Anda di halaman 1dari 27

Dr Hj Rahmini Shabariah SpA

Penggunaan obat pada pediatri lebih


kompleks daripada dewasa karena bayi dan
anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan.
Dampak buruk pada janin dan anak yang
dilahirkan pernah terjadi, akibat kesalahan
pengobatan pada anak dan ibu hamil yaitu
obat sulfanilamid dan talidomid pada wanita
hamil.
Profesionalisme dalam pemakaian obat :
mencakup cara-cara pengobatan lege artis
oleh pelaku profesi kesehatan
Profesionalsme : mengandung unsur etika
dan kejujuran dalam diri sendiri.
Kebiasaan menggunakan obat tidak rasional,
tidak efektif, kurang aman, memperpanjang
penderitaan dan menambah biaya
pengobatan
Faktor pelaku Prescription writing
behaviour

Faktor pasien

Sistem Pelayanan itu sendiri

Faktor sosiokultural masyarakat

Faktor tersedianya obat di pasaran dalam


jumlah besar
Peningkatan Jumlah obat Peningkatan
jumlah obat yang efek samping
dipasaran diresepkan obat dan
meningkat peningkatan
Peresepan obat biaya
yg tidak pengobatan
bermanfaat
Dosis dan aturan
pakai tidak sesuai
Farmakokinetik : membahas perubahan yang
terjadi terhadap obat dan metabolisme di
dalam tubuh, sejak obat diberikan /
pengaruh tubuh terhadap obat
Farmakodinamik : membahas efek terapi
obat/ pengaruh obat terhadap tubuh
Aplikasi klinik rencana pengobatan yang
rasional , dosis yang lebih tepat , antisipasi
terhadap variasi obat akibat penyakit pasien
Sebagian besar obat diabsorpsi melalui sal
cerna , kemudian melalui suntikan, inhalasi
dan kulit.

Faktor yang mempengaruhi obat melalui


saluran cerna adalah :
A. Intraluminal :
Sifat obat ( BM, Kelarutan dlm lemak, pKa,
konsistensi obat ),
Keadaan lumen sal cerna : bakteri, interaksi
obat lain, bahan tambahan obat, makanan
dan pH sal cerna
B. Dinding saluran cerna :
Permukaannya, motilitasnya, aktivasi
sekresinya, pH epitel intestin, penyakit saluran
cerna dan aktivasi enzim (hidrolase ,
glukoronidase).

Setiap perubahan keadaan saluran cerna akan


mempengaruhi aabsorpsi obat
Perbedaan pH lambung bayi dengan anak
besar dan dewasa akan mempengaruhi
absorpsi obat tertentu .
Misalnya : Penisilin, ampisislin , eritromisin
penyerapannya lebih tinggi pada bayi akibat
pH lambung bayi yang tinggi . Sebaliknya
fenitoin , parasetamol, rifampisin dan
khloramfenikol lebih rendah .
Kolonisasi bakteri usus juga mempengaruhi
penyerapan obat mis Vit K
Absorpsi obat melalui suntikan IM/SK
dipengaruhi faktor lokal (vaskularisasi dan
suplai darah tempat suntikan.
Absorpsi obat melalui kulit tergantung pada
tebalnya stratum corneum dan hidrasi
permukaan kulit.
Mis sabun (heksaklofen 3% ) mengakibatkan
efek neurotoksik , dan pemakaian kamfer
(naftalene) pada neonatus dapat
menyebabkan gangguan pada penderita
defisiensi enzim G6PD.
Perbedaan distribusi pada berbagai kelompok umur
bergantung: komposisi cairan tubuh , daya ikat
protein plasma, spesifitas reseptor tubuh terhadap
obat . Misalnya
a. Komposisi cairan ekstraselular dan volume cairan
tubuh pada neonatus lebih tinggi dibandingkan
bayi dan anak, sehingga kadar obat terutama
yang larut air di dalam plasma lebih rendah.
b. Daya ikat protein plasma, pada anak dg
malnutrisi dan hiperbilirubinemia (
hipoalbuminemia) akan mengurangi daya ikat
protein plasma , kadar obat bebas di dalam
plasma meningkat .
C.Perkembangan sawar darah otak, pada
neonatus belum sempurna akibatnya obat yang
larut dalam lemak akan lebih mudah melewati
sawar darah otak.
D.Berat badan , umur , jenis kelamin, laju filtrasi
glomerulus, asidosis, hipotermia, hipoglikemia
dan lain lain
Penelitian menunjukkan bahwa variasi kadar
obat ditentukan oleh variasi volume cairan
tubuh, berat badan, umur, jenis kelamin, dan
fungsi klirens ginjal .
Proses metabolisme dan detoksifikasi obat
sebagian besar di hati sebagian lainnya di
usus, ginjl dan kulit.
Fase ke I : hidroksilasi, oksidasi, reduksi dan
hidrolisis
Fase ke 2 : konyugasi dg komponen endogen
tubuh dg sulfat, glukoronide dsb
Aktivitas enzimatik di hati lambat saat janin
dan mulai berangsur meningkat segera
sesudah lahir (fetus, neonatus, bayi dan
anak)
Ginjal merupakan organ eksresi utama obat
peride post natal, menggantikan fungsi
plasenta pada masa janin.
Mekanisme utama melalui proses difusi pasif,
transposrt aktif atau pinoisitosis.
Daya eliminasi obat tergantung dari usia anak
yang berhubungan dengan proses filtrasi di
glomerulus, reabsorpsi dan sekresi tubulus
maupun proses metabolisme di parenkim
ginjal.
Faktor utama besarnya laju filtrasi
glomerulus (LFG) yaitu tekanan darah .
Pada neonatus LFG rendah sejalan dengan
rendahnya tekanan darah pada periode
tersebut.
Mekanisme eksresi obat pada ginjal

Filtrasi saja : inulin


bahan kontras pencitraan
Filtrasi + sekresi aktif :

Anion : paraaminohipurat, penisilin G


Kation : ion tetraetil ammonium , meperidin
Filtrasi + reasorbsi pasif : barbiturat, asetaminofen,
fenobarbital
Filtrasi +sekresi aktif + reabsorpsi pasif : salisilat, kinine

Filtrasi +reabsorpsi aktif : bahan endogen gula , as amino,


oksipurinol

Dimodifikasi dari Radde


1. Bioavailabilitas obat : kadar obat dlm serum
diukur secara berkala, untuk menentukan
kadar puncak obat, waktu untuk mencapai
kadar puncak (peak drug concentration) dan
area bawah kurva (area the time concentration
curve : AUC)
2. Volume distribusi obat : kemampuan jaringan
tubuh menyerap obat,
3. Waktu paruh obat : mencerminkan daya
eliminasi obat oleh tubuh
4. Total body clearance (TBC) : jumlah obat yg
keluar dari tubuh ( ginjal, hati, paru-paru dan
kulit) paling akurat
Interaksi obat dapat terjadi pada setiap
peresepan, melalui mekanisme interaksi
farmasetik, farmakokinetik, farmakodinamik
dan interaksi obat-obatan.
Kemungkinan dampak negatif dari interaksi
obat adalah meningkatnya efek samping/
efek toksik dan berkurangnya efek terapi yg
diharapkan.
Tujuan : pengobatan yang rasional, efektif,
aman, nyaman, dan ekonomis.
Penuntun Pengobatan (guide to good
prescribing) yang disusun WHO tahun 1994
memuat 4 pokok bahasan penggunaan obat
yang baik :
1. Proses pengobatan rasional
2. Cara memilih personal drugs (P-drugs)
3. Cara mengobati pasien
4. Cara mendapatkan informasi terkini (up
to date)
Langkah 1. : menetapkan diagnosis dan
mendefinisikan masalah pasien
Langkah 2 : menetukan tujuan pengobatan, apa
yang ingin dicapai dengan pengobatan tersebut
Langkah 3: memastikan kecocokan obat pilihan,
teliti efektifitas dan keamanannya
Langkah 4 : memulai pengobatan
Langkah 5 : memberikan informasi, petunjuk
pemakaian serta peringatan akan efek samping
yg mungkin timbul
Langkah 6 : Memantau dan bila perlu
menghentikan pengobatan
Pada anak disesuaikan dengan gizi baik /gizi
kurang / KEP/obesitas , disesuaikan dengan
berat badan
Pada anak dengan gizi lebih atau obesitas
disesuaikan dengan berat badan ideal.
Tetapkan terlebih dahulu status antropometri
berdasarkan BB/U, BB/TB, TB/U
Penentuan Status Gizi yang paling akurat
adalah BB berdasarkan TB
Kategory BB/U TB/U LLA/umur BB/TB LLA/TB

Gizi Baik 100-80 100-95 100-85 100-90 100-85

Gizi Kurang <80-60 <95-85 <85-70 <90-70 <85-75

Gizi Buruk < 60 < 85 < 70 < 70 < 75


Amoxicillin : 10-25 mg/kg 8H IV, IM and oral
or 20 mg/kg 12H oral
Ampicillin : 10-25 mg/kg 6H IV, IM or oral
Chloramphenicol : 40 mg/kg (max 2 gr) IV, IM
or oral : then 25 mg/kg (max 1 gr) daily
Paracetamol oral or IV 20 mg/kg start then
15 mg/kg 4H (max 4gr/day)
Ibuprofen : 5-10 mg/kg
Seorang anak laki-laki 2 tahun dg BB : 13 kg ,
demam 3 hari disertai batuk pilek
Dosis Amoksilin yang diberikan : 13 x 10 mg =
130 mg 375 mg setiap kali minum
Puyer 3 x 130 mg po , amoksisilin sirup
mengandung 125 mg/5 ml = 3 x 1 sdk po,
amoksisilin forte sirup mengandung 250
mg/5 ml pemberian 3 x 1/2 sdk po
Efek samping : mual , diare, hipersensitif
obat
Kontra Indikasi : alergi penisilin
Nama Obat Dosis Pemberian Sediaan untuk anak

Acetaminofen/ 10-15 mg/ kgBB/ kali Tiap 6-8 jam


Parasetamol
Adrenalin 0.01mg/kgbb/kali 5 -15 menit
( 1:1000) (1mg/ml)
Difenhidramin 1-1,5 mg/kgbb/kali Tiap 8 jam
Ranitidin 0,5-1 mg/kgbb/kali Tiap 8 jam
Metil prednisolon 0,5 -2 mg/kgbb/hari Tiap 8 jam
Diazepam 0.3-0,5mg/kgbb/hari Tiap 8 jam
Fenitoin 5-7 mg/kgbb/hari Tiap 12 jam
Fenobarbital 4-5 mg/kgbb/hari Tiap 12 jam
Furosemid 1-2 mg/kgbb/ kali Tiap 8 jam
Aminofilin 6-8 mg/kgbb loading 0,5- Tiap 8 jam
1 mg/kgbb
Ibuprofen 5-10 mg/kgbb/kali Tiap 8 jam
Domperidon 0,2-0,4 mg/kgbb/kali Tiap 8 jam
Efedrin 0,25-1 mg/kgbb/kali Tiap 8 jam
Nama Obat Dosis Sediaan

Bromhexin 0,3 mg/kgbb/kali Tiap 8 jam

chlorpheniramine 0,1 mg/kgbb/kali Tiap 8 jam

Lactulosa 0,5 ml/kgbb/kali Tiap 12 jam

Salbutamol 0,1-0,15 mg/kgbb/kali Tiap 6-8 jam

Nystatin 100.000 ui <12 bln Tiap 8 jam

Amoksisilin 10-25 mg/ kgbb/kali Tiap 8 jam


Kotrimoksazol Trimetroprim 1,5-3 Tiap 12 jam
mg/kgbb/kali
Chloramphenicol 25-40 mg/kgbb/hari Tiap 12 jam
Metronidazol 10-15 mg/kgbb/kali Tiap 8 jam
Cefotaksim 25-50/kgbb/ kali Tiap 12 jam
Erytromisin 10 mg/kgbb/kali Tiap 6 jam
Acyclovir 10 mg/kgbb/kali Tiap 8 jam

Anda mungkin juga menyukai