0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
137 tayangan13 halaman
Organ reproduksi pria terdiri dari genitalia eksterna seperti skrotum dan penis, serta genitalia interna seperti testis, epididimis, duktus deferens, vesikula seminalis, duktus ejakulastoris, dan uretra. Sperma terbentuk dari proses spermatogenesis di testis dan berisi unsur-unsur genetik. Sperma akan bergerak dan disimpan di epididimis sebelum diejakulasi melalui ereksi dan kontraksi otot.
Organ reproduksi pria terdiri dari genitalia eksterna seperti skrotum dan penis, serta genitalia interna seperti testis, epididimis, duktus deferens, vesikula seminalis, duktus ejakulastoris, dan uretra. Sperma terbentuk dari proses spermatogenesis di testis dan berisi unsur-unsur genetik. Sperma akan bergerak dan disimpan di epididimis sebelum diejakulasi melalui ereksi dan kontraksi otot.
Organ reproduksi pria terdiri dari genitalia eksterna seperti skrotum dan penis, serta genitalia interna seperti testis, epididimis, duktus deferens, vesikula seminalis, duktus ejakulastoris, dan uretra. Sperma terbentuk dari proses spermatogenesis di testis dan berisi unsur-unsur genetik. Sperma akan bergerak dan disimpan di epididimis sebelum diejakulasi melalui ereksi dan kontraksi otot.
Organ Reproduksi Laki-laki Sistem reproduksi laki-laki terdiri dari genitalia eksterna dan genitalia interna yang berada di dalam rongga pelvis. Perkembangan sistem reproduksi pria dipengaruhi oleh hormon testosteron yang diproduksi pada awal pubertas untuk stimulasi pertumbuhan dan perkembangan reproduksi . Yang termasuk genitalia eksterna adalah skrotum dan penis, sedangkan yang termasuk genitalia interna adalah testis dan saluran-saluran di dalamnya yaitu epididimis, duktus deferen, vesikula seminalis, duktus ejakulastoris, dan uretra, serta kelenjar-kelenjar assesoris reproduksi, yaitu kelenjar prostat dan kelenjar bulbouretra. Struktur sperma Struktur sperma terdiri dari kepala, leher, dan ekor. Pada bagian kepala terdapat lapisan yang berbentuk topi atau taju yaitu akrosom dan nukleus. Akrosom mengandung enzim hialuronidase dan proteinase yang berfungsi untuk menembus lapisan pelindung ovum. Nukleus mengandung unsur-unsur geneetik seperti DNA dan 23 kromosom.
Pada leher terdapat sentriole yang berisi protein khusus
untuk pergerakan flagelum sperma dan mitokondria yang di dalamnya terdapat ATP untuk energi pergerakan.
Pada ekor atau flagelum terdapat aksial filamen pada bagian
dalam dan membran plasma untuk pergerakan ekor sperma Struktur sperma Proses Pembentukan Sperma -Sampai Terjadinya Ejakulasi Proses pembentukan dan pematangan spermatozoa disebut spermatogenesis. Spermatogenesis terjadi dari spermatogenia sampai menjadi spermatozoa memerlukan waktu 75 hari. Proses spermatogenesis berawal dari sel-sel induk spermatozoa yang terdapat pada tubulus seminiferus yang kemudian akan berdiferensiasi menjadi sel-sel immatur (spermatogonia). Setelah itu, spermatogonia kerkembang menjadi spermatozit primer, lalu berkembang menjadi spermatozit sekunder, dan terakhir spermatid. Alur Jalan Sperma dari Ereksi Sampai Ejakulasi Ereksi adalah pengerasan penis akibat rangsangan seksual yang menimbulkan vasokongesti dan miotonia. Sehingga terjadi pembesaran organ karena jaringan penis terisi darah. Kemudian,hormon testosteron di dalam testis (buah zakar) memproduksi sperma. Lalu sperma bergerak dari tubulus seminferus ke dalam epididimis dan bertahan sampai 3 minggu hingga sperma matang atau siap dikeluarkan. Selanjutnya sperma masuk ke saluran vas deferens, hingga ujung saluran, kemudian bercampur dengan sekret yaitu semen. Lalu, semen dikeluarkan menujuvesikula seminalis,lalu ke saluran ejakulatoris, kemudian diproses di dalam kelenjar prostat, dan kemudian dikeluarkan melalui uretra. Proses keluarnya semen disebut ejakulasi. Reaksi Akrosom Akrosom ini mengandung enzim pembuahan yaitu hialuronidase dan akrosin. Hialuronidase merupakan enzim yang dapat melarutkan hialuronid pada korona radiata ovum, sehingga spermatozoon dapat menembus dan membuahi ovum. akrosin merupakan enzim protease yang dapat menghancurkan glikoprotein yang terdapat di zona pellusida ovum. Reaksi akrosom merupakan reaksi pelepasan enzim untuk menekan dan menembus lapisan-lapisan oosit dengan diinduksi oleh protein. Contoh animasi saat spermatozoon mengeluarkan enzim untuk melarutkan bagian dari ovum: