Anda di halaman 1dari 16

TRANSFER PANAS

DAN ENERGI PANAS DALAM BIDANG KESEHATAN

Dosen Pembimbing :

Sasono Mardianto, S.Kep,Ns,M.Kes

Disusun Oleh :

1. Rayhannisa Fahira, A.Md.,Keb ( 30422086P )


2. Nada Romadhona Yanuar, A.Md.,Keb ( 30422089P )
3. Indah Junita ( 30422058 )
4. Fitri Molina ( 30422031 )
5. Ovie Juliantina ( 30422037 )
6. Nopi Reka Safitri ( 30422036 )
7. Yeni Anggita ( 30422057 )
8. Eva Chintya Sari ( 30422020 )
9. Dwi Anggraini ( 30422017 )
10. Dwi Lora Ramadhona ( 30422018 )
11. Ria Kurnia Rizki ( 30422046 )

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ABDURAHMAN PALEMBANG

PROGRAM STUDI SARJANA KEBIDANAN

TAHUN 2022/2023

i
KATA PENGANTAR
Allhamdulilah, Puji Syukur Kita Panjatkan Kehadirat Kepada Allah SWT.
Atas Nikmat Dan Rahmat Yang Dilimpahkan Makalah Ini Disusun Guna
Memenuhi tugas Fisika Kesehatan. Adapun materi yang di angkat yaitu tentang
“Transfer Panas Dan Energi Panas Dalam Bidang Kesehatan” Dan apabila
didalam makalah ini terdapat kekurangan ataupun sesuatu yang salah Akibat
pemahaman yang kurang jelas dan sumber yang sangat terbatas Kami sebagai
penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya .

Palembang, 5 oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ....................................................................................... 1
1
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 TRANSFER PANAS ................................................................................. 2
2.1.1 Konduksi.............................................................................................. 2
2.1.2 Konveksi .............................................................................................. 2
2.1.3 Radiasi ................................................................................................. 3
2.1.4 Evaporasi ............................................................................................. 4
2.2 ENERGI PANAS DALAM BIDANG KESEHATAN ............................... 6
2.2.1 Efek Panas ........................................................................................... 6
2.2.2 Penggunaan energi panas dalam pengobatan ........................................ 7
2.2.3 Metode Konduksi ................................................................................. 8
2.2.4 Metode Radiasi .................................................................................... 9
2.2.5 Metode Elektromagnetis ..................................................................... 10
BAB 3 PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................ 12
3.2 Saran ....................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Transfer panas dan energi panas dalam bidang kesehatan:
diagnostik (menemukan penyakit lebih awal terapi (memberi pengobatan). Alat
bantu untuk diagnostik dan terapi menggunakan energi dalam bentuk panas,
radiasi, listrik, bunyi, dan lain-lain. Sifat energi yang digunakan untuk pengobatan
Sifat mematikan, sifat menghambat pertumbuhan, sifat mengubah sifat genetika,
sifat memberikan panas.

1.2 . Rumusan masalah

1. Apa saja transfer panas?


2. Apa saja energi panas dalam bidang kesehatan?
3. Apa penggunaan energi panas dalam pengobatan?
4. Bagaimana bisa terjadi konduksi,konveksi,radiasi,dan evaporasi?
5. Apa perbedaan antara metode konduksi,metode radiasi,dan metode
elektromagnetis?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui apa saja transfer panas, dan energi panas dalam bidang
kesehatan
2. Mengetahui penggunaan energi panas dalam pengobatan
3. Mengetahui Bagaimana bisa terjadi konduksi,konveksi,radiasi,dan
evaporasi
4. Mengetahui perbedaan antara metode konduksi,metode radiasi,dan metode
elektromagnetis
5. Mengetahui energi panas dalam bidang kesehatan

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 TRANSFER PANAS


2.1.1 Konduksi
Konduksi adalah proses perpindahan kalor tanpa disertai perpindahan bagian-
bagian zat itu. Contoh konduksi :
1) Ketika kita memanaskan batang besi di atas, maka kalor akan berpindah dari
ujung besi yang dibakar ke ujung besi lain.
2) Mentega akan meleleh ketika diletakkan di wajan yang dipanaskan.
3) Tutup panci terasa panas saat panci digunakan untuk memasak.

2.1.2 Konveksi
Konveksi juga ialah perpindahan kalor melalui zat penghantar yang disertai
dengan perpindahan bagian-bagian zat itu.
1.Gerakan naik dan turun air ketika saat dipanaskan.
2.Gerakan naik dan turun kacang hijau, kedelai, dan lainnya pada saat dipanaskan.
3.Terjadinya angin darat dan angin laut.
4.Gerakan balon udara.
5.Asap cerobong pabrik yang membumbung tinggi

2
2.1.3 Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa memerlukan medium. Dalam
ruang hampa tidak ada materi yang memindahkan kalor secara
konduksi dan konveksi. Jadi, perpindahan kalor dari matahari sampai ke
bumi dengan cara lain. Cara tersebut dinamakan radiasi.
Contoh lainnya yaitu perpindahan kalor dari api lilin ke tangan manusia
perpindahan kalor dari api ke orang
Setiap benda dapat memancarkan dan menyerap radiasi kalor, yang
besarnya bergantung pada suhu benda dan warna benda. Perhatikan
benda-benda yang diletakkan di ruangan bersuhu 30oC. Besar kalor
yang dipancarkan atau diserap benda ditunjukkan oleh banyaknya anak
panah. Makin panas benda dibandingkan dengan panas lingkungan
sekitar, makin besar pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya.
Makin luas permukaan benda panas, makin besar pula kalor yang
diradiasikan ke lingkungannya.
Benda yang memiliki kalor memancarkan radiasi panas ke sekitarnya
Jika suhu benda lebih dingin daripada suhu lingkungan, maka benda itu
akan menyerap radiasi kalor dari lingkungan. Makin rendah suhu
benda, makin besar pula kalor yang diterima dari lingkungannya. Makin
luas permukaan benda dingin, makin besar pula kalor yang diterima
dari lingkungannya. Perhatikan benda-benda di ruangan yang bersuhu
30oC berikut.
Benda yang bersuhu rendah menyerap radiasi panas dari sekitarnya
Saat kamu menjemur dua kaos basah yang warnanya berbeda, kamu
akan mendapatkan bahwa kaos yang berwarna lebih gelap ternyata
lebih cepat kering. Makin gelap benda yang terasa panas, makin besar
pula kalor yang diradiasikan ke lingkungannya. Makin gelap benda
yang terasa dingin, makin besar pula kalor yang diterima dari
lingkungannya.

3
2.1.4 Evaporasi
Evaporasi adalah jenis proses penguapan yang terjadi pada zat cair.
Evaporasi terjadi ketika cairan di permukaan berubah menjadi gas atau uap. Ini
terjadi setiap hari di bumi, sebagai contoh pada mayoritas air dari lautan yang
berubah menjadi uap. Proses tak kasat mata ini disebut evaporasi. Tahapan Siklus
Air atau Hidrologi Evaporasi terjadi ketika suatu cairan dipanaskan. Berarti,
molekul cairan harus mendapatkan energi kinetik. Saat molekul cairan
memperoleh energi kinetik, molekul mulai menyebar dan bergetar lebih cepat. Hal
ini menyebabkan zat cair berubah wujud dari cair menjadi gas.
Air adalah zat yang mudah menguap. Ketika energi atau panas
ditambahkan ke air, ikatan yang menyatukan molekul mulai putus, menyebabkan
wujudnya berubah dari cair menjadi gas. Proses evaporasi ini membantu kita
dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika menjemur pakaian maka pakaian
akan mengering setelah beberapa saat karena panas matahari. Faktor yang
Mempengaruhi Evaporasi

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya evaporasi. Seperti suhu,
luas permukaan, dan tekanan.
1. Suhu
Jika suhu lebih tinggi, molekul-molekul dalam suatu zat akan bergerak lebih cepat
dan akan menghasilkan energi kinetik yang lebih tinggi. Hal ini akan
menyebabkan evaporasi terjadi lebih cepat.

2. Luas Permukaan
Luas permukaan merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi laju evaporasi.
Luas permukaan adalah jumlah ruang di luar suatu benda. Ketika suatu zat
memiliki luas permukaan yang lebih besar, zat itu akan menguap lebih cepat.
Misalnya, saat mengeringkan pakaian maka baiknya pakaian dilebarkan agar
permukaan lebih banyak terpapar panas.

4
3. Tekanan
Faktor lain yang akan mempengaruhi laju evaporasi adalah tekanan. Tekanan
adalah ketika ada gaya fisik yang mendorong suatu benda. Oleh karena itu, jika
ada lebih sedikit tekanan pada suatu zat, maka zat itu akan menguap lebih cepat.
Misalnya, jika pakaian yang basah tidak dilebarkan dan dijemur, namun justru
tertekan benda lain yang lebih berat. Ini akan mempersulit air berubah menjadi
gas.

 Tujuan Evaporasi
Tujuan utama evaporasi yaitu untuk mengurangi zat cair. Selain untuk menjemur,
evaporasi juga bisa memekatkan larutan. Sementara, tujuan evaporasi dalam
pengolahan hasil pertanian menurut Wirakartakusumah dalam bukunya yaitu:
Meningkatkan konsentrasi sebelum diproses lebih lanjut. Sebagai contoh pada
pengolahan gula diperlukan proses pengentalan nira tebu sebelum proses
kristalisasi, spray drying, drum drying, dan lainnya. Menurunkan aktivitas air
dengan cara meningkatkan konsentrasi solid terlarut sehingga bahan menjadi
awet, misalnya pada pembuatan susu kental manis.

 Kelebihan dan Kelemahan Evaporasi


Dalam laman study.com, dijelaskan bagaimana kelebihan dan kekurangan dari
proses evaporasi. Yakni sebagai berikut:

Kelebihan Evaporasi
Biasanya, evaporasi dimanfaatkan oleh lemari pendingin atau kulkas pada proses
pendinginan. Dari proses evaporasi pada lemari pendingin, bisa mengurangi
potensi makanan menjadi basi atau berjamur. Sehingga makanan awet dengan
mengurangi kadar air dan kandungan padatnya meningkat.
Mengurangi berat yang artian bisa bermanfaat mengurangi biaya penyimpanan
serta transport.

5
Menyajikan bentuk makanan frozen lebih cantik.
Menurunkan demam dengan cara mengkompres orang yang sakit.

 Kelemahan Evaporasi
Tak jarang korosi bisa menjadi masalah ketika konsentrasi garam pada suatu
benda meningkat.

Contoh Evaporasi
Uap Panas Kopi
Salah satu contoh umum dari evaporasi adalah uap yang naik dari secangkir kopi
panas. Panas yang keluar dari cangkir ini membantu kopi menjadi dingin.

Menyeterika Pakaian
Pernahkah kamu memperhatikan bahwa menyeterika pakaian yang sedikit basah
justru bekerja lebih optimal untuk menghilangkan kerutan? Hal ini dikarenakan
adanya evaporasi air pada pakaian. Efek mengepul membuat pakaian lembab
menjadi kering dan bebas kerut.

2.2 ENERGI PANAS DALAM BIDANG KESEHATAN


2.2.1 Efek Panas
Contoh Panas dalam yang dibiarkan saja dapat menimbulkan iritasi pada
tenggorokan sehingga jika dibiarkan saja tanpa diobati sama sekali maka
dapat menyebabkan terjadinya radang tenggorokan.
1. Perubahan Suhu
Kalor dapat mengubah suhu pada suatu benda. Dilansir dari Encyclopedia
Britannica, perubahan suhu akibat kalor dapat berupa kenaikan suhu maupun
penurunan suhu. Contohnya adalah sendok logam yang digunakan untuk
mengaduk kopi panas.

6
2. Perubahan Fisik
Kalor dapat merubah fisik suatu benda dengan membuatnya meleleh,
mencair, membeku, menyublim, dan mengembun.
Contohnya adalah es krim yang awalnya padat berubah menjadi cair
karena terkena kalor dari Matahari.

3. Perubahan Volume
Pernahkah kamu memperhatikan mengapa air minum dalam kemasan
tidak pernah tersisi penuh? Hal ini dilakukan agar saat air tersebut terkena
panas Matahari, masih ada ruang untuk volumenya bertambah dan botol tidak
rusak.

2.2.2 Penggunaan Energi Panas


Telah dibicarakan bahwa hamparan energi panas dapat melalui
konduksi, konveksi dan evaporasi. Dengan mengetahui sifat
hamparan energi panas ini diusahakan agar dengan cara apa saja
dapat menstranferkan panas tersebut serta bagaimanakah agar
energi panas tersebut dapat mencapai tubuh. Energi panas mula-
mula akan penetrasi ke dalam jaringan kulit dalam bentuk berkas
cahaya (dalam bentuk radiasi atau konduksi). Kemudian akan
menghilang di daerah jaringan yang lebih dalam berupa panas.
Panas tersebut kemudian diangkut ke jaringan lain dengan cara
konveksi yang diangkut ke jaringan seluruh tubuh melalui cairan
tubuh.

7
2.2.3 Metode Konduksi
a. Metoda Konduksi
Metoda ini merupakan dasar dari sifat kedua benda. Apabila
terdapat perbedaan temperatur antara kedua benda maka panas akan
ditransfer secara konduksi yaitu dari benda yang lebih panas ke benda
yang lebih dingin.
Luas daerah kontak
· Perbedaan temperatur
· Lama melakukan kontak
· Material konduksi panas
Melalui metoda konduksi ini dapat berupa :
1. Kantong air panas/botol berisi air panas
Cara ini sangat efisien dalam pengobatan penderita nyeri. Misalnya
nyeri daerah abdomen (perut).
2. Handuk panas
Cara ini sangat berhasil apabila pengobatan dilakukan pada daerah
otot yang sakit. Misalnya spasme otot, fase akut poliomyelitis.
3. Turkish batsh (mandiuap)
Mandi uap ini sangat populer dalam masyarakat. Tetapi manfaat
dari metode ini belum diketahui dengan pasti. Hanya dikatakan sebagai
penyegar atau dikatakan mempunyai efek relaksasi otot.
4. Mud packs (lumpur panas)
Lumpur panas dapat mengkonduksi panas ke dalam jaringan serta
dapat pula mencegah kehilangan panas tubuh (heat loss).
5. Wax bath (parafin bath)
Dengan cara ini sangat efesien untuk mentransfer panas pada
tungkai bawah terutama pada orang tua.
Wax diletakkan di dalam bak dan dipanaskan sampai temperatur
115° sampai 120°F. Lama merendam kaki berkisar antara 30 menit sampai
1 jam.
8
6. Electric pad
Caranya dengan melingkari kawat elemen panas yang dibungkus
asbes atau plastik. Untuk amannya dilengkapi dengan termostat. Output
berkisar antara 8-10 Watt/foot.
Dikatakan dengan metode konduksi (1 s/d 6) ini dapat melakukan
pengobatan terhadap penyakit :
· Neuritis
· Sprains
· Strain
· Contusio
· Siausitis
· Low back pain

2.2.4 Metode Radiasi


Metoda radiasi
Metoda ini dipergunakan untuk pemanasan permukaan tubuh serupa
dengan pemanasan dengan sinar matahari atau nyala api.
Sumber radiasi berasal dari :
1) Electric fire, ada dua tipe :
a) Old type fire
Mempunyai daya 750 Watt dengan range antara merah dan mendekati
infra red serta panjang gelombang lebih pendek dari 15.000 A°. Ini sering
dipergunakan pada home treatment.
b) Pensil bar tiper
Ini mempergunakan reflektor rektangular dan
“shape like acoustic type”.

9
2) Infra merah
Untuk mendapat infra red maka dipakai lampu pijar berkisar antara
250 W s/d 1.000 W serta diberi filter merah. Gelombang infra ref yang
dipergunakan antara 800 s/d 40.000 nm (1 nm = 10-9m). Penetrasi
energi/gelombang pada kulit ± 3 mm dan meningkat di permukaan kulit. Bila
kita pergunakan large lamp maka radiasi yang diperoleh mendekati infra red,
tetapi kualitas emisi gelombang panjang radiasi lebih dari pada redient infra
red heat lamp. Lampu radient infra red berkisar antara 7.500 s/d 12.000 A°
tetapi kenyataan maksimal 40.000 A°. Kalau memakai silikon yang
mengandung chlorium resistant element didalamnya maka benda ini
memproduksi cahaya serupa dengan sinar tampak. Metode radiasi dengan
infra merah ini (radient infra red) secara umum serupa dengan metode
konduksi panas, namun lebih efektif bila dibandingkan dengan metode
konduksi. Oleh karena penetrasi energi panas ke jaringan lebih dalam.

2.2.5 Metode Elektromagnetis


adalah metode geofisika yang memanfaatkan gelombang
elektromagnetik alamiah maupun buatan manusia untuk mengetahui sifat fisis
(resistivitas) di bawah permukaan bumi.

Ada dua metoda yang dipakai untuk transfer panas ke dalam jaringan tubuh :
1. Short wave diathermy (Diatermi gelombang pendek)
Agar supaya energi panas dapat ditransfer ke dalam tubuh maka dapat
dilakukan 2 cara :
1) Tehnik kondensor (Conductor technique)
2) Inductothermy (Diatermi metode induksi)

10
Bagian tubuh yang akan dipanasi dililitkan dengan kabel kemudian dialiri
listrik, dengan cara ini jaringan tubuh tidak berada dalam sirkuit tetapi
terletak dalam medan magnet dari suatu koil.
Aliran bolak balik di dalam koil akan menimbulkan medan magnet yang
bolak balik di dalam jaringan. Sebagai konsekwensinya timbul arus Eddy
yang memproduksi panas didaerah bersangkutan. Frekuensi yang digunakan
pada short wave diathermy 1 MHz sudah cukup untuk memanas jaringan.
Kegunaan short wave diathermy pada keadaan kram otot (muscle spasm),
nyeri pada invertebraldisk, penyakit degenerative pada
persendian dan bursitis (radang bursa).

2. Micro wave diathermy (Diatermi gelombang mikro).


Penggunaan micro wave diathermy lebih mudah dari pada short wave
diathermy. Micro wave diathermy termasuk gelombang radio dengan ossilasi
pada frekwensi yang sangat tinggi. Energinya terletak antara short wave
diathermy dan infra merah.
Pada tahun 1940, frekwensi ossilasi yang dipakai 2.450 MHz. Ternyata pada
penelitian selanjutnya frekwensi 900 M Hz lebih efektif. Untuk memperoleh
frekwensi 900 M Hz dipakai magnetron. Penyakit-penyakit yang memerlukan
pengobatan dengan micro wave diathermy :
o Patah tulang (fracture)
o Sprains dan strains
o Bursitis
o Radang tendon
o Arthritis

11
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Transfer panas dan energi panas dalam bidang kesehatan:
diagnostik (menemukan penyakit lebih awal terapi (memberi pengobatan). Alat
bantu untuk diagnostik dan terapi menggunakan energi dalam bentuk panas,
radiasi, listrik, bunyi, dan lain-lain. Sifat energi yang digunakan untuk pengobatan
Sifat mematikan, sifat menghambat pertumbuhan, sifat mengubah sifat genetika,
sifat memberikan panas.

3.2 Saran
1. Sebagai tenaga kesehatan maka harus mengetahui mengenai Transfer
panas dan energi panas dalam bidang kesehatan:
2. Sebagai tenaga kesehatan maka sebaiknya mampu memberikan
pendidikan kesehatan mengenai transfer panas dan energi panas dalam
bidang kesehatan

12
DAFTAR PUSTAKA

http://portaluniversitasquality.ac.id
http://wwwtptumetro.com, by ahmad wahyudi, metode perpindahan panans
konduksi,konveksi, radiasi
https://hmgf.fmipa.ugm.ac.id metode elegtromagnetik
yanuarti.blogspot.com, penerapan energi panas dalam pengobatan

13

Anda mungkin juga menyukai