Anda di halaman 1dari 6

TUGAS BACA DIVISI NEUROLOGI

PEMERIKSAAN FUNDUSKOPI PADA PASIEN ANAK


DENGAN KELAINAN NEUROLOGIS

Oleh :
dr. Maria Natalia Indawati
(2071012006)

Pembimbing :
Dr. dr. I Gusti Ngurah Made Suwarba, Sp.A(K)
Dr. dr. Dewi Sutriani Mahalini, Sp.A

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA / RSUP SANGLAH
DENPASAR
2021
Pemeriksaan Papil Edem pada Funduskopi dengan Kelainan Neurologi

Pada pemeriksaan funduskopi, berikut ini beberapa struktur yang perlu dinilai:1
1. Diskus optikus. Karakteristik dari diskus optikus yang perlu diperhatikan diantaranya
warna, kontur, dan cup-nya.1
- Warna. Pada mata sehat, diskus optikus berwarna oranye-merah muda berbentuk
seperti donat yang berwarna terang di bagian tengahnya. Warna oranye-merah muda
menandakan bahwa jaringan neuro-retina mendapatkan perfusi yang baik. Diskus
optikus yang berwarna pucat menandakan adanya atopi optikus yang dapat terjadi
akibat glaucoma tahap lanjut, neuritis optic, dan kejadian iskemik vaskular. 1
- Kemudian, pada mata sehat batas diskus optikus harus dapat terlihat jelas dan
teridentifikasi. Jika batasnya tampak buram hal itulah yang disebut papilledema
sekunder akibat peningkatan tekanan intracranial.1
- Cup. Merupakan bagian di tengah diskus optikus berwarna pucat yang disebabkan
tidak adanya jaringan neuroretinal pada struktur ini. Kita perlu menilai perbadingan
besar cup terhadap diskus optikus yang disebut “cup-disc ratio”. Pada mata sehat,
cup-disc ratio sebesar 0.3. Meningkatnya cup-disc ratio menunjukkan berkuranganya
volume jaringan neuro-retinal yang biasanya terjadi pada pasien dengan glaucoma.1

Gambar 1. Penampakan fundus normal pada anak.


Source: https://webeye.ophth.uiowa.edu/eyeforum/atlas/pages/normal-fundus-child/
index.htm
Gambar 2. Penampakan papilledema.
Source: https://geekymedics.com/fundoscopy-ophthalmoscopy-osce-guide/

2. Retina. Pada pemeriksaan funduskopi peril dinilai juga retina dan bagaimana
vaskularisasinya pada keempat kuadrannya yakni temporal superior, nasal superior, nasal
inferior, dan nasal temporal. Berikut ini kondisi yang perlu dicari apakah terdapat silver and
copper wiring, arteriovenosus nipping, cotton wool spot, neovaskularisasi, fotokoagulasi pan
retinal, atau oklusi cabang-cabang vena retinal.1

(a) (b)

(c) (d)
(e) (f)
Gambar . Penampakan secara berturut-turut (a) silver and copper wiring,(b) arteriovenosus
nipping, (c) cotton wool spot, (d) neovaskularisasi, (e) fotokoagulasi pan retinal, (f) oklusi
cabang-cabang vena retinal.
Source: https://geekymedics.com/fundoscopy-ophthalmoscopy-osce-guide/

3. Makula. Merupakan struktur yang berwarna kuning dan ditemukan pada lateral (temporal)
terhadap nervus optikus. Di bagian tengahnya terdapat fovea yang berwarna lebih gelap dan
memiliki ukuran serupa dengan diskus optikus. Hal yang perlu dicari apakah terdapat drusen,
edema macula dengan eksudat, dan cherry red spot.1

(a) (b)

(c)
Gambar . Penampakan secara berturut-turut (a) drusen,(b) edema macula dengan eksudat, (c)
cherry red spot
Source: https://geekymedics.com/fundoscopy-ophthalmoscopy-osce-guide/

Papil edema merupakan pembengkakan pada nervus optikus yang terjadi akibat peningkatan
tekanan intrakranial (TIK). Etilogi yang mendasari peningkatan TIK pada pediatri dapat
dibedakan menjadi dua kategori yakni idiopatik dan penyebab sekunder peningkatan TIK.
Idiopatik yang dimaksud diantaranya idiopatik hipertensi intracranial atau pseudotumor
cerebral. Penyebab sekunder peningkatan TIK yang dimaksud diantaranya hidrosefalus
obstruktif dari anomaly structural, thrombosis sinus venosus dural, infeksi, atau iatrogenic.2

Pembengkakan pada diskus optikus yang terjadi pada papilledema disebabkan oleh aliran
aksoplasmic yang statis sehingga terjadi edema intraaksonal di area diskus optikus. Tekanan
cairan serebrospinal (CSF) meningkat dan meneruskan tekanan yang sama pada nervus
optikus. Kemudian serabut saraf optikus bekerja sebagai tourniquet, menghalangi terjadi
transportasi aksoplasmik. Hal tersebut menghasilkan penumpukan material di lamina cribrosa
sehingga tampak pembengkakan pada nerve head. Hal ini lah yang kemudian terlihat sebagai
papilledema.3

serabut saraf optikus


tekanan cairan tekanan pada nervus sebagai tourniquet
serebrospinal meningkat optikus meningkat mencegah terjadinya
transportasi aksoplasmik

nerve head tampak penumpukan material


membengkak pada lamina cribrosa

Papiledema pada pasien dengan meningitis dapat disebabkan terjadinya peningkatan TIK.
Peningkatan TIK yang terjadi disebabkan oleh inflamasi pada granulasi arachnoid yang
menurunkan outflow dari cairan serebrospinal. Hal tersebut menyebabkan terjadi edema
serebri sekunder yang kemudian meningkatkan TIK.2
inflamasi pada granulasi
outflow CSF menurun edema serebral
arachnoid

serabut saraf optikus


sebagai tourniquet tekanan cairan
tekanan pada nervus
mencegah terjadinya serebrospinal
optikus meningkat
transportasi meningkat
aksoplasmik

penumpukan material nerve head tampak


pada lamina cribrosa membengkak

Akan tetapi, papiledem yang ditemukan pada pasien dengan meningitis cenderung sedikit dan
memiliki variabilitas yang tinggi mulai dari derajat ringan hingga transient. Penampakan
papilledema pada kasus ini tidak seperti mekanisme peningkatan TIK seperti yang disebutkan
sebelumnya dan lebih berkaitan dengan infeksi langsung, mekanisme infiltrative, atau adanya
inflamasi sekunder. Akan tetapi bagaimana mekanisme sehingga menghasilkan papilledema
belum dapat dijelaskan.2

Daftar Pustaka:
1.Simpson A. Funduscopy (Ophtalmoscopy)[Interet]. 2021. Available from:
https://geekymedics.com/fundoscopy-ophthalmoscopy-osce-guide/

2. Rigi M, Almarzouqi SJ, Morgan ML, Andrew LG. Papilledema: epidemiology, etiology,
and clinical management. Eye Brain. 2015; 7: 47-57
3.Gossman MV. Papilledema[Internet]. 2019. Available from:
https://emedicine.medscape.com/article/1217204-overview#a4

Anda mungkin juga menyukai