Anda di halaman 1dari 59

Kegawatdaruratan

Ortopedi
(Orthopaedic Emergencies)

By : A. Dewi Elita & M. Syaiful Khabi


Definisi

Cedera muskuloskeletal yang


membutuhkan penanganan segera
karena dapat mengancam nyawa (life
threatening) dan fungsi anggota gerak
yang cedera (limb threatening)
Apa saja yang termasuk
kegawatdaruratan ortopedi ??
1. Fraktur terbuka (open fracture)
2. Dislokasi
3. Cedera vaskuler (vascular injury)
4. Fraktur pelvis tak stabil (unstable
pelvic fracture)
5. Sindroma kompartemen
6. Osteomyelitis hematogen akut
7. Arthritis septik
Open Fracture
Fraktur terbuka (open fracture)
• Dikatakan fraktur terbuka jika terdapat hubungan
antara daerah yang fraktur dengan dunia luar,
biasanya karena kulit di atasnya sudah tidak intak.
• Fraktur terbuka merupakan emergensi bedah
ortopedi, karena risiko untuk terjadinya infeksi
pada tulang yang fraktur tinggi. Komplikasi jangka
panjang adalah terancamnya fungsi tungkai, dan
dalam kasus infeksi sistemik dapat mengancam
jiwa.
• Manajemen fraktur awal adalah untuk
mengontrol perdarahan, mengurangi nyeri,
mencegah iskemia-reperfusi cedera, dan
mencegah kontaminasi serta infeksi misal
benda asing dan jaringan nonviable. Hal ini
akan meminimalkan komplikasi yang mungkin
dapat terjadi
Klasifikasi fraktur terbuka
Menurut Gustilo/Anderson fraktur terbuka dibagi menjadi 3 yaitu:
• Tipe I
Kulit terbuka < 1 cm, bersih; paling mungkin lesi dalam daripada luar;
kontusio otot minimal, fraktur transversum atau oblique yang sederhana
• Tipe II
Laserasi > 1 cm dengan kerusakan jaringan
lunak luas, flap, atau avulsi; kehancuran
minimal sampai sedang; fraktur transversum
atau oblique pendek yang sederhana dengan
kominutif minimal
• Tipe IIIa
Kerusakan jaringan lunak luas, termasuk otot,
kulit dan struktur neurovaskular; seringnya
cedera kecepatan-tinggi dengan komponen
kehancuran yang berat.
• Tipe IIIb
Kerusakan jaringan lunak luas dengan
terkupasnya periosteal dan ekspos tulang,
biasanya berhubungan dengan kontaminasi
luas.
• Tipe IIIc
Cedera vaskular yang segera membutuhkan
perbaikan.
Penatalaksanaan Fraktur Terbuka
• Airway Breathing Circulation Disability
Nilai status kesadaran, bebaskan airway, breathing,
resusitasi cairan, dan hentikan perdarahan.
• Cuci luka
Mencuci luka dengan larutan NaCl fisiologis bertujuan
menghilangkan kontaminasi makro dan bekuan darah yang
dapat meminimalkan kontaminasi serta kerusakan jaringan
(Schaller,2012).
• Debridement dalam golden period (6 jam) dengan
general anestesia.
Adanya jaringan yang mati akan mengganggu proses
penyembuhan luka dan merupakan daerah tempat
pembenihan bakteri sehingga diperlukan eksisi secara
operasi pada kulit, jaringan subkutaneus, lemak, fasia, otot
dan fragmen-fragmen yang lepas (Buckley, 2012).
• Imobilisasi, luka ditutup kain bersih
Pembidaian dan imobilisasi fraktur penting pada
emergensi ortopedi. Fungsinya adalah untuk
mengontrol nyeri dan pembengkakan,
mengurangi deformitas/dislokasi, dan imobilisasi
fraktur atau cedera. Tujuan pembidaian dan
imobilisasi adalah membebaskan nyeri,
meningkatkan penyembuhan, stabilisasi fraktur,
mencegah sehingga cedera lebih lanjut.
• Antibiotik dan analgetik
Pemberian antibiotik bertujuan untuk mencegah
infeksi. Antibiotik diberikan dalam dosis yang
adekuat sebelum, pada saat dan sesudah
tindakan operasi.
• Pencegahan tetanus
Semua penderita dengan fraktur terbuka perlu
diberikan pencegahan tetanus. Pada penderita
yang telah mendapat imunisasi aktif cukup
dengan pemberian toksoid tapi bagi yang
belum,dapat diberikan 250 unit tetanus
imunoglobulin (manusia).
Dislokasi
Dislokasi adalah terlepasnya kompresi
jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi
ini dapat hanya komponen tulangnya saja
yang bergeser atau terlepasnya seluruh
komponen tulang dari tempat yang
seharusnya (dari mangkuk sendi). Keadaan
dimana tulang-tulang yang membentuk sendi
tidak lagi berhubungan secara anatomis.
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf
rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat
anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan).
Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat
mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan
mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan
system vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa.
Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :
• Dislokasi Akut
Umumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai
nyeri akut dan pembengkakan di sekitar sendi.
• Dislokasi kronik
• Dislokasi Berulang
Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh
frekuensi dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang
minimal, maka disebut dislokasi berulang. Umumnya
terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint.
Komplikasi dini
• Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera ;
pasien tidak dapat mengkerutkan otot deltoid
dan mungkin terdapat daerah kecil yang mati
rasa pada otot tesebut
• Cedera pembuluh darah : Arteri aksilla dapat
rusak
• Fraktur dislokasi
Komplikasi lanjut
• Kekakuan sendi bahu: Immobilisasi yang lama
dapat mengakibatkan kekakuan sendi bahu,
terutama pada pasien yang berumur lebih dari
40 tahun. Terjadinya kehilangan rotasi lateral,
yang secara otomatis membatasi abduksi.
• Dislokasi yang berulang: terjadi kalau labrum
glenoid robek atau kapsul terlepas dari bagian
depan leher glenoid
• Kelemahan otot
Penatalaksanaan
• Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula
dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat.
• Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi
dan dikembalikan ke rongga sendi.
• Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai,
gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi
stabil.
• Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan
mobilisasi halus 3-4X sehari yang berguna untuk
mengembalikan kisaran sendi.
• Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi
selama masa penyembuhan.
Vascular injury
Trauma vaskular
Trauma pada pembuluh darah menyebabkan ancaman
pada kelangsungan hidup bagian tubuh yang
diperdarahinya. Trauma vaskuler memerlukan diagnosis
dan tindakan penanganan yang cepat untuk menghindarkan akib
at fatal berupa amputasi. Traumavaskular dapat melibatkan
pembuluh darah arteri dan vena.
Epidemiologi
Trauma vaskular dapat disebabkan oleh luka
tajam, luka tumpul, maupun luka iatrogenik.
Kasus-kasus trauma vaskular tersebut terutama
disebabkan oleh luka tembak kecepatan
tinggi(70- 80%), luka tusuk (10-15%), dan luka
tumpul (5-10%).
Mekanisme trauma
Secara klasik, mekanisme trauma terbagi dua, yaitu trauma tajam dan tumpul. Trauma
tumpul pada jaringan yang disebabkan oleh kompresi lokal atau deselerasidengan
kecepatan tinggi. Luka jaringan pada trauma tajam diakibatkan oleh kehancurandan
separasi jaringan.

Tipe trauma Gejala klinis


Laserasi parsial Pulsasi menurun, hematoma, pe
rdarahan
transeksi Hilangnya pulsasi distal, iskemia
kontusio Awal pemeriksaan dapat normal,
dapat progresif menjadi
thrombosis
Kompresi eksternal Pulsasi menurun, pulsasi
dapat menjadi normal
ketika frakturdiluruskan
Diagnosis
Trauma vaskuler harus dicurigai pada setiap trauma yang
terjadi pada daerah yang secara anatomis dilalui pembuluh
darah besar. Hal ini terjadi terutama pada kejadian lukatusuk,
luka tembak berkecepatan rendah, dan trauma tumpul yang
berhubungan denganfraktur dan dislokasi. Keparahan trauma
arteri bergantung kepada derajat invasifnyatrauma, mekanisme,
tipe, dan lokasi trauma, serta durasi iskemia.
Hard sign Soft sign
Hilangnya pulsasi distal Berkurangnya pulsasi distal
Perdarahan pulsatil yang aktif Riwayat perdarahan sedang
Tanda tanda iskemia Trauma pada daerah dekat PD utama
Thrill arteri dengan palpalsi manual Defisit neurologis

Bruit pada daerah cedera dan sekitarnya Hematoma sekitar lesi yang tidak
meluas
Hematoma yang meluas
Penatalaksanaan
Pada dasarnya, semakin cepat tindakan semakin baik hasilnya Karena golden
period pada lesi vaskuler adalah 6-12 jam. Tanda
tanda iskemia yang jelas terlihat umumnya pada kulit, tetapi sebenarnya otot
dan saraf lebih tidak tahan terhadap adanya iskemia.
• Primary survey
manajemen primary survey dengan pembebasan Airway,
Breathing,Circulation dapat menjaga suplai oksigen kejaringan perifer untuk
mengurangi resiko terjadinya nekrosis jaringan
• Endovaskular
Embolisasi transkateter dengan Coil atau balon dapat digunakan untuk
terapi beberapa cedera arteri seperti fistula arteriovenosa aliran rendah, khus
usnya pada lokasianatomis yang jauh.
• Operatif
Cara rekonstruksi arteri tergantung dari luas dan mekanisme trauma.
Reparasicedera pembuluh darah dapat dilakukan dengan lateral suture patch
angioplasty, end-to-end anastomosis, interposition graft, dan bypass graft,
Extra-anatomic bypass graft berguna pada pasien dengan cedera jaringan
lunak ekstensif atau sepsis.
Komplikasi
• Trobosis
• Infeksi
• Stenosis
• Fistula arteri vena
• Aneurisma palsu
• Compartment syndrome
Unstable Pelvic
Fracture
• Terganggunya (displacement) struktur dua
atau lebih bagian cincin pelvis (pelvic ring)

• Mekanisme trauma : high energy MOI


ex : kecelakaan motor dan sepeda, jatuh dari
ketinggian
• Penyebab kematian tersering :
perdarahan masif
Resiko meningkat bila :
 Usia > 60 thn
 Tekanan darah sistolik < 90
mmHg
 Transfusi darah > 4 unit
 Disertai cedera kepala dan
leher
• Klasifikasi fraktur pelvis tak stabil (Young &
Burgess)
• Diagnosis :
– Setiap trauma abdomen bawah dan tungkai 
CURIGA FRAKTUR PELVIS!
– Pemeriksaan klinis :
• Inspeksi :
– Jejas / hematoma/ bengkak pada daerah pelvis / abdomen bawah
– Perbedaan panjang kedua tungkai
• Palpasi :
– Nyeri tekan pelvis
– Ketidakstabilan dalam perabaan
• Tanda2 trauma urogenital
• Tanda2 gangguan neurologis : L5-S1
• Gangguan hemodinamik : takikardia dan hipotensi
– Pemeriksaan penunjang : foto X-ray pelvis AP, CT scan
• Penanganan :
– Primary survey dan resusitasi  atasi perdarahan
• Infus kristaloid
• Transfusi darah
• Kateter  evaluasi urine
– Stabilisasi fraktur
• Eksternal fiksasi :
– Pelvic Binder
– Pelvic sling traction
– Pelvic C-clamp
– Eksternal fiksator
• Open Reduction and Internal Fixation
– Debridement luka
Sindroma Kompartemen Akut
What?
Suatu kumpulan gejala yang timbul akibat adanya kenaikan
tekanan intrakompartemen

Where?
Paling sering di regio cruris bagian kompartemen anterior
Bisa juga di regio antebrachii, manus, pedis

Why?
• Faktor internal : infeksi, perdarahan saat fraktur,
peningkatan cairan ec luka bakar
• Faktor eksternal : perban yang terlalu ketat
When?
• 5P : PAIN, parestesia, pallor, paralisis, pulselessness
• Tekanan intrakompartemen (ICP) > 30 mmHg atau selisih
diastolik < 30 mmHg

• How?
Iskemia otot
– Reversibel : < 4 jam
– Irreversibel : ≥ 8 jam
Iskemia nervus
– Reversibel :1-4 jam
– Ireversibel : ≥ 8 jam
• Terapi :
Melepaskan semua gips, perban yang terpasang

Evaluasi tiap 15 menit selama 2 jam

Bila tidak ada perbaikan  fasciotomy
Osteomyelitis
Hematogen Akut
Osteomielitis = ( osteo + mielitis ) adalah radang
tulang yang disebabkan oleh organisme piogenik,
walaupun berbagai organ infeksi lain juga dapat
menyebabkannya.
PREDILEKSI
• Bayi – metafise dan epifise
• Anak - metafise
• Dewasa – epifise dan region
subkondral
• Penyebab : bakteremia, umumnya pada anak

• Faktor pertumbuhan bakteri dalam tulang:


– trauma

– penyakit kronik

– malnutrisi

– sistem imun yang inadekuat


Port d’entree osteomyelitis hematogen akut
Terjadinya osteomielitis…..
INFLAMMATION

SUPURATION

SEQUESTRUM

INVOLUCRUM
GEJALA KLINIS
• Sistemik : demam yang memiliki onset tiba-tiba
tinggi
• Look : edema lokal, hiperemi
• Feel : nyeri, rasa tidak nyaman
• Movement : ROM terbatas
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

The sequestrum is small with minimal involucrum formation. Probably an early lesion, perhaps 10-14 days duration since the trauma
PENATALAKSANAAN
Perawatan di rumah Indikasi dilakukannya
sakit : pembedahan ialah :
 Suportif : dengan • Adanya sequester
pemberian infus, • Adanya abses
analgetik, antipiretik • Rasa sakit yang hebat
 Antibiotika IV sesuai • Bila mencurigakan
kultur adanya perubahan
 Imobilisasi anggota kearah keganasan
gerak yang terkena
Arthritis Septik
• Infeksi piogenik akut pada sendi
Tersering : sendi lutut
• Penyebab :
1. Bakteri : S. aureus, N. gonorrhae, H. influenzae
2. Virus
3. Fungi
Faktor resiko
Lokal : Sistemik :
• RA • Usia tua (>60 tahun)
• OA • DM
• Penggunaan sendi • Imunosupresif
prostetik • Hemodialisis
• Keganasan
• Gejala klinis :
– Look : tumor (+), rubor (+)
– Feel : dolor (+), kalor (+)
– Movement : functio laesa (+)  ROM terbatas
• Pemeriksaan penunjang :
– LED, CRP ↑↑
– Leukositosis
– Aspirasi cairan sinovial : pus (+)
– Radiologi :
• Awal : pembengkakan jaringan lunak, pelebaran celah
sendi
• Lanjutan : erosi (+), penyempitan celah sendi
Septic arthritis of the right knee.
• Terapi :
– Suportif
• Bedrest
• Analgesik
• Antipiretik
– Drainase cairan sinovial
• Aspirasi jarum
• Drainase arthroskopi
• Open joint surgery
– Antibiotik IV selama 4-6 minggu berdasarkan
kultur

Anda mungkin juga menyukai