Disusun oleh :
Anis Fuadiyah
116008
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-
Nya yang dilimpahkan, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan kasus yang
berjudul “ Laporan Kasus pada Ny. S dengan Gangguan Cairan Elektrolit di Ruamg
Anggrek 1 RSUK Kalideres” dengan baik, benar, dan lancar. Laporan ini dibuat
sebagai penugasan individu untuk memenuhi tugas pada stase ketrampilan dasar
dalam keperawatan (KDDK). Dalam menyusun laporan ini tentu tidak lepas dari
dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan ini dengan
segala kerendahan hati dan tulus ikhlas perkenankan peneliti menyampaikan ucapan
4. Ns.Suci Amalia, M.Kep., selaku Wali Kelas Prodi Ners angkatan 2020.
5. Bapak dan Ibu dosen STIKES Telogorejo Semarang yang telah memberikan
6. Kedua orang tua yang tercinta (Nurkhoyin dan Sugiyah), kakak (Wawan
Ardiyanto), yang telah memberi doa, motivasi, semangat, kasih sayang, serta
7. Sahabat saya Hesti Cahyaningtyas, Afani, Ririn Setyowati, Enggar Fitria, Hana
Oktariani, Diana Rizky yang selalu saling support dan selalu mendukung dalam
penyusunan laporan kasus ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun demi kesempurnaan penulisan laporan ini, dan nantinya
akan bermanfaat bagi semua pihak. Penulis mengucapkan terimakasih dan mohon
maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
selalu melimpahkan rahmat, hidayat, serta karunia-Nya kepada kita sekalian. Amin
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI.....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................
B. Rumusan Masalah.....................................................................
C. Tujuan Penulisan.......................................................................
A. Definisi......................................................................................
B. Etiologi.................................................................................
C. Klasifikasi................................................................................
D. Patofisiologi............................................................................
E. Pathway..................................................................................
F. Manifestasi Klinis.....................................................................
G. Komplikasi................................................................................
H. Penatalaksanaan........................................................................
A. Pengkajian................................................................................
C. Intervensi Keperawatan........................................................
BAB V PENUTUP
A. Simpulan....................................................
B. Saran.........................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh, hampir 90% dari
total berat badan. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari tubuh.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (pelarut) dan zat tertentu (zat
listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Didalam tubuh manusia,
(Ambarwati, 2014).
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak
cair/setengah padat, dan disertai dengan frekuensi yang meningkat (lebih dari 3x
sehari). Diare terbagi menjadi dua berdasarkan mula dan lamanya, yaitu diare
akut dan diare konis (Wahyuningsih, 2013). Gangguan cairan dan elektrolit
sangat umum terjadi pada pasien diare, pada pasien diare dapat terjadi gangguan
kebutuhan cairan dan elektrolit atau hipovolemia dikarenakan cairan yang keluar
saat defekasi, oleh karena itu penulis akan membahas tentang kebutuhan cairan
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan Khusus
TINJAUAN TEORI
interstisial. (Anas,2009).
fisiologis tubuh, sebab cairan tubuh kita terdiri atas air yang mengadung
partikel-partikel bahan organic dan anorganik yang vital untuk hidup. Elektrolit
positif (kation) dan bermuatan negative (anion). Elektrolit sangat penting pada
B. Etiologi
1. Usia
metabolik, serta berat badan. Bayi dan anak di masa pertunbuhan memiliki
proporsi cairan tubuh yang lebih besar dibandingkan orang dewasa, jumlah
cairan yang diperlukan dan jumlah cairan yang hilang juga lebih besar
dibandingkan orang dewasa. Besarnya kebutuhan cairan pada bayi dan anak-
anak juga dipengaruhi oleh laju metabolik yang tinggi serta kondisi ginjal
cairan dapat terjadi akibat pengeluaran cairan yang besar dari kulit dan
2. Aktivitas
3. Iklim
cairan sebanyak 700 ml per jam saat berada ditempat yang panas, sedangkan
orang yang tidak biasa berada di lingkungan panas dapat kehilangan cairan
Diet seseorang berpengaruh juga terhadap asupan cairan dan elektrolit. Jika
dengan terlebih dahulu memecah simpanan lemak dan glikogen. Kondisi ini
5. Stress
Kondisi stress berpengaruh pada kebutuhan cairan dan elektrolit tubuh. Saat
6. Tindakan Medis
7. Pengobatan
kortikostreroid dapat pula menyebabkan retensi natrium dan air dalam tubuh.
8. Pembedahan
9. Penyakit
Kehilangan cairan dapat terjadi karena beberapa penyakit antara lain diare,
Sedangkan penyebab dari diare menurut Tarwoto & Wartonah (2010) ada
1. Faktor infeksi
sebagai berikut:
rotavirus, dll.
albicans )
2. Faktor malabsorbsi
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor makanan
1. Ketidakseimbangan cairan
Defisit volume cairan terjadi ketika tubuh kehilangan cairan dan elektrolit
3. Dehidrasi
5. Edema
Pada kasus kelebihan cairan, jumlah cairan dan natrium yang berlebihan
cairan keluar dari sel sehingga menimbulkan penumpukan cairan dalm ruang
interstitial (edema).
dan sodium ditahan oleh sel maka terjadi gangguan (perubahan) pH plasma.
Sedangkan hiperkalemia yaitu kelebihan kadar potasium pada cairan
ektraselular, hal ini jarang terjadi, kalaupun ada hal ini sangat membahayakan
menyebabkan seranganjantung.
Hipokloremia yaitu penurunan kadar ion klorida dalam serum, kondisi ini
danmasalah ginjal.
yaitu peningkatan kadar ion fosfat dalam serum, kondisi ini dapat muncul
pada kasus gagal ginjal atau saat kadar hormon paratiroid menurun. (Kozier,
D. Patofisiologi
mikroorganisme pathogen ini menyebabkan infeksi pada sel – sel, atau melekat
pada dinding usus pada gastroenteritis akut. Penularan gastroentritis bisa melaui
yang tidak dapat diserapakan menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus
meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit kedalam roggausus, isi
gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan
asam basa (asisdosis) metabolic dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang,
dkk, 2010)
E. Pathway
Diare
T-G :
Iritasi kulit Aborsbi berlebihan
Tampak meringis
Gelisah T-G :
Nadi meningkat, Kerusakan
TD meninngkat T-G : membran
jaringan/lapisan
kulit,Nyeri,Perdar mukosa
Sulit tidur ahan,kemerahan, kering,turgorkulit
hematoma menurun,nadi teraba
lemah,nadi
meningkat,merasa
D :Nyeri akut
D : Gangguan lemah,haus
(D.0077)
integritas D : hipovolemi
kulit/jaringan (D.0192 (D.0023)
D : Risiko syok
(D.0093)
F. Manifestasi Klinis
Tanda gejala gngguan penurunan volume cairan menurut SDKI (2017) antara
lain :
Objektif :
g. Hematokrit meningkat
Subjektif :
a. Merasa lemah
b. Mengeluh haus
Objektif :
Menurut Maryunani (2010) sebagai akibat dari diare akan terjadi beberapa hal
sebagai berikut
2. Renjatan hipovolemik
4. Hipoglikemia
6. Syok hipovolemik
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medis
2. Penatalaksanaan keperawatan
c. Edukasi
1. Pengkajian fokus
a. Riwayat keperawatan
elektrolit
status cairan
pengobatan
b. Pemeriksaan klinik
1) Berat badan
keseimbangan cairan.
a) ± 2% : Ringan
b) ± 5% : Sedang
c) ± 10% : Berat
sama.
2) Keadaan Umum
c) Muntah
d) Tube drainase
e) IWL
200cc.
c. Pemeriksaan Fisik
4) Analisa gas darah : biasanya yang biasa diperiksa adalah pH, PO,
2010)
e. Aspek psikologis
Pada aspek psikologis ini , perlu dikaji adanya masalah- masalah perilaku
elektrolit.
f. Aspek sosiokultural
Pada aspek ini perlu adanya faktor sosial, budaya, finansial, atau
g. Aspek spiritual
Perlu dikaji apakah klien mempunyai keyakina , nilai nilai yag dapat
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan
N
SDKI SLKI SIKI
o
1 Nyeri akut Luaran utama: Intervensi Utama: Manajemen Nyeri
. berhubungan dengan Tingkat Nyeri (I.08238)
agen cidera biologis (L.08066) Tindakan
(D.0077) Tujuan : O:
Setelah dilakukan - Identifikasi lokasi, karakteristik,
tindakan keperawatan durasi, frekuensi, kualitas,
1x30menit , tingkat intensitas nyeri
nyeri menurun dengan - Identifikasi faktor yang
KH: memperberat dan meringkan
- Keluhan nyeri dari nyeri
sedang 3 menjadi - Identifikasi pengaruh nyeri pada
menurun kualitas hidup
- Meringis dari T:
sedang 3 menjadi - Berikan teknik non farmakologis
menurun 5 (Hipnosis, akupresure,
biofeedback, kompres hangat,
Luaran pendukug : dingin )
kontrol nyeri - Fasilitas istirahat dan tidur
E:
- Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
- Jelaskan strategi meredakan
nyeri
K: Kolaborasi pemberian analgesik
Kolaborasi :
-Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis
(mis. NaCl, RL)
-Kolaborasi pemberian produk darah
Intervensi pendukung :
-Pemantauan tanda tanda vital
-Terapi intravena
3 Risiko syok (D.0039) Luaran utama: tingkat Utama : pencegahan syok (I.02068)
. syok (L.030320 Tindakan
Tujuan O:
Setelah dilakukan -monitor status kardio pulmonal
tindakan keperawatan -monitor status cairan
selama 1x30 menit T:
diharapkan tinngkat -pasang jalur IV
syok menurun dengan -pasang kateter urine untuk menilai
KH : produksi urine
- Kekuatan nadi dari E:
menurun 1 menjadi -jelaskan penyebab faktor resiko
meningkat 5 -jelaskan tanda gejala awal syok
- Frekuensi nadi -anjurkan memperbanyak asupan cairan
dari memburuk 1 oral
menjadi membaik 5 K:
- Tekanan darah -kolaborasi pemberian IV
sistol dari memburuk 1
menjadi membaik 5 Pendukung : Edukasi dehidrasi (I.12367)
- Tekanan darah
diastol dari memburuk
1 menjadi membaik 5
Tambahan : status
cairan ( L.03028)
-Turgor kulit dari merurun
1 menjadi cukup
meningkat 5
BAB III
Pada bab ini akan membahas tentang asuhan keperawatan pada Ny. S dengan
gangguan cairan elektrolit pada tanggal 25 April 2017 sampai tanggal 27 April 2017.
A. Identitas Pasien
B. Riwayat Kesehatan
Pasien mengatakan sudah diare ± 2 hari yang lalu sejak tanggal 25 April
pasien lemah TD : 110/70 mmHg, N: 84x/ menit, RR: 20x/ menit, Suhu: 38 º
C,mukosa bibir kering, dan turgor kulit tiak elastis. Tidak ada nyeri tekan
dan hipertermi. Pasien dipantau input dan output serta dianjurkan untuk
minum sedikit tapi sering, selain itu perawat menganjurkan untuk kompres
dan memakai baju yang tipis agar suhu badan pasien turun atau normal.
Perawat berkolabosasi degan dokter untuk pemberian obat agar masalah diare
dapat teratasi. Dari implementasi yang diakukan dari tanggal 25 April 2017,
Pada tanggal 27 April 2017 masalah hipovolemi dan hipertermi sudah dapat
teratasi
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada bab IV penulis akan membahas tentang kesenjangan kasus dengan teori, pada
1. Pengkajian
Saat dilakukan pengkajian ada beberapa masalah yang terkaji yaitu pada
keluhan utama pasien mengatakan diare sudah 2 hari. Saat dikaji lebih lanjut
pasien mengatakan BAB encer dengan frekuensi 6-7x/hari, cair tidak ada
ampas.
lebih lunak atau lebih cair dari biasanya dan terjadi paling sedikit 3 kali dalam
24 jam disertai dengan perubahan konsisten tinja (menjadi cair) dengan atau
2. Diagnosa Keperawatan
Pada kasus tersebut muncul dua diagnosa keperawatan yaitu defisit cairan dan
hari,feses berbau dan , berwarna khas feses, cair tidak ada ampas sebelumnya
evaporasi. Tanda dan gejalanya antara lain frekuensi nadi meningkat, nadi
hipertermia adalah suhu tubuh diatas nilai normal, kulit merah, kejang,
1. Risiko syok
Dalam kasus tersebut pasien tidak mengalami nyeri perut, pada bebesaba
abdomen.
berlangsung kurang dari 3 bulan. Penyebab dari nyeri akut antara lain agen
(SDKI,2017)
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
cairan elektrolit tidak terpenuhi maka akan terjadi gangguan cairan dan elektrolit
dalam tubuh. Pada pasien diare sangat umum terjadi gangguan cairan elektrolit,
hal ini terjadi karena pasien mengalami kehilangan cairan aktif yang keluar
melalui feses.
Diare merupakan dimana seseorang BAB lebih dari 3x sehari dan biasanya cair,
berlendir atau bisa disertai darah. Diare terjadi akibat beberaba faktor yaitu
faktor malabsorbsi, faktor makanan dan infeksi. Dari ketiga faktor tersebut akan
akibatnya frekuensi BAB seseorang biasanyaa lebih dari 3x sehari dan cair.
Salah satu intervensi utama yang dapat dilakukan pada pasien diare adalah
rehidrasi. Rehidrasi ini bertujuan untuk mengganti cairan pasien yang keluar,
bersifat isotonik. Cairan isotonik dapat mencegah dehidrasi pada pasien diare
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2. Jakarta EGC
Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan
Edisi 4. Salemba Medika: Jakarta.