Riwayat
Pendidikan 2017-2019 : Pascasarjana Universitas Pancasila Jurusan Magister Farmasi Rumah Sakit,
Jakarta
2014-2015 : Program Studi Profesi Apoteker, Fakultas Farmasi, Universitas 17 Agustus 1945
Jakarta
2010-2014 : Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam, Universitas
Islam Bandung
2007-2010 : SMA Negeri 1 Cikalong Wetan
2004-2007 : SMP Negeri 2 Cikalong Wetan
1998-2004 : SD Negeri 2 Cikalong Wetan
1997-1998 : TK Pratiwi Panglejar Cikalong Wetan
Pengalam
an Kerja 2016 s/d 2017
:- Apoteker Penanggung Jawab (APJ) Rumah Sakit Bhakti Husada 2
Purwakarta (periode 11/01/2015 – 06/02/2017).
2017 : Kimia Farma Apotek (APJ) (6/02/2017 – 30/11/2017)
2018 : Staff Pengajaran Efarina Etaham Purwakarta
1/06/2018-30/11/2019 : Apoteker Penanggung Jawab (APJ) Rumah
Sakit Permata Bekasi.
2019-2020 : Staff Pengajar di STIIF Bogor
2020 : Dosen Tamu di Stikes Mitra Keluarga Bekasi
2020 : Dosen Tamu di Stikes Prima Indonesia
2020 : Dosen Tamu di Politeknik Kesehatan Bhakti Kartini
2020-Sekarang : Dosen dan Sekretaris Prodi Farmasi di Stikes Prima
Indonesia
PENDAHULUAN
A.
•Apa itu farmakologi?
DEFENISI
– Latin = pharmakon = obat dan logos = ilmu
– Mempelajari bagaimana obat mempengaruhi sistem
tubuh
– Mempelajari respon mahluk hidup terhadap pemberian
obat (nasib obat di dalam tubuh)
•Obat : bahan atau sediaan yang digunakan untuk
mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau kondisi
patologi dalam rangka penetapan diagnosi, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan dari sakit, gejala sakit atau
penyakit untuk meningkatkan kesehatan dan kontrasepsi.
C. PENGGOLONGAN OBAT
1. Berdasarkan Keamanan (Permenkes No.
949/Menkes/Per/VI/2000.
a. Obat Bebas : parasetamol, vitamin C, asetosal, antasida daftar
obat esensial (DOEN), obat batuk hitam.
a. Obat Bebas Terbatas (Waarschuwing)
artinya peringatan : klortrimaleas, mebendazol, obat flu
kombinasi tablet.
b. Obat Keras (Gevaarlijk) artinya berbahaya : amoksisilin,
asam
mefenamat, semua obat injeksi dan semua obat baru.
d. Psikotropika (obat keras
tertentu)
Golongan I : hanya untuk penelitian; metilen dioksi
metamfetamin, lisergid acid diathylamine (LSD) dan
metamfetamin.
Golongan II, III dan IV : dapat digunakan untuk pengobatan
asalkan sudah didaftarkan; diazepam, fenobarbital,
lorasepam, dan klordiazepoksid.
e. Narkotika : dapat menimbulkan addiksi (ketergantungan)
Golongan I : hanya untuk penelitian, dilarang produksi;
heroin dan kokain
Golongan II dan III : dapat digunakan untuk pengobatan
asalkan sudah memiliki ijin edar; morfin, petidin, kodein,
doveri dan kodipron.
2. Berdasarkan Cara atau Jalur Pemakaian
•Obat luar : salep, injeksi, lotion, tetes hidung, tetes telinga,
suppositotia dan krim. Menggunakan etiket biru.
•Obat dalam : tablet, kapsul, sirup menggunakan etiket putih.
Da LPT
= Dd x
1,73 M2
2. Berdasarkan BB
Clark :
W...
Dd
Da =
70
W = BB (Kg)
3. Berdasarkan Usia
Frekuensi Pemberian Obat
Pemberian obat dapat :
Tiap 5 menit Sekali
sehari tujuan, kinetika obat, t½,
Beberapa kali sehari onset dan durasi obat
Setiap bulan
Interval Pemakaian Obat
Kebiasaan :
3 x sehari pagi, siang dan sore
Optimal :
3 x sehari tiap 6 atau 8 jam interval : 24 jam
- (6 - 8 jam)
3
ARTI % DALAM OBAT
• % berat / berat = gram/gram % misal : Boorzalf
10% = tiap 100 g zalf mengandung 10 g acidum boricum
• % berat / volume = gram / ml % misal : 1% morphine HCl
= 1 g morphine HCl dlm 100 ml larutan / injeksi
• % vol. / vol = ml / ml % misal : alkohol 70% = tiap 100
ml campuran mengandung 70 ml ethylalkohol murni
• % vol / berat = ml / gram % misal : kadar minyak 10%
dlm suatu simplisia berarti tdp 10 ml minyak dlm 100 g
simplisia
FASE KERJA OBAT
Pasif
Aktif
Pinositosis
2. Distribusi
Penyebaran obat dari pembuluh darah ke jaringan atau tempat kerja.
Kecepatan distribusi dipengaruhi oleh permeabilitas membran kapiler
terhadap molekul obat.
Faktor lain yang mempengaruhi distribusi obat adalah fungsi
kardiovaskuler, ikatan obat dgn protein plasma
Organ (jantung, ginjal, hati) yang mendapat suplai
darah lebih banyak atau cepat akan menerima obat
lebih banyak dan cepat dari organ lain (tulang,
abses).
Pada saat obat masuk ke sirkulasi sistemik , sebagian
besar akan terikat oleh protein plasma
(albumin), ikatan ini membentuk molekul
besar sehingga tdk dapat menembus
membran.
Hanya obat bebas yg mencapai sasaran dan
mengalami metabolisme sehingga mudah
diekskresikan.
Berkurangnya obat bebas (tidak terikat) akan
menyebabkan pelepasan obat yang terikat oleh
protein, jadi terjadi keseimbangan yg
dinamis.
Perbandingan obat bebas dan obat terikat
menentukan durasi obat
Obat lipofil mempunyai afinitas yang tinggi
terhadap jaringan, sehingga cenderung
terakumulasi, apabila aliran darah sedikit
di jaringan, maka distribusi obat
terhambat. Pemberian obat yang terlalu
cepat berpotensi menimbulkan toksik.
3. Metabolisme
Merupakan reaksi perubahan zat kimia dalam
jaringan biologis yang dikalisis oleh enzim menjadi
metabolitnya.
Hati merupakan organ utama tempat
metabolisme obat.
Kebanyakan metabolisme menggunakan
enzim sitokrom P450 (hepar dan GI)
4. Ekskresi
Ginjal adalah organ utama dalam
ekskresi
obat
Organatau metabolitnya.
lain tempat ekskresi adalah
instestinal (feses), paru-paru, kulit,
keringat, air liur dan air susu.
Kecepatan ekskresi dilihat dari nilai t½, obat yg
panjang t½nya maka frekuensinya
pemakaiannya relatif panjang.
Proses ekskresi obat dalam ginjal meliputi :
a. Filtrasi glomelurus
Obat bebas akan mengalami filtrasi
glomelurus masuk ke tubulus.
Kelarutan dan pH tidak berpengaruh
Dipengaruhi oleh ukuran jumlah
partikel,
pori di glomelurus.
b. Reabsorpsi tubulus
Di tubulus kebanyakan obat mengalami
reabsorpsi ke sirkulasi sistemik kembali,
terutama zat non polar atau bentuk non ion.
• Sekresi tubulus
Obat yang tdk mengalami FG dapat masuk ke
tubulus melalui sekresi di tubulus
proksimal.
Fase Farmakodinamik
Mempelajari efek obat dalam tubuh atau
jaringan hidup atau mempelajari pengaruh obat
terhadap fisiologi tubuh.
a. Berinteraksi dengan reseptor
Reseptor dapat berupa protein, asam
nukleat, enzim, karbohidrat atau lemak.
Semakin banyak reseptor yg diduduki maka
intensitas efek semakin meningkat
b. Berinteraksi dgn enzim
Obatdapat menimbulkan efek karna
mengikat enzim yg dikeluarkan oleh tubuh.
Obat DM : memperbanyak insulin
b. Kerja non spesifik
Obat yang bekerja tanpa mengikat reseptor. Misalnya
alkohol mendenaturasi protein,
norit mengikat racun atau bakteri
KURVA RESPON OBAT
Conc
MEC
T T1 T2 T3
o Waktu
To - T1 = Mula
To – T2 = Puncak, T1 – T3 = Lama Kerja Obat
Obat Otonom
Susunan sistem saraf manusia tersusun dari
sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.
Sistem saraf pusat terdiri atas otak
dan
sumsum tulang belakang.
Sistem saraf tepi terdiri atas
sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.
Sistem saraf otonom terdiri atas
sistem saraf
simpatis dan sistem saraf parasimpatis.
Obat perangsang simpatik adalah adrenergik,
simpatomimetik atau agonis adrenergik
Obat penghambat simpatik adalah simpatolitik atau
antiadrenergik
Obat perangsang parasimpatik adalah
kolinergik,
parasimpatomimetik atau agonis kolinergik Obat
penghambat parasimpatik adalah
parasimpatolitik atau antikolinergik
Sistem Saraf
Fungsi dariSimpatis
sistem saraf simpatik adalah sebagai
berikut.
• Mempercepat denyut jantung
• Memperlebar pembuluh darah
• Relaksasi bronkus
• Mempertinggi tekanan darah
• Memperlambat gerak peristaltis
• Memperlebar pupil
• Menurunkan sekresi ludah
Sistem Saraf
Parasimpatis
Sistem saraf parasimpatik memiliki
fungsi yang berkebalikan dengan fungsi
sistem saraf simpatik. misalnya pada
sistem saraf simpatik berfungsi
mempercepat denyut jantung, sedangkan pada
sistem saraf parasimpatik akan memperlambat
denyut jantung
Sel Saraf (Neuron) dan
Impuls
Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut
neuron. Neuron bergabung membentuk
suatu jaringan untuk mengantarkan impuls
(rangsangan). Satu sel saraf tersusun dari
badan sel, dendrit, dan akson.
1. Badan sel
Badan sel saraf merupakan bagian yang
paling besar dari sel saraf Badan sel
berfungsi untuk menerima rangsangan dari
dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada
badan sel saraf terdapat inti
sel, sitoplasma,sentrosom,
mitokondria, badan golgi,
lisosom, dan badan nisel. Badan sel
merupakan kumpulan retikulum endoplasma
tempat transportasi sintesis protein.
2. Dendrit
Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang-
cabang. Dendrit merupakan perluasan dari badan
sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan
menghantarkan rangsangan ke badan sel.
3. Akson
Akson disebut neurit. Neurit adalah
serabut sel saraf panjang yang merupakanperjuluran
Di dalam neurit
terdapat benang-benang halus yang disebut
neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh
beberapa lapis selaput mielin yang banyak
mengandung zat lemak dan berfungsi untuk
mempercepat jalannya rangsangan
Impuls adalah rangsangan atau pesan yang diterima
oleh reseptor dari lingkungan luar, kemudian dibawa
oleh neuron. Impuls dapat juga dikatakan sebagai
serangkaian pulsa elektrik yang menjalari serabut saraf.
Contoh rangsangan adalah sebagai berikut.
• Perubahan dari dingin menjadi panas.
• Perubahan dari tidak ada tekanan pada
kulit menjadi ada tekanan.
• Berbagai macam aroma yang tercium oleh hidung.
Neurotransmitter ada dua macam :
•NT untuk saraf simpatik adalah norepinefrin (NE)
1.NT untuksaraf parasimpatik adalah asetilkholin
(Ach)
1. Adrenergik
a. Bekerja Langsung
Obat Khasiat
Fenileprin Dekongestan
Klonidin Penurun Tekanan Darah
Dobutamin Meningkatkan Kerja Jantung
Isoproterenol Meningkatkan Kerja Jantung &
Bronkodilator
Albuterenol Bronkodilator
Terbutelin Bronkodilator
Metoproteronol Bronkodilator
b. Bekerja tidak Langsung Mendorong
pengeluaran NE dari tempat
penyimpanannya amfetamin dan
metilphenidat (keduanya sebagai antidefresan)
seperti
2. Obat Antiadrenergik
Berkerjamelalui penghambatan terhadap reseptor
adrenergik.
a. α 1 bloker : terapi hipertensi (vasodilatasi pembuluh
darah) ; prazosin, terazosin dan doxazosin
b. ß bloker untuk terapi hipertensi (mengurangi
frekuensi dan kekuatan denyut jantung) ; atenolol,
metoprolol, propanolol, nadolol dan pindolol
3. Kolinergik
a. Bekerja Langsung
Langsung berinteraksi dgn
reseptor muskarinik untuk
menghasilkan efek kolinergik.
Contohnya : bethanekol
(terapi retensi urin akibat
tindakan pembedahan atau
gangguan neurogenik kandung
kemih)
b. Bekerja tidak Langsung
Tidak menduduki reseptor tetapi mengikat
Asetilkolinesterase sehingga Ach meningkat.
Contoh : neostigmin (miastenia gravis)
4. Antikolinergik
Menghambat reseptor muskarinik sehingga efeknya
berlawanan dgn obat kolinergik.
Contoh : atropin (mengurangi sekresi sal. Pernapasan pd
tindakan operasi), scopolamin (mabuk perjalanan),
ipatropium (asma)
Obat sal. pernapasan
Sistem pernapasan terdiri dari :
1.Trakea
2.Bronkus
3.Bronkiolus
4.Alveolus
5.Paru-Paru
Fungsi sistem pernapasan :
•Menyediakan oksigen untuk sel tubuh
•Membuang karbon dioksida dari sel tubuh
•Pertahanan tubuh melawan senyawa asing
1.Menghasilkan suara untuk bicara
rhinitis
Merupakan radang membran mukosa hidung
(bersin, gatal, hidung berlendir dan kongesti)
Penyebab :
• Menghirup elergen (debu, bulu
binatang,
serbuk sari, asap rokok, polutan)
• Zat berinteraksi dgn sel
mast melepaskan
histamin, leukotrin
Terapi :
a.Antihistamin (CTM, difenhidramin)
b.Dekongestan(fenileprin, pseudoefedrin)
Side Effect :
•Insomnia
•Aritmia
bronkodilator
Obat ini digunakan pd penderita asma. Penyebab
bronkokontriksi :
•Perangsangan parasimpatis
•Penghambatan simpatis
Asma biasa terjadi karna bronkus terlalu sensitif
terhadap rangsangan
Pengobatan asma :
1.Agonis ß2 (salbutamol, terbutalin,fenoterol)
2.Metil Xantin (teofilin) cAMP, LD50/ED50 sempit
3.Antikolinergik (ipatropium bromid)
94
Antimikroba harus memiliki sifat
toksisitas selektif artinya bahwa
antimikroba tersebut harus bersifat
toksik untuk mikroba tetapi tidak
toksik terhadap hospes.
-Bakteriostatik
-Bakterisid
Spektrum Aktivitas AM
1. Spektrum Sempit
Obat yang termasuk dalam golongan ini adalah isoniazid
yang hanya aktif pada mikobakteria.
•Spektrum Sedang
Ampisilin efektif pada bakteri gram positif dan beberapa
gram negatif.
•Spektrum Luas
Kloramfenikol dan Tetrasiklin efektif pada spesias mikroba
secara luas. Pemberian AM ini dapat merubah flora normal
bakteri dan menimbulkan superinfeksi, contohnya kandida yang
perkembangannya dipengaruhi oleh adanya mikroorganisme
lainnya.
Mekanisme Kerja AM
1. Mengganggu Metabolisme Sel Mikroba
AM: Sulfonamid, Trimetoprin, Asamp-
aminosalisilat (PAS) dan sulfon.
1. Menghambat Sintesis Dinding Sel Mikroba
AM: Penisilin, Sefalosporin, Basitrasin, Vankomisin
dan Sikloserin.
1. Mengganggu Permeabilitas Membran Sel Mikroba
AM: Polikmisin, Golongan Polien dan AM
kemoterapeutik.
Mekanisme Kerja AM
4. Menghambat Sintesis Protein Sel Mikroba AM:
Aminoglikosida, Makrolaid, Linkomisin, Tetrasiklin
dan Kloramfenikol.
5. Menghambat Sintesis atau Merusak Asam Nukleat Sel
mikroba
AM: Rifampisin dan Golongan Kuinolon.
Resistensi Antimikroba
Resisten dapat diartikan sebagai tidak berpengaruhnya AM
terhadap pertumbuhan mikroba pada kadar maksimum.
1. Resistensi Genetik
a. Mutasi Spontan
Pada keadaan ini sel hasil mutasi dapat bereplikasi dan
mentransmisikan sifat-sifat pada sel anaknya sehingga timbul
strain yang resisten, contohnya strain Mycobacterium
tuberculosis resisten terhadap rifampisin (tunggal).
b. Resistensi Obat Karena Transfer DNA
Kondisi ini ditandai dengan adanya transfer DNA dari satu
organisme ke organisme lainnya. Faktor R ekstrakromosomal ini
masuk ke dalam sel melalui proses transformasi ,
transduksi dan konyugasi bakteri.
•Mekanisme Resistensi
• Modifikasi Tempat Target
Perubahan tempat target melalui mutasi dapat menimbulkan
resistensi misalnya pada pengikatan protein oleh penisilin pada S.
aureus yang resisten terhadap metisilin.
TERIMA KASIH