OLEH :
1. NURHALIMAH (.)
2. RAMINI
(.)
KATA PENGANTAR
Dasar-Dasar
Perpindahan
Kalor/Panas.
Makalah
ini
Kumu,
Februari 2016
Penyusun
DAFTAR ISI
1.2.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali
terjadi dalam industri proses. Pada kebanyakan pengerjaan,
diperlukan pemasukan atau pengeluaran kalor, untuk mencapai
dan mempertahankan keadaan yang dibutuhkan sewaktu proses
berlangsung. Kondisi pertama yaitu mencapai keadaan yang
dibutuhkan
untuk
pengerjaan,
terjadi
umpamanya
bila
perpindahan
energi.
Proses
ini
disebut
sebagai
biaya,
kelayakan,
dan
besarnya
peralatan
yang
harus
perpindahan
dipindahkan,
tetapi
panas
kondisi-kondisi
pada
terlebih-lebih
yang
pada
laju
ditentukan.
pada
kemungkinan
pendinginan
logam-logam
dan
contoh
ini
masalah
dipecahkan
perpindahan
dengan
penalaran
panas
yang
tidak
dapat
termodinamika
saja,
tetapi
didalam
ketel,
maka
kerak
terbentuk
pada
untuk
mengatasi
kemungkinan
ini.
Dalam
Rumusan Masalah
1.
2.
C. Tujuan
1.
2.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perpindahan Panas
Perpindahan panas merupakan ilmu untuk meramalkan
perpindahan energi dalam bentuk panas yang terjadi karena
adanya perbedaan suhu di antara benda atau material. Dalam
proses
perpindahan
energi
tersebut
tentu
ada
kecepatan
konduksi
adalah
proses
......................................... (1)
Keterangan :
q = Laju Perpindahan Panas (kj / det,W)
k = Konduktifitas Termal (W/m.C)
A = Luas Penampang (m)
dT = Perbedaan Temperatur ( C, F )
dX = Perbedaan Jarak (m / det)
T = Perubahan Suhu ( C, F )
dT/dx = gradient temperatur kearah perpindahan kalor.konstanta
positif k disebut konduktifitas atau kehantaran termal benda
itu, sedangkan tanda minus disisipkan agar memenuhi hokum
kedua termodinamika, yaitu bahwa kalor mengalir ketempat
yang lebih rendah dalam skala temperatur.
Hubungan dasar aliran panas melalui konduksi adalah
perbandingan antara laju aliran panas yang melintas permukaan
isothermal dan gradient yang terdapat pada permukaan tersebut
berlaku pada setiap titik dalam suatu benda pada setiap titik
dalam suatu benda pada setiap waktu yang dikenal dengan
hukum fourier.
Dalam penerapan hokum Fourier (persamaan 1) pada suatu
dinding datar, jika persamaan tersebut diintegrasikan maka akan
didapatkan :
qk =
Bilamana
(T2-T1) ....(2)
konduktivitas termal (thermal conductivity)
rumusan
itu
maka
dapatlah
dilaksanakan
Bahan
Logam
Konduktivitas Termal
W/m.oC
Perak (murni)
Tembaga (murni)
Nikel (murni)
Besi (murni)
Baja karbon, 1% C
Timbal (murni)
Baja karbon- nikel (18% cr, 8% ni
Bukan logam
Kuarsa (sejajar sumbu)
Magnesit
Marmar
Batu pasir
Kaca, jendela
Sayu maple atau ek
Serbuk gergaji
Wol kaca
Zat cair
Air-raksa
Air
Amonia
Minyal humas, SAE 50
Freon 12, 22FCCI
Gas
Hidrogen
Helium
Udara
Uap air (jenuh)
6
Btu/h.ft.oF
410
285
202
93
73
43
35
237
223
117
54
42
25
20,3
41,6
4,15
2,08 2,94
1,83
0,78
0,17
0,059
0,038
24
2,4
1,2- 1,7
1,06
0,45
0,096
0,034
0,022
8,21
0,556
0,540
0,147
0,073
4,74
0,327
0,312
0,085
0,042
0,175
0,141
0,024
0,0206
0,101
0,081
0,0139
0,0119
karbondioksida
0,0146
0,008844
adalah
kehilangan
pana
dari
radiator
mobil,
alirannya,
menjadi
perpindahan
dua,
yakni
panas
konveksi
konveksi
bebas
(free
minus
(-)
digunakan
untuk
memenuhi
hukum
II
Konveksi bebas
Konveks
paksa
dalam
pipa
merupakan
persoalan
kenyataannya
sering
dijumpai,
karena
dapat
antara
memperhatikan
keadaan
cairan
dan
kondisi
aliran
fluida
uap
tanpa
fluida.
Dengan
melihat
cara
kekentalan
dan
diameter
pipa.
Kombinasi
dari
...............................................................
(5)
Dimana:
Re
G
D
: bilangan Reynold
: kecepatan aliran masssa (kg/m2s)
: diameter pipa (m)
: viskositas dinamik fluida (Ns/m2)
b) Bilangan Nusselt
Bilangan Nusselt (Nu) didefenisikan sebagai rasio
perpindahan kalor konveksi fluida dengan perpindahan kalor
konduksi fluida dalam kondisi yang sama. Bilangan Nusselt untuk
aliran dalam pipa dapat dituliskan:
Nu = (6)
Dimana:
Nu
: bilangan Nusselt
: diameter pipa
Kf
c) Bilangan Prandtl
Bilangan prandtl merupakan rasio kinematic viskoditas
(v) fluida dengan difusivitas kalor (), dimana bilangan Prantdl
nerupakan
propertis
termodinamika
dari
fluida.
Adapun
persamaannya yaitu:
Pr = = .(7)
Dimana:
Pr
: bilangan parndtl
v
: viskositas kinematic fluida (m2/s)
dipindahkan
melalui
ruang
antara,
dalam
bentuk
10
A
T
cahaya
yang
tidak
berbahaya.
Sinar
gelombang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Yang
Perpindahan
kalor
merupakan
suatu
proses
kekurangan,
maka
diperlukan
kritik
dari
dosen
11
12
DAFTAR PUSTAKA
Halli, Ahlu. 2012. Koefesien perpindahan panas Menggunakan
Profil Kotak pada Alat Penukar Kalor. FT Universitas
Indonesia. Depok
Rizal. 2008. Perancangan Thermal dan Elektrikal. FT Universitas
Indonesia. Jakarta.
13