Anda di halaman 1dari 33

Perkembangan reproduksi pria &

sistem hormonal yang berpengaruh

ANIK PUJI RAHAYU


Anatomi sistem reproduksi pria
Organ reproduksi pria
Organ reproduksi pria
Organ reproduksi pria
Fungsi komponen reproduksi pria
SPERMATOGENESIS

 Terjadi pada semua tubulus seminiferus selama


kehidupan aktif seksual, kurang lebih usia 13 tahun,
sbg akibat perangsangan hormon-hormon
gonadotropin hypofisis & berlangsung selama hidup
PROSES SPERMATOGENESIS

 Tubulus seminiferus, mengandung banyak sel-sel


germinativum yg berukuran kecil sampai sedang :
spermatogonia, yg terletak dlm 2-3 lapisan
sepanjang pinggir luar epitel tubulus
 Sel-sel ini terus mengalami proliferasi, dan sebagian
berdiferensiasi untuk membentuk sperma
Spermatogenesis
STADIUM SPERMATOGENESIS

 Pertumbuhan bbrp spermatogonia menjadi sel yg


sangat besar : Spermatosit Primer
 Spermatosit Primer, membelah dgn proses meiosis
(disini tidak ada pembentukan kromosom baru,
kromosom hanya memisahkan diri dari kromosom
pasangan) membentuk : 2 Spermatosit Sekunder,
masing2 mengandung 23 kromosom
STADIUM SPERMATOGENESIS

 Masing2 Spermatosit Sekunder membelah


dgn cara mitosis membentuk 2 Spermatid,
masing-masing hanya mengandung 23
kromosom, tidak ada satupun yg
berpasangan
 Masing2 spermatid membentuk spermatozoa
 Kmdn, bila spermatozoa bersatu dgn ovum,
unsur-unsur asli dari 46 kromosom kembali
terbentuk
Distribusi kromosom pada reproduksi seksual
Diferensiasi jenis kelamin
KROMOSOM SEKS

 Waktu pembelahan mitosis, kromosom seks dibagi


diantara spermatosit sekunder shg : sperma pria : Y
& sperma wanita : X
 Spermatozoa : kepala, leher & badan
 Untuk membentuk kepala, zat inti memadat menjadi
massa yg padat, dan membran sel melekat sekitar
inti & zat inti inilah yg melakukan fertilisasi ovum
KEPALA SPERMA

 Terdapat struktur kecil yang dinamakan : Akrosom


yg dibentuk dari aparatus golgi dan mengandung
enzim Hyaluronidase & protease yg memegang
peranan penting untuk pemasukan sperma kedalam
ovum
 Sentriole mengelompok pd sperma & mitokhondria
mengelompok pada badan
 Ekor sperma diliputi oleh perluasan membran sel &
mengandung banyak adenosin triposfat, yang
memberi energi pergerakan ekor
Struktur spermatozoa
Sperma abnormal
Anatomi spermatozoa
Proses pembuahan
Pengaturan Fungsi Seksual Pria oleh
Hormon Gonadotropin – FSH & LH

 Follicle stimulating hormon (FSH)


 Luteinizing hormon (LH), dinamakan : Interstitial
cell stimulating hormon (ICSH)

 Kedua hormon ini memegang peranan utama


mengatur fungsi seksual pria
Pengaturan Pembentukan Testosteron

LH (ICSH)

Testes

Sel-sel leydig

Testosteron
Efek Korionik Gonadotropik pada Testis
fetus

 Selama kehamilan, plasenta mensekresi


korionik gonadotropin dlm jlh besar, suatu
hormon yg hampir mempunyai sifat yg sama
seperti Luteinizing hormon
 Hormon ini merangsang pembentukan sel
interstitial testes fetus & menyebabkan sekresi
testosteron, selama kehidupan fetal penting
untuk meningkatkan pembentukan organ
seksual pria
Kontrol fungsi testis
FUNGSI SEL SERTOLI

 Sel ini besar, meluas dari basis epitel tubulus


seminiferus sampai bagian dlm tubulus.
 Spermatid meletakkan dirinya pada sel sertoli,
menyebabkan perubahan spermatid menjadi
spermatozoa
 Pematangan spermatozoa pada epididimis. Sperma yg
dikeluarkan dari tubulus seminiferus belum bergerak
sama sekali, setelah sperma selama 18 jam – 10 hari ,
proses pematangan sperma shg mampu bergerak &
membuahi ovum
Testosteron & hormon seks pria lain

 Sekresi testosteron oleh sel interstitial testis


 Testosteron dibentuk dari sel interstitial leydig, yg
terletak pd interstitial antara tubulus seminiferus &
merupakan sekitar 20% massa testis dewasa
SEKRESI ANDROGEN DLM TUBUH

 Istilah androgen digunakan sinonim dgn istilah


hormon seks pria, walaupun kelenjar adrenal jg
mensekresi androgen dlm jlh kecil dan tidak
bermakna
 Semua androgen merupakan senyawa steroid
 Setelah disekresi oleh testis, sebagian besar
testosteron berikatan longgar dgn protein plasma,
beredar dlm aliran darah tdk lebih dari 15-30 menit
sebelum ia diikat pada jaringan atau didegradasi
menjadi bentuk inaktif & kemudian disekresi
Kecepatan sekresi testosteron
FUNGSI TESTOSTERON

 Bertgjawab untuk membedakan sifat maskulinisasi tubuh


 Testosteron mulai dikeluarkan oleh pria sekitar bulan
kedua kehidupan embrional untuk menetukan arah
perkembangan reproduksi pria
 Bertgjawab akan perkembangan sifat kelamin pria :
pertumbuhan penis & skrotum
 Perkembangan kelenjar prostat, vesika seminalis &
saluran genitalis pria
FUNGSI TESTOSTERON

 Testis biasanya mengalami desensus masuk


skrotum waktu 2 bulan terakhir kehamilan, waktu
testis mensekresi testosteron dlm jlh yg cukup
 Setelah pubertas, testosteron menyebabkan penis,
skrotum & testis semuanya membesar bbrp kali
sampai usia 20 tahun
 Sifat seksual sekunder pria : pertumbuhan rambut
pubis, dada, umbilikalis
 Testosteron mengurangi pertumbuhan rambut pada
puncak kepala
FUNGSI TESTOSTERON

 Testosteron yg disekresi testis menyebabkan hipertropi mukosa


larink & pembesaran larink, efeknya mula2 suara mjd sumbang
tetapi lambat laun berubah menjadi suara bas yg khas pada pria
 Meningkatkan tebal kulit pada seluruh tubuh & meningkatkan
kekasaran jaringan subkutan, menambah jlh melanin yg
diendapkan pada kulit shg kulit mjd lebih gelap
 Meningkatkan kecepatan sekresi bbrp atau mungkin semua
kelenjar sebasea, khususnya diwajah : jerawat
 Bertambahnya perkembangan otot pada pubertas
 Meningkatkan jlh matriks tulang & retensi kalsium
 Meningkatkan laju metabolisme basal 5-10 %
 Keseimbangan elektrolit & air, meningkatkan reabsorpsi natrium
pada tubulus distal ginjal
TERIMAKASIH ATAS PERHATIANNYA

Anda mungkin juga menyukai