Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN KASUS PADA AN.

S DENGAN NEFROBLASTOMA

DI SMC TELOGOREJO SEMARANG

Disusun oleh :

Anis Fuadiyah

116008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

STIKES TELOGOREJO SEMARANG

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang

dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang berjudul “ Laporan

Kasus pada An. S dengan nefroblastoma di SMC Telogorejo Semarang” dengan baik, benar,

dan lancar. Laporan ini dibuat sebagai penugasan individu untuk memenuhi tugas pada stae

keperawatan dewasa (KD). Dalam menyusun laporan ini tentu tidak lepas dari dukungan dan

bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati

dan tulus ikhlas perkenankan peneliti menyampaikan ucapan terima kasih pada:

1. dr. Swanny Trikajanti Widyaatmadja, M.Kes., Ph.D, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Telogorejo Semarang

2. Ns. Ismonah, M.Kep., Sp.M.B selaku Pembantu Ketua 1 Bidang Akademik STIKES

Telogorejo Semarang .

3. Ns.Suci Amalia, M.Kep., selaku pembimbing yang selalu memberikan ilmu dan

masukan sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

4. Bapak dan Ibu dosen STIKES Telogorejo Semarang yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan yang sangat berharga kepada penulis.

5. Kedua orang tua yang tercinta (Nurkhoyin dan Sugiyah), kakak (Wawan Ardiyanto), yang

telah memberi doa, motivasi, semangat, kasih sayang, serta materi sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan dengan baik.

6. Sahabat saya Hesti Cahyaningtyas, Afani, Ririn Setyowati, Enggar Fitria, Hana Oktariani,

Diana Rizky yang selalu saling support dan selalu mendukung dalam menyelesaikan

laporan kasus ini.

7. Teman-teman STIKES Telogorejo Semarang angkatan 2016 yang selalu mendukung satu

sama lain, menjaga kekompakan dan kebersamaan kita.


Dengan kerendahan hati, peneliti menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan

laporan kasus ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini, dan nantinya akan bermanfaat bagi

semua pihak. Penulis mengucapkan terimakasih dan mohon maaf yang sebesar-besarnya

kepada semua pihak. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat, hidayat,

serta karunia-Nya kepada kita sekalian. Amin

Semarang, November 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................

KATA PENGANTAR......................................................................................

DAFTAR ISI.....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang..........................................................................

B. Tujuan Penulisan.......................................................................

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi......................................................................................

B. Etiologi.................................................................................

C. Klasifikasi................................................................................

D. Patofisiologi............................................................................

E. Pathway..................................................................................

F. Manifestasi Klinis.....................................................................

G. Komplikasi................................................................................

H. Konsep Asuhan Keperawatan....................................................

BAB III RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian................................................................................

B. Diagnosa Keperawatan .........................................................

C. Intervensi Keperawatan........................................................

D. Implementasi dan Evaluasi Keperawwatan..........................

BAB IV PEMBAHASAN

A. Masalah Keperawatan yang muncul.....................................


B. Masalah Keperawatan yang tidak muncul...........................

BAB V PENUTUP

A. Simpulan....................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah kanker pada ginjal dan banyak terjadi pada anak-

anak (kanak-kanak, batita/bawah lima tahun). Tumot ini merupakan tumor ganas yang

berasal dari embryonal ginjal. (Eko Prabowo & Andi Eka Pranata, 2014).

Angka kejadian dari Neoplasma pada ginjal tidak terlalu signifikan yaitu sekitar 2% darin

seluruh kematian yang disebabkan oleh kanker. Berbagai mekanisme timbulnya kanker

pada ginjal telah berkembang dan penyebab pastinya belum di ketahui secara pasti. Selain

itu, berbagai varian/ tipe dari kanker pada ginjal pun semakin banyak. (Eko Prabowo &

Andi Eka Pranata, 2014).

Jenis karsinoma renal yang paling sering dijumpai muncul dari epitelium renal dan

menyebabkan lebih dari 85% tumor ginjal. Tumor ini bermetastasis lebih dulu ke paru,

tulang, hati, otak, dan ginjal kontralateral. Seperempat pasien telah mengalami metastasis

penyakitnya pada saat diagnosis ditegakkan. ( Brunner & Suddarth, 2014).

Jika secara klinis tumor masih berada dalam stadium dini dan ginjal di sebelah

kontalateral normal dilakukan pebedahan, ini kadang kala diawali dengan pemberian

Chemotherapy dengan atau tanpa radiasi. Lanjutkan dengan pemberian analgesia secara

sering untuk nyeri dan tukak pada otot. Serta mengingatkan pasien dan keluarga

mengenai pentingnya perawatan tindak lanjut guna mendeteksi tanda-tanda metastasis.

(Brunner & Suddarth, 2014).


B. Tujuan

1. Tujuan umum

Dapat memberikan gambaran pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan pasien

dengan nefroblastoma.

2. Tujuan Khusus

a. Mampu menggambarkan pengkajian pada pasien dengan nefroblastoma.

b. Mampu menganalisis pasien dengan nefroblastoma.

c. Mampu menerangkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan nefroblastoma.

d. Mampu menganalisis rencana asuhan keperawatan pada pasien dengan

nefroblastoma.

e. Mampu menganalisis tindakan keperawatan pada pasien dengan nefroblastoma.

f. Mampu menganalisis evaluasi keperawatan pada pasien dengan nefroblastoma


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi

Tumor wilms adalah tumor padat intraabdomen yang paling sering dijumpai pada anak.

Tumor ini merupakan neoplasma embrional dari ginjal, biasanya muncul sebagai massa

asimtomatik di abdomen atas atau pinggang. Tumor sering ditemukan saat orang tua

memandikan atau mengenakan baju anaknya atau saat dokter melakukan pemeriksaan

fisik terhadap anak yang tampak sehat. (Basuki,2011)

Tumor wilms adalah tumor ginjal campuran ganas yang tumbuh dengan cepat, terbentuk

dari unsur embrional, biasanya mengenai anak-anak sebelum usia lima tahun (Kamus

Kedokteran Dorland). Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah kanker pada ginjal dan

banyak terjadi pada anak-anak (kanak-kanak, batita/bawah lima tahun). Tumor ini

merupakan tumor ganas yang berasal dari embryonal ginjal. (Eko Prabowo & Andi Eka

Pranata, 2014).

B. Etiologi

Penyebabnya tidak diketahui, tetapi diduga melibatkan faktor genetik. Tumor wilms

berhubungan dengan kelainan bawaan tertentu, seperti :

1. Deny-Drash Syndrome

Sindrom ini menyebabkan kerusakan ginjal sebelum umur 3 tahun dan sangat langka.

Didapati perkembangan genital yang abnormal. Anak dengan sindrom ini berada

dalam resiko tinggi terkena tipe kanker lain, selain Tumor Wilms.

2. Beckwith- Wiedemann Syndrome

Bayi lahir dengan berat badan yang lebih tinggi dari bayi normal, lidah yang besar,

pembesaran organ – organ. Tumor wilms berasal dari proliferasi patologik blastema
metanefron akibat tidak adanya stimulasi yang normal dari duktus metanefron untuk

menghasilkan tubuli dan glomeruli yang berdiferensiasi baik. Perkembangan blastema

renalis untuk membentuk struktur ginjal terjadi pada umur kehamilan 8-34 minggu.

Beberapa kasus disebabkan karena defek genetik yang diwariskan dari orang tua. Ada

dua gen yang ditemukan mengalami defek yaitu Wilms Tumor 1 atau Wilms Tumor 2.

Dan juga ditemukan kelainan mutasi di kromosom lain. Sekitar 1,5% penderita

mempunyai saudara atau anggota keluarga lain yang juga menderita Tumor wilms.

Hampir semua kasus unilateral tidak bersifat keturunan yang berbeda dengan kasus

Tumor bilateral. Sekitar 7-10% kasus Tumor wilms diturunkan secara autosomal

dominan.

C. Klasifikasi

1. Penyebaran tumor wilms menurut TNM sebagai berikut :

T : Tumor primer

T1 : Unilateral permukaan ( termasuk ginjal ) < 80 cm

T2 : Unilateral permukaan > 80 cm

T3 : Unilateral ruptur sebelum penanganan

T4 : Bilateral

N : Metastasis limfa

No : Tidak ditemukan metastasis

N1 : Ada metastasis limfa

M : Metastasis jauh

Mo : Tidak ditemukan

M+ : Ada metastasis jauh


2. The National Wilms Tumor Study (NWTS) membagi lima stadium tumor Wilms,
yaitu :
a. Stadium I : tumor terbatas di dalam jaringan ginjal tanpa menembus
kapsul. Tumor ini dapat direseksi dengan lengkap.
b. Stadium II : Tumor menembus kapsul dan meluas masuk ke dalam jaringan
ginjal dan sekitar ginjal yaitu jaringan perirenal, hilus renalis, vena renalis dan
kelenjar limfe para-aortal. Tumor masih dapat di reseksi dengan lengkap.
c. Stadium III : Tumor menyebar ke rongga abdomen (perkontinuitatum),
misalnya ke hepar, peritoneum, dll.
d. Stadium IV : Tumor menyebar secara hematogen ke rongga abdomen, paru-
paru, otak, tulang.

D. Patofisiologi

Wilm’s tumor ini terjadi pada parenchyema renal, tumor tersebut tumbuh dengan cepat

dengan lokasi dapat unilateral atau bilateral, pertumbuhan tumor tersebut akan meluas

atau menyimpang luar renal. Mempunyai gambaran khas, berupa glomerolus dan tubulus

yang primitif atau abortif, dengan ruangan bowman yang tidak nyata, dan tubolus abortif

dikelilingi stroma sel kumparan, pertama tama jaringan ginjal hanya mengalami distorsi,

tetapi kemudian diinvasi oleh sel tumor. Tumor ini pada sayatan memperlihatkan warna

yang putih atau keabuabuan homogen, lunak dan encepaloid (menyerupai jaringan otak).

Tumor tersebut akan menyebar atau meluas hingga ke abdomen dan dikatakan sebagai

suatu massa abdomen, akan teraba pada abdomenal saat dilakukan palpasi. Munculnya

tumor wilmm sejak dalam perkembangan embrio dan akan tumbuh dengan cepat setelah

lahir. Pertumbuhan tumor akan mengenai ginjal atau pembuluh vena renal dan menyebar

ke organ lain, tumor yang biasanya baik terbatas dan sering terjadi nekrosis, cystic dan

pendarahan, terjadinya hipertensi biasanya terkait dengan iskemik pada renal. Metastase
tumor secara hematogen dan limfogen: paru, hati, otak dan bone marrow. ( Suriadi & Rita

Yulianni, 2010).
E. Pathway Kelainan genetika

Poliferasi patolgik Blastema

Tubuli dan glomerulus tidak berdifusi

dengan baik pada kehamilan

Blastema renalis di janin

Tumor Wilms

Tumor belum menembus Tindakan operasi

Kapsul ginjal

Pre Operasi Post Operasi

Berdiferensiaisi Inkontuinitas jaringan

Kurang pegtahuaan (hospitalisasi)


Tumor menembus kapsul Ginjal Resiko Infeksi
Nyeri akut Ansietas
Perrineal, hilus, Vena renal

Disfungsi Ginjal
Gangguan glomerulus Gangguan Keseimbangan

Asam dan basa

Gangguan filtrasi Asidosis Metabolik

Hematuria Cairan banyak keluar Mual dan muntah

Nausea
Hipovolemia

Nafsu makan berkurang

Defisit nutrisi
F. Manifestasi klinis
Keluhan utama biasanya hanya benjolan perut, jarang dilaporkan adanya nyeri perut dan
hematuria, nyeri perut dapat timbul bila terjadi invasi tumor yang menembus ginjal
sedangkan hematuria terjadi karena invasi tumor yang menembus sistim pelveokalises.
Demam dapat terjadi sebagai reaksi anafilaksis tubuh terdapat protein tumor dan gejala
lain yang bisa muncul adalah :
1. Hipertensi diduga karena penekanan tumor atau hematom pada pembuluh-pembuluh
darah yang mensuplai darah ke ginjal, sehingga terjadi iskemi jaringan yang akan
merangsang pelepasan renin atau tumor sendiri mengeluarkan renin
2. Anemia
3. Penurunan berat badan
4. Infeksi saluran kencing
5. Malaise
6. Anoreksia
7. Tumor Wilms tidak jarang dijumpai bersama kelainan kongenital lainnya, seperti
aniridia, hemihiperttofi, anomali saluran kemih atau genitalia dan retardasi mental.
(Brunner & Suddarth, 2014).

G. Komplikasi
Menurut Eko Prabowo & Andi Eka Pranata (2014) komplikasi dari nefroblastoma antara

lain :

1. Metastase
2. Prognosis yang buruk
3. Komplikasi dari pembedahan

H. Konsep asuhan keperawatan


Pengkajian fokus
a. Pengkajian
1) Identitas Klien
2) Identitas Orang tua
3) Identitas Saudara Kandung
Klien anak ke berapa, jumlah saudara kandung.
4) Keluhan Utama
Adanya keluhan berupa kencing berwarna merah, oedema sekitar daerah mata/
seluruh tubuh (anasarka), anoreksia, mual, muntah dan diare.
5) Riwayat Sekarang
Penderita merasakan malaise, anoreksia, mual, muntah dan diare.
6) Riwayat Kesehatan Lalu
(Khusus Untuk anak usia 0-5 tahun)
a) Pre Natal Care
1. Mulai melakukan perawatan selama hamil
2. Keluhan ibu selama hamil
3. Kenaikan BB selama hamil
4. Imunisasi
5. Golongan darah Ibu dan Ayah

b) Natal
1. Tempat melahirkan
2. Lama dan jenis persalinan
3. Yang menolong persalinan

c) Post Natal
1. Kondisi Bayi
2. Keadaan anak setelah 28 hari
3. apakah ada penyakit

Untuk semua usia meliputi :

a) Penyakit yang pernah dialami


b) Apakah pernah mengalami kecelakaan atau keracunan
c) Proses operasi dan perawatan RS
d) Alergi( makanan, obat-obatan, zat/ substansi, tekstil)
e) Pengobatan dini.

7) Riwayat Kesehatan Keluarga


Apakah ada riwayat keluarga klien pernah mengidap kanker atau tumor sebelumnya.
8) Riwayat Imunisasi
Apakah klien pernah dilakukan imunisasi.

9) Riwayat Tumbuh Kembang


a) Pertumbuhan Fisik, meliputi :
1. Berat badan
2. Tinggi badan
3. Waktu tumbuh

b) Pertumbuhan Tiap Tahap


Usia anak saat ( Berguling, Duduk, Merangkak, Berdiri, Berjalan, Senyum kepada
orang lain, Bicara pertama kali, Berpakaian tanpa bantuan).

10) Riwayat Nutrisi


a) Pemberian ASI
Pertama kali disusui
Waktu dan cara pemberian
Lama pemberian
ASI di berikan sampai usia
b) Pemberian susu tambahan
c) Pemberian makanan
d) Pola perubahan Nutrisi tiap tahapan usia sampai nutrisi saat ini

11) Riwayat Hospitalisasi


Pemahaman keluarga tentang sakit dan rawat inap, pemahaman anak tentang
sakit dan rawat inap

12) Aktivitas sehari-hari


a) Pola Nutrisi dan Metabolik
Sangat rentan untuk terjadinya infeksi karena depresi system imun. Adanya
anoreksia, nausea, vomiting sehingga intake nutrisi tidak adekuat. Kaji adanya
uremia.
b) Pola Eliminasi
Gangguan pada eliminasi urine karena gangguan fungsi filtrasi dan reabsorbsi,
sehingga terjadi oliguria, anuria, proteinuria, dan hematuria.
c) Pola Istirahat dan tidur
Gangguan tidur karena adanya sesak napas dan pruritus (gatal) karena uremia.
d) Pola aktivitas dan Latihan
Terjadi malaise, kelemahan otot dan kehilangan tonus akibat hyperkalemia. Selain
itu, intoleransi aktivitas bisa terjadi karena adanya komplikasi oedema paru.
e) Pola Persepsi
Pada klien biasanya terjadi kecemasan yang variatif. Hal ini selain di karenakan
oleh terapi terkait (kemoterapi) maupun karena persepsi klien yang salah
mengenai prognosa.

13) Pemeriksaan Fisik


a) Keadaan umum klien : Malaise.
b) Tanda-tanda vital
c) Antropometri :
d) Panjang badan
e) Berat badan
f) Lingkar lengan atas
g) Lingkar kepala
h) Lingkar dada
i) Lingkar perut

14) Pemeriksaan Penunjang


a) Urinalisis
Untuk mengetahui kandungan sedimentasi dan partikel pada urine ( darah, gula,
protein, dan bakteri).
b) Darah lengkap
Merupakan pemeriksaan dasar untuk menentukan status hemodinamik dalam
darah. Klien dengan kanker mengalami hipermetabolisme, sehingga kadar Hb
biasanya lebih rendah dan jika terjadi infeksi maka kadar leukosit meningkat
(leukositosis).
c) IVP ( Intravena Pyelogram)
Dengan bantuan zat kontras maka akan dihasilkan gambaran kelainan anatomis
dan urinary tract pada hasil foto rontgen. Hal ini menunjukkan jaringan kanker.
d) Angiography
Dengan menggunakan zat kontras maka akan di hasilkan gambaran secara jelas
imaging dari kanker sampai pada vaskuler ginjal.
e) X-Ray Thoraks
Pemeriksaan ini untuk mengtahui metastase kanker ke paru-paru. Klien dengan
kanker ginjal sangat rentan untuk metastase ke paru-paru karena sirkulasi yang
bersifat sistemik.

b. Diagnosa keperawatan
1) Nyeri akut berhubungan dengan infiltrasi tumor (D.0078)
2) Hipovolemi berhubungan dengan kekurangan intake cairan ditandai dengan
merasa lemas, membran mukosa kering, HR meningkat (D.0023)
3) Ansietas b.d ancaman terhadap konsep diri ditandai dengan pasien tampak
gelisah, rewel,tampak tegang (D.0080)
4) Nausea b.d efek agen farmakologis ditandai dengan pasien mengeluh muaal,
muntah, tidak nafsu makan (D.0076)

c. Intervensi keperawatan

N
SDKI SLKI SIKI
o
1. Nyeri akut Luaran utama:
Intervensi Utama: Manajemen Nyeri (I.08238)
berhubungan Tingkat Nyeri
Tindakan
dengan infiltrasi (L.08066) O:
tumor (D.0078) Tujuan : - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Setelah dilakukan
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
tindakan keperawatan
- Identifikasi faktor yang memperberat dan
1x30menit , tingkat meringkan nyeri
nyeri menurun dengan
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas
KH: hidup
- Keluhan nyeri dari
T:
sedang 3 menjadi
- Berikan teknik non farmakologis (Hipnosis,
menurun akupresure, biofeedback, kompres hangat,
- Meringis dari
dingin )
sedang 3 menjadi
- Fasilitas istirahat dan tidur
menurun 5 E:
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
Luaran pendukug : - Jelaskan strategi meredakan nyeri
kontrol nyeri K: Kolaborasi pemberian analgesik
2. Hipovolemi Luaran utama : Status Intervensi utama : Manajemen hipovolemia
berhubungan cairan (L.03028) (I.03116)
dengan kekurangan Setelah dilakukan
intake cairan tindakan keperawatan Tindakan :
ditandai dengan selama 1x 30 menit
merasa lemas, diharapkan status cairan Observasi
membran mukosa membaik dengan - Periksa tanda dan gejala hipovolemi
kering (D.0023) KH : ( ftrekuensi nadi meningkat, nadi teraba
- kekuatan nadi dari 2 lemah, TD menurun, turgor kulit
menjadi 5 menurun, membran mukosa kering,
- Turgor kulit dari 1 lemah)
menjadi 5 - Monitor intake dan output cairan
- Frekuensi nadi
dari 2 menjadi 5
- Terapeutik :
dari 2 menjadi 5
- Hitung kebutuhan cairan
- Berikan asupan cairan oral

Edukasi :

- Anjurkan memperbanyak asupan cairan


oral
- Anjurkan menghindari perunahan posisi
mendadak

Kolaborasi :

- Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis


(mis. NaCl, RL)
- Kolaborasi pemberian produk darah
Intervensi pendukung :

Pemantauan tanda tanda vital

Terapi intravena

3. Ansietas b.d Luaran utama : tingkat Intervensi utama : reduksi ansietas (09314)
ancaman terhadap ansietas (L.09093)
konsep diri ditandai Tindakan :
dengan pasien Setelah dilakukan tindakan
tampak gelisah, keperawatan selama 2x 24 O :
tegang, sering jam diharapkan tingkat
ansietas menurun dengan - identifikasi saat tingkat ansietas berubah
terbangun saat tidur - identifikasi kemampuan
(D.0080) KH :
- monitor tanda ansietas
- Verbalisasi T :
kebingungan
menurun dari 1 - Ciptakan suasana terapeutik untuk
menjadi 5 menumbuhkan kepercayaan
- Verbalisasi - temani pasien untuk mengurangi ansietas
khawatir akibat kondisi - dengarkan penuh perhatian
yang dihadapi menurun E :
dari 1 menjadi 5
- Perilaku gelisah - Informasikan secara faktual mengenai
dari 1 menjadi 4 diagnosis,pengobatan, dan prognosis,
- Perilaku tegang - latih kegiatan pengalihan untuk
dari 1 menjadi 4 mengurangi ketegangan
- latih relaksasi
K:

- kolaborasi pemberian obat antiansietas

4. Nausea b.d efek Luaran utama: tingkat Intervensi utama : manajemen mual (I.03117)
agen farmakologis nausea (L08065) O:
ditandai dengan Setelah dilakukan - Identifikasi pengalaman mual
pasien mengeluh tindakan selama 3x24 - Identifikasi dampak mual terhadap
muaal, muntah, jam diharapkan tingkat kualitas hidup mis. Nafsu makan, tidur
tidak nafsu makan nausea menurun dengan - Identifikasi faktor penyebab mual
(D.0076) KH : - Monitor mual
- Nafsu makan daru T:
menurun 1 menjadi - Kendalikan faktor lingkungan penyebab
cukup meningkat 4 mual
- Keluhan mual dari - Kurangi atau hilangkan keadaan
meningkat 1 penyebab mual
menjadi cukup - Berikan makanan dalam jumlah kecil dan
menurun 4 menarik
- Perasaan ingin E:
muntah dari 1 - Anjurkan istirahat yang cukup
menjadi 4 - Anjurkan makanan tinggi karbohidrat dan
rendah lemak
- Ajarkan teknik non farmakologis untuk
mengatasi mual mis. Biofeedback,
hipnosis, relaksasi, gterapi musik,
akupressur
K:
- Kolaborasi pemberian anti emetik jika
perlu
BAB III

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

Pada bab ini akan membahas tentang asuhan keperawatan pada An. S dengan nefroblastoma

dari tanggal 9 November 2020 hingga tanggal 11 November 2020.

A. Identitas pasien

Pasien bernama An. S berusia 7 tahun, pasien berjenis kelamin laki- laki, tinggal di

Semarang dan di diagnosa medis nefroblastoma.

B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan utama : keluarga pasien mengatakan anaknya mual muntah

2. Riwayat penyakit sekarang :

An.S (7 th) dibawa SMC Telogorejo Semarang oleh keluarganya pada hari senin 2

November 2020 pukul 20.55 dengan keluhan mual muntah sejak pukul 16.00 sudah

6x, disertai pusing, dan badan lemas. Anak tampak rewel, gelisah saat dilakukan

tindakan,tidak ada demam, batuk dan pilek. An. S mengalami nefroblastoma kurang

lebih sudah 1 tahun dan sudah menjalani kemoterapi yang 24 kali. Di UGD pasien

mendapatkan terapi infus RL 120ml/jam selama 2 jam selanjutnya 20tpm, injeksi

ondansetron 3mg, injeksi omeprazole ½ amp, dan pukul 22.30 mendapatkan injeksi

ondansetron 3mg. An. D tidak mempunyai riwayat alergi, hasil pemeriksaan tanda

vital S : 36ºC, N : 140x/mnt, RR : 20x/mnt, SpO2 98%. Kemudian pasien dipindah ke

ruang rawat inap dan mendapat terapi infus RL 20tpm, ondansetron 3x 2mg,

paracetamol 3x 300mg, furamin 2x 1 amp, omeprazole 2x20mg dan ceftriaxone

2x500mg.

Pengkajian dilakukan pada tanggal 9 november 2020 pukul 11.00 ditemukan data

pasien tampak lemas, mual mutah, turgor kulit tidak elastis dan mukosa bibir kering,
sehingga muncul masalah nausea b.d agen farmakologis. Data kedua pasien tampak

rewel, gelisah, mengatakan ingin pulang sehingga muncul masalah ansietas b.d

ancaman terhadap konsep diri.

Pada masalah yang pertama yaitu nausea, pasien diberikan intervensi yaitu

manajemen mual dengan tindakan keperawatan identifikasi pengalaman mual,

identifikasi dampak mual terhadap kualitas hidup misal (nafsu makan, tidur),

identifikasi faktor penyebab mual, monitor mual, kendalikan faktor lingkungan

penyebab mual, kurangi atau hilangkan keadaan penyebab mual, berikan makanan

dalam jumlah kecil dan menarik, Anjurkan istirahat yang cukup, njurkan makanan

tinggi karbohidrat dan rendah lemak, ajarkan teknik non farmakologis untuk

mengatasi mual misal (Biofeedback, hipnosis, relaksasi, gterapi musik, akupressur)

dan olaborasi pemberian anti emetik jika perlu.

Masalah ansietas diberikan intervensi reduksi ansietas, diharapkan tingkat ansietas

pasien menurun. Tindakan yang diberikan antara lain identifikasi saat tingkat ansietas

berubah, monitor tanda ansietas, ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan

kepercayaan, temani pasien untuk mengurangi ansietas, dengarkan penuh perhatian,

informasikan secara faktual mengenai diagnosis,pengobatan, dan prognosis, latih

kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan, latih relaksasi dan kolaborasi

pemberian obat antiansietas.

Perawat melakukan tindakan dengan memberikan makanan yang sedikit dan menarik,

serta mengurangi faktor penyebab mual dengan aroma terapi, juga kolaborasi dengan

dokter pemberian antiemetik untuk mengurangi mual pasien,dilakukan selama 3 hari,

dan dievaluasi. Respon pasien mengatakan mual berkurang, tetapi belum nafsu makan

sehingga masalah nausea sebagian teratasi.


Masalah keperawatan kedua yaitu ansietas dilakukan tindakan yaitu memberikan

perhatian penuuh pada pasien dan memberikan terapi bermain untuk mengurangi

ansietas pasien. Tidakan dilakukan selama 3 hari dan dievaluasi pada hari ke 3 bahwa

pasien sudah tidak merasa takut, pasien tampak tenang sehingga masalah ansietas

teratasi .
BAB IV

PEMBAHASAN

Tumor Wilms (Nefroblastoma) adalah kanker pada ginjal dan banyak terjadi pada anak-

anak (kanak-kanak, batita atau bawah lima tahun). Tumor ini merupakan tumor ganas

yang berasal dari embryonal ginjal (Eko Prabowo & Andi Eka Pranata, 2014). Masalah

yang ditemukan saat pengkajian pola nutrisi metabolik, pada An. S mengalami mual

muntah, sehingga menyebabkan tidak nafsu makan. Menurut Basuki (2011) anak yang

mengalami nefroblastoma sangat rentan untuk terjadinya infeksi karena depresi system

imun, selain itu pada pola nutrisi metabolik akan terganggu ditandai adanya anoreksia,

nausea, vomiting sehingga intake nutrisi tidak adekuat.

Pada pasien anak yang mengalami nefroblastoma juga akan mengalami gangguan pada

mekanisme kopingnya, biasanya karena hospitalisasi, saat dilakukan pengkajian An. S

rewel, ingin pulang dan tampak tegang. Pada klien biasanya terjadi kecemasan yang

variatif. Hal ini selain di karenakan oleh terapi terkait (kemoterapi) maupun karena

persepsi klien yang salah mengenai prognosa (Basuki, 2011).

Saat pengkajian keluarga pasien mengatakan pasien mual muntah dan badan lemas,

pasien tampak lemah, nadi 135x/menit, turgor kulit tidak elastis, mukosa bibir kering

sehingga muncul masalah keperawatan nausea. Nausea adalah perasaan tidak nyaman

pada bagian belakang tenggorokan atau lambung yang dapat mengakibatkan muntah.

Penyebabnya bisa karena efek agen farmakologis. Pada pasien kanker yang menjalani

kemoterapi biasanya akan mengalami nausea, hal ini diakibatkan kandungan dari obat

obat kemoterapi. (SDKI,2017).

Data ke dua pasien mengatakan takut, ingin pulang, dan tampak gelisah, pasien sering

rewel dan tampak tegang,sehingga muncul masalah keperawatan ansietas. Ansietas


adalah kondisi emosi dan pengalaman subjektif individu terhadap objek yang tidak jelas

dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan

untuk menghadapi ancaman. Penyebabnya antara lain karena ancaman konsep diri,

ancaman terhadap kematian, kekawatiran mengalami kegagalan dll. Tanda gejala dari

ansietas sendiri adalah pasien merasa bingung,merasa khawatir akibat kondisi yang

dihadapi, tampak gelisah, tampak tegang, dan sulit tidur, dan tampak pucat (SDKI, 2017).

Pada kasus tersebut terdapat masalah keperawatan yang belum muncul, menurut Brunner

& Suddarth (2014) masalah yang biasa terjadi pada pasien anak dengan nefroblastoma

yaitu nyeri pada abdomen, hipovolemia, dan masalah defisit nutrisi. Nyeri dikarenakan

karena tumor yang menembus kapsul ginjal. Nyeri kronis adalah pengalaman sensorik

atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan

onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang

berlangsung lebih dari 3 bulan. Penyebabnya bisa karena infiltrasi tumor, kerusakan

sistem saraf dll.(SDKI,2017).

Masalah hipovolemia bisa terjadi jika nausea tidak bisa diatasi, pada anak anak rentan

terjadi hipovolemia (Basuki, 2011). Hipovolemia adalah penurunan volume cairan

intravaskuler,intersisial, dan intraselular yang disebabkan karena kehilangan cairan aktif,

kegagalan mekanisme regulasi, kekurangan intake cairan, dan evaporasi. Tanda dan

gejalanya antara lain frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, tekanan darah

menurun, turgor kulit menurun, membran mukosa kering, volume urine menurun,

hematokrit meningkat (SDKI,2017).


BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Nefroblastoma yaitu tumor yang biasa terjadi pada anak balita atau dibawah usia 5 tahun.

Penyebabnya belum diketahui secara pasti, menurut beberapa penelitian faktor

pencetusnya yaitu karena kelainan genetika. Tumor ini merupakan tumor ganas yang

berasal dari embryonal ginjal. Masalah yang sering ditemukan pada pasien nefroblastoma

yaitu nyeri pada daerah abdomen. Anak anak rentan mengalami kecemasan dikarena

ancaman terhadap konsep dirinya terkait penyakit yang dialami. Pasien kanker yang

menjalani kemoterapi biasanya mengalami nausea dan vomiting, hal ini disebabkan

karena efek dari obat kemoterapi. Nausea jika tidak diatasi maka akan menimbulkan

masalah defisit cairan. Selain itu, pasien kanker juga dapat mengalami masalah psikis

dikarenakan kondisi yang dialaminya.


DAFTAR PUSTAKA

Andi Eka Pranata, Eko Prabowo, S.Kep,M.Kes. (2014). Asuhan Keperawatan Sistem
Perkemihan Edisi 1 Buku Ajar. Nuha Medika : Yogyakarta
Basuki B. Prunomo. (2011). Dasar-Dasar Urologi, Perpustakaan Nasional RI, Katalog Dalam
Terbitan (KTO) Jakarta.
Brunner & Suddarth, (2014). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 volume 2.
Jakarta EGC

Dorland, W A. Newman. Kamus Kedokteran Dorland ed 29. Jakarta : EGC. 2000

Smeltzer & Bare (2013)..Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brrunner & Suddarth Edisi
8. Jakarta: EGC

Suriadi, Yuliani, Rita.2010. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta : CV. Sagung
Seto

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standart Diagnosa Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standart Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai