STEP 7
1. Mengapa mata kiri terasa sakit cekot-cekot, merah dan hanya
dapat melihat bayang-bayang?
Kornea sangat sensitif karena terdapat banyak serabut sensorik. Saraf sensorik
ini berasal dari nervus cilliaris longus yang berasal dari nervus nasosiliaris yang
merupakan cabang saraf oftalmikus dari nervus trigeminus.
N.V (Nervus Trigeminus) merupakan saraf sensorik utama,walaupun memiliki
komponen motorik. Fungsi motorik: mempersarafi otot yang mengatupkan mulut
dan Fungsi sensorik : mengurus sensibilitas wajah ( cabang maksilaris),
mengurus sensibilitas kornea ( cabang oftalmikus), mengurus sensibilitas rongga
mulut ( cabang mandibularis).
Nyeri umumnya di daerah mata. Para saraf trigeminal bertanggung jawab untuk
persarafan daerah ini. Ini juga merupakan jalur utama untuk nyeri. Ketika saraf
dirangsang
arteri
bereaksi
dengan
memasok
darah
ke
kepala.
Hal
ini
MATA MERAH
BAYANG-BAYANG
Karena ada pembendungan pembuluh darah dan bayangan tidak dapat jatuh
tepat di makula karena anomali media refrakta.
Mekanisme utama penurunan penglihatan atrofi sel ganglion difus, yang
menyebabkan penipisan lapisan serat saraf dan inti bagian dalam retina dan
berkurangnya akson di serat optikus. Diskus optikus menjadi atrofi disertai
pembesaran cekungan optikus. Iris dan korpus siliare juga menjadi atrofi dan
prosesus siliaris memperlihatkan degenerasi hialin.
Karena TIO meningkat bila diatas 25-30 mmHg penglihatan berkurang bila
dalam waktu lama bisa menyebabkan hilang penglihatan, terjadi atrofi sel
gangglion, sehingga berkurangnya akson saraf optikus, diskus optikus atrofi
(bintik buta) sehingga cahaya tidak tepat jatuh di makula,terjadi kerusakan
iris dan edem kornea sehingga pembiasan cahayanya berpendar.
Akibat Humor aquos yang tidak abnormal baik produksi, distribusi maupun
eksresi penumpukan cairan humor aquos bila ada sinar atau cahaya
masuk akan dibiaskan atau terjadi aberasi oleh cairan humor aquos
sehingga warna cahaya akan tampak seperti pelangi.
Asnita S. N. Prvalensi Kebutaan Akibat Glaukoma di Kabupaten Karo,
Bagian Ilmu Penyakit Mata FK USU, Medan, 2004
Karena terjadi edema kornea yang terjadi di stroma kornea sehingga
pembentukan bayangan pada retina menjadi terganggu dan penglihatan
terganggu pula
Ilmu Penyakit Mata, dr. Nana Wijana S.D
kepala)aktivasi
sal.cernamual muntah
saraf
otonomparasimpatis
aktifefek
ke
TIO
terjadi
akibat
perubahan
patologis
yang
menghambat
Reaksi
Pupil.
http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/jurnal%20klinik
%20no1%20vol1%202012%2033-38.pdf
Pupil waktu tidur kecil , hal ini dipakai sebagai ukuran tidur, simulasi, koma dan
tidur sesungguhnya. Pupil kecil waktu tidur akibat dari :
Berkurangnya rangsangan simpatis
Kurang rangsangan hambatan miosis
Bila subkorteks bekerja sempurna maka terjadi miosis. Di waktu bangun korteks
menghambat pusat subkorteks sehingga terjadi midriasis. Waktu tidur hambatan
subkorteks hilang sehingga terjadi kerja subkorteks yang sempurna yang akan
menjadikan miosis.
Fungsi mengecilnya pupil untuk mencegah aberasi kromatis pada akomodasi
dan untuk memperdalam fokus seperti pada kamera foto yang difragmanya
dikecilkan.
Sudut bilik mata depan
Sudut bilik mata yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Pada
bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Bila terdapat hambatan
pengaliran keluar cairan mata akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di
dalam bola mata sehinga tekanan bola mata meninggi atau glaukoma.
Asbury, Vaughan. Oftalmologi Umum. Edisi tujuh belas. Penerbit Buku
Kedokteran EGC. Jakarta. 2007.
bila
tidak
cepat
ditangani
dapat
menyebabkan
Bilik anterior dan bilik posterior mata terisi oleh cairan encer yang disebut
humor
aqueus.
Dalam keadaan normal, cairan ini dihasilkan di dalam bilik posterior, melewati
pupil masuk ke dalam bilik anterior lalu mengalir dari mata melalui suatu
saluran.
menghalangi keluarnya cairan dari bilik anterior), maka akan terjadi peningkatan
tekanan.
Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara saraf
optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke saraf
optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati.
mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang
mata.
Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang
pandang
sentral.
10.
11.
DEFINISI
Glaucoma adalah suatu neuropati optic kronik didapat yang ditandai oleh
pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapang pandang; biasanya
disertai peningkatan tekanan intraocular. Pada sebagian besar kasus, glaucoma
tidak disertai dengan penyakit mata lainnya (glaucoma primer).
Sumber : Oftalmologi Umum, Vaughan & Asbury, ed. 17.
ETIOLOGI
Mekanisme peningkatan tekanan intraocular pada glaucoma adalah gangguan
aliran keluar humor aquos akibat kelainan system drainase sudut bilik mata
depan (glaucoma sudut terbuka) atau gangguan akses humor aquos ke system
drainase (glaucoma sudut tertutup).
Sumber : Oftalmologi Umum, Vaughan & Asbury, ed. 17.
Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intraocular ini, disebabkan:
Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar.
Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di
celah pupil (glaukoma hambatan pupil).
Sumber : Ilmu Penyakit Mata, Sidarta Ilyas, FK UI, ed. 3.
peningkatan produksi humor aquosus? penurunan produksi humor
aquosus?
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3443/1/09E01859.pdf
KLASIFIKASI
GLAUKOMA SUDUT TERBUKA
Pada glaukoma sudut terbuka, saluran tempat mengalirnya humor aqueus
terbuka, tetapi cairan dari bilik anterior mengalir terlalu lambat.
Secara
bertahap tekanan akan meningkat (hampir selalu pada kedua mata) dan
menyebabkan kerusakan saraf optikus serta penurunan fungsi penglihatan yang
progresif.
Hilangnya fungsi penglihatan dimulai pada tepi lapang pandang dan jika tidak
diobati pada akhirnya akan menjalar ke seluruh bagian lapang pandang,
menyebabkan
kebutaan.
Glaukoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 35 tahun, tetapi kadang
terjadi pada anak-anak.
ditemukan pada penderita diabetes atau miopia. Glaukoma sudut terbuka lebih
sering terjadi dan biasanya penyakit ini lebih berat jika diderita oleh orang kulit
hitam. Pada awalnya, peningkatan tekanan di dalam mata tidak menimbulkan
gejala.
cahaya redup, tetes mata pelebar pupil yang digunakan untuk pemeriksaan
mata atau obat tertentu) bisa menyebabkan penyumbatan aliran cairan karena
terhalang oleh iris. Iris bisa menggeser ke depan dan secara tiba-tiba menutup
saluran humor aqueus sehingga terjadi peningkatan tekanan di dalam mata
secara mendadak.
melebarkan pupil atau bisa juga timbul tanpa adanya pemicu. Glaukoma akut
lebih sering terjadi pada malam hari karena pupil secara alami akan melebar di
bawah cahaya yang redup.
Episode akut dari glaukoma sudut tertutup menyebabkan:
- penurunan fungsi penglihatan yang ringan
- terbentuknya lingkaran berwarna di sekeliling cahaya
- nyeri pada mata dan kepala.
Gejala tersebut berrlangsung hanya beberapa jam sebelum terjadinya serangan
lebih lanjut. Serangan lanjutan menyebabkan hilangnya fungsi penglihatan
secara mendadak dan nyeri mata yang berdenyut. Penderita juga mengalami
mual dan muntah. Kelopak mata membengkak, mata berair dan merah. Pupil
melebar dan tidak mengecil jika diberi sinar yang terang. Sebagian besar gejala
akan menghilang setelah pengobatan, tetapi serangan tersebut bisa berulang.
Setiap serangan susulan akan semakin mengurangi lapang pandang penderita.
GLAUKOMA SEKUNDER
Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat:
- Infeksi
- Peradangan
- Tumor
- Katarak yang meluas
- Penyakit mata yang mempengaruhi pengaliran humor aqueus dari bilik
anterior.
Penyebab yang paling sering ditemukan adalah uveitis. Penyebab lainnya adalah
penyumbatan vena oftalmikus, cedera mata, pembedahan mata dan perdarahan
ke dalam mata. Beberapa obat (misalnya kortikosteroid) juga bisa menyebabkan
peningkatan tekanan intraokuler.
GLAUKOMA KONGENITALIS
Glaukoma kongenitalis sudah ada sejak lahir dan terjadi akibat gangguan
perkembangan pada saluran humor aqueus.
diturunkan.
Sumber : http://medicastore.com/penyakit/66/Glaukoma.html
Klasifikasi glaucoma berdasarkan etiologi
Glaucoma primer
Glaucoma sudut terbuka
Glaucoma sudut terbuka primer (glaucoma sudut-terbuka
kronik, glaucoma simpleks kronik).
Glaucoma tekanan normal (glaucoma tekanan rendah).
Glaucoma sudut tertutup
Akut
Subakut
Kronik
Iris plateau
Glaucoma congenital
Glaucoma congenital primer
Glaucoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan mata
lain.
Sindrom-sindrom pembelahan bilik mata depan:
o Sindrom axenfeld
o Sindrom reiger
o Sindrom peter
Aniridia
Glaucoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan
ekstraokular.
Sindrom Sturge-Weber
Sindrom marfan
Neurofibromatosis 1
Sindrom Lowe
Rubella congenital
Glaucoma sekunder
Glaucoma pigmentasi
Glaucoma ekfoliasi
Akibat kelainan lensa (fakogenik)
Dislokasi
Intumesensi
Fakolitik
Akibat kelainan traktus uvea
Uveitis
glaucoma
berdasarkan
mekanisme
peningkatan
tekanan
intraocular
Glaucoma sudut terbuka
Membrane pratrabekular : semua kelainan ini dapat berkembang
menjadi glaucoma sudut tertutup akibat kontraksi mebran
pratrabekular.
Glaucoma neovaskular
Pertumbuhan epitel ke bawah
Sindrom ICE
Kelainan trabekular
Glaucoma sudut terbuka primer
Glaucoma congenital
Glaucoma pigmentasi
Glaucoma eksfoliasi
Glaucoma akibat steroid
Hifema
Kontusio atau resesi sudut
Iridosiklitis (uveitis)
Glaucoma fakolitik
Kelainan pascatrabekular
tertutup
akut
tekanan
intraocular
mencapai
60-80
mmHg
menimbulkan kerusakan iskemik akut pada iris yang disertai edema kornea dan
kerusakan nervus optikus.
Sudut terbuka primer : tekanan intraocular biasanya tidak meningkat lebih dari
30 mmHg dan kerusakan sel ganglion terjadi setelah waktu yang lama, sering
setelah beberapa tahun.
Glaucoma tekanan normal : sel-sel ganglion retina mungkin rentan mengalami
kerusakan akibat tekanan intraocular dalam kisaran normal, atau mekanisme
kerusakannya yang utama mungkin iskemia caput nervi optici.
Sumber : Oftalmologi Umum, Vaughan & Asbury, ed. 17.
MANIFESTASI KLINIS
Stadium Prodromal
o Subjektif:
Sakit kepala sebelah pada mata yang sakit (timbul pada waktu sore hari
karena pupil middilatasi sehingga iris menebal dan menempel pada
trabekulum out flow terhambat)
Penglihatan sedikit menurun
Melihat pelangi di sekitar lampu (hallo)
Mata merah
o Objektif:
Injeksi silier ringan
Edema kornea ringan
TIO meningkat
Stadium Akut / inflamasi
o Subjektif:
Sakit kepala hebat sebelah pada mata yang sakit
Kdg disertai mual, muntah
Mata merah
Penglihatan kabur
Melihat halo di sekitar sumber cahaya
o Objektif:
Injeksi silier
Edema kornea
COA dangkal ( Van Herrick),
Tyndall effect (+)
Pupil melebar / lonjong, RP (-)
TIO sangat tinggi
Stadium Absolut
Penglihatan buta (visus = 0)
Sakit kepala
Mata merah
TIO sangat tinggi, kesakitan
Stadium Degeneratif
Visus = 0
Degenerasi kornea ( bullae, vesikel )
TIO tinggi, tanpa rasa sakit
Sumber : Ilmu Penyakit Mata, Sidarta Ilyas, FK UI, ed. 3.
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan dengan oftalmoskop bisa menunjukkan adanya perubahan pada
saraf optikus akibat glaukoma
Pengukuran tekanan intraokuler dengan tonometri.
Tekanan di dalam bilik anterior disebut tekanan intraokuler dan bisa diukur
dengan
tonometri.
Biasanya jika tekanan intraokuler lebih besar dari 20-22 mm, dikatakan telah
terjadi peningkatan tekanan.
normal.
Pengukuran lapang pandang
Ketajaman penglihatan
Tes refraksi
Respon refleks pupil
Pemeriksan slit lamp
Pemeriksaan gonioskopi (lensa khusus untuk mengamati saluran humor
aqueus.
Sumber : http://medicastore.com/penyakit/66/Glaukoma.html
Teknik
nya adalah dengan cara penderita diminta berbaring dan matany ditetesi
pantokain 0,5% sebanyak satu kali. Penderita diminta melihat lurus ke suatu
titik di langit langit, atau penderita diminta melihat ke salah satu jarinya,
yang diacungkan di depan hidungnya. Dengan ibu jari tangan kiri kelopak
mata digeser ke atas tanpa menekan bola mata, jari kelingking tangan kanan
yang memegang tonometer, menyuai kelopak mata inferior.
o Aplanasi dengan tonometer aplansi goldmann.
o Nonkontak pneumotonometri.
Gonioskopi
Adalah suatu cara untuk memeriksa sudut bilik mata depan dengan
menggunakan lensa kontak khusus.
terbuka dan sudut tertutup, begitu pula dapat diperiksa apakah ada perlekatan
iris di bagian perifer dan kelainan lainnya.
Oftalmoskopi
Pemeriksaan fundus mata, khususnya untuk mempertahankan keadaan papil
saraf optik, sangat penting dalam pengelolaan glaukoma yang kronik. Papil
saraf optik yang dinilai adalah warna papil saraf optik dan lebarnya ekskavasi.
kakak-beradik
kemudian
hubungan
orang
tua
dan
anak-anak.
glaukoma,
melainkan
masih
tergantung
dari
ada/tidaknya
kerusakan pada jaringan neuroretinal rim. Hal ini dapat terjadi akibat adanya
penggaungan yang bersifat fisiologis. Sementara dapat dimengerti bahwa
cupping atau gaung yang lebih lebar merupakan faktor yang lebih besar untuk
terjadinya kerusakan khas glaukoma daripada cupping yang lebih kecil
dengan adanya kenaikan tekanan bola mata .
Obat-obatan
Pemakai steroid secara rutin misalnya: Pemakai obat tetes mata yang
mengandung steroid yang tidak dikontrol oleh dokter, obat inhaler untuk
penderita asthma, obat steroid untuk radang sendi dan pemakai obat yang
memakai steroid secara rutin lainnya. Bila anda mengetahui bahwa anda
pemakai obat-abatan steroid secara rutin, sangat dianjurkan memeriksakan
diri anda ke dokter spesialis mata untuk pendeteksian glaukoma.
Penyakit Sistemik
Insiden dari glaukoma sudut terbuka primer seringkali dihubungkan dengan
dua penyakit sistemik, yaitu Diabetes Mellitus dan Hipertensi arterial.
Sehubungan dengan hal tersebut dilaporkan bahwa glaukoma sudut terbuka
primer prevalensinya akan meningkat 3 kali lebih tinggi pada Diabetes
Mellitus daripada non Diabetes Mellitus. Berdasarkan penelitian studi kasus
control, ditemukan perbedaan resiko-relatif antara penderita hipertensi yang
diobati dengan tanpa pengobatan hipertensi.
Diagnosis Gaukoma; 24 Desember 2009
PENATALAKSANAAN
Tetes mata digunakan untuk menurunkan tekanan intraocular. Obat-obatan
yang paling sering digunakan adalah penyekat beta untuk mengurangi
produksi humor aquos atau obat parasimpatomimetik untuk menyebabkan
konstriksi pupil dan meningkatakan aliran humor aquos keluar dari mata.
memperkecil pupil dan meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. Obat
lainnya yang juga diberikan adalah epinephrine, dipivephrine dan carbacol
(untuk memperbaiki pengaliran cairan atau mengurangi pembentukan cairan).
Jika glaukoma tidak dapat dikontrol dengan obat-obatan atau efek sampingnya
tidak dapat ditolerir oleh penderita, maka dilakukan pembedahan untuk
meningkatkan pengaliran cairan dari bilik anterior. Digunakan sinar laser untuk
membuat lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan untuk memotong
sebagian iris (iridotomi).
Glaukoma sudut tertutup
Minum larutan gliserin dan air bisa mengurangi tekanan dan menghentikan
serangan glaukoma. Bisa juga diberikan inhibitor karbonik anhidrase (misalnya
acetazolamide). Tetes mata pilocarpine menyebabkan pupil mengecil sehingga
iris tertarik dan membuka saluran yang tersumbat. Untuk mengontrol tekanan
intraokuler bisa diberikan tetes mata beta blocker. Setelah suatu serangan,
pemberian pilocarpine dan beta blocker serta inhibitor karbonik anhidrase
biasanya terus dilanjutkan. Pada kasus yang berat, untuk mengurangi tekanan
biasanya diberikan manitol intravena (melalui pembuluh darah).
Terapi laser
membuat lubang pada iris. Jika kedua mata memiliki saluran yang sempit, maka
kedua mata diobati meskipun serangan hanya terjadi pada salah satu mata.
Glaukoma sekunder
Pengobatan glaukoma
sekunder
tergantung
kepada
penyebabnya.
Jika
KERATITIS
DEFINISI
Keratitis dapat disebabkan oleh berbagai hal seperti kurangnya air mata,
keracunan obat, reaksi alergi terhadap yang diberi topical, dan reaksi terhadap
konjungtivitas menahun.
Sumber : Ilmu Penyakit Mata, Sidarta Ilyas, FK UI, ed. 3.
KLASIFIKASI
Pembagian keratitis ada bermacam-macam, salah satunya adalah klasifikasi
keratitis menurut kausanya :
a. Bakteri
- Diplococcus pneumonia
- Streptococcus haemoliticus
- Pseudomonas aeruginosa
- Klebsiella pneumonia
b. Virus
- Herpes simpleks
- Herpes zoster
- Variola
- Vacinia
c. Jamur
- Candida
- Aspergillus
- Nocardia
- Cephalosporum
d. Alergi terhadap :
- Stafilokok (ulkus marginal)
Keratitis flikten
Keratitis herpetika
Keratitis sicca
Keratitis rosasea
Non-ulseratif
Keratokonjungtivitis epidemika
b. Keratitis profunda
Ulseratif
-
Keratitis et lagoftalmus
Keratitis neuroparalitik
Xeroftalmia
Keratitis gonore
Ulkus ateromatosis
Non-ulseratif
Keratitis interstitial
Keratiis disiformis
Keratitis sklerotikans
2. Keratitis Numularis
Penyebabnya diduga diakibatkan oleh virus. Pada kornea terdapat infiltrat
bulat-bulat subepitelial dan di tengahnya lebih jernih, seperti halo. Tes
fluoresinnya (-).
3. Keratitis Disiformis
Disebut juga sebagai keratitis sawah, karena merupakan peradangan kornea
yang banyak di negeri persawahan basah. Pada anamnesa umumnya ada
riwayat trauma dari lumpur sawah. Pada kornea tampak infiltrat yang bulatbulat-bulat, di tengahnya lebih padat dari pada di tepi dan terletak
subepitelial. Tes Fluoresin (-)
4. Keratokonjungtivitis Epidemika
Merupakan peradangan yang mengenai kornea dan konjungtiva yang
disebabkan oleh reaksi alergi terhadap adenovirus tipe 8. Penyakit ini dapat
timbul sebagai suatu epidemia dan biasanya unilateral. Umumnya pasien
merasa demam, merasa seperti ada benda asing, kadang-kadang disertai
nyeri periorbita, dan disertai penglihatan yang menurun. Perjalanan penyakit
ini sangat cepat, dimulai dengan konjungtivitis folikularis nontrakomatosa
akut yang ditandai dengan palpebra yang bengkak, konjungtiva bulbi
khemotis dan mata terasa besar dan dapat disertai dengan adanya
pseudomembran.
Keratitis Superfisial Ulseratif:
1. Keratitis Pungtata Superfisial Ulseratif
Penyakit ini didahului oleh konjungtivitis kataral, akibat stafilokok ataupun
penumokok. Tes fluoresin (+).
2. Keratokonjungtivitis Flikten
Merupakan radang kornea dan konjungtiva akibat dari reaksi imun yang
mungkin sel mediated pada jaringan yang sudah sensitif terhadap antigen.
Pada mata terdapat flikten yaitu berupa benjolan berbatas tegas berwarna
putih keabuan yang terdapat pada lapisan superfisial kornea dan menonjol di
atas permukaan kornea.
3. Keratitis Herpetika
Merupakan keratitis yang disebabkan oleh infeksi herpes simplek dan herpes
zoster. Keratitis herpetika yang disebabkan oleh herpes simplek dibagi dalam
2 bentuk yaitu epitelial dan stromal. Perbedaan ini perlu akibat mekanisme
kerusakannya yang berbeda.
tidak
kompeten,
termasuk
pasien
yang
diobati
dengan
topikal
dapat
mengendalikan
respon
peradangan
yang
Virus
herpes
simplek
juga
dapat
menyebabkan
terjadinya
kerusakan kornea maka keluhan penderita adalah mata terasa pedih, kering,
dan rasa seperti ada pasir, keluhan-keluhan yang lazim disebut syndrom dry
eye. Apabila terjadi kerusakan pada kornea, keluhan-keluhan ditambah
dengan silau, sakit, berair, dan kabur. Secara obyektif pada tingkat dry-eye,
kejernihan
permukaan
konjunctiva
dan
kornea
hilang,
tes
Schimmer
kornea
menjadi
anestetis.
Penderita
mengeluh
ketajaman
penglihatannya menurun, lakrimasi, silau tetapi tak ada rasa sakit. Uji
fluoresin (+).
3. Xeroftalmia
Merupakan kelainan mata yang disebabkan oleh difisiensi vitamin A dan
sering disertai Malnutrisi Energi Protein, yang banyak dijumpai pada anak,
terutama anak di bawah 5 tahun. Keadaan ini merupakan penyebab kebutaan
utama
di
Indonesia.
Departemen
kesehatan
Republik
Indenesia,
PATHOGENESIS
Bakteri yang menyebabkan infeksi kornea :
Staphylococcus epidermidis
Staphylococcus aureus
Streptococcus pneumonia
Koliformis
Pseudomonas
Hemophilus
Beberapa bakteri ditemukan ditepi kelopak mata sebagai bagian dari flora
normal. Konjungtiva dan kornea mendapat perlindungan dari infeksi dengan :
Kedipan mata
Pembersihan debris dengan aliran air mata
Penjeratan partikel asing oleh mucus
Sifat antibakteri dari air mata
Fungsi sawar epitel kornea (nesseria gonorrhea merupakan satu-satunya
bekerja sebagai makrofag, baru kemudian disusul dengan dilatasi dari pembuluh
darah yang terdapat di limbus dan tampak sebagai injeksi perikornea.
Sesudahnya baru terjadi infiltrasi dari sel-sel mononuclear, sel plasma, leukosit
polimorfonklear (PMN), yang mengakibatkan timbulnya infiltrat yang tampak
sebagai bercak berwarna kelabu, keruh dengan batas tak jelas dan permukaan
tidak licin. Kemudian dapat terjadi kerusakan epitel dan timbullah ulkus (tukak
kornea). Ulkus ini dapat menyebar ke permukaan atau masuk ke dalam stroma.
Kalau peradangan hebat, tetapi belum ada perforasi dari ulkus, maka toksin dari
peradangan kornea dapat sampai ke iris dan badan siliar, dengan melalui
membrane Descemet, endotel ke cairan COA, disusul dengan terbetuknya
hipopion. Bila peradangan hanya di permukaan saja, dengan pengobatan yang
baik dapat sembuh tanpa jaringan parut. Pada peradangan yang dalam,
penyembuhan berakhir dengan pembentukan jaringan parut yang dapat berupa
nebula, macula, atau leukoma.
(Lecture Note Ophtalmologi, Bruce James, dkk Edisi 9)
PATOFISIOLOGI
Karena kornea memiliki serabut nyeri, kebanyakan lesi kornea, superficial
maupun dalam menimbulkan rasa sakitdan fotofobia. Rasa sakit ini diperhebat
oleh gesekan palbebra (terutama palbebra superior) pada kornea akan emnetap
sampai sembuh. Karena kornea berfungsi sebagai jendela bagi mata dan
membiaskan
berkas
cahaya,
lesi
kornea
umumnya
agak
mengaburkan
adalah
fenomena reflex yang disebabkan iritasi pda ujung saraf kornea. Fotofobia, yang
berat pada kebanyakan penyakit kornea, minimal pada keratitis herpes karena
hipestasi terjadi pada penyakit ini, yang merupakan tanda diagnosis berharga.
Meskipun berair mata dan fotofobia umumnya menyertai penyakit kornea,
umumnya tidak ada tahi mata kecuali pada ulkus bakteri purulen.
(Oftalmologi Umum, Daniel g. Vaughan, dkk. Edisi 14)
MANIFESTASI KLINIS
Keratitis akan memberikan gejala mata merah, rasa silau, dan merasa kelilipan.
Sumber : Ilmu Penyakit Mata, Sidarta Ilyas, FK UI, ed. 3
Mata merah
Rasa silau
Merasa kelilipan
Berair
sensasi benda asing
penglihatan kabur
(Ilmu Penyakit Mata, Prof. dr. H. Sidarta ilyas, SpM)
Gejala dan tanda keratitis bakteri :
PEMERIKSAAN
Tes pachometry : tes untuk mengukur tebal kornea dengan memberikan
seberkas sinar
Tes dengan keratoskop atau plasido : untuk melihat licinnya kelengkungan
kornea
Tes sensibilitas kornea : tes untuk pemeriksaan fungsi saraf trigeminus yang
memberikan sensibilitas kornea
Tes sensibilitas kuantitatif kornea : tes untuk mengetahui derajat sensibilitas
kornea
Tes fluoresin : tes untuk mengetahui terdapatnya kerusakan epitel kornea.
Tes rose Bengal : untuk melihat sel mati pada kornea
Tes metilen biru : tes untuk melihat adanya kerusakan saraf pada kornea
Tes fistel : tes untuk memeriksa adanya fistel atau kebocoran pada kornea
Tes seidel : tes untuk mengetahui letak kebocoran pada luka operasi
pascabedah intraocular.
(dasar-teknik pemeriksaan dalam ilmu penyakit mata, prof. dr. sidarta
ilyas, SpM)
PENATALAKSANAAN
Pengobatan Keratitis Disiformis:
Sulfas Atropin 1% 3 kali sehari satu tetes, disertai salep mata antibiotik yang
dapat dikombinasikan dengan kortikosteroid dan mata ditutup.
Tobramisin
Cefasozin
Gentamisin
Vancomysin
polimiksin
Basitrasi
akibat
UVEITIS
DEFINISI
Peradangan pada uvea (iris, corpus ciliaris, tunica koroidea), dapat mengenai
bagian depan jaringan uvea atau selaput pelangi (iris) dan keadaan ini disebut
sebagai iritis, bila mengenai bagian tengah uvea disebut sebagai siklitis,
biasanya iritis akan disertai dengan siklitis yang disebut sebagai uveitis
anterior atau iridosiklitis
Uveitis anterior merupakan penyakit yang mendadak yang biasanya berjalan 68 minggu, dan pada stadium ini biasanya dapat sembuh dengan tetes mata
saja
Bila mengenai selaput hitam bagian belakang mata maka disebut koroiditis
Sumber : Ilmu Penyakit Mata, Sidarta Ilyas, FK UI, ed. 3.
ETIOLOGI
Suatu manifestasi klinik reaksi imunologi terlambat, dini, atau sel mediated
terhadap jaringan uvea anterior
Bakterimia ataupun viremia juga dapat menimbulkan iritis ringan
PATHOGENESIS
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Mata merahmelebarnya pembuluh darah siliar dan perilimbus
Koeppe nodules
Busacca nodules
Kronikterlihat edema macula dan kadang-kadang katarak
Tekanan bola mata yang turun akibat hipofungsi badan siliar
Tekanan bola mata dpat meningkat gangguan pengaliran keluar cairan
mata oleh sel radang atau perlengketan yang terjadi pada sudut bilik mata
Perjalanan penyakit2-4 minggu, kadang-kadang memperlihatkan gejala-
blocker,
inhibitor
anhydrase
ULKUS KORNEA
DEFINISI
Hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea.
Sumber : Ilmu Penyakit Mata, Sidarta Ilyas, FK UI, ed. 3.
ETIOLOGI
a. Penyebab tukak adalah bakteri, jamur, akantamuba dan herpes simpleks
b. Tukak kornea perifer dapt disebabkan oleh reaksi toksik, alergi, autoimun dan
infeksi. Infeksi pada kornea perifer biasanya oleh karena kuman stafilokok
aureus, h.influenza dan m.lacunata.
c. Defisiensi vitamin A, lagoftalos akibat parese saraf ke VIII, lesi saraf ke III atau
neurotrofik dan ulkus Mooren.
Pada tukak kornea yang disebabkan oleh jamur dan bakteri akan terdapat defek
epitel yang dikelilingi leukosit polimorfonuklear.
Bila infeksi disebabkan virus, akan terlihat reaksi hipersensitivitas disekitarnya
Sumber : Ilmu Penyakit Mata, Sidarta Ilyas, FK UI, ed. 3.
KLASIFIKASI
Terbentuk sikatrik. Ada 3 jenis sikatrik kornea,yaitu:
Nebula :
Penyembuhan
akibat
keratitis
superfisialis.
Kerusakan
kornea
pada
Makula :
Penyembuhan akibat ulkus kornea. Kerusakan kornea pada 1/3 stroma
sampai 2/3 ketebalan stroma
Pada pemeriksaan terlihat putih di kornea, dapat dilihat di kamar terang
dengan focal ilumination / batere tanpa bantuan kaca pembesar
Lekoma :
Penyembuhan akibat ulkus kornea
Kerusakan kornea lebih dari 2/3 ketebalan stroma.
Kornea tampak putih, dari jauh sudah kelihatan.
Apabila ulkus kornea sampai tembus ke endotel, akan terjadi perforasi,
dengan tanda iris prolaps, COA dangkal, TIO menurun. Sembuh menjadi
lekoma adheren (lekoma disertai sinekhia anterior.
http://www.fkumyecase.net/wiki/index.php?page=presus+mata+
%22keratitis%22
PATHOGENESIS
PATOFISIOLOGI
MANIFESTASI KLINIS
Tukak kornea akan memberikan gejala mata merah sakit mata ringan hingga
berat, fotofobia, penglihatan menurun, dan kadang kotor.
Gejala yang dapat menyertai adalah terdapat penipisan kornea, lipatan
Descement, reaksi jaringan uvea ( akibat gangguan vaskularisasi iris), berupa
suar, hipopion, hifema dan sinekia posterior
Sumber : Ilmu Penyakit Mata, Sidarta Ilyas, FK UI, ed. 3.
PEMERIKSAAN
PENATALAKSANAAN
Bertujuan untuk menghalangi
hidupnya
bakteri
dengan
antibiotika
dan
mengurangi reaksi radang dengan steroid. Secara umum tukk diobati sebagai
berikut :
a. Tidak boleh dibebat, karena akn menaikkan suhu sehingga akan berfungsi
sebagai incubator
b. Secret yang terbentuk dibersihkan 4 kali satu hari
c. Diperhatikan kemungkinan terjadinya glaucoma sekunder
d. Debriment sangat membantu penyembuhan
e. Diberi antibiotika yang sesuai dengan kausa. Biasanya diberi local kecuali
keadaan berat.
Pengobatan dihentikan bila sudah terjadi epitelisasi dan mata terlihat tenang
kecuali
bila
penyebabnya
pseudomonas
yang
memerlukan
pengobatan
KOMPLIKASI
KERATOKONJUNCTIVITIS
Konjungtivi
tis
Keratiti
Iritis akut
s/ tukak
kornea
Glaucoma
akut
Sakit
kesat
sedang
Sedang-berat
Kotoran
Sering
Hanya
Hebat
dan
menyebar
-
purulen
reflex
epifora
Fotofobia
Kornea
ringan
Jernih, terang
hebat
presipitat
sedang
Edema
Iris
Penglihata
n
Secret
Fler
Pupil
Tekanan
N
N
<N
muddy
<N
Abu-abu, hijau
<N
+
N
N
-/+
<N
N
++
<N
<N> (pegel)
Vaskularis
asi
Injeksi
Pengobata
n
a.konjungtiva
post
konjungtiva
antibiotika
siliar
Pleksus siliar
>N
>N
+++
(sangat pegel)
Episklera
TANDA
KONJUNGTIVITIS
Fluoresein
+++/-
siliar
siliar
Episklera
Antibiotik Steroid+siklope Miotika
agik
diamox+bedah
siklopegik
bakteri
sensibilita Infeksi lokal
tonometri
Uji
s
Sumber : Ilmu Penyakit Mata, Sidarta Ilyas, FK UI, ed. 3.
IRIDOSIKLITIS
terutamaHebat
Sedang,
Sakit
Injeksi
Pupil
Reaksi cahaya
Visus
Timbul
Gejala sistemik
Pemeriksaan
TIO
sekret
mengenai
Konjungtiva
Normal
Normal
yang diurus N. V
Perikornea
Miosis, ireguler
Berkurang
Keruh di kornea oleh
keratik presipitat,
Baik
Perlahan
Tak ada
Ada kuman penyebab
Normal
GEJALA
1.
Injeksi silier
2.
Injeksi
3.
Kekeruhan
konjungtiva
4.
kelainan pupil
mata
danbulbus
Tidak/hanya sedikit
GLAKUKOMA
di
seluruh
okuli dan
Sedang, edema
tidak begituBuruk sekali
Perlahan
Tiba-tiba
buruk
Sedikit
Muntah
Negatif
Negatif
Normal, tinggi, turun Tinggi sekali
GLAUKOMA
UVEITIS
+
++
++
++
+++
Midriasis non-reaktifMiosis irregular
KERATITIS
+++
++
+/++
normal /miosis
5.
Kedalaman
Dangkal
6.
Tekanan
intraTinggi
BMD
7.ocular
Sekret
8.
Kelenjar pre-uri
kular
Normal
Rendah
-
N
Norm
-