Anda di halaman 1dari 32

MIKOLOGI

Oleh Hegi Darmawan,dr


PENDAHULUAN
• Mikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang fungi.
• Fungi adalah organisme eukariot. Bersifat obligat aerob atau
fakultatif, dan kemotropik.
• Infeksi fungi disebut mikosis. Sebagian besar fungi patogen
bersifat eksogen dan habitat alaminya adalah air, tanah, dan
debris organik
• Fungi tumbuh dalam dua bentuk dasar, sebagai ragi dan
kapang
• Kapang; Massa hifa yang saling berjalin yang berakumulasi
selama pertumbuhan aktif adalah suatu miselium. Hifa yang
menembus medium penunjang dan mengabsorbsi nutrisi
adalah hifa substrat atau vegetatif, mempunyai diameter
bervariasi dari 2µm sampai 10µm
PENDAHULUAN
• Ragi adalah sel tunggal, biasanya berbentuk sferis sampai elips
dengan diameter bervariasi dari 3µm sampai 15µm.
Kebanyakan sel ragi bereproduksi dengan membentuk tunas.
Beberapa spesies menghasilkan tunas yang tidak dapat lepas
dan memanjang seperti menghasilkan suatu rantai sel ragi,
yang disebut pseudohifa
• Beberapa spesies fungi bersifat dimorfik dan mampu tumbuh
sebagai ragi atau kapang bergantung pada keadaan lingkungan
• Dinding sel sebagian besar terdiri dari lapisan karbohidrat-
rantai panjang polosakarida-serta glikoprotein dan lipid.
Komponen permukaan dinding sel memediasi perlekatan fungi
ke sel penjamu. Polisakarida dinding sel dapat mengaktivasi
kaskade komplemen dan mencentuskan reaksi inflamasi,
polisakarida tersebut tidak dapat di degradasi oleh penjamu
PENDAHULUAN
• Beberapa ragi dan kapang mempunyai dinding sel yang
mengalami melanisasi, memberi pigmen coklat atau hitam.
Fungi tersebut adalah dematiaseosa. Pada beberapa
penelitian, melanin telah dihubungkan dengan virulensi
• Fungi dapat menghasilkan spora untuk meningkatkan
kelangsungan hidupnya. Spora dapat berasal dari reproduksi
aseksual atau seksual-keadaan anamorfik dan teleomorfik.
Spora aseksual adalah progeni miotik(yaitu mitospora) dan
identik secara genetis, terdapat dua type; konidia dan pada
zygomycetes, sporangiospora. Pada fungi lain, konidia
dihasilkan oleh sel konidiogenosa, seperti suatu fialida, yang
dapat melekat ke hifa khusus yang disebut konidofora. Pada
zygomycetes, sporamiospora dihasilkan dari replikasi miotik
dan produksi spora dalam struktur seperti kantong yang
disebut sporangium, yang ditunjang olah sprangiofora.
• A. Sel yeast yang lonjong berkembang membentuk
blastokonidium.
• B. Bentukan kapang bermacam-macam variasi. Tangkai
berbentuk tabung yang disebut konidiospora muncul dari hifa
“medusa head” dimana muncul konidia yang reproduktif
PENDAHULUAN
• Klasifikasi fungi;
a) Zygomycetes; Reproduksi seksual menghasilkan zygospora;
reproduksi aseksual terjadi melalui sporangia. Hifa vegetatif
bersepta jarang
b) Ascomycetes; Reproduksi seksual melibatkan kantong atau
askus, tempat terjadinya kariogami dan meiosis, menghasilkan
askospora. Reproduksi aseksual terjadi melalui konidia. Kapang
mempunyai hifa bersepta
c) Basidiomycetes; Reproduksi seksual menghasilkan empat
basidiospora progeni yang ditunjang oleh basidium berbentuk
gada. Hifa mempunyai septa yang kompleks
d) Deuteromycetes; Kelompok artifisial untuk fungi imperfekta
yang sifat teleomorf atau reproduksi seksualnya belum
ditemukan. Keadaan anmorfik ditandai dengan konidia
aseksual.
MIKOSIS SUPERFISIAL
• Pityrisiasis versicolor; infeksi superfisial ringan kronik pada
stratum korneum yang disebabkan oleh Malassezia globosa,
M restricta, dan anggota kompleks M furfur lainnya.
• Lesi bersifat kronik dan muncul dalam bentuk bercak makula
diatas kulit yang mengalami perubahan warna, yang dapat
membesar dan menyatu, pembentukan sisik, peradangan,
dan iritasi bersifat minimal. biasanya di dada, punggung
bagian atas, lengan, abdomen.
• Malassezia sp adalah ragi yang bersifat lipofili, pada
pemeriksaan mikroskopik pada kerokan kulit yang terinfeksi
diberikan KOH 10-20% atau diwarnai calcofluor white
ditemukan adanya hifa pendek tak bercabang dan sel sferis.
Lesi tersebut juga menunjukkan fluoresensi dibawah lampu
Wood
MIKOSIS SUPERFISIAL
• Tinea nigra(atau tinea nigra palmaris); infeksi asimtomatik dan
kronik superfisial pada stratum korneum yang disebabkan oleh
fungi dematiaseosa Hortea (Exophiala) werneckii. Sering
terjadi di daerah pantai yang hangat dan pada wanita muda.
Lesi tampak sebagai perubahan warna gelap (coklat sampai
hitam), sering kali ditelapak tangan. Pemeriksaan mikroskopik
terhadap kerokan kulit dari tepi lesi menunjukkan hifa
bersepta, bercabang dan sel ragi pertunasan dengan dinding
sel yang mengalami melanisasi
• Piedra hitam; suatu infeksi nodular pada batang rambut yang
disebabkan Piedraia hortai. Piedra putih, disebabkan oleh
infeksi spesies trichosporon, tampak nodul yang lebih besar,
lebih lunak dan berwarna kekuningan pada rambut; rambut
axila, pubis, janggut dan kulit kepala yang terinfeksi
MIKOSIS SUPERFISIAL
• Dermatofita (kurap), terdiri dari sekitar 40 fungi yang memiliki
tiga genus; Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton.
Pada kulit terdapat adanya hialin, septa, hifa bercabang atau
rantai artrokonidia. Dermatofita digolongkan sebagai geofili,
zoofili, dan antropofili. Infeksi bermula di kulit setelah trauma
dan kontak, kerentanan dapat meningkat akibat kelembapan,
udara yang panas, komposisi sebum dan keringat, dan di
tengah lingkungan hidup yang padat.
A. Tinea Pedis(Athlete’s Foot)
B. Tinea Unguium (Onikomikosis)
C. Tinea Korporis, Tinea Kruris dan Tinea Manus
D. Tinea Kapitis dan Tinea Barbae
E. Reaksi Trikofitid
Tinea Pedis(Athlete’s Foot)
• dermatofitosis yang paling sering terjadi.Penyakit tersebut
biasanya muncul sebagai infeksi kronik pada selaput di antara
jari kaki
• Awalnya, timbul rasa gatal di antara jari kaki dan muncul
vesikel kecil yang kemudian pecah dan mengeluarkan cairan
encer. Kulit pada selaput di antara jari kaki mengalami
maserasi dan mengelupas, sehingga kulit terpecah dan
memudahkan terjadinya infeksi bakteri sekunder
• Bila infeksi oleh fungsi menjadi kronik, pengelupasan dan
pecahnya kulit merupakan manifestasi utama, disertai rasa
nyeri dan gatal
Tinea Unguium (Onikomikosis)
• Infeksi kuku dapat terjadi setelah tinea pedis yang
berkepanjangan. Kuku menjadi kuning, rapuh, menebal, dan
mudah hancur akibat invasi hifa. Dapat mengenai satu atau
lebih kuku kaki atau tangan
Tinea Korporis, Tinea Kruris
dan Tinea Manus
• Dermatofitosis kulit yang menyebabkan timbulnya lesi kurap
berbentuk anular dengan bagian tengah bersih bersisik
dikelilingi oleh tepi merah yang meninggi, dapat kering atau
vesikular. Dermatofita hanya tumbuh pada jaringan mati yang
mengalami keratinisasi, tetapi metabolit fungi, enzim, dan
antigen berdifusi melalui lapisan epidermis yang sehat,
menyebabkan eritema, pembentukan vesikel dan pruritus
• Sesuai usia hifa, spesies ini sering membentuk rantai
artrokonidia.
• Infeksi terjadi di daerah lipat paha, disebut tinea kruris, atau
jock itch. Kebanyakan mengenai pria dan timbul sebagai lesi
kering dan gatal yang sering di mulai pada skrotum dan
menyebar ke lipat paha
• Tinea manus merupakan kurap pada tangan atau jari tangan.
Lesi bersisik dan kering
Tinea Kapitis dan Tinea Barbae
• Tinea kapitis adalah demartofitosis atau kurap pada kulit
kepala atau rambut. Infeksi di mulai dengan invasi hifa di kulit
kepala, yang kemudian menyebar ke bawah dinding keratin
pada folikel rambut. Infeksi rambut terjadi tepat di atas akar
rambut. Hifa tumbuh ke arah bawah pada bagian rambut yang
tidak hidup dan dengan kecepatan yang sama seperti
pertumbuhan rambut. Infeksi menimbulkan bercak alopesia
sirkular abu-abu, bersisik, dan gatal
• Seiring pertumbuhan rambut keluar folikel, hifa spesies
mikrosporum menghasilkan rantai spora yang membentuk
selubung di sekitar batang rambut (ektotriks). Spora tersebut
memberi fluoresensi kehijauan sampai keperakan bila rambut
diperiksa di bawah lampu Wood (365 nm)
• Tinea barbae mengenai daerah berjanggut
Reaksi Trikofitid
• Pada perjalanan dermatofitosis, penderita dapat menjadi
hipersensitif terhadap kandungan atau produk fungi dan
mengalami manifestasi alergi- disebut dermatofitid (biasanya
vesikel)-di lokasi tubuh manapun, paling sering di tangan
• Uji kulit trikofitin secara jelas positif pada orang tersebut
MIKOSIS SISTEMIK
• Mikosis sistemik adalah infeksi yang biasanya berasal dalam
paru-paru tetapi dapat menyebar ke banyak organ lain
termasuk kulit
• Akibat interaksi spora jamur yang tumbuh saprofit dalam
tanah atau bahan organik busuk atau pathogen pada tumbuh-
tumbuhan
• Mikosis sistemik yang memberikan gambaran klinis di kulit
adalah :
Fikomikosis subkutis
Aspergilosis kutis
Kriptokokkosis
MIKOSIS SISTEMIK
• FIKOMIKOSIS SUBKUTIS KRONIS; Infeksi jamur yang
memberikan gejala peradangan kronis dengan granuloma
dibawah kulit yang teraba keras, kenyal dengan batas jelas.
Terdapat 2 bentuk :
1. Basidiobolomikosis
2. Rhinofasialkonidiobolomikosis
• Gejala klinis Basidiobolomikosis;
Pada badan dan ekstrimitas
Anak-anak >>
Pembengkakkan subkutis khas, keras dan tidak nyeri
Dapat limfoedema masif
Terima Kasih atas Perhatiannya
Ada Pertanyaan?????

Anda mungkin juga menyukai