Anda di halaman 1dari 6

1

DAFTAR PUSTAKA

Holman, J.P,. “Heat Transfer Tenth Edition”, The McGraw-Hill Companies, Inc., New
York, 2010.
Kamiran, Vimala, “Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Plat Menggunakan
Metode Elemen Hingga”, Jurnal Sain dan Seni ITS, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember, Surabaya, 2015.
Kardiawarman. 2010. Fisika Dasar II . Universitas Terbuka: Jakarta.
Muran, Michael J dan Howard N Shapiro. 2004. Termodinamika Teknik Jilid I.
Erlangga:Jakarta
Sucipto, Priangkoso, Tabah. & Darmanto, “Analisa Konduktivitas Termal Baja ST-37 dan
Kuningan”, Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim
Semarang. Semarang, 2013.
Wuryanti, Sri. & Iriani, Purwinda, “Investigasi Eksperimental Konduktivitas Panas pada
Berbagai Logam”, Departemen Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri
Bandung. Bandung, 2018.

2
DAFTAR PUSTAKA

Dinikavanila dan Widodo, “Simulasi Perpindahan Panas pada Lapisan Tengah Plat
Menggunakan Metode Elemen Hingga”, Jurnal Sain dan Seni ITS, Institut
Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 2019.
Genick, “Analisa Konduktivitas Termal Baja ST-37 dan Kuningan”, Jurusan Teknik Mesin
Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang. Semarang, 2010.
Muran, Michael J dan Howard N Sary, 2017. Termodinamika Teknik Jilid I. Erlangga:Jakarta
Mursadin & Subagyo, “Investigasi Eksperimental Konduktivitas Panas pada Berbagai
Logam”, Departemen Teknik Konversi Energi Politeknik Negeri Bandung.
Bandung, 2016.
Walujodjati, J.P,. “Heat Transfer Tenth Edition”, The McGraw-Hill Companies, Inc., New
York,2016.
Wawan sudjo, 2016. Fisika Dasar II . Universitas Terbuka: Jakarta.
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Untuk mendeteksi pengaruh kalor terhadap benda-benda yang dapat menghantar
panas(kalor) kami melakukan praktikum tentang kalor, perpindahan kalor, wujud zat, dan
perubahankimia serta fisika. Panas (kalor) adalah suatu bentuk energi yang dipindahkan
melalui perbedaansuhu. Panas berpindah dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu
rendah.
Suhu adalah ukuran dari panas suatu zat. Semakin panas suatu zat maka suhunya
akantinggi. Sedangkan semakin dingin suhunya maka suhunya akan rendah. Perpindahan
kalor ada 3yaitu, koduksi, konveksi, dan radiasi. Pengaruh kalor terhadap perubahan
wujud zat yaitu perubahan termodinamika dari satu fase benda ke keadaan wujud zat lain.
Perubahan wujud zat benda sendiri digolongkan menjadi 3 jenis yaitu padat, gas dan cair.
Berbicara mengenai kalor, maka sesungguhnya kita sedang berbicara mengenai
energi,karena kalor itu sendiri merupakan salah satu bentuk energi. Sebagai energi, kalor
dapat berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya, dari satu keadaan ke keadaan lainnya.
Energi bersifat kekal, energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, tetapi
energi dapat berubah bentuk atau berpindah dari satu keadaan ke keadaan lainnya. Oleh
karena itu perludilakukan praktikum mengenai pengaruh kalor terhadap suhu zat.
1.1 Tujuan Praktikum
Setelah melakukan eksperimen ini, mahasiswa diharapkan mampu :
1. Menentukan pengaruh kalor terhadap perubahan suhu benda
2. Menemukan pengaruh massa benda terhadap perubahan suhu jika suatu zar
mendapatkan kalor.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kalor merupakan salah satu bentuk energi, maka kalor merupakan besaran fisika
yangmemiliki satuan. Kalor tidak dapat terlihat oleh mata, tetapi pengaruhnya dapat kita
rasakan ataukita ketahui. Pengukuran-pengukuran kalor sangat berkaitan dengan kalor jenis
zat. Pengukurankalor menggunakan alat yang dinamakan kalorimeter. Ada pula yang
menyatakan kalorimeteradalah alat untuk menentukan kalor jenis dari suatu zat. Kalorimeter
teerdiri dari sebuah bejanalogam yang kalor jenisnya sudah diketahui (Tazi, 2011).
Pengaruh kalor terhadap benda berbeda-beda sesuai dengan benda tersebut.
Besarnyakalor yang diterima atau dilepaskan oleh sebuah benda bergantung pada beberapa
faktor. Antaralain massa benda, jenis benda, dan perubahan suhu pada benda tersebut.
Hubungan kalor denganketiga faktor tersebut adalah: kalor yang diperlukan sebanding
dengan massa benda. Semakin besar massa benda semakin besar kalor yang diperlukan, kalor
yang diperlukan sebandingdengan kalor jenis benda. Untuk jenis benda yang berbeda tetapi
massanya sama, kalor yangdiperlukan untuk menaikkan suhu yang sama ternyata besarnya
berbeda bergantung pada jenis bendanya, kalor yang diberikan sebanding dengan kenaikan
suhu benda. Untuk jenis dan massa benda yang sama, jumlah kalor yang diberikan besarnya
mempengaruhi kenaikan suhu benda. Makin banyak kalor yang diberikan kepada benda,
semakin besar kenaikan suhu benda(Puji Dwiyantoro, 2012).
Banyaknya kalor (Q) yang diperlukan untuk menaikkan suhu benda bergantung
padamassa benda(m), kalor jenis benda ( c ), dan perubahan suhu ( ΔT). dapat dirumuskan :
Q = m.c.ΔT
Keterangan:
Q = kalor yang diperlukan, satuannya Joule (J)
M = massa benda, satuannya Kg
C = kalor jenis benda, satuannya J/Kg°C atau J/KgK
Δt = perubahan suhu, satuannya °C atau K (Pantur, 2010).

Kalor dapat berpindah karena adanya perbedaan suhu. Kalor pada suatu benda dapat
berpindah dari suatu benda yang suhunya tinggi ke benda lain yang suhunya rendah.
Fenomena perpindahan kalor ini dapat dengan mudah dijumpai dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya pada saat memasak, api yang mengenai bagian dasar panci akan menyebar ke
seluruh bagian permukaan panci dan bahan makanan yang ada di dalamnya. Contoh lainnya
yaitu kalor (panas)matahari yang sampai ke permukaan bumi. Berbicara mengenai
perpindahan kalor, maka kitamengenal setidaknya ada tiga cara terjadinya perpindahan kalor,
yaitu melalui cara konduksi,cara konveksi, dan cara radiasi (Muslim, 2016).
Suhu merupakan ukuran atau derajat panas atau dinginnya suatu benda atau sistem.
Suhudidefinisikan sebagai suatu besaran fisika yang dimiliki bersama antara dua benda atau
lebihyang berada dalam kesetimbangan termal. Suatu benda yang dalam keadaan panas
dikatakanmemiliki suhu yang tinggi, dan sebaliknya, suatu benda yang dalam keadaan dingin
dikatakanmemiliki suhu yang rendah. Perubahan suhu benda, baik menjadi lebih panas atau
menjadi lebihdingin biasanya diikuti dengan perubahan bentuk atau wujudnya. Misalnya,
perubahan wujud airmenjadi es batu atau uap air karena pengaruh panas atau dingin. Selain
perubahan wujud yangdialami benda, perubahan panas juga dapat menyebabkan pemuaian.
Pemuaian merupakan peristiwa perubahan ukuran (penambahan panjang, luas, atau volume)
suatu benda karena pengaruh suhu. Pemuaian pada zat padat bisa berupa pemuaian panjang,
pemuaian luas, maupun pemuaian volume. Pemuaian pada zat cair dan pemuaian pada gas
hanya terjadi pemuaianvolume (Ramliyana, 2013).
Sebelum lebih jauh dijelaskan mengenai kalorimeter, terlebih dahulu mengenal
istilah-istilah dalam kalorimeter sebagia berikut: kalor jenis zat adalah kalor yang diperlukan
untuk menaikan suhu satu dalam satuan massa zat tersebut sebanyak satu derajat. Kapasitas
kalor adalah kalor yang yang diperlukan untuk menaikan suhu seluruh benda sebanyak satu
derajat. Kalor lebur adalah kalor yang dibutuhkan untuk melebur satu satuan massapada suhu
tetap. Kalor beku adalah kalor yang dilepskan ketika zat membeku. Titik lebuh normal adalah
titik diamana benda tersebut berubah wujud menjadi cair. Kalor uap adalah jumlah kalor yang
diperlukan untuk menguapkan sutu satuan massa cairan pada suhu tetap. Kalor embun adalah
jumlah kalor yang dibutuhkan untuk berubah wujud dari gas ke cair satu satuan massa cairan
suhu tetap. Titik normal adalah suhu dimana tekanan zat cair sama dengan tekanan eksternal
yang dialami oleh cairan (Bueche, 2016)
Bila dua sisitem yang temperaturnya berbeda-beda dipersatukan, maka temperatur
terakhir yang dicapai oleh kedua sistem tersebut berada diantara dua temperatur permukaan
tersebut. Suatu zat bahan (material substansi) yakni kalorik, terdapat didalam setiap benda.
Sebuah penda temperatur tinggi mengandung lebih banyak kalori dari pada benda temperatur
rendah. Bila kedua benda tersebut disatukan, maka benda yang kaya kalorinya kehilangan
sebagian kalorinya yang diberikan kepada benda lain sampai kedua benda tersebut belum
mencapai temperatur yang sama. Teori kalori mampu menjelaskan pencampuran zat-zat
didalam sebuah kalorimeter. Sedangkan kalorimeter tersebut merupakan alat untuk
menentukan kalor jenis suatu zat (Halliday, 2010)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : jum’at, 2 Desember 2022
Waktu : 08.00: wita – selesai.
Tempat : LAB Ferbengkelan Pertanian Fakultas
Pertanian UniversitasMuhammadiyah mataram
3.1 Alat dan Bahan
1. Gelas beker
2. Pemanas/kompor listrik
3. Termometer
4. Stopwatch
5. Neraca
6. Kaki tiga
7. Statif
8. Air
9. Minyak
3.2 Cara Kerja
1. Siapakan alat dan bahan seperti gambar
2. Timbang berat kosong gelas beker. Lalu tuang 500 ml air ke dalam gelas beker, catat
suhu awal air.
3. Timbang berat air dalam gelas beker.
4. Nayalakan kompor listrik, atur pada mode 600 Watt.
5. Tuang 500 ml air ke dalam panci, lalu letakkan di atas kompor listrik
6. Ukur suhu air setiap 1 menit. Amati kenaikan suhu air hingga suhu air mencapai 90oC
7. Ulagilah langkah 2 hingga 6 untuk volume air dan minyak masing-masing 250 ml.
Masukkan data yang diperoleh pada tabel berikut.

BAB V
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diperoleh berdasarkan hasil pengamatan dan
pembahasanantara lain:Kalor dapat berpindah karena adanya perbedaan suhu. Kalor pada
suatu benda dapat berpindah dari suatu benda yang suhunya tinggi ke benda lain yang
suhunya rendah. Rumus darikalor adalah Q =m.c.ΔT.
Pada pengamatan setiap bahan seperti air dan minyak mengalami peningkatan suhu
setelah dipanaskan. Peningkatan suhu disebabkan karena adanya perpindahan energi dari
bersuhu tinggi menuju ke rendah begitu sebaliknya.
5.1 Saran
Dalam melaksanakan praktikum sebaiknya harus berhati-hati dan harus teliti terhadap
pengukuran suhu.

Anda mungkin juga menyukai