S DENGAN NEFROBLASTOMA
Disusun oleh :
Anis Fuadiyah
116008
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang
dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “ Laporan
Kasus pada An. S dengan nefroblastoma di SMC Telogorejo Semarang” dengan baik, benar,
dan lancar. Laporan ini dibuat sebagai penugasan individu untuk memenuhi tugas pada stae
keperawatan dewasa (KD). Dalam menyusun laporan ini tentu tidak lepas dari dukungan dan
bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati
dan tulus ikhlas perkenankan peneliti menyampaikan ucapan terima kasih pada:
1. dr. Swanny Trikajanti Widyaatmadja, M.Kes., Ph.D, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
2. Ns. Ismonah, M.Kep., Sp.M.B selaku Pembantu Ketua 1 Bidang Akademik STIKES
Telogorejo Semarang .
3. Ns.Suci Amalia, M.Kep., selaku pembimbing yang selalu memberikan ilmu dan
4. Bapak dan Ibu dosen STIKES Telogorejo Semarang yang telah memberikan bekal ilmu
5. Kedua orang tua yang tercinta (Nurkhoyin dan Sugiyah), kakak (Wawan Ardiyanto), yang
telah memberi doa, motivasi, semangat, kasih sayang, serta materi sehingga penulis dapat
6. Sahabat saya Hesti Cahyaningtyas, Afani, Ririn Setyowati, Enggar Fitria, Hana Oktariani,
Diana Rizky yang selalu saling support dan selalu mendukung dalam menyelesaikan
7. Teman-teman STIKES Telogorejo Semarang angkatan 2016 yang selalu mendukung satu
laporan kasus ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini, dan nantinya akan bermanfaat bagi
semua pihak. Penulis mengucapkan terimakasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat, hidayat,
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Tujuan Penulisan.......................................................................
A. Definisi......................................................................................
B. Etiologi.................................................................................
C. Klasifikasi................................................................................
D. Patofisiologi............................................................................
E. Pathway..................................................................................
F. Manifestasi Klinis.....................................................................
G. Komplikasi................................................................................
A. Pengkajian................................................................................
C. Intervensi Keperawatan........................................................
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
A. Simpulan....................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah kanker pada ginjal dan banyak terjadi pada anak-
anak (kanak-kanak, batita/bawah lima tahun). Tumot ini merupakan tumor ganas yang
berasal dari embryonal ginjal. (Eko Prabowo & Andi Eka Pranata, 2014).
Angka kejadian dari Neoplasma pada ginjal tidak terlalu signifikan yaitu sekitar 2% darin
seluruh kematian yang disebabkan oleh kanker. Berbagai mekanisme timbulnya kanker
pada ginjal telah berkembang dan penyebab pastinya belum di ketahui secara pasti. Selain
itu, berbagai varian/ tipe dari kanker pada ginjal pun semakin banyak. (Eko Prabowo &
Jenis karsinoma renal yang paling sering dijumpai muncul dari epitelium renal dan
menyebabkan lebih dari 85% tumor ginjal. Tumor ini bermetastasis lebih dulu ke paru,
tulang, hati, otak, dan ginjal kontralateral. Seperempat pasien telah mengalami metastasis
Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di sebelah
kontalateral normal dilakukan pebedahan, ini kadang kala diawali dengan pemberian
Chemotherapy dengan atau tanpa radiasi. Lanjutkan dengan pemberian analgesia secara
sering untuk nyeri dan tukak pada otot. Serta mengingatkan pasien dan keluarga
1. Tujuan umum
dengan nefroblastoma.
2. Tujuan Khusus
nefroblastoma.
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Tumor wilms adalah tumor padat intraabdomen yang paling sering dijumpai pada anak.
Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal, biasanya muncul sebagai massa
asimtomatik di abdomen atas atau pinggang. Tumor sering ditemukan saat orang tua
memandikan atau mengenakan baju anaknya atau saat dokter melakukan pemeriksaan
Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat, terbentuk
dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun (Kamus
Kedokteran Dorland). Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah kanker pada ginjal dan
banyak terjadi pada anak-anak (kanak-kanak, batita/bawah lima tahun). Tumor ini
merupakan tumor ganas yang berasal dari embryonal ginjal. (Eko Prabowo & Andi Eka
Pranata, 2014).
B. Etiologi
Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor wilms
1. Deny-Drash Syndrome
Sindrom ini menyebabkan kerusakan ginjal sebelum umur 3 tahun dan sangat langka.
Didapati perkembangan genital yang abnormal. Anak dengan sindrom ini berada
dalam resiko tinggi terkena tipe kanker lain, selain Tumor Wilms.
Bayi lahir dengan berat badan yang lebih tinggi dari bayi normal, lidah yang besar,
pembesaran organ – organ. Tumor wilms berasal dari proliferasi patologik blastema
metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk
renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu.
Beberapa kasus disebabkan karena defek genetik yang diwariskan dari orang tua. Ada
dua gen yang ditemukan mengalami defek yaitu Wilms Tumor 1 atau Wilms Tumor 2.
Dan juga ditemukan kelainan mutasi di kromosom lain. Sekitar 1,5% penderita
mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang juga menderita Tumor wilms.
Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan yang berbeda dengan kasus
Tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor wilms diturunkan secara autosomal
dominan.
C. Klasifikasi
T : Tumor primer
T4 : Bilateral
N : Metastasis limfa
M : Metastasis jauh
Mo : Tidak ditemukan
D. Patofisiologi
Wilm’s tumor ini terjadi pada parenchyema renal, tumor tersebut tumbuh dengan cepat
dengan lokasi dapat unilateral atau bilateral, pertumbuhan tumor tersebut akan meluas
atau menyimpang luar renal. Mempunyai gambaran khas, berupa glomerolus dan tubulus
yang primitif atau abortif, dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubolus abortif
dikelilingi stroma sel kumparan, pertama tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,
tetapi kemudian diinvasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna
yang putih atau keabuabuan homogen, lunak dan encepaloid (menyerupai jaringan otak).
Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan dikatakan sebagai
suatu massa abdomen, akan teraba pada abdomenal saat dilakukan palpasi. Munculnya
tumor wilmm sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh dengan cepat setelah
lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan menyebar
ke organ lain, tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi nekrosis, cystic dan
pendarahan, terjadinya hipertensi biasanya terkait dengan iskemik pada renal. Metastase
tumor secara hematogen dan limfogen: paru, hati, otak dan bone marrow. ( Suriadi & Rita
Yulianni, 2010).
E. Pathway Kelainan genetika
Tumor Wilms
Kapsul ginjal
Disfungsi Ginjal
Gangguan glomerulus Gangguan Keseimbangan
Nausea
Hipovolemia
Defisit nutrisi
F. Manifestasi klinis
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut dan
hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus ginjal
sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus sistim pelveokalises.
Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala
lain yang bisa muncul adalah :
1. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-pembuluh
darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan
merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan renin
2. Anemia
3. Penurunan berat badan
4. Infeksi saluran kencing
5. Malaise
6. Anoreksia
7. Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya, seperti
aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi mental.
(Brunner & Suddarth, 2014).
G. Komplikasi
Menurut Eko Prabowo & Andi Eka Pranata (2014) komplikasi dari nefroblastoma antara
lain :
1. Metastase
2. Prognosis yang buruk
3. Komplikasi dari pembedahan
b) Natal
1. Tempat melahirkan
2. Lama dan jenis persalinan
3. Yang menolong persalinan
c) Post Natal
1. Kondisi Bayi
2. Keadaan anak setelah 28 hari
3. apakah ada penyakit
b. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan infiltrasi tumor (D.0078)
2) Hipovolemi berhubungan dengan kekurangan intake cairan ditandai dengan
merasa lemas, membran mukosa kering, HR meningkat (D.0023)
3) Ansietas b.d ancaman terhadap konsep diri ditandai dengan pasien tampak
gelisah, rewel,tampak tegang (D.0080)
4) Nausea b.d efek agen farmakologis ditandai dengan pasien mengeluh muaal,
muntah, tidak nafsu makan (D.0076)
c. Intervensi keperawatan
N
SDKI SLKI SIKI
o
1. Nyeri akut Luaran utama:
Intervensi Utama: Manajemen Nyeri (I.08238)
berhubungan Tingkat Nyeri
Tindakan
dengan infiltrasi (L.08066) O:
tumor (D.0078) Tujuan : - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Setelah dilakukan
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
tindakan keperawatan
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
1x30menit , tingkat meringkan nyeri
nyeri menurun dengan
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
KH: hidup
- Keluhan nyeri dari
T:
sedang 3 menjadi
- Berikan teknik non farmakologis (Hipnosis,
menurun akupresure, biofeedback, kompres hangat,
- Meringis dari
dingin )
sedang 3 menjadi
- Fasilitas istirahat dan tidur
menurun 5 E:
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Luaran pendukug : - Jelaskan strategi meredakan nyeri
kontrol nyeri K: Kolaborasi pemberian analgesik
2. Hipovolemi Luaran utama : Status Intervensi utama : Manajemen hipovolemia
berhubungan cairan (L.03028) (I.03116)
dengan kekurangan Setelah dilakukan
intake cairan tindakan keperawatan Tindakan :
ditandai dengan selama 1x 30 menit
merasa lemas, diharapkan status cairan Observasi
membran mukosa membaik dengan - Periksa tanda dan gejala hipovolemi
kering (D.0023) KH : ( ftrekuensi nadi meningkat, nadi teraba
- kekuatan nadi dari 2 lemah, TD menurun, turgor kulit
menjadi 5 menurun, membran mukosa kering,
- Turgor kulit dari 1 lemah)
menjadi 5 - Monitor intake dan output cairan
- Frekuensi nadi
dari 2 menjadi 5
- Terapeutik :
dari 2 menjadi 5
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan asupan cairan oral
Edukasi :
Kolaborasi :
Terapi intravena
3. Ansietas b.d Luaran utama : tingkat Intervensi utama : reduksi ansietas (09314)
ancaman terhadap ansietas (L.09093)
konsep diri ditandai Tindakan :
dengan pasien Setelah dilakukan tindakan
tampak gelisah, keperawatan selama 2x 24 O :
tegang, sering jam diharapkan tingkat
ansietas menurun dengan - identifikasi saat tingkat ansietas berubah
terbangun saat tidur - identifikasi kemampuan
(D.0080) KH :
- monitor tanda ansietas
- Verbalisasi T :
kebingungan
menurun dari 1 - Ciptakan suasana terapeutik untuk
menjadi 5 menumbuhkan kepercayaan
- Verbalisasi - temani pasien untuk mengurangi ansietas
khawatir akibat kondisi - dengarkan penuh perhatian
yang dihadapi menurun E :
dari 1 menjadi 5
- Perilaku gelisah - Informasikan secara faktual mengenai
dari 1 menjadi 4 diagnosis,pengobatan, dan prognosis,
- Perilaku tegang - latih kegiatan pengalihan untuk
dari 1 menjadi 4 mengurangi ketegangan
- latih relaksasi
K:
4. Nausea b.d efek Luaran utama: tingkat Intervensi utama : manajemen mual (I.03117)
agen farmakologis nausea (L08065) O:
ditandai dengan Setelah dilakukan - Identifikasi pengalaman mual
pasien mengeluh tindakan selama 3x24 - Identifikasi dampak mual terhadap
muaal, muntah, jam diharapkan tingkat kualitas hidup mis. Nafsu makan, tidur
tidak nafsu makan nausea menurun dengan - Identifikasi faktor penyebab mual
(D.0076) KH : - Monitor mual
- Nafsu makan daru T:
menurun 1 menjadi - Kendalikan faktor lingkungan penyebab
cukup meningkat 4 mual
- Keluhan mual dari - Kurangi atau hilangkan keadaan
meningkat 1 penyebab mual
menjadi cukup - Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
menurun 4 menarik
- Perasaan ingin E:
muntah dari 1 - Anjurkan istirahat yang cukup
menjadi 4 - Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengatasi mual mis. Biofeedback,
hipnosis, relaksasi, gterapi musik,
akupressur
K:
- Kolaborasi pemberian anti emetik jika
perlu
BAB III
Pada bab ini akan membahas tentang asuhan keperawatan pada An. S dengan nefroblastoma
A. Identitas pasien
Pasien bernama An. S berusia 7 tahun, pasien berjenis kelamin laki- laki, tinggal di
B. Riwayat Kesehatan
An.S (7 th) dibawa SMC Telogorejo Semarang oleh keluarganya pada hari senin 2
November 2020 pukul 20.55 dengan keluhan mual muntah sejak pukul 16.00 sudah
6x, disertai pusing, dan badan lemas. Anak tampak rewel, gelisah saat dilakukan
tindakan,tidak ada demam, batuk dan pilek. An. S mengalami nefroblastoma kurang
lebih sudah 1 tahun dan sudah menjalani kemoterapi yang 24 kali. Di UGD pasien
ondansetron 3mg, injeksi omeprazole ½ amp, dan pukul 22.30 mendapatkan injeksi
ondansetron 3mg. An. D tidak mempunyai riwayat alergi, hasil pemeriksaan tanda
ruang rawat inap dan mendapat terapi infus RL 20tpm, ondansetron 3x 2mg,
2x500mg.
Pengkajian dilakukan pada tanggal 9 november 2020 pukul 11.00 ditemukan data
pasien tampak lemas, mual mutah, turgor kulit tidak elastis dan mukosa bibir kering,
sehingga muncul masalah nausea b.d agen farmakologis. Data kedua pasien tampak
rewel, gelisah, mengatakan ingin pulang sehingga muncul masalah ansietas b.d
Pada masalah yang pertama yaitu nausea, pasien diberikan intervensi yaitu
identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup misal (nafsu makan, tidur),
penyebab mual, kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual, berikan makanan
dalam jumlah kecil dan menarik, Anjurkan istirahat yang cukup, njurkan makanan
tinggi karbohidrat dan rendah lemak, ajarkan teknik non farmakologis untuk
pasien menurun. Tindakan yang diberikan antara lain identifikasi saat tingkat ansietas
Perawat melakukan tindakan dengan memberikan makanan yang sedikit dan menarik,
serta mengurangi faktor penyebab mual dengan aroma terapi, juga kolaborasi dengan
dan dievaluasi. Respon pasien mengatakan mual berkurang, tetapi belum nafsu makan
perhatian penuuh pada pasien dan memberikan terapi bermain untuk mengurangi
ansietas pasien. Tidakan dilakukan selama 3 hari dan dievaluasi pada hari ke 3 bahwa
pasien sudah tidak merasa takut, pasien tampak tenang sehingga masalah ansietas
teratasi .
BAB IV
PEMBAHASAN
Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah kanker pada ginjal dan banyak terjadi pada anak-
anak (kanak-kanak, batita atau bawah lima tahun). Tumor ini merupakan tumor ganas
yang berasal dari embryonal ginjal (Eko Prabowo & Andi Eka Pranata, 2014). Masalah
yang ditemukan saat pengkajian pola nutrisi metabolik, pada An. S mengalami mual
muntah, sehingga menyebabkan tidak nafsu makan. Menurut Basuki (2011) anak yang
mengalami nefroblastoma sangat rentan untuk terjadinya infeksi karena depresi system
imun, selain itu pada pola nutrisi metabolik akan terganggu ditandai adanya anoreksia,
Pada pasien anak yang mengalami nefroblastoma juga akan mengalami gangguan pada
rewel, ingin pulang dan tampak tegang. Pada klien biasanya terjadi kecemasan yang
variatif. Hal ini selain di karenakan oleh terapi terkait (kemoterapi) maupun karena
Saat pengkajian keluarga pasien mengatakan pasien mual muntah dan badan lemas,
pasien tampak lemah, nadi 135x/menit, turgor kulit tidak elastis, mukosa bibir kering
sehingga muncul masalah keperawatan nausea. Nausea adalah perasaan tidak nyaman
pada bagian belakang tenggorokan atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah.
Penyebabnya bisa karena efek agen farmakologis. Pada pasien kanker yang menjalani
kemoterapi biasanya akan mengalami nausea, hal ini diakibatkan kandungan dari obat
Data ke dua pasien mengatakan takut, ingin pulang, dan tampak gelisah, pasien sering
dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan
untuk menghadapi ancaman. Penyebabnya antara lain karena ancaman konsep diri,
ancaman terhadap kematian, kekawatiran mengalami kegagalan dll. Tanda gejala dari
ansietas sendiri adalah pasien merasa bingung,merasa khawatir akibat kondisi yang
dihadapi, tampak gelisah, tampak tegang, dan sulit tidur, dan tampak pucat (SDKI, 2017).
Pada kasus tersebut terdapat masalah keperawatan yang belum muncul, menurut Brunner
& Suddarth (2014) masalah yang biasa terjadi pada pasien anak dengan nefroblastoma
yaitu nyeri pada abdomen, hipovolemia, dan masalah defisit nutrisi. Nyeri dikarenakan
karena tumor yang menembus kapsul ginjal. Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik
atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan
onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang
berlangsung lebih dari 3 bulan. Penyebabnya bisa karena infiltrasi tumor, kerusakan
Masalah hipovolemia bisa terjadi jika nausea tidak bisa diatasi, pada anak anak rentan
kegagalan mekanisme regulasi, kekurangan intake cairan, dan evaporasi. Tanda dan
gejalanya antara lain frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah
menurun, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urine menurun,
PENUTUP
A. Simpulan
Nefroblastoma yaitu tumor yang biasa terjadi pada anak balita atau dibawah usia 5 tahun.
pencetusnya yaitu karena kelainan genetika. Tumor ini merupakan tumor ganas yang
berasal dari embryonal ginjal. Masalah yang sering ditemukan pada pasien nefroblastoma
yaitu nyeri pada daerah abdomen. Anak anak rentan mengalami kecemasan dikarena
ancaman terhadap konsep dirinya terkait penyakit yang dialami. Pasien kanker yang
menjalani kemoterapi biasanya mengalami nausea dan vomiting, hal ini disebabkan
karena efek dari obat kemoterapi. Nausea jika tidak diatasi maka akan menimbulkan
masalah defisit cairan. Selain itu, pasien kanker juga dapat mengalami masalah psikis
Andi Eka Pranata, Eko Prabowo, S.Kep,M.Kes. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem
Perkemihan Edisi 1 Buku Ajar. Nuha Medika : Yogyakarta
Basuki B. Prunomo. (2011). Dasar-Dasar Urologi, Perpustakaan Nasional RI, Katalog Dalam
Terbitan (KTO) Jakarta.
Brunner & Suddarth, (2014). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2.
Jakarta EGC
Smeltzer & Bare (2013)..Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brrunner & Suddarth Edisi
8. Jakarta: EGC
Suriadi, Yuliani, Rita.2010. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta : CV. Sagung
Seto
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI