitid Tinea Pedis(Athlete’s Foot) • dermatofitosis yang paling sering terjadi.Penyakit tersebut biasanya muncul sebagai infeksi kronik pada selaput di antara jari kaki • Awalnya, timbul rasa gatal di antara jari kaki dan muncul vesikel kecil yang kemudian pecah dan mengeluarkan cairan encer. Kulit pada selaput di antara jari kaki mengalami maserasi dan mengelupas, sehingga kulit terpecah dan memudahkan terjadinya infeksi bakteri sekunder • Bila infeksi oleh fungsi menjadi kronik, pengelupasan dan pecahnya kulit merupakan manifestasi utama, disertai rasa nyeri dan gatal Tinea Unguium (Onikomikosis) • Infeksi kuku dapat terjadi setelah tinea pedis yang berkepanjangan. Kuku menjadi kuning, rapuh, menebal, dan mudah hancur akibat invasi hifa. Dapat mengenai satu atau lebih kuku kaki atau tangan Tinea Korporis, Tinea Kruris dan Tinea Manus • Dermatofitosis kulit yang menyebabkan timbulnya lesi kurap berbentuk anular dengan bagian tengah bersih bersisik dikelilingi oleh tepi merah yang meninggi, dapat kering atau vesikular. Dermatofita hanya tumbuh pada jaringan mati yang mengalami keratinisasi, tetapi metabolit fungi, enzim, dan antigen berdifusi melalui lapisan epidermis yang sehat, menyebabkan eritema, pembentukan vesikel dan pruritus • Sesuai usia hifa, spesies ini sering membentuk rantai artrokonidia. • Infeksi terjadi di daerah lipat paha, disebut tinea kruris, atau jock itch. Kebanyakan mengenai pria dan timbul sebagai lesi kering dan gatal yang sering di mulai pada skrotum dan menyebar ke lipat paha • Tinea manus merupakan kurap pada tangan atau jari tangan. Lesi bersisik dan kering Tinea Kapitis dan Tinea Barbae • Tinea kapitis adalah demartofitosis atau kurap pada kulit kepala atau rambut. Infeksi di mulai dengan invasi hifa di kulit kepala, yang kemudian menyebar ke bawah dinding keratin pada folikel rambut. Infeksi rambut terjadi tepat di atas akar rambut. Hifa tumbuh ke arah bawah pada bagian rambut yang tidak hidup dan dengan kecepatan yang sama seperti pertumbuhan rambut. Infeksi menimbulkan bercak alopesia sirkular abu-abu, bersisik, dan gatal • Seiring pertumbuhan rambut keluar folikel, hifa spesies mikrosporum menghasilkan rantai spora yang membentuk selubung di sekitar batang rambut (ektotriks). Spora tersebut memberi fluoresensi kehijauan sampai keperakan bila rambut diperiksa di bawah lampu Wood (365 nm) • Tinea barbae mengenai daerah berjanggut Reaksi Trikofitid • Pada perjalanan dermatofitosis, penderita dapat menjadi hipersensitif terhadap kandungan atau produk fungi dan mengalami manifestasi alergi- disebut dermatofitid (biasanya vesikel)-di lokasi tubuh manapun, paling sering di tangan • Uji kulit trikofitin secara jelas positif pada orang tersebut MIKOSIS SISTEMIK • Mikosis sistemik adalah infeksi yang biasanya berasal dalam paru-paru tetapi dapat menyebar ke banyak organ lain termasuk kulit • Akibat interaksi spora jamur yang tumbuh saprofit dalam tanah atau bahan organik busuk atau pathogen pada tumbuh- tumbuhan • Mikosis sistemik yang memberikan gambaran klinis di kulit adalah : Fikomikosis subkutis Aspergilosis kutis Kriptokokkosis MIKOSIS SISTEMIK • FIKOMIKOSIS SUBKUTIS KRONIS; Infeksi jamur yang memberikan gejala peradangan kronis dengan granuloma dibawah kulit yang teraba keras, kenyal dengan batas jelas. Terdapat 2 bentuk : 1. Basidiobolomikosis 2. Rhinofasialkonidiobolomikosis • Gejala klinis Basidiobolomikosis; Pada badan dan ekstrimitas Anak-anak >> Pembengkakkan subkutis khas, keras dan tidak nyeri Dapat limfoedema masif Terima Kasih atas Perhatiannya Ada Pertanyaan?????