Anda di halaman 1dari 9

TUGAS TERSTRUKTUR MINI RISET

MATA KULIAH FISIKA DASAR PENGARUH PERPINDAHA SUHU PADA BENDA

Dosen Mata Kuliah :


Elvy Sahnur Nasution, ST,M.Pd

Disusun Oleh :
1. Khanisa Nasution (2207220098)
2. Arini Gapira (2207220085)
3. Haikal Fauzan Wibowo (2207220074)
4. Dafa Rizky Nurviantoro (2207220088)
5. Bayu Affandinata (2207220101)
6. Bagas Devano Herlanda (2207220093)
7. M.Rizky Febrio Nasution (2207220099)

FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
2022/2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh…

Segala puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas penulisan makalah mini riset pada mata kuliah Bahasa Indonesia dengan tepat
waktu. Penulis berharap makalah ini menjadi referensi bagi pihak yang tertarik pada karya penulis.
Selain itu, penulis juga berharap agar pembaca mendapatkan sudut pandang baru setelah membaca
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih memerlukan penyempurnaan, terutama pada bagian
isi. Penulis menerima segala bentuk kritik dan saran pembaca demi penyempurnaan makalah.
Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, saya memohon maaf.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah mini riset ini dapat bermanfaat.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum Warrahmatullahi wabarakatuh...

Medan, 7 Januari 2023


DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Besaran yang menyatakan derajat panas dan dingin suatu benda disebut suhu. Suhu
juga dapat dinyatakan sebagai ukuran energi kinetik molekuler internal rata-rata sebuah
benda. Sederhananya, suhu digunakan sebagai pembeda antara panas dan dingin suatu
benda. Sebuah benda jika dipanaskan maupun didinginkan, akan mengalami perubahan
suhu pada sebagian sifat fisisnya. Perubahan sifat fisis diakibatkan adanya perubahan
suhu dinamakan sifat termometrik. Maka perubahan suhu dapat ditunjukkan melalui
perubahan sifat termometrik (Tipler, 1998).

Suhu merupakan salah satu besaran yang memiliki pengaruh dalam bidang fisika,
kimia dan biologi. Namun, apresiasi penuh terhadap kompleksitas suhu dan
pengukurannya relatif lambat berkembang. Secara intuitif, orang sudah mengetahui
tentang suhu sejak lama dengan menyatakan api itu panas dan salju itu dingin.
Pengetahuan yang lebih dalam diperoleh saat manusia mencoba bekerja menggunakan
logam selama zaman perunggu dan besi. Secara mikroskopis, suhu menunjukkan energi
yang dimiliki oleh suatu benda. Setiap atom dalam suatu benda masing-masing
bergerak, baik itu dalam bentuk perpindahan maupun gerakan di tempat berupa
getaran.

Semakin tinggi energi atom-atom penyusun benda, maaka semakin tinggi suhu
benda tersebut (Kreith, 1991).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang akan dibahas pada
penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana pengaruh perubahan suhu pada benda?
2. Berapa besar kalor yang dibutuhkan untuk memindahkan suhu pada benda?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penulis memiliki tujuan penulisan


miniriset ini yang akan dibahas adalah
1. Untuk mengetahui pengaruh perubahan suhu pada benda.
2. Untuk mengetahui besar kalor yang dibutuhkan untuk memindahkan suhu pada
benda.
1.4 Manfaat Penulisan

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai


pengaruh perpindahan suhu pada suatu benda. Selain itu penelitian ini dapat di gunakan
sebagai bahan informasi bagi para peneliti selanjutnya yang nantinya apabila para
peneliti mengambil tema yang sama sehingga para peneliti selanjutnya dipermudah
dengan sumber-sumber yang ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perpindahan Panas

Sebelum membahas tentang perpindahan panas terlebih dahulu disampaikan tentang


perpindahan. Yang dimaksud dengan perpindahan yaitu sebuah perubahan kedudukan suatu
benda setelah bergerak selama selang waktu tertentu. Perpindahan dapat dikatakan besaran
vektor sehingga selain memiliki besar juga memiliki arah. Perpindahan panas bisa didefenisikan
bagaikan berpindahanya tenaga dari satu wilayah ke wilayah lainya bagaikan akibat dari beda
temperature antara wilayah– wilayah tersebut. Sebab beda temperatur ada diseluruh alam
semesta, hingga aliran panas bertabiat umum yang berkaitan dengan tarikan gravitasi. Namun
tidak sebagaimana halnya gravitasi, aliran panas tidak dikendalikan oleh suatu ikatan yang unik,
tetapi oleh campuran dari bermacam hukum fisika yang tidak silih bergantung. Perpindahan
panas merupakan suatu energi panas yang dapat berpindah dari suatu tempat ke tempat yang
lainya dikarenakan adanya perbedaan suhu.

2.2 Macam-macam Perpindahan Panas

1. Konduksi

Perpindahan kalor secara konduksi merupakan proses perpindahan kalor dimana kalor
mengalir dari wilayah yang bertemperatur besar ke wilayah yang bertemperatur rendah
dalam sesuatu medium( padat, cair ataupun gas) ataupun antara medium-medium yang
berlainan yang bersinggungan secara langsung sehingga terjalin pertukaran tenaga panas.

2. Konveksi

Pengertian konveksi adalah perpindahan panas/kalor yang disertai dengan perpindahan


zat perantaraanya. Perpindahan panas secara 6 konveksi akan terjadi melalui aliran zat.
Contohnya sangat sederhana yaitu proses mencairnya sebuah es batu yang dimasukkan
kedalam air panas/mendidih. Panas pada air akan berpindah secara bersaman dengan
mengalirnya zat panas pada es batu tersebut. Panas tersebut dapat menyebabkan es batu
menjadi leleh/cair. Adapun contoh lainnya yaitu ketika kita sedang memasak air. Air yang
berada di bagian bawah akan mendapatkan panas terlebih dahulu, kemudian akan pindah ke
bagian atas/permukaan air, dengan demikian suhu yang dingin di bagian atas akan pindah ke
bawah. Sehingga kita melihat air yang dimasak itu turun naik. Untuk membuktikannya
sangatlah mudah, yaitu ketika memasak air, masukkan sebuah benda baik itu kedelai,
kacang ataupun sebagainya, kemudian kita lihat benda tersebuat akan bergerak naik turun.

Konveksi merupakan pengangkutan kalor oleh gerak dari zat yang dipanaskan. Proses
perpindahan kalor secara aliran/ konveksi ialah satu fenomena permukaan. Proses konveksi cuma
terjalin di permukaan bahan. Jadi dalam proses ini struktur bagian dalam bahan kurang berarti.
Kondisi permukaan serta kondisi sekelilingnya dan peran permukaan itu merupakan yang utama.
Lazimnya, kondisi keseirnbangan termodinamik di dalam bahan akibat proses konduksi, temperatur
permukaan bahan hendak berbeda dari temperatur sekelilingnya ( Kern, 1950).

Syarat terjadinya perpindahan panas secara konveksi yaitu:

1) Ada Medium.
2) Medium Ikut berpindah.
3) Driving force: beda temperature

Perpindahan panas/ kalor secara konveksi antara batasan barang padat serta fluida hendak
terjalin dengan terdapatnya sesuatu gabungan dari konduksi serta angkutan massa. Bila batasan
tersebut mempunyai temperature yang lebih besar dari fluida, hingga panas hendak terlebih dulu
mengalir secara konduksi dari barang padat ke partikel- partikel fluida di dekat bilik. Tenaga yang di
pindahkan secara konduksi hendak tingkatkan tenaga di dalam fluida serta terangkut oleh gerakan
fluida. Apabila partikel- partikel fluida yang panas tersebut bisa menggapai wilayah/ tempat yang
lebih rendah. Maka dapat diartikan bahwa panas/kalor akan berpindah tempat secara konduksi dari
fluida panas ke fluida dingin.

Konveksi dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1) Konveksi

Alami Pengertian konveksi alami yaitu proses berpindahnya panas/kalor melalui zat yang
disertai perpindahan partikel-partikel zat tersebut akibat perbedaan massa jenis. Arus yang
terjadi akibat gaya apung yang disebabkan oleh densitas maka peristiwa tersebut bias
dikatakan dengan konveksi alamiah. Maksud dari densitas tersebut adalah akibat adanya
gradien suhu didalam massa fluida.

2) Konveksi Paksa

Pengertian konveksi paksa adalah proses perpindahan panas/kalor melalui suatu zat
yang disertai dengan perpindahan partikelpartikel zat tersebut akibat suatu paksaan
terhadap partikel yang bersuhu tinggi. Jika arus tersebut digerakkan oleh suatu peranti
mekanik seperti pompa dan pengaduk, maka aliran itu tidak dapat bergantung pada gradien
densitas, dan akan disebut dengan konveksi paksa. Contoh dari konveksi paksa yaitu proses
aliran zat panas/kalor melalui pipa panas.

3. Radiasi

Radiasi hendak merasakan gerah ataupun kepanasan, kala kita lagi duduk serta
mengelilingi api unggun hingga kita hendak merasakan hangat walaupun juga tidak
bersentuhan dengan apinya secara langsung. Dalam kedua kejadian tersebut, hingga terjalin
perpindahan panas yang dipancarkan oleh temperatur panas tersebut sehingga bisa diucap
dengan radiasi. Contoh yang lain, ialah kala kita lagi mendekatkan tangan pada suatu bola
lampu yang lagi menyala, tenaga panas pada lampu hendak pengaruhi tangan kita, sehingga
tangan kita hendak terasa panas. Perihal ini bisa menampilkan kalau tenaga panas dari
lampu hendak berpindah secara radiasi ataupun pancaran.

Radiasi dapat didefinisikan sebagai istilah yang digunakan untuk perpindahan energi
melalui ruang oleh gelombang-gelombang elektromagnetik. Jika radiasi melalui ruang yang
kosong, maka ia tidak ditransformasikan menjadi kalor atau bentuk-bentuk lain energi, dan
ia tidak pula akan berbelok lintasannya. Tetapi akan sebaliknya. Bila terdapat zat pada
lintasannya, radiasi itu akan mengalami tranmisi (diteruskan), refleksi (dipantulkan), dan
absorpsi (diserap).

BAB III
3.1 Metode Penelitian

Pada penelitian ini kami sebagai penulis menggunakan metode kualitatif. Metode
kualitatif adalah metode riset yang sifatnya memberikan penjelasan dengan
menggunakan analisis. Pada pelaksanaannya, metode ini bersifat subjektif dimana
proses penelitian lebih tiperlihatkan dan cenderung lebih fokus pada landasan
teori.

3.2 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan selama 1 hari yaitu pada tanggal 9 Januari 2023, pada pukul
14:00-17:00 WIB di Jl. Mustafa Gg Tujuh, Kec. Medan Timur

3.3 Teknik Pengambilan Data

1. Observasi
Yaitu suatu Teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan
dengan mempraktikkan secara langsung perpidahan suhu pada benda.
2. Dokumentasi
Selain melakukan observasi peneliti juga melakukan dokumentasi pada saat
melakukan percobaan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Hasil dari pengamatan yang kami lakukan membuahkan hasil yaitu suhu panas yg
berpindah pada benda hanya bersifat sementara. Berdasarkan kemampuannya dalam
menghantarkan panas, benda dapat dikelompokkan menjadi dua. Kedua kelompok
benda tersebut adalah konduktor dan isolator. Konduktor dan isolator banyak
dimanfaatkan dalam kehidupan.

Benda yang dapat menghantarkan panas disebut konduktor panas. Cara perpindahan
panas dari satu benda padat ke benda padat yang lain disebut konduksi. Benda-benda
yang dapat menghantarkan panas terbuat dari logam, seperti besi, aluminium, tembaga.
Benda yang tidak dapat menghantarkan panas disebut isolator panas. Benda-benda yang
termasuk bahan isolator panas terbuat dari kayu, gelas, plastik, dan kain.

Untuk membuktikan perpindahan panas secara konduksi dapat dilakukan dengan


peralatan sederhana yang banyak terdapat di sekitar kita. Alat dan bahan yang
digunakan antara lain sendok, gelas, dan air panas. Berikut ini langkah-langkah
percobaannya.

Percobaan pertama:

Alat dan Bahan yang Diperlukan:


1. Sebuah sendok dari logam
2. 200 mL air hangat
3. Sebuah gelas bening

Cara Kerja:
1. Masukkan air hangat ke dalam gelas bening.
2. Masukkan sendok ke dalam gelas yang berisi air hangat.
3. Setelah beberapa saat peganglah ujung sendok dengantanganmu.
4. Tetaplah memegang ujung sendok selama lebih kurang 2—3 menit.
5. Lama kelamaan ujung sendok akan terasa hangat

4.2 Pembahasan
1. Suhu air mendidih : 100oC
2. Suhu awal benda : 00C
3. Konduktivitas air : 1,4 × 10-4 Kkal/m.s.co
4.

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

5.2 Pembahasan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai