Anda di halaman 1dari 12

KEBUTUHAN FISIK

CAIRAN DAN ELEKTROLIT

Dibuat Untuk : Memenuhi Tugas Mata Kuliah KDPK

Disusun Oleh :

Nama : 1. Astrid Septia Maharani (30422006)


2. Dinda Maharani (30422015)
3. Fitri Yanti (30422022)
4. Indah Junita (30422058)
5. Nisa Dwi Alvina (30422035)

Dosen Mata Kuliah :


Rani Purwani, M. Keb.

STIKES ABDURAHMAN PALEMBANG


TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami mengharapkan makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang “Kebutuhan Fisik Cairan Dan Elektrolit”.
Dalam menyusun makalah ini kami banyak memperoleh bantuan serta
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan
terima kasih kepada dosen pembimbing dan kepada teman-teman yang telah
memberikan dukungan untuk menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan untuk kesempurnaan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat untuk semua pihak.

Palembang, September 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................


DAFTAR ISI .............................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................
A. Latar Belakang .....................................................................................
B. Rumusan Masalah ................................................................................
C. Tujuan..................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ...........................................................................


A. Pengertian Cairan Dan Elektrolit ....................................................
B. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit ...............................................
C. Prinsip Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit .....................

BAB III PENUTUP ...................................................................................


A. Kesimpulan ....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut (Price, 2006).
Kemudian elektrolit itu sendiri adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-
partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Price, Silvia,
2006). Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan
salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal
dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini yaitu,
sebagai berikut:
1. Apa Pengertian Cairan Dan Elektrolit?
2. Bagaimana Keseimbangan Cairan dan Elektrolit?
3. Bagaimana Prinsip Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit?

C. Tujuan
Adapun tujuan permasalahan dari makalah ini yaitu, sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui dan memahami Pengertian Cairan Dan Elektrolit.
2. Untuk mengetahui dan memahami Keseimbangan Cairan dan Elektrolit.
3. Untuk mengetahui dan memahami Prinsip Pemenuhan Kebutuhan Cairan
Dan Elektrolit.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Cairan Dan Elektrolit


Cairan tubuh adalah cairan yang terdiri dari air dan zat terlarut (Price, 2006).
Kemudian elektrolit itu sendiri adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-
partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan (Price, Silvia,
2006). Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh
tetap sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan
salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan
berbagai cairan tubuh. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan di distribusi ke seluruh bagian
tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal
dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu
terganggu maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

B. Keseimbangan Cairan dan Elektrolit


Tubuh harus mampu memelihara konsentrasi semua elektrolit yang sesuai
didalam cairan tubuh, sehingga tercapai keseimbangan cairan dan elektrolit.
Pengaturan ini penting bagi kehidupan sel karena sel harus secara terus menerus
berada didalam cairan dengan komposisi yang benar, baik cairan didalam maupun
diluar sel.
1. Daya tarik elektrolit terhadap air
Tubuh menggunakan elektrolit untuk mengatur keseimbangan cairan tubuh.
Sel-sel tubuh memilih elektrolit untuk ditempatkan diluar terutama natrium
dan klorida dan didalam sel terutama kalium, magnesium,fosfat, dan sulfat.
2. Air mengikuti elektrolit
Air akan bergerak ke arah larutan elektrolit yang berkonsentrasi lebih tinggi.
Hal ini dilakukan melalui membran sel semipermeable yaitu yang bersifat
permeable untuk air tetapi tidak permeable untuk elektrolit.
3. Pengaturan keseimbangan cairan dan elektrolit oleh protein
Membran sel mengandung alat transport berupa protein yang mengatur
penyeberangan ion positif dan bahan lain melalui membran sel tersebut.
4. Pemeliharaan keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit
Tubuh mempunyai suatu mekanisme yang mengatur agar konsentrasi semua
mineral berada dalam batas-batas normal. Pengaturan ini terutama
dilakukan oleh saluran cerna dan ginjal.

C. Prinsip Pemenuhan Kebutuhan Cairan Dan Elektrolit


1. Keterampilan Dasar Praktek Klinik
1) Dasar teori
Pemberian obat melalui jaringan tubuh (parenteral) adalah memasukkan
obat tertentu kedalam jaringan tubuh dengan menggunakan semprit dan jarum
steril. Salah satu cara memberikan obat melalui jaringan tubuh (parenteral) adalah
memberikan infus.
Pengertian memberikan infus adalah memasukkan cairan (cairan obat atau
makanan) dalam jumlah yang banyak dan waktu yang lama ke dalam vena dengan
menggunakan perangkat infus (infus sel) secara bertetes.
Pemberian infus ini diberikan pada klien dengan dehidrasi, syok, intoksikasi
berat, pra dan pasca bedah tertentu, sebelum transfuse darah dank lien yang
memerlukan pengobatan tertentu.
2) Posisi pemasangan infus :
a. Permukaan dorsal tangan : Vena sevalika, V. Superfisial dorsalis, V.
Basalika.
b. Lengan bagian dalam : Vena basalika, V. Sefalika, V. Kibital median, V.
Median lengan bawah, V. Radialis.
c. Permukaan dorsal kaki : Fleksus dorsalis, Ramus dorsalis, V. Safena magna.
3) Jenis cairan infus :
Kategori larutan terbagi menjadi Isotonoik, Hipotonik, dan hipertonik.
Contoh cairannya : Ringer laktat, Dextrose, Nacl.
4) Jenis-jenis ukuran abocat atau jarum infus :
20-21 G untuk orang dewasa, 23-25 untuk anak-anak, 18-19 untuk transfuse
darah.
5) Peralatan
a. Baki beserta alasnya
b. Perlak atau handuk kecil
c. Bengkok
- Tiang infus
- Sarung tangan
- Torniket
- Kapas alcohol
- Cairan infus
- Infus Set
- Jarum kateter atau ONC
- Plester
- Kassa kecil
- Povidonyodin
- Gunting plester
- Jam tangan
6) Bahan
Phantom Tangan
7) Perlengkapan
a. Tempat cuci tangan
b. Handuk kecil
c. Meja kerja
d. Alat tulis dan buku catatan
e. Tempat tidur
8) Prosedur pelaksanaan
a. Siapkan alat dan bahan yang digunakan
b. Beritahu klien tindakan yang akan dilakukan
c. Cuci tangan di bawah air mengalir
d. Atur peralatan dan buka kemasan sterile
e. Pasang klem rol sekitar 2-4 cm dibawah bilik drip
f. Tusukkan set infus kedalam botol cairan
g. Isi selang infus dengan menekan bilik drip dan buka klem rol
h. Pakai sarung tangan
i. Pasang perlak dibawah tempat yang akan dipasang dan pilih vena yang
akan digunakan
j. Letakkan torniket 10-12 cm diatas tempat yang akan ditusuk
k. Bersihkan tempat penusukan dengan kapas alcohol 70%
l. Lakukan pungsi vena/ penusukan
m. Periksa apakah jarum sudah benar-benar masuk vena.
n. Hubungkan adaptor jarum dengan selang infus
o. Lepasan klem roler untuk memulai tetesan infus
p. Amankan cateter jarum atau jarum IV
q. Atur kecepatan aliran sesuai kebutuhan
r. Bereskan alat-alat
s. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan
t. Catat di lembar tindakan
9) Evaluasi
a. Persiapan alat dilakukan dengan benar
b. Seluruh langkah kerja dilakukan dengan urutan yang benar
c. Aturan keselamatan kerja dilakukan saat melaksanakan tindakan
d. Pemasangan infus dilakukan sesuai standar
e. Mahasiswa melaksanakan setiap langkah teknik pemasangan infus
dengan benar
2. Transfusi Darah
1) Pengertian : Pemberian darah produk dan monitor pasien
2) Tujuan : Peningkatan kadar darah atau produk darah dalam
3) Prosedur
a. Fase Prainteraksi
a) Mengecek program terapi
b) Mencuci tangan
c) Menyiapkan alat
1. 1 sol tranfusi darah dengan blood filter
2. Ciran isotonic (NaCl 0,9%)
3. Produk darah
4. Obat-obatan sesuai dengan program medic
5. Handscoen disposable
6. Tensimeter dan thermometer
b. Fase orientasi
1) Memberikan salam teraupelik
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan, tandan dan gejala reaksi
transfuse
3) Menayakan persetujuan/ kesiapan pasien
4) Minta tanda tangan persetujuan/ informan konsen
c. Fase kerja
1) Periksa produk darah yang di siapkan, golongan darah dan
kesusaaian cross math, jumlah darah dan nomor kantong, masa
berlaku
2) Menggunakan hanskun
3) Pemasangan system infus set dengan filter yang tepat terhadap
produk darah
4) Memasang cairan dengan cairan isotonic (NaCl 0,9%)
5) Hindari transfuse darah lebih dari satu unit darah atau produk darah
pada satu waktu, kecuali diwajibkan oleh kondisi pasien
6) Monitor temapat Iv terhadap tanda dan gejala dari infiltrasi,
phlebritis dan infeksi local
7) Monitor tanda-tanda vital (pada awal, sepanjang dan setelah
transfuse)
8) Berikan injeksi anti histamine bila perlu
9) Ganti caian NaCl 0,9% dengan produk yang tersedia
10) Monitor ada tidaknya reaksi alergi terhadap pemasangan infuse
11) Monitor kecepatan aliran transfuse
12) Jaringan memberikan medikasi IV atau cairan lain kecuali isotonic
dalam darah atau produk
13) Ganti larutan Nacl 0,9% ketika transfuse telah lengkap atau selesai
d. Fase Terminasi
1) Evaluasi respon klien terhadap tindakan yang dilakukan
2) Simpulkan hasil kegiatan
3) Kontrak waktu pertemuan selanjutnya
4) Mengakhiri kegiatan dengan baik
5) Membersihkan peralatan
6) Buka sarung tangan dan cuci tangan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu
(zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan tubuh dibagi
dalam dua kelompok besar yaitu : cairan intraseluler dan cairan ekstraseluler. Total
jumlah volume cairan tubuh (total body water-TBW) kira-kira 60 % dari berat
badan pria dan 50 % dari berat badan wanita. Jumlah volume ini tergantung pada
kandungan lemak badan dan usia.
Mekanisme kerja cairan dan elektrolit dalam tubuh melalui tiga proses yaitu
difusi, osmosis, dan transportasi. Cairan tubuh didistribusikan di antara dua
kompartemen yaitu pada intraseluler dan ekstraseluler. Cairan intraseluler kira-kira
2/3 atau 40 % dari BB, sedangkan cairan ekstraseluler 20 % dari BB. Pengeluaran
cairan terjadi melalui organ tubuh yaitu ginjal, kulit, paru-paru, dan gastrointestinal.
Keseimbangan cairan tubuh dan elektrolit normal adalah akibat dari
keseimbangan dinamis antara makanan dan minuman yang masuk dengan
keseimbangan yang melibatkan sejumlah besar sistem organ. Cairan tubuh dan
elektrolit yang dikonsumsi lebih banyak maka cairan yang dikeluarkan juga lebih
banyak.
Faktor yang mempengaruhi kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh ada
sembilan faktor yaitu usia, aktivitas, iklim, diet, stress, penyakit, tindakan medis,
pengobatan, dan pembedahan. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dalam
tubuh dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kelebihan dan kekurangan cairan dan
elektrolit.
DAFTAR PUSTAKA

Sunita Almatsier. 2009. “Prinsip Dasar Ilmu Gizi” Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama.
A, Aziz Alimul H.2009:”Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2.”Jakarta:
Salemba Medika.
Potter, Perry.2009:”Fundamental Keperawatan, Edisi 7 Buku.” Jakarta: Salemba
Medika.
dr.Jan Tambayong. Patofsiologi untuk keperawatan.
Elizabeth J. Corwin Buku Saku Patofisiologi.
Tamsuri, Anas. 2009. Seri Asuhan Keperawatan “Klien Gangguan Keseimbangan
Cairan & Elektrolit” . Jakarta: ECG.
Syaifudin, Drs. 2012. Anatomi Fisiologi Kurikulum Berbasis Kompetensi Edisi 4.
Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai