Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM IPA 1

KEGIATAN 3

PENGARUH JELAGATERHADAP PERAMBATAN KALOR PADA LOGAM

DISUSUN OLEH :

1. Vitria Oktavia (14312241011)


2. Muhammad Zainuddin (14312241030)
3. Mita Purwaningsih (14312241034)
4. Aprilia Pujayani (14312244009)
5. Risea Luthfi Hakim (14312244014)

JURUSAN PENDIDIKAN IPA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2015
PENGARUH JELAGATERHADAP PERAMBATAN KALOR PADA LOGAM

A. Tujuan
1. Mengamati perambatan yang terjadi pada kalor.
2. Mengamati perubahan materi pada suatu zat.
B. Dasar Teori
Panas hanya digunakan dalam menjelaskan transfer energi dari suatu tempat ke
tempat lain. Panas adalah perpindahan energi yang terjadi karena adanya perbedaan
temperatur. Ketika panas merambat pada suatu materi, terdapat dua hal yang dapat
terjadi, yaitu:
1. Materi akan mengalami kenaikan suhu.
Panas dapat diartikan sebagai suatu kenaikan energi kinetic rata-rata
suatu molekul. Kenaikan energi kinetic ini diartikan sebagai kenaikan suhu
yang terjadi secara proporsional. Hal ini menyebabkan pergerakan molekul
menjadi lebih cepat.
2. Materi akan mengalami perubahan wujud.
Misalnya es didiamkan akan berubah menjadi air. Perubahan wujud ini
tidak disertai dengan kenaikan suhu. Kalor yang diserap oleh es tidak
digunakan untuk mengubah energi kinetic, tetapi digunakan untuk mengubah
ikatan antarmolekul. Perubahan ikatan molekul dapat terjadi karena adanya
penyerapan energi atau pelepasan energi.
Apabila panas meresap dalam suatu materi, energi juga ikut meresap dalam
materi. Energi dapat digunakan untuk meningkatkan energi kinetic molekul sehingga
terjadi kenaikan suhu yang mengakibatkan semakin cepatnya pergerakan molekul.
Atau energi dapat digunakan untuk memutuskan ikatan molekul sehingga terbentuk
wujud baru.
Ketika dua atau lebih kontak termal terjadi, panas akan mengalir dari suhu
tinggi ke suhu rendah untuk mnecapai keseimbangan. Panas dapat dipindahkan dari
satu tempat ke tempat lain melalui tiga cara, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi.
1. Konduksi
Heat transfer is conduction heat transfer through a substance without an
accompanying transfer of particles of the substance. The occurrence of heat
conduction can be explained by the theory of molecules. In the hot substance,
the molecules vibrate more rapidly and to form other molecules around it.
Collisions that resulted in the surrounding molecules also vibrate faster and
the temperature rise (the heat). Conduction heat transfer occurs in solids, such
as metal.
Konduktor dan isolator
Berdasarkan konduktivitasnya, materi dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu konduktor dan isolator. Konduktor adalah materi yang dapat
memindahkan energi, misal bermacam-macam logam seperti alumunium, besi,
dan lain sebagainya. Isolator adalah materi yang konduktivita panasnya rendah,
misalnya kayu, plastik,
2. Konveksi
Convection is heat transfer through a substance is accompanied by movement
of the particles of that material. Heat transfer by convection occurs in liquids
and gases. The occurrence of convection currents in fluids and gas attributed
to differences in the density of the substance. In part that is heated, the density
of the substance is smaller than the parts that are not heated.
Konveksi bergantung pada:
a. Luas permukaan yang bersentuhan dengan cairan.
b. Perbedaan suhu antarpermukaan objek.
c. Koefisien konveksi, yang bergantung pada:
a. Viskositas cairan
b. Kecepatan cairan
c. Perbedaan suhu antara permukaan dan cairan
d. Kapasitas panas cairan
e. Massa jenis cairan
f. Bentuk permukaan kontak
Pada cairan dan gas, konveksi merupakan cara paling efisien dalam
menghantarkan panas. Konveksi terjadi jika bagian yang lebih panas pada zat
cair atau gas merambat naik ke bagian yang lebih dingin. Zat cair dan gas yang
lebih dingin mengambil posisi yan glebih panas. Hal ini terjadi secara
bergiliran dalam suatu siklus.
3. Radiasi
Radiation is heat transfer in the form of electromagnetic waves. In radiation,
heat or energi propagates without the need for an intermediary substance,
unlike the case with conduction or convection is always in need of a medium.
Yosef Stefan menemukan bahwa laju rambat kalor secara radiasi tiap
satu satuan luas permukaan benda begantung pada sifat dan suhu permukaan
benda. Benda yang mengkilap lebih sukar memancarkan kalor daripada benda
yang hitam dan kusam. Keadaan tersebut juga berlaku untuk benda yang
menyerap kalor. Benda yang permukaannnya mengkilap lebih sukar menyerap
kalor daripada benda yang permukaannnya hitam dan kusam. Jadi dapat
dikatakan bahwa benda hitam dan kusam merupakan pemancar dan penyerap
kalor yang baik.
Materi adalah sesuatu yang memiliki massa dan volume. Pada prinsipnya,
materi dapat dibedakan dalam tiga fase, yaitu padat, cair, dan gas.
a. Perubahan fisika
Perubahan fisika adalah proses perubahan bentuk fisik suatu materi tanpa
disertai perubahan susunan kimianya. Perubahan ini bersifat sementara dan tidak
menghasilkan zat baru. Misalnya beras menjadi tepung beras.
b. Perubahan kimia
Perubahan kimia adalah perubahan materi tidak hanya secara fisik juga secara
susunan kimianya. Perubahan ini dapat terjadi secara tiba-tiba, misalnya lilin yang
dinyalakan, akan meleleh dan membeku lagi. Perubahan kimia bersifat permanen dan
membentuk zat baru. Perubahan kimia biasanya diserti dengan:
1. Perubahan warna
2. Terjadinya endapan
3. Terbentuknya gas
4. Terbentuk panas
c. Nature of physical and chemical nature of materi
Benda Hitam
Benda hitam adalah benda khayal yang dengan kondisi ideal tertentu yang
berusaha diciptakan oleh para ilmuwan fisika untuk menganalisis prilaku radiasi yang
terperangkap dalam rongganya. Di anggap sebagai benda khayal karena sulitnya
menemukan benda dengan hitam sempurna. Benda yang hampir hitam sempurna
adalah jelaga lampu. Jelaga ini memancarkan kira-kira 1% energi radiasi yang
mengenainya. Para ilmuwan bersepakat bahwa yang dimaksud dengan benda hitam
disini adalah benda dengan ruang tertutup yang terdapat lubang kecil di dindingnya.

Gambar: Radiasi Benda Hitam

Sebagian besar energi radiasi yang masuk melalui lubang ini akan diseraap
oleh dinding-dinding bagian dalam. Dari sebagian yang terpantul hanya sebagian kecil
yang dapat keluar lewat lubang tersebut. Jadi dapat dianggap bahwa lubang ini
berfungsi sebagai penyerap yang sempurna. Benda hitam ini akan memancarkan
radiasi lebih banyak jika bendanya memiliki suhu tinggi. Spektrum benda hitam panas
mempunyai puncak frekuensi lebih tinggi daripada puncak spektrum benda hitam
yang lebih dingin.
Fisika Klasik dan Radiasi Benda Hitam
Terdapat masalah besar yang menarik dan belum terpecahkan oleh para
ilmuwan fisika di akhir abad 19. Mengenai penjelasan ilmiah radiasi benda hitam. Ada
dua teori klasik yang mencoba menjelaskan spektrum radiasi benda hitam, yaitu teori
Wien dan teori Rayleigh-Jeans. Teori Wien menyatakan hubungan antara intensitas
radiasi dengan panjang gelombang menggunakan analogi antara radiasi dalam ruangan
dan distribusi kelajuan molekul gas. Namun teori Wien gagal menjelaskan panjang
gelombang yang panjang.

Berbeda dengan Wien, teori Rayleigh-Jeans menyatakan gubungan antara


intensitas dan panjang gelombang radiasi dengan menggunakan penurunan dari teori
klasik murni. Namun ternyata, teori ini hanya berhasil menjelaskan radiasi benda
hitam untuk panjang gelombang yang panjang. Untuk panjang gelombang yang
pendek teori ini tidak dapat dipakai.

Intensitas Radiasi Planck


Teori fisika klasik yang menganggap cahaya sebagai gelombang, ternyata tidak
dapat menerangkan spektrum radiasi benda hitam. Kegagalan ini menggugah Max
Planck untuk melakukan penyelidikan spektrum radiasi benda hitam. Ia menyatakan
suatu anggapan yang sangat radikal kala itu, yaitu cahaya dapat dianggap sebagai
partikel yang terdiri atas paket-paket energi yang disebut sebagai kuanta atau foton.
Teori ini lantas terbukti dengan adanya fenomena efek fotolistrik dan efek compton
yang hanya mampu dijelaskan jika cahaya dianggap sebagai partikel. Mas Planck
menggunakan dasar teoritis untuk memperkuat rumus empirisnya dengan membuat
beberapa asumsi sebagai berikut:

1. Energi radiasi yang dipancarkan oleh getaran melekul-molekul benda bersifat diskrit,
yang besarnya E = n . h . f. n adalah bilangan kuantum (n = 1, 2, 3, ) dan f adalah
frekuensi getaran molekul, sedangkan h adalah konstanta Planck.
2. Molekul-molekul menyerap atau memancarkan energi radiasi dalam paket diskrit yang
disebut kuantum dan foton. Energi radiasi terkuantitasi, dimana energi satu foton sama
dengan konstanta Planck dikalikan frekuensi getaran molekulnya (h x f)

C. Alat dan Bahan


1. Kaleng
2. Penjepit kaleng
3. Lilin
4. Koin putih dua buah
5. Korek api
D. Langkah Kerja

Menyiapkan alat dan bahan.

Melapisi sebagian kaleng bagian dalam dengan jelaga.

Menempelkan satu koin pada sisi luar kaleng pada bagian berjelaga.

Menempelkan satu koin pada sisi luar kaleng pada bagian tak berjelaga.

Memanaskan bagian dalam kaleng.

Mencatat waktu yang dibutuhkan hingga koin terjatuh.

Mengulangi percobaan hingga tiga kali.

Mencatat hasil percobaan.

E. Tabulasi Data
Waktu (s)
1 2 3
Tidak berjelaga 24 30 31
Berjelaga 19 18 14

F. Pembahasan
Praktikum yang berjudul Pengaruh Jelaga terhadap Logam dilakukan pada tanggal
7 Oktober 2015 di Laboratorium IPA 2. Praktikum ini memiliki dua tujuan, yaitu
mengamati perambatan pada kalor dan mengamati perubahan wujud benda. Pada
percobaan ini digunakan dua buah koin lima ratus rupiah putih, lilin menempelkan koin,
korek untuk menyalakan lilin, dan kaleng untuk tempat menempelkan koin.
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum
untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur
suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat
besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit.
Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima oleh suatu benda yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan
suhu, karena suhu adalah ukuran dalam satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu
kuantitas atau jumlah panas baik yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda.
Kalor merupakan suatu energi.
Berdasar hukum kekekalan energi, energi dapat berpindah dari suatu tempat ke
tempat lain dan dapat pula berubah bentuk, dari bentuk energi satu ke energi lain. Kalor
dapat mengalami pergerakan atau perpindahan. Perpindahan kalor merupakan suatu
proses perpindahan energi panas pada suatu zat atau dari satu zat ke zat lain. Kalor dapat
berpindah melalui suatu zat perantara maupun tanpa zat perantara, zat perantara yang
dapat menghantarkan kalor disebut dengan konduktor, sedangkan yang tidak dapat
menghantarkan panas disebut dengan isolator.

Praktikum ini dilakukan dengan cara menghitamkan bagian dalam kaleng. Warna
hitam disebabkan oleh adanya jelaga. Jelaga diperoleh dari api lilin yang dikibas-
kibaskan di permukaan kaleng. Keberadaan jelaga membuktikan adanya pemindahan
kalor secara radiasi, yaitu pemindahan kalor tanpa dibutuhkan perantara. Pemindahan
kalor ini juga disertai dengan pemindahan panas, yang dibuktikan dengan badan kaleng
yang menjadi panas karena di dekatkan dengan nyala api pada lilin.
Dari hasil percobaan yang telah dilakukan oleh praktikan memperoleh hasil yaitu
pada bagian yang tidak berjelaga pada waktu 1 lama menempelnya koin pada kaleng
yaitu selama 24 detik, pada pengulangan waktu 2 menempelnya koin pada kaleng yaitu
selama 30 detik dan pada pengulangan waktu 3 menempelnya koin pada kaleng yaitu
selama 31 detik. Sedangkan pada yang bagian yang berjelaga pada waktu 1 menempelnya
koin pada selama 19 detik, pada pengulangan waktu 2 menempelnya koin pada kaleng
selama 18 detik dan pada pengulangan waktu 3 menempelnya koin pada kaleng selama
14 detik.
Dari hasil pecobaan diatas membuktikan bahwa koin yang dapat bertahan lama
menempel pada kaleng yaitu pada daerah yang tidak berjelaga karena pada daerah
tersebut tidak berwarna hitam yang berarti benda yang mengkilap lebih sukar
memancarkan kalor daripada benda yang hitam dan kusam. Keadaan tersebut juga
berlaku untuk benda yang menyerap kalor. Benda yang permukaannnya mengkilap lebih
sukar menyerap kalor daripada benda yang permukaannnya hitam dan kusam. Jadi dapat
dikatakan bahwa benda hitam dan kusam merupakan pemancar dan penyerap kalor yang
baik. Pada daerah yang tidak berjelaga bukan penyerap kalor yang baik yang
menyebabkan koin dapat bertahan lama menempel pada kaleng.
G. Kesimpulan
1. Perambatan yang terjadi pada kalor yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. Pada
konduksi proses perambatannya menggunakan perantara. Pada konveksi terjadi
perambatan kalor jika bagian yang lebih panas pada zat cair atau gas merambat naik
ke bagian yang lebih dingin. Pada radiasi proses perambatan kalor terjadi pada benda
hitam dan kusam yang dapat menyerap kalor dengan baik, dibandingkan dengan benda
yang mengkilap.
2. Perubahan materi pada suatu zat yaitu materi akan mengalami kenaikan suhu yang
mana panas dapat diartikan sebagai suatu kenaikan energi kinetic rata-rata suatu
molekul. Kenaikan energi kinetic ini diartikan sebagai kenaikan suhu yang terjadi
secara proporsional. Hal ini menyebabkan pergerakan molekul menjadi lebih cepat.
Materi akan mengalami perubahan wujud, misalnya es didiamkan akan berubah
menjadi air. Perubahan wujud ini tidak disertai dengan kenaikan suhu. Kalor yang
diserap oleh es tidak digunakan untuk mengubah energi kinetic, tetapi digunakan
untuk mengubah ikatan antarmolekul. Perubahan ikatan molekul dapat terjadi karena
adanya penyerapan energi atau pelepasan energi.
DAFTAR PUSTAKA

Beiser, A. 1987. Concepts of Modern Physics Fourth Edition. McGraw-Hill : New York

Bueche, F. J. 1989. Theory and Problem of College Physics 8th Edition. McGraw-Hill : New

York

Halliday, D. Resnick, R. Silaban, P dan Sucipto, E. 1999. Fisika Jilid 2 Edisi Ketiga. Jakarta :

Erlangga

Krane, K. 1992. Fisika Modern. Jakarta : UI Press

Powell, J. L & Crasemann, B. 1961. Quantum Mechanics. London : Addison-Wesley

Publishing Company

Purwanto, A. 1996. Pengantar Fisika Kuantum. Surabaya : Citra Media

Whelan, P.M dan Hodgson, M.J. 1985. Essential Principles of Physics. London : John Murray
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai