Anda di halaman 1dari 56

STRUKTUR & FUNGSI

SPERMATOZOA

YULIANTISARI RETNANINGSIH
CPMK

Pada akhir pertemuan mahasiswa mampu menjelaskan


struktur dan fungsi spermatozoa:
 Organ reproduksi pria
 Spermatogenesis
 Struktur Spermatozoa
 Fungsi bagian spermatozoa
 Analisis sperma
 Faktor kesuburan pria
ORGAN REPRODUKSI PRIA

organ genitalia
interna
Organ genitalia
pria
organ genitalia
eksterna
ORGAN GENITALIA INTERNA

Terdiri dari :
testis, epididimis
duktus deferen
funiculus spermaticus
kelenjar seks tambahan
TESTIS
EPIDIDIMIS

 saluran yang berkelok-kelok


dengan panjang sekitar 4-6 meter
yang terdiri dari caput, corpus, dan
cauda.
 Di dalam epididimis, spermatozoa
akan matang sehingga menjadi
mortil dan fertil.
 Setelah melalui epididimis yang
merupakan tempat penyimpanan
sperma sementara, sperma akan
menuju duktus deferen

Gb. Testis dan epididimis


DUKTUS DEFEREN DAN FUNICULUS
SPERMATICUS
 Duktus deferen/vas
deferen adalah suatu
saluran lurus berdinding
tebal yang akan menuju
uretra pars prostatika.
 Duktus deferen bersama
pembuluh darah dan saraf,
dalam selubung jaringan
ikat disebut funiculus
spermaticus yang akan
melalui kanalis inguinalis.
URETRA
LANJUTAN…
KELENJAR SEKS TAMBAHAN

Kelenjar seks tambahan


terdiri dari:
 sepasang vesikula
seminalis
 Prostat
 sepasang kelenjar
bulbouretral.
Vesikula seminalis
 Terletak di bagian dorsal vesika urinaria dan menghasilkan
sekitar 60% dari volume cairan semen.
 Sekresi dari vesikula seminalis mengandung fruktosa,
prostaglandin, fibrinogen, dan vitamin C. Fruktosa memiliki
fungsi sebagai sumber energi primer untuk sperma,
sedangkan prostaglandin memiliki fungsi merangsang
kontraksi otot polos sehingga memudahkan transfer sperma
 Saluran dari masing-masing vesikula seminalis bergabung
dengan duktus deferens pada sisi yang sama untuk
membentuk duktus ejakulatorius. Dengan demikian, sperma
dan cairan semen masuk uretra bersama selama ejakulasi.
ORGAN GENITALIA EKSTERNA
BAGIAN-BAGIAN PENIS
LANJUTAN…
ANATOMI PENIS
SKROTUM

 Skrotum adalah kantung


kulit yang menggantung di
luar rongga perut, antara
kaki dan dorsal penis.
Terdiri dari 2 kantung yang
masing-masing diisi oleh
testis, epididimis, dan
bagian caudal funiculus
spermaticus. Dalam kondisi
normal, suhu skrotum 3°C
lebih rendah dari suhu
tubuh agar dapat
memproduksi sperma yang
sehat ( sekitar 34°C )
SPERMATOZOA
SPERMATOZOA ?

 Spermatozoa (Berasal dari Bahasa Yunani sperma


yang berarti biji, dan zóo berarti hewan)
 Sel haploid yang merupakan gamet jantan.
 Sel ini adalah salah satu sel yang paling
terdiferensiasi dan fungsinya adalah pembentukan
zigot totipoten dengan menggabungkan nukleusnya
dengan sel inti gamet betina, sebuah fenomena yang
nantinya akan mengarah pada embrio dan janin.
Spermatozoa terdiri dari asam
S
nukleat, protein, dan lemak. P
Spermatozoa dibentuk dalam E
tubuliseminiferi yang berada dalam
testis. R
Bentuk spermatozoa sempurna
terdiri dari sel memanjang seperti
M
kepala yang tumpul berisi nukleus A
serta ekor yang mengandung
apparatus.
T
O
Z
O
A
STRUKTUR DAN FUNGSI SPERMATOZOA

 Terdapat akrosom, berisi beberapa enzim


hidrolitik yang ber fungsi untuk proses fer tilisasi.
dan juga nukleus
 Terdapat mitokondria sebagai tempat oksidasi.

 Terdapat bagian midle piece, printcipal piece,


central axsonemal, dan dibalut dengan onter fibril
juga sebagai alat gerak .
LANJUTAN..

Enzim yang terdapat di kepala sperma (


akrosom) sebagai berikut :

1. Hialuronidase : menyebabkan
penyebaran sel pumulus yang
mengelilingi ovum, lalu di ovulasikan
menyebar.
2. Proakrosim : prekursor enzim
proteolitik akrosin yang membantu
dalam mempersingkat penetrasi
spermatozoa melalui zona pelusida.
 Pada bagian tengah spermatozoa terdapat mitokondria yang
akan berkaitan dengan pembentukan energi untuk pergerakan
spermatozoa.
 Bagian ekor spermatozoa dibentuk oleh sentriol dan akan
timbul flagelum yang digunakan untuk pergerakan
spermatozoa.
LANJUTAN..

Spermatozoa yang mengandung kromosom X akan


menghasilkan embrio wanita dan kromozom Y
menghasilkan embrio laki- laki.
Kromosom X mengandung kromatin lebih banyak di
kepalanya yang mengakibatkan ukuran kepalanya
lebih besar.
Kromosom Y terdapat sex determining Region Y gen
(SRY) yang membantu menentukan terbentuknya
testis.
GAMETOGENESIS

Proses pembentukan gamet (sel yang haploid,


yaitu sperma dan ovum) melalui pembelahan
meiosis
Spermatogenesis
Oogenesis
SPERMATOGENESIS

 Spermatogenesis merupakan proses pembentukan


sel spermatozoa.
 Dibentuk di dalam tubula seminiferous
 Dipengaruhi oleh beberapa hormone FSH, LH, GH
 Sel benih premordial berada dalam keadaan
istirahat sampai masa pubertas, Spermatogenesis
terjadi setelah usia pubertas
 Tahap-tahap spermatogenesis
 Proliferasi/pembelahan mitosis: spermatogoia/sel epitel germinal 
spermatosit
 Pembelahan meiosis: spermatosit primerspermatosit
sekunderspermatid
 Spermiogenesis: spermatid spermatozoa
 Proses ini terjadi selama sekitar 75 hari
HORMON
HORMON
PEMBENTUKAN SPERMA
Dipengaruhi hormon :

LH
Merangsang sel Leydig agar testosteron
melakukan pembelahan sel-sel Spermatogonium.

FSH
Merangsang sel Sertoli untuk membentuk ABP
(Androgen Binding Protein) yang berfungsi
merangsang spermatogonium untuk memulai
pembelahan spermatogenesis.

GH (Grow Hormone)
Berfungsi sebagai pengatur dalam pembelahan
Spermatogenesis
Pada spermiogenesis akan terjadi
perubahan
1. Pembentukan akrosom
2. Kondensasi inti
3. Pembentukan leher,bagian tengah dan
4. Menghancurkan sebagian besar
sitoplasma
Spermatogenesis kromosom ket
 Spermatogonium 46/2n mitosis
 Spermatosit I 46/2n meiosis
 Spermatisit II 23/n meiosis
 Spermatid 23/n diferensiasi
 Spermatozoa 23/n matang Pematangan
 Spermatozoa yang telah terbentuk dapat sampai ke
urethra (saluran keluar pada penis) jika dibantu oleh
cairan yang dihasilkan oleh vesikula seminalis, kelenjar
prostat, dan kelenjar cowper.
 Cairan yang dihasilkan vesikula seminalis berfungsi
membantu spermatozoa agar mudah bergerak, memberi
nutrient, dan menormalkan keasaman PH saluran
reproduksi wanita pada saat kopulasi.
 Spermatozoa bersama cairan tersebut disebut dengan
istilah semen atau air mani. Seorang laki-laki saat
kopulasi dapat mengeluarkan sekitar 350-360 juta sel
sperma dari 3ml air mani
Sperma yang terbentuk akan mengalir ke saluran
pengumpul yang disebut dengan epididymisDari
epididimis, sperma meninggalkan testis melalui
vas deferens, kemudian ditampung dalam kantung
sperma (vesikula seminalis). Dari kantong
sperma, sperma dialirkan melalui saluran
penyembur (duktus ejakulatories)Sperma
mendapat tambahan cairan dari kelenjar prostat.
Cairan prostat merupakan media sperma yang
memberi makan sperma dan menjaga pH sperma.
ANALISA SPERMA

 Analisis sperma adalah


suatu pemeriksaan yang
penting untuk menilai
fungsi organ reproduksi
pria. Untuk mengetahui
apakah seseorang pria
fertil atau infertil
BENTUK SPERMA
Tipe
morfologi
abnormal
sperma
Kesan
Hasil Tes
Sperma
FAKTOR RESIKO INFERTILITAS PRIA

 Tugas mandiri untuk mencari informasi tentang faktor-faktor


yang mempengaruhi infertilitas pada pria
FAKTOR RESIKO INFERTILITAS PRIA

 Usia
Puncak umur kehamilan terjadi pada usia 34 tahun untuk pria
dan wanita dan kemudian setelah usia 35 tahun akan menurun
secara signifikan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa level testosteron darah
akan menurun seiring bertambahnya usia dan resiko pria untuk
menjadi infertil 2 kali lipat lebih besar pada usia di atas 35
tahun dibandingkan dengan pria di bawah 25 tahun dan 5 kali
lipat pada usia di atas 45 tahun.
Produksi hormon testosteron mulai menurun sekitar usia 40
tahun, perubahan kualitas sperma seiring dengan
bertambahnya usia juga menurunkan volume semen, motilitas
dan morfologi sperma normal
 Obesitas
Beberapa studi menyebutkan bahwa terjadi penurunan fertilitas
pada pria gemuk.
Sebuah studi di Amerika Serikat menginvestigasi petani dan
istri mereka menunjukkan bahwa peningkatan 10 kg berat
badan dapat menurunkan fertilitas sekitar 10% dan efek
terbesar pada pria dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih dari
32. Hal ini disebabkan karena terjadi penurunan jumlah sperma
motil normal secara signifikan pada pria tersebut
 Alkohol
Alkohol merupakan substansi adiktif yang sangat berpengaruh
pada fertilitas. Konsumsi alkohol dengan rentang antara
konsumsi alkohol yang jarang hingga yang berat sangat
berdampak pada kesehatan termasuk kegagalan
fertilitas.Konsumsi alkohol berpengaruh pada spermatogenesis
sehingga menurunkan kualitas sperma
 Paparan dalam pekerjaan
Paparan senyawa organik saat bekerja dapat menurunkan jumlah
sperma yang motil, sejumlah senyawa yang digunakan industri
yang dapat menyebabkan efek samping pada sistem reproduksi
pria yaitu karbon disulfida yang mempengaruhi kualitas semen.
Riwayat terpapar glycol ether pada lingkungan kerja juga dapat
menurunkan kualitas semen.
Demikian juga halnya pada pekerja di bidang pertanian atau
pabrik pestisida yang juga mengalami dampak negatif akibat
paparan Dibromochloropropane (DBCP) dapat menyebabkan
toksisitas testikular dan menurunkan produksi sperma.
Paparan pada Ethylene Di-Bromide (EDB) juga menurunkan jumlah
sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal.Dichloro-
Diptenyl-Trichloro-ethane (DDT) yang merupakan salah satu tipe
pestisida juga dapat menurunkan fertilitas dan mengubah jumlah
sperma
 Merokok
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok
menyebabkan efek samping pada perburukan kualitas sperma
terutama pada perokok berat, perbedaan itu didasarkan pada
begitu besarnya level stress oksidatif semen pada perokok
berat dibandingkan dengan perokok ringan maupun perokok
pasif (Saleh et al., 2001). Namun studi di Singapura
menemukan bahwa merokok memang meningkatkan resiko
infertilitas dan tidak terdapat perbedaan yang menonjol antara
perokok berat dan ringan.
 Laptop dan telepon seluler
Pemaparan jangka panjang pada laptop dapat meningkatkan
suhu skrotum dan berdampak negatif pada parameter sperma.
Lebih lanjut, penggunaan telepon seluler juga berdampak
negatif pada infertilitas pria yaitu menurunkan jumlah sperma
yang hidup secara paralel pada setiap kali terpapar telepon
seluler dan juga berhubungan dengan durasi menggunakan
telepon seluler tersebut (Al-Haija, 2011).
Studi terbaru juga menunjukkan hal yang serupa yaitu
spermatozoa manusia bila terpapar oleh radiasi gelombang
elektormagnetik dari telepon seluler selain dapat menurunkan
jumlah sperma juga dapat menurunkan motilitas sperma dan
meningkatkan stress oksidatif sperma
 Stres
Hubungan antara stres dengan infertilitas juga diperhitungkan.
Pria di bawah tekanan stres pada hasil pemeriksaan analisa
semen menunjukkan terjadi penurunan yang signifikan pada
parameter sperma (Al-Haija, 2011). Hal ini dikaitkan dengan
penurunan level testosteron yang menyebabkan kegagalan
spermatogenesis dan akhirnya berpengaruh pada jumlah,
motilitas, dan morfologi sperma
 Nutrisi
Karbohidrat, lemak, vitamin
Testosteron bersama vit A , C, Edan asam folat menghasilkan
sperma
Kekurangan vit E menyebabkan degenerasi organ reproduksi,
kekurangan zink menyebabkan infertil
Hormon seks dipengaruhi vit A ,B,C,E, asam pantotenat, niacin
dan asam lemak tak jenuh
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai