Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PRAKTIKUM

FENOMENA DASAR MESIN

Disusun Oleh:
Bagas Prastiyo Nugroho (200481100005)

PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI DAN MESIN
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
2022
MODUL II
Perpindahan Kalor
2.1 Tujuan
Tujuan digunakan untuk mengatasi masalah. Pembuatan penulisan tujuan
didasarkan pada latar belakang. Tujuan dari adanya praktikum modul dua pada
praktikum proses fenomena dasar mesin, yaitu sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu memahami perpindahan kalor konveksi pada fluida.
2. Mahasiswa mampu menentukan koefisien perpindahan kalor konveksi (h)
pada fluida.

2.2 Dasar Teori


Dasar teori merupakan bab yang berisikan kajian pustaka yang digunakan.
Dasar teori praktikum fenomena dasar mesin berisi tentang perpindahan kalor.
Landasan teori pada praktikum modul dua yaitu sebagai berikut ini :
2.2.1 Perpindahan Kalor
Menurut Wahyono (2019), perpindahan panas atau yang sering disebut
heat transfer merupakan salah satu dari disiplin ilmu thermal yang mempelajari
cara menghasilkan panas, menggunakan panas, mengubah panas dan
menukarkan panas diantara sistem fisik. Bila dalam suatu sistem terdapat
perbedaan suhu, atau bila dua sistem yang suhunya berbeda disinggungkan,
maka akan terjadi perpindahan energi yang disebut juga sebagai perpindahan
panas. Perpindahan panas merupakan bukti dari hukum termodinamika yang
pertama tentang energi yang tidak dapat diciptakan maupun dihilangkan. Energi
hanya dapat dipindahkan dan berubah dari satu bentuk ke bentuk lainya.
Perpindahan panas selalu terjadi dari benda yang memiliki suhu tinggi ke
benda yang suhunya lebih rendah. Jika beberapa benda saling berdekatan satu
sama lain dan mempunyai temperatur yang berbeda kemudian benda yang panas
akan berubah menjadi dingin dan benda yang dingin akan menjadi panas hingga
mencapai temperatur kesetimbangan. Bahasan utama dalam perpindahan panas
adalah cara energi didalam panas dapat berpindah tempat dan laju
perpindahannya dalam kondisi tertentu. Perpindahan panas dari suatu benda ke
benda lainya dapat terjadi secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
Gambar 2.1 Perpindahan kalor

2.2.2 Perpindahan Kalor Konduksi


Menurut Ningsi (2021), konduksi adalah proses perpindahan kalor dari
suatu bagian benda padat atau material ke bagian lainnya. Perpindahan kalor
secara konduksi tidak ada bagian dari logam yang berpindah, yang terjadi adalah
molekul-molekul yang logam yang diletakkan diatas nyala api membentur
molekul-molekul yang berada didekatnya dan memberikan sebagian panasnya.
Molekul-molekul terdekat kembali membentur molekul-molekul terdekat lainya
dan memberikan sebagian panasnya, dan begitu seterusnya di sepanjang bahan
sehingga suhu logam naik. Jika padatan adalah logam, maka perpindahan kalor
dibantu oleh elektron-elektron bebas yang bergerak diseluruh logam sambil
menerima dan memberi energi kalor ketika bertumbukan dengan atom-atom
logam. Sedangkan pada gas, kalor dikonduksikan oleh tumbukan langsung
molekul-molekul gas. Molekul di bagian yang lebih panas dari gas mempunyai
energi rata-rata yang lebih tinggi bertumbukan dengan molekul berenergi lebih
rendah, maka sebagian energi molekul berenergi tinggi dipindah ke molekul
berenergi.
Proses perpindahan kalor secara konduksi memiliki laju hantaran kalor
atau laju perpindahan panas. Laju perpindahan panas menyatakan seberapa cepat
kalor dihantarkan melalui medium itu. Terdapat besaran-besaran yang
mempengaruhi laju perpindahan panas secara konduksi yaitu luas permukaan
benda, panjang atau tebal benda, perbedaan suhu antara ujung benda dan
dipengaruhi oleh suatu besaran k yang disebut konduktivitas termal. Persamaan
dasar untuk perpindahan kalor secara konduksi dirumuskan sebagai berikut :
q =kA ................................................................................................... (2.1)

Keterangan :
q = Laju perpindahan kalor (W).
k = Konstanta konduktivitas termal (W/m2.oC).
A = Luas penampang.
dT = Selisih suhu antar benda.
l = Lebar atau panjang benda.

Gambar 2.2 Perpindahan kalor konduksi


2.2.3 Perpindahan Kalor Konveksi
Menurut Derry (2022), konveksi adalah perpindahan kalor dari satu tempat
ke tempat lain bersama dengan gerakan partikel-partikel bendanya. Pergerakan
molekul-molekul pada fluida baik cairan maupun gas. Perpindahan kalor secara
konveksi disebabkan oleh perbedaan massa jenis. Permukaan yang mempunyai
muatan panas lebih tinggi akan mengalirkan panasnya ke permukaan yang lebih
rendah. Perpindahan kalor konveksi terjadi antara fluida yang bergerak dan batas
permukaan ketika keduanya berada pada temperatur yang berbeda.
Perpindahan kalor secara konveksi terbagi menjadi dua mekanisme, yang
pertama terjadi perpindahan energi dikarenakan gerak acak fluida dan kedua
dikarenakan pergerakan fluida yang memiliki perbedaan temperatur akan
meningkatkan perpindahan kalor. Perpindahan kalor secara konveksi dibedakan
menjadi dua, yaitu konveksi paksa dan konveksi alamiah. Konveksi paksa terjadi
dimana fluida dialirkan oleh media lain seperti fan, pompa dan kompresor.
Sedangkan konveksi alamiah terjadi dimana pergerakan fluida disebabkan oleh
adanya gaya apung (buoyancy force) yang meningkat karena perbedaan densitas.
Persamaan dasar untuk perpindahan kalor secara konveksi dapat dirumuskan
sebagai berikut :
q = h A (T1-T2) ........................................................................................... (2.2)
Keterangan :
q = Laju perpindahan kalor (W).
A = Luas penampang (m2).
h = Koefisien perpindahan kalor konveksi (W/m2.oC).
T1 = Suhu tinggi (oC).
T2 = Suhu rendah (oC).

Gambar 2.3 Perpindahan kalor konveksi


2.2.4 Perpindahan Kalor Radiasi
Menurut Wahyono (2019), radiasi adalah proses perpindahan panas
melalui gelombang elektromagnet atau paket-paket energi (photon) yang dapat
dibawa sampai jarak yang sangat jauh tanpa memerlukan interaksi dengan
medium. Radiasi dalam perpindahan panas (thermal radiation) hanya salah satu
dari bentuk radiasi elektromagnetik. Perpindahan panas secara radiasi berpindah
dengan cara pancaran melalui gelombang electromagnet.Panas matahari yang
sampai ke bumi merupakan salah satu contoh bentuk nyata perpindahan panas
secara radiasi. Meskipun jarak antara bumi dan matahari cukup jauh serta
dipisahkan oleh ruang hampa, panas matahari tetap dapat sampai ke bumi
melalui pancaran. Proses radiasi adalah fenomena permukaan. Proses radiasi
tidak terjadi pada bagian dalam bahan. Tetapi suatu bahan apabila menerima
suatu sinar, maka banyak hal yang boleh terjadi. Energi kalor yang menimpa
suatu permukaan, sebagian akan dipantulkan, sebagian akan diserap ke dalam
bahan, dan sebagian akan menembus bahan dan terus keluar. Jadi dalam
mempelajari perpindahan panas radiasi akan dilibatkan suatu fisik permukaan.
Laju perpindahan panas radiasi dipengaruhi oleh beberapa faktor. Laju
perpindahan panas tergantung kepada temperatur permukaan yang mengemisi
dan menerima radiasi, emisivitas permukaan yang teradiasi, refleksi, absorpsi,
dan tranmisi, serta faktor pandang (view’s factor) antara permukaan yang
mengemisi dan yang menerima radiasi. Salah satu hal yang mempengaruhi
perpindahan panas radiasi adalah kondisi permukaan benda yang memancarkan
dan menerima radiasi. Hal ini disebabkan karena sifat-sifat permukaan benda
berpengaruh langsung terhadap emisivitas atau daya pancar benda tersebut.
Dengan kata lain kekasaran permukaan, pelapisan serta perlakuan permukaan
terhadap suatu benda akan berpengaruh terhadap proses laju perpindahan panas
yang terjadi antara dua benda yang bertukar panas. Untuk mengetahui laju
perpindahan panas secara radiasi dari benda satu ke benda dua, dapat digunakan
rumus perhitungan laju perpindahan kalor radiasi seperti berikut ini :
q = σ ε A1 F1 2 (T1 4 – T )....................................................................... (2.3)

Keterangan :
q = Laju perpindahan kalor (W).
σ = Konstanta boltzman (W/m2.oC).
ε = Emisivitas permukaan benda.
A1 = Luas penampang (m2).
T1 = Suhu tinggi (oC).
T2 = Suhu rendah (oC).

Gambar 2.4 Perpindahan panas radiasi


2.3 Peralatan dan Bahan
Selama pelaksanaan praktikum terdapat alat dan bahan yang digunakan
dalam praktikum fenomena dasar mesin modul dua. Praktikum fenomena dasar
mesin modul dua memerlukan sebuah peralatan dan bahan. Berikut peralatan dan
bahan yang digunakan pada praktikum modul dua :
1. Bejana aluminium ........................................................................... (1 buah)
2. Termometer ..................................................................................... (1 buah)
3. Fan .................................................................................................. (1 buah)
4. Stopwatch ........................................................................................ (1 buah)
5. Kompor portable ............................................................................. (1 buah)
6. Meja kerja ........................................................................................ (1 buah)
7. Air.................................................................................................... (500 ml)

2.4 Hasil Percobaan


Praktikum fenomena dasar modul dua ini melakukan pengujian laju
perpindahan kalor. Setelah dilakukan pengujian dengan prosedur yang telah
ditentukan didapatkan hasil percobaan. Berikut hasil percobaan dari praktikum
fenomena dasar mesin modul dua:
2.4.1 Laju Perpindahan Kalor
Praktikum modul dua tentang perpindahan kalor ini menggunakan laju
perpindahan kalor sebagai parameter. Praktikum perpindahan kalor ini
mengaplikasikan perpindahan secara konduksi dan konveksi. Perpindahan kalor
konveksi di uji secara paksa menggunakan fan dan secara alamiah tanpa
menggunakan fan.
Tabel 2.1 Data laju perpindahan kalor
o
Suhu Akhir (oC)
Suhu Suhu Awal ( C)
Tanpa Fan Fan
TA 330 330 330
T1 160 60 37
T2 90 73 49
TB 80 74 50
Data laju perpindahan kalor memperlihatkan suhu awal dan suhu akhir
menggunakan fan dan tanpa menggunakan fan. Suhu awal sumber api (TA)
adalah 330 oC, suhu permukaan bawah panci (T1) 160 oC, suhu permukaan atas
panci (T2) 90 oC, dan suhu permuakaan atas air (TB) adalah 80 oC. Suhu akhir
menunjukan penggunaan fan mempercepat laju perpindahan kalor. Dilihat dari
suhu permuakaan air (TB) tanpa menggunakan fan suhunya turun ke 74 oC
sedangkan pada saat menggunakan fan suhunya turun hingga 50 oC.
2.6 Kesimpulan
Kesimpulan merupakan gagasan akhir yang diambil dari hasil praktikum
fenomena dasar modul dua. Praktikum modul dua menghasilkan kesimpulan dari
tujuan praktikum. Kesimpulan yang didapat dari praktikum fenomena dasar mesin
modul dua sebagai berikut :
1. Konveksi adalah perpindahan kalor dari satu tempat ke tempat lain
bersama dengan gerakan partikel-partikel bendanya. Perpindahan kalor
secara konveksi disebabkan oleh perbedaan massa jenis. Permukaan yang
mempunyai muatan panas lebih tinggi akan mengalirkan panasnya ke
permukaan yang lebih rendah. Perpindahan kalor konveksi terjadi antara
fluida yang bergerak dan batas permukaan ketika keduanya berada pada
temperatur yang berbeda.
2. Nilai koefisien perpindahan panas bergantung pada bebarapa faktor
diantaranya kecepatan aliran fluida serta viskositas kinematik fluida itu
sendiri. Selain itu terdapat faktor ekternal seperti pada konveksi paksa
yang membuat laju perpindahan kalor manjadi lebih cepat. Besaran (h)
disebut nilai koefisien perpindahan kalor konveksi (convection heat-

transfer coefficient). Nilai koefisien konveksi air atau h1 = ( )


dan

koefisien konveksi udara atau h2 = ( )


maka didapat nilai persamaan

koefisien konveksi total U = .


2.7 Daftar Pustaka
Derry, D., Danial, D. and Lubis, G.S. (2022) ‘Studi Eksperimen Perpindahan
Panas Konveksi Paksa Dengan Variasi Tekanan Udara Pada Benda Uji
Pipa Stainless’, Jurnal Teknologi Rekayasa, vol. 3, no. 1, hal. 52–55.
Ningsi, S. (2021) ‘Metode Elemen Hingga Untuk Perpindahan Panas Konduksi
Steady State pada Domain 2D dengan Menggunakan Elemen Segitiga’,
Saintifik, vol. 7, no. 2, hal. 146–156.
Wahyono, W. and Rochani, I. (2019) ‘Pembuatan Alat Uji Perpindahan Panas
Secara Radiasi’, Eksergi, vol. 15, no. 2, hal. 50.
2.8 Dokumentasi
Dokumentasi adalah proses pemilihan, pengolahan dan pengumpulan bukti
dari praktikum fenomena dasar mesin modul dua. Dokumentasi berupa gambar
saat pengujian laju perpindahan kalor menggunakan fan dan tanpa menggunakan
fan. Berikut adalah dokumentasi dari praktikum fenomena dasar mesin modul
dua:

Gambar 2.5 Memanaskan air hingga temperatur 80oC

Gambar 2.6 Penggunaan fan pada air setelah dipanaskan


Gambar 2.7 Penggunaan stopwatch setelah air dipanaskan

Gambar 2.8 Pengukuran temperatur menggunakan termometer

Anda mungkin juga menyukai