SPERMATOZOA
YULIANTISARI RETNANINGSIH
CPMK
organ genitalia
interna
Organ genitalia
pria
organ genitalia
eksterna
ORGAN GENITALIA INTERNA
Terdiri dari :
testis, epididimis
duktus deferen
funiculus spermaticus
kelenjar seks tambahan
TESTIS
EPIDIDIMIS
1. Hialuronidase : menyebabkan
penyebaran sel pumulus yang
mengelilingi ovum, lalu di ovulasikan
menyebar.
2. Proakrosim : prekursor enzim
proteolitik akrosin yang membantu
dalam mempersingkat penetrasi
spermatozoa melalui zona pelusida.
Pada bagian tengah spermatozoa terdapat mitokondria yang
akan berkaitan dengan pembentukan energi untuk pergerakan
spermatozoa.
Bagian ekor spermatozoa dibentuk oleh sentriol dan akan
timbul flagelum yang digunakan untuk pergerakan
spermatozoa.
LANJUTAN..
LH
Merangsang sel Leydig agar testosteron
melakukan pembelahan sel-sel Spermatogonium.
FSH
Merangsang sel Sertoli untuk membentuk ABP
(Androgen Binding Protein) yang berfungsi
merangsang spermatogonium untuk memulai
pembelahan spermatogenesis.
GH (Grow Hormone)
Berfungsi sebagai pengatur dalam pembelahan
Spermatogenesis
Pada spermiogenesis akan terjadi
perubahan
1. Pembentukan akrosom
2. Kondensasi inti
3. Pembentukan leher,bagian tengah dan
4. Menghancurkan sebagian besar
sitoplasma
Spermatogenesis kromosom ket
Spermatogonium 46/2n mitosis
Spermatosit I 46/2n meiosis
Spermatisit II 23/n meiosis
Spermatid 23/n diferensiasi
Spermatozoa 23/n matang Pematangan
Spermatozoa yang telah terbentuk dapat sampai ke
urethra (saluran keluar pada penis) jika dibantu oleh
cairan yang dihasilkan oleh vesikula seminalis, kelenjar
prostat, dan kelenjar cowper.
Cairan yang dihasilkan vesikula seminalis berfungsi
membantu spermatozoa agar mudah bergerak, memberi
nutrient, dan menormalkan keasaman PH saluran
reproduksi wanita pada saat kopulasi.
Spermatozoa bersama cairan tersebut disebut dengan
istilah semen atau air mani. Seorang laki-laki saat
kopulasi dapat mengeluarkan sekitar 350-360 juta sel
sperma dari 3ml air mani
Sperma yang terbentuk akan mengalir ke saluran
pengumpul yang disebut dengan epididymisDari
epididimis, sperma meninggalkan testis melalui
vas deferens, kemudian ditampung dalam kantung
sperma (vesikula seminalis). Dari kantong
sperma, sperma dialirkan melalui saluran
penyembur (duktus ejakulatories)Sperma
mendapat tambahan cairan dari kelenjar prostat.
Cairan prostat merupakan media sperma yang
memberi makan sperma dan menjaga pH sperma.
ANALISA SPERMA
Usia
Puncak umur kehamilan terjadi pada usia 34 tahun untuk pria
dan wanita dan kemudian setelah usia 35 tahun akan menurun
secara signifikan.
Penelitian telah menunjukkan bahwa level testosteron darah
akan menurun seiring bertambahnya usia dan resiko pria untuk
menjadi infertil 2 kali lipat lebih besar pada usia di atas 35
tahun dibandingkan dengan pria di bawah 25 tahun dan 5 kali
lipat pada usia di atas 45 tahun.
Produksi hormon testosteron mulai menurun sekitar usia 40
tahun, perubahan kualitas sperma seiring dengan
bertambahnya usia juga menurunkan volume semen, motilitas
dan morfologi sperma normal
Obesitas
Beberapa studi menyebutkan bahwa terjadi penurunan fertilitas
pada pria gemuk.
Sebuah studi di Amerika Serikat menginvestigasi petani dan
istri mereka menunjukkan bahwa peningkatan 10 kg berat
badan dapat menurunkan fertilitas sekitar 10% dan efek
terbesar pada pria dengan indeks massa tubuh (IMT) lebih dari
32. Hal ini disebabkan karena terjadi penurunan jumlah sperma
motil normal secara signifikan pada pria tersebut
Alkohol
Alkohol merupakan substansi adiktif yang sangat berpengaruh
pada fertilitas. Konsumsi alkohol dengan rentang antara
konsumsi alkohol yang jarang hingga yang berat sangat
berdampak pada kesehatan termasuk kegagalan
fertilitas.Konsumsi alkohol berpengaruh pada spermatogenesis
sehingga menurunkan kualitas sperma
Paparan dalam pekerjaan
Paparan senyawa organik saat bekerja dapat menurunkan jumlah
sperma yang motil, sejumlah senyawa yang digunakan industri
yang dapat menyebabkan efek samping pada sistem reproduksi
pria yaitu karbon disulfida yang mempengaruhi kualitas semen.
Riwayat terpapar glycol ether pada lingkungan kerja juga dapat
menurunkan kualitas semen.
Demikian juga halnya pada pekerja di bidang pertanian atau
pabrik pestisida yang juga mengalami dampak negatif akibat
paparan Dibromochloropropane (DBCP) dapat menyebabkan
toksisitas testikular dan menurunkan produksi sperma.
Paparan pada Ethylene Di-Bromide (EDB) juga menurunkan jumlah
sperma dan meningkatkan jumlah sperma yang abnormal.Dichloro-
Diptenyl-Trichloro-ethane (DDT) yang merupakan salah satu tipe
pestisida juga dapat menurunkan fertilitas dan mengubah jumlah
sperma
Merokok
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa merokok
menyebabkan efek samping pada perburukan kualitas sperma
terutama pada perokok berat, perbedaan itu didasarkan pada
begitu besarnya level stress oksidatif semen pada perokok
berat dibandingkan dengan perokok ringan maupun perokok
pasif (Saleh et al., 2001). Namun studi di Singapura
menemukan bahwa merokok memang meningkatkan resiko
infertilitas dan tidak terdapat perbedaan yang menonjol antara
perokok berat dan ringan.
Laptop dan telepon seluler
Pemaparan jangka panjang pada laptop dapat meningkatkan
suhu skrotum dan berdampak negatif pada parameter sperma.
Lebih lanjut, penggunaan telepon seluler juga berdampak
negatif pada infertilitas pria yaitu menurunkan jumlah sperma
yang hidup secara paralel pada setiap kali terpapar telepon
seluler dan juga berhubungan dengan durasi menggunakan
telepon seluler tersebut (Al-Haija, 2011).
Studi terbaru juga menunjukkan hal yang serupa yaitu
spermatozoa manusia bila terpapar oleh radiasi gelombang
elektormagnetik dari telepon seluler selain dapat menurunkan
jumlah sperma juga dapat menurunkan motilitas sperma dan
meningkatkan stress oksidatif sperma
Stres
Hubungan antara stres dengan infertilitas juga diperhitungkan.
Pria di bawah tekanan stres pada hasil pemeriksaan analisa
semen menunjukkan terjadi penurunan yang signifikan pada
parameter sperma (Al-Haija, 2011). Hal ini dikaitkan dengan
penurunan level testosteron yang menyebabkan kegagalan
spermatogenesis dan akhirnya berpengaruh pada jumlah,
motilitas, dan morfologi sperma
Nutrisi
Karbohidrat, lemak, vitamin
Testosteron bersama vit A , C, Edan asam folat menghasilkan
sperma
Kekurangan vit E menyebabkan degenerasi organ reproduksi,
kekurangan zink menyebabkan infertil
Hormon seks dipengaruhi vit A ,B,C,E, asam pantotenat, niacin
dan asam lemak tak jenuh
Terima Kasih