Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Gangguan psikosis sementara ( Brief Psychotic Disorder ) merupakan suatu sidnrom
psikotik akut dan transien. Berdasarkan revisi teks edisi keempat Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disordes ( DSM-IV-TR), gangguan berlangsung dalam 1 hari sampai 1
bulan, dan gejala dapat menyerupai skizofrenia (cth, waham dan halusinasi). Selain itu,
gangguan dapat berkembang sebagai respon terhadap stressor psikososial berat atau
sekelompok stressor. Karena sifat gangguan yang berbeda-beda dan tidak stabil kadang-kadang
sulit menegakkan diagnosis dalam praktik klinik.

B. Epidemiologi

1. Frekuensi Internasional
Berdasarkan studi epidemiologi internasional, bila dibandingkan dengan skizofrenia,
insidensi nonaffective acute remitting psychoses sepuluh kali lebih tinggi terjadi di negara-
negara berkembang daripada negara-negara industri. Beberapa klinisi meyakini bahwa
gangguan ini lebih sering terjadi pada pasien dengan kelas sosioekonomi yang rendah, pasien
dengan gangguan kepribadian, dan imigran. Pada negara-negara non industri, beberapa istilah
lain sering digunakan untuk menjelaskan bentuk psikosis yang dipicu oleh stress yang tinggi.

2. Mortality/Morbidity
Sebagaimana episode psikosis lainnya, risiko pasien menyakiti diri sendiri dan/atau
orang lain dapat meningkat

3. Jenis kelamin
Menurut studi epidemiologi internasional, insidensi dari gangguan ini dua kali lebih
tinggi terjadi pada wanita dibandingkan pria. Di Amerika Serikat, sebuah penelitian
mengindikasikan adanya insidensi yang lebih tinggi pada wanita.

4. Usia
Gangguan ini lebih sering terjadi pada pasien dengan usia antara dekade ke tiga hingga
awal dekade ke empat. Beberapa klinisi meyakini bahwa pasien dengan gangguan kepribadian

10
(seperti narcissistic, paranoid, borderline, schizotypal) lebih rentan berkembang menjadi
gangguan psikosis pada situasi yang penuh tekanan.

C. Etiologi
Di dalam DSM III-R faktor psikososial bermakna dianggap menyebabkan psikosis
reaktif singkat, tetapi kriteria tersebuat telah dihilangkan dari DSM IV. Perubahan DSM IV
menempatkan diagnosis gangguan psikotik akut di dalam kategori yang sama dengan diagnosis
psikiatrik lainnya yang penyebabnya tidak diketahui dan diagnosis kemungkinan termasuk
kelompok gangguan yang heterogen.
Pasien dengan gangguan psikotik akut yang pernah memiliki gangguan kepribadian
mungkin memiliki kerentanan biologis atau psikologis ke arah perkembangan gejala psikotik.
Teori psikodinamika menyatakan bahwa gejala psikotik adalah suatu pertahanan terhadap
fantasi yang dilarang, penurunan harapan yang tidak tercapai atau suatu pelepasan dari situasi
psikososial tertentu.

D. Gambaran klinis

Gejala gangguan psikotik sementara mencakup sekurang-kurangnya satu gejala utama


psikosis, biasanya dengan awitan mendadak, tetapi tidak selali mencakup seluruh pola gejala
yang terjadi pada skizofrenia. Beberapa klinisi mengobservasi bahwa mood labil, kebingungan,
dan gangguan perhatian dapat lebih sering terjadi pada awitan gangguan psikotik sementara
dari pada awitan gangguan psikotik kronik. Gejala khas gangguan psikotik sementara
mencakup emosi mudah berubah, berprilaku aneh atau bizzar, berteriak atau terdiam, dan
gangguan memori terhapad kejadian yang baru saja terjadi. Beberapa gejala menunjukan
diagnosis delirium dan memerlukan penanganan medis, terutama untuk menyingkirkan reaksi
simpang obat.

E. Diagnosis

1. PPDGJ III
Pedoman diagnostik
1.) Menggunakan urutan diagnosis yang mencerminkan urutan prioritas yang diberikan
untuk ciri-ciri utama terpilih dari gangguan ini. Urutan prioritas yang digunakan adalah
a. Onset yang akut (dalam masa 2 minggu atau kurang sama dengan jangka
waktu gejala-gejala psikotik menjadi nyata dan mengganggu sedikitnya

11
beberapa aspek kehidupan dan pekerjaan sehari-hari, tidak termasuk
periode prodormal yang gejalanya sering tidak jelas) sebagai ciri khas yang
menentukan seluruh kelompok.
b. Adanya sindrom yang khas (berupa polimorfik = beraneka ragam dan
berubah cepat, atau schizophrenia-like = gejala skizofrenik yang khas)
c. Adanya stress akut yang berkaitan
d. Tanpa diketahui berapa lama gangguan akan berlangsung
2.) Tidak ada gangguan dalam kelompok ini yang memenuhi criteria episode manic atau
episode depresif, walaupun perubahan emosional dan gejala-gejala afektif individual
dapat menonjol dari waktu ke waktu
3.) Tidak ada penyebab organik, seperti trauma kapitis, delirium atau demensia. Tidak
merupakan intoksikasi akibat penggunaan alcohol atau obat-obatan

Gejala psikotik berlangsung sekurangnya satu hari tetapi kurang dari satu bulan.
Diagnosis dapat dibuat sebelum periode waktu satu bulan, tetapi harus diterima sebagai
diagnosis sementara. Jika gejala menetap lebih dari satu bulan, diagnosis berubah menjadi
gangguan psikotik lainnya, seperti gangguan skizofreniform.

2. Bentuk-bantuk psikosis akut (PPDGJ III)


1.) F 23.0 Gangguan psikotik polimorfik akut tanpa gejala skizofrenia
a. Onset harus akut (dari suatu keadaan nonpsikotik sampai keadaan psikotik yang
jelas dalam kurun waktu 2 minggu atau kurang);
b. Harus ada beberapa jenis halusinasi atau waham yang berubah dalam jenis dan
intensitasnya dari hari ke hari atau dalam hari yang sama.
c. Harus ada keadaan emosional yang sama beranekaragamnya;
d. Walaupun gejala-gejalanya beraneka ragam, tidak satupun dari gejala itu ada secara
cukup konsisten dapat memenuhi kriteria skizofrenia atau episode manik atau
episode depresif.

2.) F 23.1 Gangguan psikotik polimorfik akut dengan gejala skizofrenia


a. Memenuhi kriteria (a), (b), dan (c) yang khas untuk gangguan psikotik polimorfik
akut;

12
b. Disertai gejala-gejala yang memenuhi kriteria untuk diagnosis skizofrenia yang
harus sudah ada untuk sebagian besar waktu sejak munculnya gambaran klinis
psikotik itu secara jelas;
c. Apabila gejala-gejala skizofrenia menetap untuk lebih dari 1 bulan maka diagnosis
harus diubah menjadi skizofrenia.

3.) F 23.2 Gangguan psikotik lir-skizofrenia (schizophrenia-like akut)


a. Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari nonpsikosis psikosis);
b. Memenuhi kriteria skizofrenia, tetapi lamanya kurang dari 1 bulan;
c. Tidak memenuhi kriteria psikosis polimorfik akut.

4.) F 23.3 Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham


a. Onset gejala psikotik harus akut (2 minggu atau kurang, dari nonpsikosis psikosis);
b. Waham dan halusinasi;
c. Baik kriteria skizofrenia maupun gangguan psikotik polimorfik akut tidak
terpenuhi.
5.) F 23.8 Gangguan psikotik akut dan sementara lainnya
Gangguan psikotik akut lain yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam kategori manapun.
6.) F 23.9 Gangguan psikotik akut dan sementara YTT

3. DSM IV
DSM IV memiliki rangkaian diagnosis untuk gangguan psikotik, didasarkan terutama
atas lama gejala. Gangguan psikosis akut dan sementara adalah sekelompok gangguan jiwa
yang berlangsung kurang dari satu hari tetapi kurang dari satu bulan dan tidak disertai
gangguan mood, gangguan berhubungan dengan zat, atau suatu suatu gangguan psikotik karena
kondisi medis umum.
Untuk gejala psikotik yang berlangsung lebih dari satu hari, diagnosis sesuai yang harus
dipertimbangkan adalah gangguan delusional (jika waham merupakan gejala psikotik utama),
gangguan skizofreniform (jika gejala berlangsung kurang dari enam bulan) dan skizofrenia jika
gejala telah berlangsung lebih dari enam bulan.
Gangguan psikotik singkat diklasifikasikan di dalam DSM IV sebagai suatu gangguan
pasikotik dengan durasi singkat. Kriteria diagnostic ditentukan dengan sekurangnya ada satu
gejala psikotik yang jelas yang berlansung selama satu hari sampai satu bulan.

13
Kriteria diagnostik untuk gangguan psikotik akut:
a. Adanya satu (atau lebih) gejala berikut:
1. Waham
2. Halusinasi
3. Bicara disorganisasi ( menyimpang atau inkoheren)
4. Perilaku terdisorganisasi jelas atau katatonik
b. Lama suatu episode gangguan adalah sekurangnya satu hari sampai kurang dari satu
bulan.
c. Gangguan yang muncul bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat (misalnya obat
yang disalahgunakan, suatu medikasi) atau kondisi medis umum. Sebutkan jika:
Dengan stressor nyata (psikosis reaktif singkat): jika gejala terjadi segera setelah dan
tampak sebagai respons dari suatu kejadian yang semdirian atau bersama-sama akan
menimbulkan stress yang cukup besar bagi hampir setiap orang dalam keadaan yang sama
dalam kultur orang tersebut.
Tanpa stressor nyata: jika gejala psikotik tidak terjadi segera setelah atau tampaknya
bukan sebagai respons terhadap kejadian yang, sendirian atau bersama-sama, akan
menimbulkan stress yang cukup besar bagi hampir setiap orang dalam keadaan yang sama
dalam kultur
orang tersebut.
Dengan onset pascapersalinan: jika onset dalam waktu 4 minggu setelah persalianan.

F. Jenis Stresor
Stressor pencetus yang paling jelas adalah peristiwa kehidupan yang besar yang dapat
menyebabkan kemarahan emosional yang bermakna pada tiap orang.
Contoh peristiwa adalah kematian anggota keluarga dekat dan kecelakaan kendaraan
yang berat. Klinisi lain berpendapat bahwa stressor mungkin merupakan urutan peristiwa yang
menimbulkan stress sedang, bukannya peristiwa tunggal yang menimbulkan stress dengan
jelas.

G. Diagnosis banding
Klinisi seharusnya tidak menganggap bahwa diagnose yang tepat untuk pasien psikotik
singkat adalah gangguan psikotik sementara, bahkan ketika faktor psikososial pemicunya jelas
teridentifikasi. Faktor tersebut mungkin hanya kebetulan. Jika gejala psikotik lebih dari 1
bulan, diagnose gangguan skizofreniform, gangguan skizoafektif, skizofrenia, gangguan mood
14
dengan gambaran psikotik, gangguan waham, dan gangguan psikotik yang tidak tergolongkan
perlu dipertimbangkan. Namun, jika gejala psikotik dengan awitan mendadak terjadi kurang
jadi 1 bulan sebagai respon terhadap stressor yang nyata, diagnosis yang harus
dipertimbangkan adalah gangguan psikotik sementara. Diagnosis yang dipikirkan dalam
diagnosis banding adalah gangguan buatan dengan tanda dan gejala psikologis yang menonjol,
gangguan psikotik yang diakibatkan karena gangguan medis umum, psikotik akibat zat.

H. Penatalaksanaan
1. Perawatan di rumah sakit
Perawatan di rumah sakit mungkin diperlukan untuk pemeriksaan dan perlindungan pasien.
Pemeriksaan pasien membutuhkan monitoring ketat terhadap gejala dan pemeriksaan tingkat
bahaya pasien terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Lingkungan rumah sakit yang tenang
dan terstruktur juga dapat membantu pasien untuk memperoleh kembali rasa realitasnya.

2. Farmakoterapi
Dua golongan obat yang perlu dipertimbangkan adalah obat-obat antipsikotik dan
ansiolitik. Bila obat antipsikosis yang dipilih, obat antipsikotik potensi tinggi atau atipikal
seperi haloperidol (Haldol) atau risperidone (Risperdal) dapat digunakan. Sebagai alternative,
antisiolitik seperti benzodiazepine dapat digunakan pada psikosis jangka pendek. Obat-obat
tersebut dapat efektif pada waktu singkat dan disertai efek samping yang lebih sedikit dari pada
obat antipsikotik. Pada kasus jarang, benzodiazepine menyebabkan peningkatan agitasi dan
yang lebih jarang, bangkitan kejang akibat keadaan putus zat. Klinisi harus menghindari
penggunaan jangka panjang setiap obat pada gangguan obat tersebut.

3. Psiokoterapi
Walaupun perawatan di rumah sakit dan farmakoterapi merupakan kemungkinan untuk
mengendalikan situasi jangka pendek, bagian yang sulit dari terapi adalah integrasi psikologis
ke dalam kehidupan pasien dan keluarganya. Psikoterapi individual, keluarga dan keompok
mungkin diperlukan. Diskusi tentang stressor, episode psikotik, dan perkembangan strategi
untuk mengatasinya adalah topik utama bagi terapi tersebut.

15
I. Prognosis
Pada umumnya pasien dengan gangguan psikotik singkat memiliki prognosis yang baik
dan penelitian di Eropa telah menyatakan bahwa 50 sampai 80 persen dari semua pasien tidak
memiliki masalah psikiatrik berat lebih lanjut. Lamanya gejala akut dan residual seringkali
hanya beberapa hari. Kadang-kadang gejala depresif mengikuti resolusi gejala psikotik. Bunuh
diri adalah suatu keprihatinan pada fase psikotik maupun fase depresif pascapsikotik.

Ciri prognosis yang baik untuk gangguan psikotik akut:


- Riwayat premorbid yang baik
- Stressor pencetus yang berat
- Onset gejala mendadak
- Gejala afektif
- Sedikit penumpulan afektif
- Tidak ada saudara yang skizofrenik.

16
BAB III

KESIMPULAN

Gangguan psikosis sementara ( Brief Psychotic Disorder ) merupakan suatu sidnrom psikotik
akut dan transien. Berdasarkan studi epidemiologi internasional, bila dibandingkan dengan
skizofrenia, insidensi nonaffective acute remitting psychoses sepuluh kali lebih tinggi terjadi di negara-
negara berkembang daripada negara-negara industri.

Gejala gangguan psikotik sementara mencakup sekurang-kurangnya satu gejala utama


psikosis, biasanya dengan awitan mendadak, tetapi tidak selali mencakup seluruh pola gejala yang
terjadi pada skizofrenia. Gangguan psikotik singkat diklasifikasikan di dalam DSM IV sebagai suatu
gangguan pasikotik dengan durasi singkat. Kriteria diagnostic ditentukan dengan sekurangnya ada satu
gejala psikotik yang jelas yang berlansung selama satu hari sampai satu bulan.

Stressor pencetus yang paling jelas adalah peristiwa kehidupan yang besar yang dapat
menyebabkan kemarahan emosional yang bermakna pada tiap orang. Penatalaksanaan dari psikotik
sementara ini adalah dengan perawatan dirumah, farmako terapi dan psikoterapi. Prognosis Pada
umumnya pasien dengan gangguan psikotik singkat memiliki prognosis yang baik dan penelitian di
Eropa telah menyatakan bahwa 50 sampai 80 persen dari semua pasien tidak memiliki masalah
psikiatrik berat lebih lanjut.

17
.DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan, HI dan Sadock, BJ. Sinopsis Psikiatri Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis.

Jilid satu. Binapura Aksara Publisher. Jakarta; 2010

2. Ingram, dkk. 1993. Catatan Klinik Psikiatri. Jakarta: EGC

3. Muslim R. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ III. Jakarta; Bagian Ilmu

Kedokteran Jiwa FK-Unika Atmajaya; 2003

4. Fattemi SH, Clayton PJ. 2008.The Medical Basis of Psychiatry 3rd Ed. USA: Humana Press

5. Kaplan, Saddock. Ilmu Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta: Widyaa Medika

18

Anda mungkin juga menyukai