Aktifitas :
• Dokter PTT TimKesGab Depkes-TNI-POLRI Konflik Maluku 2000-2001
• Staf Onkologi Orthopedi Departmen Orthopedi & Traumatologi FKUI-RSCM
2009-skrg
• Kepala Tissue Bank UPT Sel Punca RSCM 2013-skrg
• Dokter Orthopedi RS Sahid Sahirman
• Ka Sub Pelayanan Medik IGD RSUPN Ciptomangunkusumo Jakarta, 2015
Trauma Muskuloskeletal
• Merupakan 60-80% penyebab trauma
terbanyak
• Etiologi : kecelakaan lalu lintas, kecelakaan
kerja, kekerasan, bencana alam
• Jarang mengancam nyawa (life threathening),
tetapi sering mengancam ekstremitas (limb
threathening)
FRAKTUR /PATAH TULANG ?
Epidemiologi
• Fraktur pada Anak : kecelakaan, child
abuse
• Fraktur pada orang dewasa : KLL
• Fraktur pada orang tua (> 65 thn) : fraktur
patologis akibat osteoporosis : fraktur
distal radius, fraktur colum femur, fraktur
tulang punggung
Epidemiologi
• WHO 2011 & 2012 : KLL pembunuh
terbesar ketiga, di bawah penyakit jantung
koroner dan TBC.
• WHO 2011 : sebanyak 67 % korban KLL
usia 22 – 50 tahun (usia produktif)
Epidemiologi
• Data Kepolisian RI thn 2012 terjadi
109.038 kasus kecelakaan dengan korban
meninggal dunia sebanyak 27.441 orang,
dengan potensi kerugian sosial ekonomi
sekitar Rp 203 triliun - Rp 217 triliun per
tahun (2,9% - 3,1 % dari Pendapatan
Domestik Bruto/PDB Indonesia
Anatomi Tulang
SISTEM SKELETAL
Anatomi
tulang
diliputi dan
dikelilingi..
.
Pembuluh
darah
sendi
SISTEM OTOT
RANGKA
Biomekanik Trauma
• Recognition
• Reduction
• Retaining
• Rehabilitation
RICE
Pada sprain atau contusion, sebaiknya
dilakukan tindakan dengan cara yaitu
dengan :
1. Rest (istirahat)
2. Ice ( kompres es)
3. Compression (balut tekan)
4. Elevation ( tinggikan bagian yang
cedera)
Imobilisasi
• Imobilisasi adalah cara mengistirahatkan bagian
yang cedera dengan pembidaian (splinting).
dengan syarat mengunci (blok) 2 sendi,
proksimal dan distal tulang yang fraktur
Gunanya untuk :
• Mengurangi rasa sakit
• Mencegah kerusakan lebih lanjut
• Mengurangi dan menghentikan perdarahan
• Memudahkan transportasi
Kondisi Emergency
Ada 3 hal yang perlu mendapat tindakan
segera pada cedera sistem
musculoskeletal yaitu bila terdapat :
1. Fraktur terbuka
2. Fraktur tertutup dengan gangguan
neurovaskuler (misalnya Compartement
syndrome)
3. Dislokasi sendi
Vacuum Matras
Equipments Air Splint
Sam Splint
Splint Traction
PENANGANAN FRAKTUR TERTUTUP
REPOSISI / REDUKSI
• Sebagian besar fraktur tertutup ditangani
secara konservatif.
• Reposisi fraktur dilakukan pada fraktur
displace dalam waktu 12 jam setelah
trauma.
• Reduksi dan reposisi dilakukan dengan
posisi yang adekuat dan kesegarisan
(alignment) normal.
REPOSISI / REDUKSI
Traksi Bryant
Jenis traksi kulit
Traksi Tulang (Skeletal Traction)
aafp.org.knee anatomy
CEDERA SENDI LUTUT
• Fraktur
• Dislokasi
• Ruptur Ligamen (robek/putus)
• Ruptur/robek Meniscus
• Cedera tulang rawan
Sprain / Sprained joint
• cedera yang mengakibatkan robekan (tearing )
pada kapsul sendi atau ligamen akibat terpuntir
atau tarikan.
• Klinis :
– nyeri
– tidak ada pembengkakan atau hanya sedikit bengkak
– tidak ada tanda memar (bruises)
– Nyeri terlokalisir pada ligamen tertentu.
Pengobatan :
• terapi suportif dengan analgetik anti inflamasi
• meyakinkan penderita untuk latihan (exercise) secara
dini .
Strain / Strained ligament
• adalah strectching atau robekan mikroskopik
(microscopic tear) dari ligamen akibat gaya puntiran
atau tekukan (bending). Ligamen dapat robek tetapi
sendi tetap stabil .
• Gejala yang timbul meliputi nyeri, bengkak dan memar
(bruise) sekitar sendi.
• Pengobatan :
– sendi diistirahatkan dan diimobilisasi dengan tapping-strapping
sampai nyeri akut berkurang .
– Ice packs
– obat anti inflamasi non steroid diberikan .
– Setelah bengkak berkurang atau hilang segera latihan gerak
sendi secara aktif (active movement) dan latihan kekuatan otot
(muscle strengthening).
Ruptur ligamen
• adalah putus total dari ligament sehingga sendi
tidak stabil (unstable)
• Lokasi :
– lutut, pergelangan kaki, jari-jari, dan jempol.
• Klinis :
– nyeri yang sangat berat
– perderahan dibawah kulit
– hemarthrosis dan pembengkakan sendi
– Pemeriksaan stabilitas sendi tidak dapat dilakukan
karena nyeri atau dapat dilakukan dengan
pembiusan.
Pengobatan ruptur ligamen
• Ruptur ligamen sebagian besar diterapi secara
konservatif :
– mengontrol nyeri dan pembengkakan,
– pembidaian sendi (splintage),
– pendinginan dengan ice packs
– anti inflamasi non steroid.
• Hemarthrosis diaspirasi.
• Setelah bengkak dan nyeri berkurang , splinting diganti
dengan brace untuk memulai latihan gerak sendi
• ligamen yang ruptur sembuh spontan dengan fibrosis
bila tanpa tension dalam 4-6 minggu.
Ruptur ACL
• Mekanisme : hiperekstensi
• Nyeri
• Instability
Pemeriksaan Fisik ACL
Pemeriksaan ACL
• Lachman –
best
• Pivot Shift –
diagnostic
• Anterior
drawer –
chronic tear
ACL MRI
• Akurasi 95%
• Low signal intensity
• Saggital view
• Acute injury high signal
intensity on T2 image
• Bone bruising
Pengobatan ACL Rupture
• Operative vs. Non-operative
Non-operative
• Pembidaian/ Brace
• Pakai tongkat /kruk
• Latihan tekuk lutut dini
Operative
Arthroskopi
rekonstruksi
Ruptur MCL
• Non-surgical
• RICE
• Brace
• Pembedahan
Cedera PCL
• Mekanisme cedera : Forced flexion
• Nyeri
• Masih stabil
Pemeriksaan PCL
• Test Posterior drawer Grade I - III
• Quadriceps active test
• Post sag sign
Non-operative
• Latihan agresif
• Penguatan Quadriceps
Pengobatan Operatif PCL
Cedera Meniscus
• Mechanism cedera :
puntiran
• Nyeri
• Joint line
tenderness
– IR/ER
• Decreased ROM
• McMurray’s test
• Apley’s
compression test
Meniscus MRI
Grading of Meniscal Tears: MRI
• I: globular changes
• II: linear changes not to
margin
• III: linear to sup/inf margin
• IV: complex linear changes
• Only grade III and IV visible
on arthroscopy
Pengobatan cedera Meniskus
– Meniscal Repair
(peripheral)
– Meniscus Implants
– Total Menisectomy-
outdated
PENYEMBUHAN FRAKTUR
Bone blood supply
• Endosteal
– Inner 2/3rds
• Periosteal
– Outer 1/3rd
• Disrupted by a fracture
• Further damaged by
surgery
Penyembuhan Fraktur
• Hematoma
• Inflamasi
• 0- 2 minggu
• Ekstremitas
diistirahatkan total
Fase Pembentukan Kalus
• Soft Callus
– 2– 6 minggu
– 10% strain at failure
• Hard Callus
– 6 minggu – 3 bulan
– 2% strain at failure
Fase Remodeling
• Tidak tampak
garis fraktur pada
X-ray
• Rekanalisasi
• Remodeling
– 3 bulan – 1 tahun
– Wolff’s law
TERIMA KASIH