Anda di halaman 1dari 39

PANAS JENIS ZAT PADAT

Nama : Khaerina Dwi Agustina

NIM : 2205036014

Program Studi : Pendidikan Fisika

Kelas : Regular A / 2022

Kelompok : III (Tiga)


PANAS JENIS ZAT PADAT

A. Dasar Teori
1. Pengertian panas
Kalor atau panas sebenarnya adalah energi kinetik (mikroskopis)
partikel-partikel penyusun suatu benda. Gerak partikel-partikel penyusun
benda tadi tidak tampak secara makroskopis, gerakannya sangat acak dan
inilah yang tampak atau teramati sebagai panas. Sebagai bentuk energi
kinetik, tentunya kalor dapat berpindah. Perpindahan kalor ini terjadi
dengan cara perpindahan energi kinetik partikel-partikel penyusun benda ke
partikel lain. Sebagai contoh, bila dua benda disentuhkan, maka pada
permukaan sentuh kedua benda, partikel-partikel penyusun kedua benda
akan saling bertumbukan dan saling memindahkan energi dan momentum.
Secara makroskopik ini akan teramati sebagai perpindahan panas antara
kedua benda tadi, yangdisebut konduksi panas.1
Bentuk lain perpindahan panas misalnya perpindahan energi gerak
partikel akibat bergeraknya zat sebagai benda cair. Partikel-partikel
penyusun zat cair yang berenergi kinetik tinggi lebih mudah bergerak
sehingga volume yang ditempatinya lebih besar. Akibatnya bagian zat cair
dengan energi kinetik yang lebih tinggi akan lebih renggang, maka akan
bergerak ke atas. Perpindahan panas semacam ini disebut konveksi panas.
Bentuk ketiga perpindahan panas adalah perpindahan energi yang
diperantarai oleh partikel foto cahaya. Partikel-partikel penyusun benda
yang bergetar dengan energi tinggi akan melepaskan partikel foton cahaya
yang membawa sebagian energi kinetik-nya. Bilapartikel foton yang
dipancarkan tadi menghantam benda lain, maka energi foton tadi akan
diberikan kepada partikel penyusun benda yang dihantamnya. Bentuk
perpindahan panas semacam ini disebut sebagai radiasi panas. Dalam proses
konduksi, ketika kedua benda disentuhkan, terjadi perpindahan panas antara

1
Satriawan, M. 2012. Fisika Dasar. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Hal 84
keduanya sampai keduanya mencapai kondisi kesetimbangan termal.
Kesetimbangan termal adalah kondisi ketika tidak ada lagi total perpindahan
panas antara kedua benda.2
2. Perpindahan Panas
Menurut Muhsin (2018, 37-38), macam-macam cara perpindahan panas
adalah sebagai berikut :3
a. Radiasi
Radiasi adalah perpindahan panas tanpa zat perantara. Contohpaling
mudah dari perpindahan panas secara radiasi adalah pancaran sinar
matahari. Matahari memancarkan panasnya sehingga sampai ke
permukaan bumi melalui ruang hampa. Di ruang hampa tidak ada zat
yang dapat dilalui dan juga tidak ada zat yang dapat mengalir. Panas
matahari tersebut sampai ke bumi secara langsung atau secara pancaran
tanpa melalui zat perantara.
b. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan panas karena terjadinya perpindahan
zat. Peristiwa konveksi atau aliran zat terjadi pada perubahan suhu suatu
zat. Contohnya adalah air yang sedang direbus. Zat cair dan gas yang
terkena panas maka molekul- molekulnya bertambah besar dan beratnya
tetap, sehingga akan bergerak ke atas. Gerakan ke atas ini akan diikuti
oleh gerakan zatlain secara terus menerus sehingga terjadi aliran zat
karena panas. Dari peristiwa aliran inilah, maka panas dapat merambat
secara konveksi.
c. Konduksi
Konduksi adalah perpindahan panas melalui benda padat. Benda
yang dapatmenghantarkan panas dengan baik disebut konduktor. Pada

2
Satriawan, M. 2012. Fisika Dasar. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Hal 85.

3
Muhsin, 2018. Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick untukMeningkatkan Sikap Positif
dan Prestasi Belajar IPA Pokok Bahasan Kalor pada Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika, 7(1) :
37-38.

2
umumnya, konduktor terbuat dari logam. Benda yang sukar
menghantarkan panas disebut isolator. Menurut Wikipedia, pada
peristiwa konduksi, panas mengalir melalui molekul-molekul zat tanpa
memindahkan atau menggerakkan molekul zat itu. Benda padat
memiliki kemampuan merambatkan panas secara konduksi yang
berbeda-beda.
3. Panas Jenis Zat Padat
Teori klasik meramalkan bahwa kapasitas panas pada volume tetap tidak
bergantung pada suhu. Tinjaulah suatu zat padat yang mengandung N buah
atom, masing-masing bisa dipandang sebagai osilator yang bergetar di
sekitar posisi setimbangnya. Berdasarkan “hukum energi partisi‟, energi
rata-rata suatu osilator pada suhu kesetimbangan yaitu :
𝑇 = 3𝑘𝑏𝑇
Dan energi rata rata zat tersebut adalah :
𝑈 = 3𝑛𝑘𝑏
Untuk satu mole, 𝑁 = 𝑁𝐴 = 6,025 × 1023 (bilangan Avogadro) , energi
rata-rata itu adalah 𝑢 = 3𝑅𝑇 , dimana 𝑅 = 𝑁𝐴𝑘𝐵 adalah konstanta gas. Panas
jenis molar adalah :
6𝑈 𝑘𝑎𝑙
𝐶𝑣 = ( 𝑣) = 3𝑅 ≈ 6 𝑚𝑜𝑙𝑒
6𝑇 𝑘
Persamaan ini menyatakan bahwa secara klasik panas jenis per mole
sama untuk semua zat pada semua suhu. Pada suhu kamar dan di atasnya,
beberapa zat padat memenuhi hukum di atas, tetapi tidak betulpada suhu
rendah, malah mendekati nol pada suhu 𝑇 → 0.4
4. Pengertian Kalor
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu
benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi

4
Siregar, R. E. 2018. Fisika Kuantum. Sumedang: Departemen Fisika, FMIPA Universitas
Padjadjaran. Hal 3-4.

3
maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu jugasebaliknya
jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Dari hasil
percobaan yang sering dilakukan besar kecilnya kalor yang dibutuhkan
suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor, yaitu massa zat jenis zat
(kalor jenis), dan perubahan suhu.5
5. Kapasitas kalor
Kapasitasi kalor (𝐶) suatu objek bernilai konstan antara panas 𝑄 yang
diserap atau dilepas objek dan perubahan ∆𝑇 yang dihasilkan objek, yaitu :
𝑄 = 𝐶. ∆𝑇 = 𝐶(𝑇ƒ − 𝑇i)
Di mana 𝑇i dan 𝑇ƒ adalah suhu awal dan akhir objek. Kapasitasi panas 𝐶
memiliki satuan unit energi per derajat atau energi per kelvin. Kapasitasi 𝐶
panas, katakanlah sebuah lempeng marmer yang digunakan dalam suatu
pemanas memiliki nilai 179 𝑐𝑎𝑙/𝐶° , yang dapat juga ditulis sebagai 179
𝑘𝑎𝑙/𝐾 atau 749 𝐽/𝐾.
6. Kalor Jenis
Dua objek yang terbuat dari bahan yang sama, misalkan sebuah marmer
akan memiliki kapasitasi panas sebanding dengan massanya sehingga
musah untuk mendefinisikan “kapasitasi kalor per satuanmassa” atau kalor
jenis 𝑐 yang tidak merujuk kepada objek tetapi merujuk pada satuan massa
bahan penyusun objek tersebut. Persamaankemudian dapat dituliskan
menjadi :
𝑄 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇 = 𝑚. 𝑐. (𝑇ƒ − 𝑇i).
Melalui penelitian, kita akan menemukan bahwa meskipun kapasitasi
panas dari sebuah benda, misalkan marmer, bernilai 179 𝑘𝑎𝑙/𝐶° (atau 749
𝐽/𝐾 ), panas spesifik dari marmer itu sendiri (di lempeng atau objek marmer
lainnya) adalah 0,21𝑘𝑎𝑙/𝑔. 𝐶° (atau 880𝐽/𝑘𝑔. 𝐾). Dalam satuan kalori dan

5
Muhsin, 2018. Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick untukMeningkatkan Sikap Positif
dan Prestasi Belajar IPA Pokok Bahasan Kalor pada Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika, 7(1) :
36

4
British thermal unit, panas spesifik air di definisikan sebagai, 𝑐 = 1 𝑘𝑎𝑙/𝑔.
𝐶° = 1 𝐵𝑡𝑢/𝑙𝑏 · 𝐹° = 4190 𝐽/𝑘𝑔.𝐾.6
7. Asas Black
Menurut Asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda
kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda
yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini akan
berhenti sampai terjadi keseimbangan termal (suhu kedua benda sama).
Secara matematis dapat dirumuskan :
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟i𝑚a
Yang melepas kalor adalah benda yang suhunya tinggi dan yang
menerima kalor adalah benda yang bersuhu rendah. Bila persamaan tersebut
dijabarkan maka akan diperoleh :
𝑄𝑙𝑒𝑝𝑎𝑠 = 𝑄𝑡𝑒𝑟i𝑚a
𝑚1. 𝑐1. (𝑡1 − 𝑡𝑎) = 𝑚2. 𝑐2. (𝑡𝑎 − 𝑡2)
Catatan yang harus selalu diingat jika menggunakan Asas Black
adalahpada benda yang bersuhu tinggi digunakan (𝑡1 − 𝑡𝑎) dan untuk benda
yang bersuhu rendah digunakan (𝑡𝑎 − 𝑡2).7

6
Halliday, David dkk . 2005. Fisika Dasar, Edisi Ketujuh Jilid Jakarta: Erlangga. Hal 522.
7
Muhsin, 2018. Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick untukMeningkatkan Sikap Positif
dan Prestasi Belajar IPA Pokok Bahasan Kalor pada Siswa. Jurnal Pendidikan Fisika, 7(1) :
37

5
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana hubungan jenis benda yang digunakan dalam suhu setimbang?
2. Bagaimana pengaruh jenis benda terhadap kalor jenis benda?
C. Hipotesis
1. Setiap jenis benda memiliki kemampuan untuk melepas dan menerimakalor
yang berbeda sehingga dapat akan mempengaruhi hasil saat dilakukan
pencampuran suhu atau suhu setimbang.
2. Jenis benda mempengaruhi kalor jenis yang dimilikinya karena semakin
besar massa jenis benda yang dimiliki maka kalor yang diperlukan juga
semakin banyak.
D. Uji hipotesis
1. Variabel
a) Variabel kontrol : suhu benda logam, kalor jenis benda, dan suhu fluida
b) Variabel bebas : jenis benda logam dan massa benda logam
c) Variabel terikat : suhu setimbang dan panas jenis benda
2. Definisi Operasional
a. Jenis benda logam adalah macam-macam benda berbahan logam yang
akan diujikan pada percobaan.
b. Massa benda logam adalah jumlah material yang terkandung pada benda
logam yang mempengaruhi kalor jenis benda tersebut.
c. Suhu setimbang adalah sushu akhir yang didapatkan dari hasil
pencampuran dua suhu yang berbeda pada air dan benda logam
d. Panas jenis benda adalah hasil perhitungan dari data-data yang telah
diambil selama percobaan.
3. Definisi Konsepsional
a. Jenis benda logam adalah berbagai macam macam benda berbahan
logam.
b. Massa benda logam adalah jumlah materi atau partikek yang dimiliki
suatu benda logam.
c. Suhu setimbang adalah suhu yang didapatkan dari pencampuran
perbedaan sebuah suhu.

6
d. Panas jenis benda adalah ukuran banyaknya kalor yang diserap atau
diperlukan oleh benda/zat bermassa untuk menaikkan suhu sebesar 1
derajat.

7
E. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Beaker glass 3 unit
b. Bunsen 1 unit
c. Bushead 1 unit
d. Kaki 4 1 unit
e. Kalorimeter 1 unit
f. Kawat kasa 1 unit
g. Neraca ohaus 311 1 unit
h. Statif 1 unit
i. Thermometer 2 unit
2. Bahan
a. Air Secukupnya
b. Aluminium 1 buah
c. Besi 1 buah
d. Korek 1 buah
e. Spiritus Secukupnya
f. Tali Secukupnya
g. Tembaga 1 buah
h. Tisu Secukupnya

F. Prosedur Percobaan
1. Ditimbang kalorimeter kosong beserta pengaduknya (mc), air (ma), serta
benda dari logam (mb).
2. Diukur suhu air (Ta) sebagai suhu awal dan dimasukkan ke dalam
kalorimeter kosong.
3. Dipanaskan logam dalam kalorimeter berisi air dengan alat pemanas dan
dicatat suhunya (Ta).
4. Dimaasukkan logam ke dalam kalorimeter berisi air, diaduk dan divatat
suhu setimbangnya (T).
5. Diulangi percobaan untuk jenis logam yang berbeda.

8
I. Pembahasan
Judul dari praktikum fisika dasar kali ini yaitu “panas jenis zat padat”.
Dalam praktikum ini, rumusan masalah percobaan mengenai perpindahan panas
jenis zat padat yang pertama yaitu, bagaimana hubungan jenis benda yang
digunakan dengan suhu setimbang denga hipotesis setiap jenis benda memiliki
kemampuan untuk melepas dan menerima kalor yang berbeda sehingga dapat
akan mempengaruhi hasil saat dilakukan percampuran suhu atau suhu
setimbang. Rumusan masalah dan hipotesis terbukti benar dikarenakan dari
tabel pengamatan yang di dapatkan hasilnya menunjukkan bahwa setiap jenis
benda seperti yang digunakan dalam percobaan yaitu besi, aluminium dan
tembaga memiliki suhu setimbang yang berbeda, dapat disimpulkan berarti
jenis benda mempengaruhi suhu setimbang. Lalu rumusan masalah yang kedua
yaitu bagaimana pengaruh jenis benda terhadap kalor jenis benda dan hipotesis
yang telah di ajukan yaitu jenis benda mempengaruhi kalor jenis yang di
milikinya karena semaki besar massa jenis benda yang dimiliki, maka kalor
yang diperlukan juga semakin banyak, dapat disimpulkan rumusan masalah dan
hipotesis yang diajukan Ini terbukti benar karena besi memiliki massa yang
paling besar diantara aluminium dan tembaga, karena itu besi mempunyai suhu
setimbang yang lebih besar daripada benda yang lain.
Hal-hal yang dilakukaan saat percobaan atau prosedur kerja pada praktikum
panas jenis zat padat adalah pertama-tama disiapkan alat dan bahan yang akan
digunakan. Lalu, ditimbang kalorimeter kosong beserta pengaduknya dengan
neraca ohauss 311 setelah mendapatkan hasilnya catat berat yang didapatkan.
langkah selanjutnya yaitu ditimbang kalorimeter yang berisikan air dan
ditimbang juga massa jenis benda logam dengan neraca ohauss 311 setelah
mendapatkan hasilnya catat berapa beratnya. Berikutnya panaskan air 100 ml
dan dimasukkan salah satu jenis benda logam seperti besi, Aluminium dan
tembaga, dan diukur suhunya hingga 7℃. Jika sudah mencapai 70℃,
dimasukkan benda logam tersebut kedalam kalorimeter berisi air, diaduk hingga
suhunya tercampur rata.Kemudian dicatat berapa suhu setimbangnya. Ulangi
percobaan tersebut dengan jenis bahan logam yang lainnya.
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat.
Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda
yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor
yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya
rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Pada percobaan ini didapatkan data dari jenis benda besi diantaranya yaitu
Kalor jenis benda besi yaitu 460 j/kg.k, Massa benda logam (0,061
±0,000005)kg, Suhu benda logam (343,15±0,05)k, massa Fluida
(0,082±0,000005)kg, suhu fluida (303,15 ±273,20)k, Kalor jenis fluida
4190j/kg.k, suhu setimbang (306,15±273,20)k. Dan data aluminium yaitu jenis
benda logam 900 j/kg. k, massa benda logam (0,0232±0,000005)kg, suhu benda
logam (343,15±273,20)k, Kalor jenis fluida 4190 j/kg.k ,Suhu setimbang
(307,15±273,20)k. yang terakhir data tembaga yang dihasilkan yaitu kalor jenis
benda logam 390j/kg. k , massa benda logam (0,0591± 0,000005)kg, suhu
benda logam (343,15 ±273,15)k , massa fluida (0,089±0,000005)kg, suhu fluida
(303,15±273,20)k, kalor jenis fluidan 4190j/kg.k, suhu setimbang (305,15 ±
0,05)k. Dari data yang diporeleh dapat dikatakan bahwa besi memiliki suhu
setimbang yang lebih besar daripada aluminium dan tembaga dikarenakan besi
memiliki massa yang besar dari yang lain
Faktor yang mempengaruhi panas jenis adalah massa benda, jadi semakin
besar massa benda maka akan semakin besar pula kalor yang diperlukan.
Contohya jika kita memanaskan benda seberat 5 kg dengan benda 25 kg, dengan
pemanasan yang sama, maka waktu yang diperlukan untuk memanaskan kedua
benda tersebut berbeda. Benda seberat 25 kg akan memerlukan waktu yang
cukup lama untuk menjadi panas daripada benda 5 kg. Selanjutnya kenaikan
suhu, karena semakin besar kenaikan suhunya maka semakin besar pula kalor
yang diperlukan oleh sebuah zat. Contohnya apabila kita memanaskan benda
selam 6 menit dengan 20 menit dengan pemanas yang sama, maka kenaikan
suhunya lebih besar yang 20 menit. Kemudian yang terakhir yaitu kalor jenis
benda adalah banyaknya kalor yang diperlukan atau dilepaskan oleh suatu
benda yang massa 2 kg untuk menaikkan suhu 2℃.
Kesalahan yang dilakukan saat praktikum panas jenis zat padat yaitu karena
alat yang digunakan sederhana dan memiliki ketidakpastian yang yang besar
maka hal ini lah yang dapat mempengaruhi data perhitungan yang didapatkan
dan juga kurangnya ketelitian praktikan saat melakukan percobaan.
J. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan dan hasil data serta
perhitungan dari percobaan ini, maka hipotesis yang praktikan ajukan terbukti
bahwa :
1. Setiap jenis benda memiliki kemampuan untuk melepaskan kalor dan
menerima kalor, masing – masing jenis benda memiliki perbedaan dalam
hal menerima dan melepaskan kalor, sehingga hal ini mempengaruhi hasil
saat praktikan melakukan pencampuran suhu ataupun suhu setimbang
2. Jenis-jenis benda akan mempengaruhi kalor jenis yang dimiliki karena sifat
partakel penyusunnhya. Semakin besar massa suatu benda maka akan
semakin besar pula kalor jenis benda tersebut karena massa berbanding
lurus dengan kalor yang diterima.
DAFTAR PUSTAKA

Halliday, David dkk . 2005. Fisika Dasar, Edisi Ketujuh Jilid Jakarta: Erlangga Hal
522.

Muhsin, 2018. Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick untukMeningkatkan


Sikap Positif dan Prestasi Belajar IPA Pokok Bahasan Kalor pada Siswa.
Jurnal Pendidikan Fisika, 7(1) : 32-38.

Satriawan, M. 2012. Fisika Dasar. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. Hal 84-
85.

Siregar, R. E. 2018. Fisika Kuantum. Sumedang: Departemen Fisika, FMIPA


Universitas Padjadjaran. Hal 3-4.
LEMBAR PENGESAHAN

Mengetahui Samarinda, 1 November 2022

Asisten Praktikum, Praktikan,

Noer Octaviana Khaerina Dwi Agustina


NIM. 2005036033 NIM. 2205036014
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner
Scanned by TapScanner

Anda mungkin juga menyukai