Anda di halaman 1dari 10

Perpindahan Panas I Prepared by:

Himsar AMBARITA

Bab VI

Konduksi Transient
Analisi temperatur suatu titik yang berubah setiap waktu adalah tanggung jawab transient analysis

Pada bab-bab sebelumnya kita hanya fokus pada pembahasan dimana waktu tidak mempengaruhi temperatur,
artinya temperatur hanya fungsi dari posisi, biasa dituliskan T ( x, y, z ) . Kasus-kasus seperti inilah yang disebut steady. Jika
faktor waktu diperhitungkan sehingga temperatur merupakan fungsi dari posisi dan waktu, T ( x, y, z , t ) maka akan disebut
transient. Misalnya, temperatur sebuah logam yang baru dikeluarkan dari cetakan dan diletakkan di luar (udara lingkungan),
maka temperaturnya akan bervariasi tergantung setelah berapa lama logam tersebut diletakkan. Jika dibandingkan dengan
kondisi steady, analysis transient memerlukan usaha ekstra. Metode-metode menganalisis perpindahan panas konduksi
transient akan menjadi tanggung jawab bab ini. Pada bagian awal akan diperkenalkan kenapa kita membutuhkan analyisis
transient. Kemudian teknik analysis yang biasa digunakan seperti analysis seragam (lumped analysis system) dan metode
grafik akan dibahas. Selamat membaca.

I. Analisis Seragam
konduktivitas tinggi. Koefisien konveksi di permukaan
Ada kalanya perubahan temperatur dalam suatu materi juga turut berpengaruh. Sejauh mana asumsi seragam ini
dapat diasumsikan seragam. Misalnya sebuah bola besi dapat diterima akan dibahas lagi nantinya.
yang berukuran kecil (ball bearing) awalnya mempunyai Misalkan sebuah benda yang mempunyai temperatur T
temperatur 200oC saat dikeluarkan dari cetakan dan diletakkan di ruangan yang temperaturnya T , untuk
diletakkan di suatu ruangan. Setelah beberapa menit memudahkan analisis anggap T < T , maka temperatur
temperaturnya akan turun, misalnya menjadi 100oC. Dapat
dipastikan temperatur didalam besi tidak semuanya 100oC, benda akan turun seiring dengan bertambahnya waktu atau
dipermukaan bisa saja 98oC, di bawah permukaan bisa saja benda mengalami pendinginan. Temperatur benda, sifat
100oC, dan di dalam intinya malah masih 102oC. Dalam fisik dan konveksi dengan lingkungan ditampilkan pada
analysis temperatur bola ini bisa dianggap seragam dan Gambar 1. Pada gambar As bukanlah luas penampang,
diwakili oleh satu angka, yaitu 100oC. Sebaran temperatur tetapi luas permuakaan benda yang berbatasan dengan
ini sangat tergantung pada konduktivitas bahan bola udara lingkungan.
tersebut. Jika konduktivitasnya sangat besar, maka
temperatur di permukaan bola akan segera sama dengan
As T
temperatur di permukaan. Sebaliknya jika konduktivitas
nya rendah sebarannya akan semakin lebar. Bayangkan jika
bola tersebut terbuat dari batu bata. Temperatur di Q
permukaan batu bisa saja sudah 100oC, tetapi temperatur di
dalam intinya masih bertahan 200oC. h
Analysis yang membuat asumsi bahwa temperatur di
dalam benda yang dibahas adalah seragam disebut lumped
system analysis (saya menerjemahkannya sebagai analysis
seragam). Sejujurnya tidak ada benda yang bersifat seperti Gambar 1 Proses pendinginan sebuah benda di udara
ini, karena untuk bisa segera seragam maka dibutuhkan lingkangan
tahanan termal nol atau konduktivitas tak terhingga. Tetapi
perbedaan temperatur yang dianggap kecil bisa Energi panas akan berpindah dari bagian luar benda
diasumsikan seragam. Asumsi ini hampir mirip dengan yang bersentuhan dengan udara luar secara konveksi
analisis transient. Untuk menghilangkan variabel waktu dengan koefisien h . Pada analisis ini karena koefisien
dari analysis, maka diasumsikan steady. Di sini untuk konduksi benda tinggi dianggap temperatur benda akan
menghilangkan variabel posisi (x, y, z) dari persamaan, turun dari keadaan awal sampai temperatur temperatur
maka asumsi seragam dipergunakan. Apakah hal ini tidak tertentu yang besarnya seragam untuk seluruh benda. Jika
menyalahi aturan. Jawabnya selama batasan masalah asumsi ini dipenuhi maka dapat disebutkan bahwa:
dipenuhi maka nilai pendekatan bisa dipergunakan.
Misalnya untuk benda-benda yang kecil dan mempunyai

Sustainable Energy Research Group 47 Mechanical Engineering, USU


Perpindahan Panas I Prepared by:
Himsar AMBARITA

pada satuan waktu tertentu, panas yang berpindah


dari permukaan benda ke lingkungan akan sama dengan
penurunan energi di dalam benda.
Fakta ini dapat dirumuskan dengan persamaan berikut:
T
hAs (T T ) = mc p (1)
t
Tanda minus menyatakan benda mengalami penurunan
energi. Jika limit perbedaan waktunya mendekati dibuat
mendekati nol, maka persamaan (1) dapat ditulis menjadi:
hAs (T T )dt = mc p dT (2)
Untuk memudahkan analisis diajukan parameter berikut:
= T T , akan membuat d = dT (3)
Substitusi persamaan (3) ke dalam persamaan (2) akan
memberikan: Gambar 2 Grafik penurunan suhu
hAs d
dt = (4)
mc p Pada gambar ditampilkan grafik penurunan suhu benda
yang ditempatkan pada suhu lingkungan. Benda pertama
Persamaan (4) dapat diintegralkan untuk waktu dari
mempuyai massa yang lebih kecil dari benda kedua dan
t i = 0 sampai waktu t dimana temperatur awal
ketiga, atau m1 < m 2 < m3 maka jika besaran lainnya sama
i = Ti T dan temperatur saat itu = T (t ) T . konstanta waktu masing-masing benda menjadi
t hAs d 1 < 2 < 3 . Dari grafik dapat dilihat semakin besar
0 mc dt = i (5)
p konstanta waktu maka semakin lama waktu yang
Jika semua parameter beriku h, As , m dan c p adalah dibutuhkan untuk mendinginkannya.
Sementara total energi yang dipindahkan selama
konstant atau tidak berubah meskipun waktu dan proses pendinginan ini dapat dihitung dengan
temperatur benda berubah, maka hasil pengintegralan menggunakan persamaan:
persamaan (5) adalah: t t
hAs Q = qdt = hAs (T T )dt (10)
t = ln (6) 0 0
mc p i
Gunakan persamaan (9) untuk mengganti (T T ) pada
Atau dapat dimodifikasi menjadi:
persamaan ini.
T T hA
= exp s t
t
= (7) Q = hAs (Ti T ) e t dt
i Ti T mc p (11)
0
Bagian yang didalam kurung (masih didalam kurung Jika diintegralkan akan didapat persamaan berikut:
kurawal) bias disederhakan lagi dengan mengajukan satu
parameter yang biasa disebut konstanta waktu (time
[
Q = mc p (Ti T ) 1 e t ] (12)
constant):
mc p Vc p
= = (8) I.1. Keabsahan Analisis Seragam
hAs hAs
Dengan menggunakan konstanta ini, maka persamaan (7) Perhatikan Gambar 3 berikut ini, yang menunjukkan
dapat ditulis menjadi: proses perpindahan panas konduksi di dalam sebuah benda
T T dan perpindahan panas konveksi kelingkungan.
= e t (9)
Ti T
Untuk menjelaskan persamaan ini akan dibuat grafik
perubahan suhu terhadap waktu dari tiga buah benda yang
mempunyai yang berbeda.

Gambar 3 Perpindahan panas dari solid ke lingkungan

Pada bagian (a), perpindahan panas konveksi ke


lingkungan lebih kecil daripada konduksi di dalam benda.
Panas dari dalam benda akan tertahan dipermukaan,
akibatnya perbedaan temperatur di dalam benda padat akan
kecil. Analisis temperatur seragam akan dapat diterima di

Sustainable Energy Research Group 48 Mechanical Engineering, USU


Perpindahan Panas I Prepared by:
Himsar AMBARITA

sini. Pada bagian (b) perpindahan panas konveksi di 3. Hitung waktu pendinginan dengan menggunakan
permukaan jauh lebih besar daripada konduksi di dalam persamaan (9):
benda, akibatnya akan terjadi gradient tempertur yang T T T T t
besar. Maka analisis seragam tidak berlaku untuk kasus ini. = e t ln =

Parameter yang digunakan untuk membandingkan besar
Ti T Ti T
konduksi dan konveksi pada kasus ini disebut bilangan 50 30
t = 3180 ln = 3180(2,6) = 8008 s
Biot (Biot number), yaitu perbandingan tahanan kondukdi 300 30
dan tahanan konveksi: Atau sekitar 2 jam 14 menit
R ( L kA) hLc Catatan: Analisis waktu ini diperlukan untuk
Bi = cond = c = (13)
Rconv (1 hA) k menentukan panjang dan kecepatan konveyor yang
Dimana Lc = Vol As disebut panjang karakteristik. Jika dibutuhkan. Jika masih terlalu lama, maka anda bias
mengusulkan kecepatan angin yang sesuai untuk
bilangan Biot kecil maka konduksi akan lebih kuat dari
mencapai tujuan yang diinginkan.
konveksi. Tetapi sebaliknya jika bilangan Biot besar
konduksi lebih lemah dari konveksi. Analisis seragam
disarankan untuk digunakan jika memenuhi persamaan
II. Persamaan Umum Analisis Seragam
berikut:
Bi 0,1 (14)
Bagian pertama dari bab ini, yang menjelaskan analisis
Sebelum menggunakan persamaan (9) untuk menghitung seragam adalah merupakan fase pemanasan dari masalah
temperature sebuah benda, maka persamaan (14) harus yang sebenarnya di bidang engineering. Alasannya adalah:
dipastikan dulu terpenuhi. pada bagian tersebut hanya pengaruh konveksi yang
diperhitungkan sebagai pelarian panas dari dalam benda
Contoh 1 padat. Maka dengan hanya konveksi yang diperhitungkan
Sebagai seorang konsultan, anda diminta oleh sebuah terbentuklah persamaan (9). Pada kasus yang sebenarnya
industri yang memproduksi bola-bola besi bantalan luncur ada tiga faktor yang mungkin mengubah persamaan (9),
untuk menentukan lama pendinginan yang dibutuhkan bola yaitu: (1) adanya sumber panas di dalam benda, (2) aliran
tersebut setelah keluar dari cetakan. Bola yang diproduksi flux panas melalui permukaan benda dan (3) efek radiasi
adalah terbuat dari stainless steel dengan diameter 1cm, yang menjadi pelarian panas dari permukaan benda ke
dengan sifat fisik sebagai berikut = 7854 kg/m 3 , lingkungannya. Jika semua faktor ini diperhitungakan,
c p = 434 J/kgK , k = 60 W/mK . Temperatur bola saat maka mekanisme yang terjadi pada Gambar 1 akan
berubah menjadi seperti pada Gambar 4 berikut ini:
dikeluarkan dari cetakan adalah 300oC. Begitu bola keluar
proses pendinginan dimulai dengan menghembuskan udara
luar 30oC dengan kecepatan 5m/s. Berdasarkan buku
perpindahan panas konveksi kecepatan ini akan As qrad Tsur
menghasilkan koefisien konveksi 17,9 W/m2K. Karena q
industri tersebut ingin membeli konveyor yang sesuai, E g
maka anda diminta menghitung waktu yang dibutuhkan
bola-bola tersebut mencapai temperatur 50oC. h q T
conv

Penyelesaian:
Asumsi yang digunakan sifat fisik konstan. Data yang
Gambar 4 Aliran panas pada sebuah benda
diberikan soal adalah: = 7854 kg/m 3 , c p = 434 J/kgK ,
k = 60 W/mK , h = 17,9 W/m 2 K . Ti = 300 o C , T = 30 o C , Selisih energi yang masuk dan yang dibangkitkan
2 dengan energi yang keluar dari benda tersebut akan
dan D = 1 10 m.
digunakan untuk menaikkan temperatur benda tersebut.
Ditanya: t = ? untuk mencapai temperatur akhir T = 50 o C Kalimat ini dapat dituliskan dalam bentuk persamaan
Langkah yang dilakukan adalah: berikut:
1. Hitung Lc untuk menghitung bilangan Bi dT
3 q A f + E g qconv q rad = Vc p (15)
Vol 43 r dt
Lc = = = 13 r = 1,67 10 2 m Jika perpindahan panas konveksi dan radiasi dijabarkan
As 4r 2
dengan menggunakan rumus masing-masing maka
hLc 17,9 1,67 10 2 persamaan ini menjadi:
Bi = = = 4,96 10 3
k 60 dT
Karena lebih kecil dari 0,1 maka analisis seragam bias q A f + E g hAs (T T ) As (T 4 Ts4 ) = Vc p (16)
dt
digunakan. Perhatikan bahwa luas permukaan untuk flux dan luas
2. Hitung konstanta waktu dengan persamaan (8). permukaan utuk radiasi dan konveksi dibedakan.
Persamaan ini bias diubah dengan menggunakan Lc. Persamaan (16) dikategorikan sebagai persamaan
Vc p Lc c p differensial biasa orde pertama yang bersifat non-linier dan
= = = 3180 s
hAs h tidak homogen. Masalahnya sekarang adalah persamaan ini

Sustainable Energy Research Group 49 Mechanical Engineering, USU


Perpindahan Panas I Prepared by:
Himsar AMBARITA

belum bisa diselesaikan secara analitik. Untuk saat ini


hanya ada satu cara menyelesaiakannya yaitu dengan cara Profil temperatur
numerik yang akan dijelaskan di Bab 7. sama
Seandainya dilakukan penghilangan beberapa
komponen dari persamaan (16), maka persamaan ini akan
mungkin diselesaiakan secara analitik. Misalnya tidak ada T ( x, t )
flux, tidak ada panas yang dibangkitkan, dan tidak ada
konveksi (atau sangat kecil dibandingkan radiasi), maka T ( x, t)
T ( x, t )
persamaan (16) berubah menjadi:
dT
As (T 4 Tsur
4
) = Vc p (17)
dt T ( x, t )
Jika persamaan ini diintegralakan dan dilakukan modifikasi
akan menjadi:
Vc p Tsur + T T
t= 4
ln 2 tan 1 A
(18)
4AsTsur Tsur T Tsur y z
T + Ti T x
Dimana A = ln sur + 2 tan 1 i

Tsur Ti Tsur

Penyederhanaan lain yang mungkin dari persamaan x =0 x=L
(16) adalah jika perpindahan panas radiasi yang diabaikan.
Kasus penyederhanaan seperti bisa dilakukan jika Gambar 5 Distribusi temperatur transient 1 dimensi
temperatur benda yang dianalisis cukup rendah. Maka
persamaan (16) dapat disederhanakan menjadi: Pada gambar plat dianggap sangat panjang (arah-y),
d akibatnya pada waktu kapanpun profil temperaturnya akan
+ a b = 0 (19)
dt diasumsikan sama untuk setiap nilai y. Demikian juga jika
[
Dimana = T T , b = (q A f + E g ) Vc p , dan ] plat sangat lebar sehingga profil temperatur akan sama
pada nilai z berapapun. Oleh karena itu, temperatur benda
( )
a = hAs Vc p . Persamaan (19) ini dapat diselesaikan
di setiap posisi pada waktu tertentu hanya merupakan
dengan teknik transformasi, hasilnya adalah: fungsi dari x dan waktu t atau T ( x, t ) . Dengan asumsi ini
T T ba
= exp(at ) + [1 exp(at )] (20) maka persamaan energi (yang diturunkan pada Bab II)
Ti T Ti T dapat disederhakan menjadi:
Perhatikan, jika seandainya tidak ada panas yang 2T 1 T
dibangkitkan di dalam benda dan juga flux dianggap nol, = (21)
x 2 t
maka parameter b akan sama dengan 0. Maka persamaan Nilai awal dan nilai batas (pada pertengahan konduksi nol
(20) akan kembali menjadi persamaan (7). dan pada permukaan konduksi sama dengan konveksi ke
lingkungan) untuk persamaan ini dapat dirumuskan:
Contoh 2 T ( x,0) = Ti (22)
Jika pada soal yang ada pada contoh 1 efek flux panas
T T
akibat persentuhan permukaan bola dengan lantai tidak = 0 dan k = h(T ( L, t ) T ) (23)
diabaikan dan dianggap 1% permukaan bola melepas flux x x =0 x x= L
1W/m2 ke lantai maka tentukalah waktu yang dibutuhkan
bola sekarang untuk mencapai suhu 50oC. Bilangan Tanpa Dimensi
Untuk mempermudah langkah-langkah analysis,
biasanya persamaan differensial diubah ke dalam bentuk
III. Persamaan dengan pengaruh ruang (Spatial effects) tanpa dimensi. Pada tulisan ini bilangan tanpa dimensi
yang digunakan adalah:
Pada pembahasan masalah transient di bagian T T x t
sebelumnya kita telah mengeliminasi pengaruh ruang * = , x * = , dan t * = 2 = Fo (24)
Ti T L L
dengan memanfaatkan bilangan Biot. Adakalanya kasus
pengaruh ruang tidak dapat diabaikan lagi. Pada bagian ini Semua bilangan ini tidak lagi memiliki dimensi tetapi
kita akan memasukkan pengaruh ruang ke dalam analisis. hanya konstanta. Khusus bagian terakhir waktu tanpa
Seperti yang sudah diketahui pengaruh ruang mempunyai dimensi ini disebut bilangan Fourier. Jika persamaan (24)
tiga dimensi, dalam kordinat kartesian disimbolkan x, y, didifferensialkan dan disubstitusi ke persamaan (21), akan
dan z. Tetapi hal ini tidak dilakukan sekaligus, tetapi hanya didapat persamaan:
memasukkan satu dimensi saja, misalnya hanya x. Kasus 2 * *
= (25)
seperti ini mungkin saja terjadi, misalnya untuk kasus plat 2
Fo
x *
yang sangat panjang dan sangat lebar, seperti yang
Nilai awal dan kondisi batas pada persamaan (22) dan
ditampilkan pada Gambar 5.
persamaan (23) menjadi:

Sustainable Energy Research Group 50 Mechanical Engineering, USU


Perpindahan Panas I Prepared by:
Himsar AMBARITA

* ( x * ,0) = 1 (26)
* *
Plat Datar Silinder Bola
* * Bi
1 C1 1 C1 1 C1
= 0 dan = Bi (1, t ) (27)
x * x* = 0
x * x* = L 0.01 0.0998 1.0017 0.1412 1.0025 0.173 1.003
Persamaan (25) dengan nilai awal dan nilai batas pada 0.02 0.141 1.0033 0.1995 1.005 0.2445 1.006
persamaan (26) dan persamaan (27) akan diselesaiakan 0.04 0.1987 1.0066 0.2814 1.0099 0.345 1.012
secara eksak pada bagian berikutnya. 0.06 0.2425 1.0098 0.3438 1.0148 0.4217 1.0179
0.08 0.2791 1.013 0.396 1.0197 0.486 1.0239
0.1 0.3111 1.0161 0.4417 1.0246 0.5423 1.0298
III.1 Plat datar dengan konveksi 0.2 0.4328 1.0311 0.617 1.0483 0.7593 1.0592
0.3 0.5218 1.045 0.7465 1.0712 0.9208 1.088
0.4 0.5932 1.058 0.8516 1.0931 1.0528 1.1164
Penyelesaian eksak dengan menyelesaiakan persamaan
0.5 0.6533 1.0701 0.9408 1.1143 1.1656 1.1441
(25) untuk bentuk-bentuk geometri yang sederhana dapat
0.6 0.7051 1.0814 1.0184 1.1345 1.2644 1.1713
dijumpai pada buku-buku perpindahan panas. Pada bagian 0.7 0.7506 1.0918 1.0873 1.1539 1.3525 1.1978
ini akan ditulis kembali penyelesaian utuk bidang seperti 0.8 0.791 1.1016 1.149 1.1724 1.432 1.2236
yang ditampilkan pada Gambar 6. Sebuah plat dengan 0.9 0.8274 1.1107 1.2048 1.1902 1.5044 1.2488
temperatur awal Ti ditempatkan di daerah yang mengalami 1 0.8603 1.1191 1.2558 1.2071 1.5708 1.2732
konveksi h dengan temperatur lingkungan T . Untuk 2 1.0769 1.1785 1.5995 1.3384 2.0288 1.4793
3 1.1925 1.2102 1.7887 1.4191 2.2889 1.6227
kasus ini penyelesian eksak persamaan (25) adalah:
4 1.2646 1.2287 1.9081 1.4698 2.4556 1.7202

* = C n exp( n2 Fo) cos( n x * ) (28) 5 1.3138 1.2403 1.9898 1.5029 2.5704 1.787
n =1 6 1.3496 1.2479 2.049 1.5253 2.6537 1.8338
Dimana koefisien C n dihitung dengan persamaan berikut: 7 1.3766 1.2532 2.0937 1.5411 2.7165 1.8673
8 1.3978 1.257 2.1286 1.5526 2.7654 1.892
4 sin n 9 1.4149 1.2598 2.1566 1.5611 2.8044 1.9106
Cn = (29)
2 n + sin( 2 n ) 10 1.4289 1.262 2.1795 1.5677 2.8363 1.9249
20 1.4961 1.2699 2.288 1.5919 2.9857 1.9781
30 1.5202 1.2717 2.3261 1.5973 3.0372 1.9898
40 1.5325 1.2723 2.3455 1.5993 3.0632 1.9942
50 1.54 1.2727 2.3572 1.6002 3.0788 1.9962
T T 100 1.5552 1.2731 2.3809 1.6015 3.1102 1.999
T ( x, t ) 1.5708 1.2732 2.4048 1.6021 3.1416 2.0
h h Catt: Satuan adalah radian

x* Perpindahan Energi
Besar energi panas yang telah dipindahkan selama
waktu t dapat dihitung dengan persamaan berikut:
x* = 0 x* =1
Q sin 1
= 1 0* (33)
Gambar 6 Konveksi transien 1D pada plat datar Qmax 1
Dimana Qmax = c pV (Ti T ) , dan V adalah volume
Dan parameter n (eigenvalue) adalah akar-akar positif benda.
dari persamaan karakteristiknya:
n tan n = Bi (30) Contoh 3
Penyelesaian yang dinyatakan dalam bentuk deret, seperti Pada proses manufaktur plat-plat baja, setebal 4cm yang
pada persamaan (28) masih jauh dari praktis untuk baru diproses didinginkan dengan meniupkan udara
digunakan. Oleh karena itu diperlukan pendekatan. lingkungan 30oC hingga koefisien konveksi yang terjadi
Pada kasus khusus dengan bilangan Forier Fo > 0,2 , pada masing-masing sisinya 100 W/m2K. Temperatur awal
persamaan (28) dapat diwakili dengan suku pertama plat adalah 300oC. Anggap panjang dan lebar plat cukup
deretnya, dengan kesalahan kurang dari 2% . besar hingga dapat dianalisis sebagai kasus transient 1
dimensi. Sifat fisik yang digunakan k = 55 W/mK dan
* = 0* cos(1 x * ) (31)
*
= 18 10 6 m2/s. Setelah 20 menit Tentukanlah: (a)
adalah temperatur bagian tengah plat datar, yang
0 temperatur di pusat plat, (b) temperatur permukaan, dan (c)
dirumuskan dengan: energi yang dikeluarkan dari plat jika volume tiap plat 2m3.
0* = C1 exp(12 Fo) (32)
Penyelesaian:
Dimana C1 dapat dihitung dengan menggunakan
Asumsi konduksi transient 1D dengan sifat fisik konstan.
persamaan (29). Nilai C1 dan akar pertama persamaan
Data soal L = 4 2 = 2 10 2 m , waktu pendinginan
karakteristik 1 adalah fungsi dari bilangan Biot, seperti t = 1200 s.
yang ditampilkan pada Tabel 1.

Sustainable Energy Research Group 51 Mechanical Engineering, USU


Perpindahan Panas I Prepared by:
Himsar AMBARITA

Gunakan persamaan (32) untuk menghitung temperatur Persamaan pendekatan yang dapat digunakan asalkan
pertengahan plat. Caranya: 2
memenuhu syarat Fo = t r0 > 0,2 .
1. Hitung Bilngan Fo dan Bi
t * = 0* J 0 (1r * ) (34)
Fo = 2 = 54, karena > 0,2 persamaan pendekatan *
L adalah temperatur pusat silinder, yang dirumuskan
0
dapat digunakan. dengan:
hL 0* = C1 exp(12 Fo) (35)
Bi = = 0,0364
k Dimana C1 dan 1 merupakan fungsi bilangan Biot yang
2. Hitung dan C1 dengan menginterpolasi Tabel 1
ditampilkan pada Tabel 1. Dan J 0 adalah fungsi Bessel
Interpolasi antara 0,02 dan 0,04
jenis pertama.
Bi 1 C1
Sementara besar perpindahan panas setelah waktu
0.02 0.141 1.0033 tertentu dapat dihitung dengan persamaan:
0.0364 0.188314 1.006006
0.04 0.1987 1.0066 Q 2 *
= 1 0 J 1 (1 ) (36)
Catatan persamaan (30) dapat juga digunakan untuk Qmax 1
menghitung . Tetapi teknik trial and error harus Dimana J 1 adalah fungsi Bessel jenis pertama.
digunakan.
3. Hitung 0* dengan menggunakan persamaan (32)
III. 3 Bola (Sphere)
0* = 1,006 exp(0,18832 54) = 0,148
4. Hitung temperatur di pertengahan plat
T T T 30
0* = 0,148 = T (r, t)
Ti T 300 30
Maka jawaban (a) T = 70 oC. r0 h
5. Hitung temperatur permukaan dengan menghitung * r
r* =
r0 T
* = 0* cos(1 x * ) = 0,148 cos(0,188 1) = 0,146
T T T 30
* = 0,146 =
Ti T 300 30
Maka jawaban (b) T = 69,3 oC. Gambar 8 Konveksi transient 1D pada Bola
Catatan: perbedaan temperatur di permukaan dan
ditengah plat sangat kecil. Hal ini bisa terjadi karena Untuk kasus bola seperti yang ditampilkan pada
Gambar 7, persamaan menghitung temperaturnya sebagai
memang konduktivitas plat baja sangat baik.
fungsi waktu ditampilkan pada persamaan berikut:
6. Hitung energi yang dikeluarkan dari plat dengan
1
menggunakan persamaan (33). * = 0* sin(1r * ) (37)
k 1r *
Qmax = c pV (Ti T ) = V (Ti T ) = 1,65 10 9 J
0* adalah temperatur pusat bola, yang dirumuskan
Q sin 1 dengan:
= 1 0* Q = 1,41 10 9 J
Qmax 1 0* = C1 exp(12 Fo) (38)
Sementara besar perpindahan panas setelah waktu
tertentu dapat dihitung dengan persamaan:
III.2 Silinder
Q 3 *
= 1 30 [sin(1 ) 1 cos(1 )] (39)
Penyelesaian pendekatan juga dapat dirumuskan untuk Qmax 1
silinder dengan panjang tak terhingga seperti pada Gambar
7. Catatan
Penyelesaian secara eksak untuk ketiga bentuk
geometri sederhana ini (plat datar, silinder panjang, dan
T (r, t) bola) hanya untuk kondisi batas konveksi di permukaan
r0 dengan udara luar yang mempunyai temperatur T .
h Jawaban dari penyelesaian eksak adalah berupa deret yang
* r akan konvergen pada nilai akhir. Jawaban seperti ini adalah
r = T
r0 tidak praktis, maka diajukan jawaban pendekatan dengan
hanya menggunakan suku pertama dari jawaban yang
berbentuk deret tersebut. Hal ini bisa diterima selama
Gambar 7 Konveksi transient 1D pada Silinder bilangan Fourier Fo 0,2 , kesalahan yang didapat
biasanya hanya kurang dari 2%. Diluar dari syarat ini, tidak

Sustainable Energy Research Group 52 Mechanical Engineering, USU


Perpindahan Panas I Prepared by:
Himsar AMBARITA

disarankan menggunakan penyelesaian pendekatan ini. T (0, t ) T


Harus dicari cara lain untuk menyelesaiakannya. 0* = T (0, t ) = 365 oC
Ti T
Masalah kondisi batas di permukaan juga masih
terbatas pada kasus dengan konveksi di permukaan. Masih Maka temperatur inti akan turun dari 600oC menjadi
ada dua kemungkinan kasus dengan kondisi batas lain yang 365oC setelah 45menit. Jawaban ini berbeda 5oC
tentunya akan memberikan penyelesaiaan yang berbeda. dengan Referensi II, karena pada buku tersebut soal ini
Kedua kasus ini adalah: (a) kasus dengan kondisi batas diselesaikan dengan menggunakan grafik.
tempertur permukaan konstan dan (b) kasus dengan kondisi 5. Panas yang dipindahkan persatuan panjang dapat
batas flux panas konstan. Untuk kedua kasus ini tidak akan dihitung dengan mengunakan persamaan (36)
dibahas pada buku ini. Tetapi bagi mahasiswa yang serius V = r 2 L = 3,14 10 2 m3
ingin mempelajarinya disarankan untuk mengacu pada Q max = c pV (Ti T ) = 43,378 MJ
Referensi I.
Karena penyelesaian eksak dan pendekatan masalah- Q 2 *
= 1 0 J 1 (1 ) Q = 30 MJ
masalah konduksi transient ini sangat terbatas, maka saya Qmax 1
lebih suka menggunakan pendekatan numerik untuk Dimana J 1 (0,969) = 0,43 adalah fungsi Bessel jenis
menyelesaiakan masalah konduksi transient ini.
pertama orde pertama. Dapat dilihat pada tabel atau
Penyelesaian secara numerik ini akan dibahas pada bab
dengan menggunakan fungsi Bessel pada Excell.
berikutnya dari buku ini.

Contoh 4 (Diambil dari Referensi II sebagai pembanding)


IV. Benda Padat Semi infinite
Sebuah poros berbentuk silinder yang panjang dengan
diameter 20cm terbuat dari stainless steel 304 dikeluarkan
Di daerah yang beriklim tropis, seperti Indonesia,
dari oven produksi dengan temperatur 600oC. Poros
temperatur tanah (bumi) umumnya lebih redah dari
didinginkan di ruangan dengan temperatur 200oC dengan
temperatur udara lingkungan. Jika di pagi hari permukaan
koefisien konveksi h = 80 W/m2K. Tentukan temperatur
bumi mendapat penyinaran dari radiasi matahari, maka
pusat poros setelah 45 menit dan panas yang dipindahkan temperatur permukaan tanah akan naik. Hal ini akan
per satuan panjang poros. mengakibatkan terjadinya perpindahan panas konduksi dari
permukaan tanah ke dalam tanah. Proses perpindahan
Penyelesaian: panas ini dapat dianggap hanya 1 dimensi dan sisi lainnya
Asumsi yang digunakan poros mengalami konduksi jauh tak terhingga ke dalam tanah. Kasus semacam ini
transient 1 dimensi dan sifat fisik konstan. disebut konduksi transient pada benda padat semi infinite.
Sifat material yang digunakan : k = 14,9 W/mK, Artinya pada bagian permukaan bendanya tertentu,
= 7900 kg/m3, c p = 477 J/kgK, dan = 3,95 10 6 m2/s. sementara pada bagian dalam dimensinya tak terhingga.
Data soal: t = 45 menit (2700s), r = 0,1 m, h = 80 W/m2K, Diagram perpindahan panasnya ditampilkan pada Gambar
9. Temperatur di dalam benda akan merupakan fungsi
Ti = 600 oC, dan T = 200 oC. L = 1 m (persatuan panjang). jaraknya dari permukaan dan waktu. Tetapi karena
Gunakan persamaan (35) untuk menghitung temperatur bendanya semi infinite, temperatur pada jarak yang menuju
pusat silinder. Tahap penyelesaian soal ini adalah: tak terhingga akan sama dengan temperatur awal (initial).
1. Hitung bilangan Fo dan Bi
t
Fo = 2 = 1,07
r T
hr
Bi = = 0,537 q
k h
Nilai Fo sebenarnya tidak melampaui 0,2 sebagai Ts
syarat penggunaan pendekatan. Tetapi kita tidak punya
alternatif lain dan memberi asumsi tambahan berlaku
T ( x, t )
pendekatan agar persamaan (35) tetap dapat digunakan.
2. Hitung dan C1 dengan menginterpolasi Tabel 1
x
(untuk silinder)
Interpolasi antara 0,5 dan 0,6 T ( x , t ) = Ti
Bi 1 C1
0.50 0.941 1.114
0.537 0.969 1.122 Gambar 9 Konduksi transient pada benda semi-infinite
0.60 1.018 1.135
Seperti yang ditunjukkan pada gambar ada tiga
* kemungkinan kondisi yang mungkin terjadi, yaitu (a)
3. Hitung dengan menggunakan persamaan (35)
0 temperatur permukaan konstan Ts, (b) terjadi konveksi
0* = C1 exp(12 Fo) =0,412 dengan udara lingkungan, dan (c) flux panas konstan.
Penyelesaian untuk kasus ini akan disesuaikan dengan
4. Hitung temperatu di pusat dengan menjabarkan 0*
kondisi batas ini.

Sustainable Energy Research Group 53 Mechanical Engineering, USU


Perpindahan Panas I Prepared by:
Himsar AMBARITA

k (Ts Ti )
a. Temperatur permukaan konstan q s = (43)
t
Penyelesaian konduksi transient pada benda semi-
infinite ini dapat dilakukan dengan menggunakan konsep
similarity variable. Dimisalkan suatu variabel b. Permukaan semi infinite dengan konveksi
12
= x (4t ) yang harus dimasukkan ke persamaan (21). Untuk kasus dengan kondisi batas konveksi di
2T 1 T permukaan, persamaan temperatur dapat dihitung dengan
= (21) cara yang sama dan hasilnya adalah:
x 2 t
Dengan menggunakan chain rule akan didapat persamaan- T Ti x hx h 2t
= erfc EC exp + 2 (44)
persamaan berikut: T Ti k k
2 t
T dT 1 dT 2T 1 d 2T
= = dan = x h t
x d x 4t d x 2
4t d 2 Dimana EC = erfc + (45)
2 t k
T dT x dT
= = Pada persamaan ini digunakan erfc yang artinya fungsi
t d t 2t 4t d error tambahan (complement error function). Artinya jika
Substitusi persamaan-persaman ini ke persamaan (21) diketahui suatu bilangan sembarang u , maka
akan memberikan: erfc u = 1 erf u .
d 2T dT
= 2 (40)
d 2 d c. Flux panas konstan
Nilai batas untuk persamaan ini adalah:
T ( = 0) = Ts dan T ( ) = Ti (41) Untuk kasus dengan flux panas konstan, persamaan
temperaturnya adalah:
Persamaan (40) dapat diubah bentuknya menjadi bentuk
yang dapat diintegralkan sekali, yaitu: 2q t x 2 q s x x
T Ti = s exp
erfc (46)
d (dT d ) k 4t k 2 t
= 2d
(dT d )
Jika diintegralkan, menjadi:
Contoh 5 (Diambil dari Referensi II)
ln (dT d ) = 2 + C
Pada daerah-daerah yang mempunyai musim dingin
dT temperatur udara bisa mencapai temperatur di bawah 0oC
Atau = C1 exp ( 2 )
d hal ini bisa menimbulkan masalah pada pipa aliran air,
Integralkan sekali lagi akan memberikan: (agar berbeda, dimana air akan membeku di dalam pipa yang akan
variabelnya akan diganti dengan sebuah variabel dummy menghentikan aliran air dan dapat juga menyebabkan pipa
u) pecah. Untuk menghindari hal ini terjadinya biasanya pipa
ditanam di dalam tanah yang lebih hangat. Masalahnya
T = C1 0 exp(u 2 )du + C 2
adalah temperatur permukaan tanah akan berangsur-angsur
Dengan menggunakan kondisi batas yang pertama di turun dan jika kedalaman pipa tidak cukup dalam tetap
persamaan (41), maka akan di dapat C 2 = Ts . Masukkan akan terjadi pembekuan. Misalkan suatu pada suatu daerah
kondisi batas kedua akan didapat: permukaan tanah tertutup salju selama 3 bulan (lamanya
musim dingin) hingga permukaannya sekitar -10oC.
Ti = C1 0 exp(u 2 )du + Ts Temperatur awal tanah saat memasuki musim dingin
Jika diarrange, bentuknya bisa ditulis menjadi persamaan adalah 15oC. Jika koefisien konduksi tanah
berikut: k = 0,4 W/mK dan 6 2
= 0,15 10 m /s tentukan
(T Ts ) 2(Ti Ts ) kedalaman minimum pipa air harus ditanam di daerah
C1 = i =
2
0 exp(u )du tersebut untuk menghindari pembekuan air.
Dengan menggunakan konstanta ini, maka jawaban untuk
Penyelesaian:
persamaan (40) adalah:
Diagram contoh soal ini ditampilkan pada gambar berikut:
T Ts 2 2
= exp(u )du = erf (42)
Ti Ts 0
Dimana bagian yang di sebelah kanan disebut sebagai
fungsi error Gauss.
Sementara heat flux perpindahan panas pada
permukaan dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan:
T d (erf )
q s = = k (Ti Ts )
x x =0 d x =0
Jika diselesaiakan akan memberikan:

Sustainable Energy Research Group 54 Mechanical Engineering, USU


Perpindahan Panas I Prepared by:
Himsar AMBARITA

Ts = 10o C Teknik Superposisi

x
Pipa air

r0

Asumsi yang digunakan: sifat fisik konstan, tempertur Gambar 10 Teknik superposisi membentuk silinder
permukaan tanah konstant pada -15oC, dan 1 dimensi. sepanjang L
Agar air di dalam pipa tidak membeku tempertur paling
tidak di atas titik beku, T(x,t) = 0oC. Persamaan yang sesuai Syarat utama menggunakan analisis transient 1
untuk soal ini adalah persamaan (39). dimensi adalah dimensi benda yang dibahas tak terhingga
1. Hitung lamanya musim dingin dalam detik ke di kedua sisi arah dimensi yang dihilangkan. Misalnya
t = 3 30 24 60 60 = 7,776 10 6 s kalau distribusi temperaturnya adalah T ( x, t ) , karena
2. Gunakan persamaan (39) y dan z dihilangkan maka panjang benda ke arah y dan
T Ts x z adalah tak terhingga. Atau kalau kasusnya semi infinite,
= erf
Ti Ts 4t panjang benda tak terhingga hanya ke satu sisi dari dimensi
yang dihilangkan. Sementara jika ukuran benda yang
x T Ts 0 (10) dibahas sudah tertentu, seperti silinder dengan panjang L
erf = = = 0,4
4t Ti Ts 15 (10) dan jari-jari r0 seperti pada Gambar 10(b), kasusnya sudah
Nilai error function yang sesuai adalah jika merupakan multi dimensi, tepatnya T ( x, r , t ) . Pada
parameternya 0,371. Nilai ini bisa dilihat di tabel atau Gambar 10(a) ditunjukkan bahwa silinder dengan panjang
dengan menggunakan fungsi Erf (x) pada excell. L dan jari-jari r0 merupakan irisan dari plat datar yang
panjang dengan tebal W ( W = L ) dengan silinder sangat
3. Hitung x
panjang dengan yang berjari-jari r0 .
x
= 0,371 Dengan menggunakan analogi irisan ini, maka
4t distribusi temperatur pada silinder sepanjang L dapat
x = 0,371 4 0,15 10 6 7,776 10 6 = 0,8 m dirumuskan dengan persamaan:
Maka jika pipa ditanam pada kedalaman lebih dari 0,8 m * ( x, r , t ) Sil , L = * ( x, t ) Plat * (r , t ) Sil (47)
tidak akan membeku meskipun temperatur di permukaan Dimana * adalah temperatur tanpa dimensi yang
10 o C selama 3 bulan karena tertutup salju. dirumuskan sebagai berikut:
(T ( x, r , t ) T )
* (x, r , t )Sil , L =
(Ti T )
V. Transient Multi Dimensi
(T ( x, t ) T )
* ( x, t ) plat =
Pada bagian awal kita telah merumuskan konduksi (Ti T )
transient tanpa pengaruh posisi dan bagian kedua konduksi
(T (r , t ) T )
transient dengan pengaruh posisi hanya 1 dimensi. Pada * (r , t )Sil =
bagian ini kita akan membahas kasus transient dengan (Ti T )
multi dimensi. Dengan kata lain kita ingin menyelesaian Bagaimana menghitung parameter-parameter yang
distribusi temperatur T ( x, y, z , t ) . Mungkin anda bertanya: disebelah kanan telah dibahas pada bagian sebelumnya.
sedangkan hanya kasus 1 dimensi T ( x, t ) kita sudah hampir Analogi irisan juga dapat digunakan untuk menghitung
besar perpindahan panas pada kasus-kasus multi dimensi.
menyerah dan minta tolong pada jawaban pendekatan, Persamaan untuk kasus dua dimensi adalah:
apakah mungkin menyelesaikan T ( x, y, z , t ) lagi? Memang
Q Q Q Q
benar, untuk saat ini hampir tidak mungkin menyentuh 1
Q =Q +Q (48)
jawaban T ( x, y, z , t ) secara eksak. Yang akan kita lakukan max 2 D max 1 max 2 Qmax 1
di bagian ini adalah teknik super posisi. Artinya kita akan Dan untuk tiga dimensi:
menggabung jawaban-jawaban dari kasus-kasus 1 dimensi
untuk mendapatkan jawaban multi dimensi. Teknik inilah
yang disebut teknik superposisi, yang diperkenalkan oleh
Langston 1982.

Sustainable Energy Research Group 55 Mechanical Engineering, USU


Perpindahan Panas I Prepared by:
Himsar AMBARITA

Q Q Q Q Bi =
hLc
= 0,201
= + 1
Q Q k
max 3 D Qmax 1 max 2 Qmax 1
(49) 5. Hitung dan C1 dengan menginterpolasi Tabel 1
Q Q Q Interpolasi antara 0,2 dan 0,3
+ 1 1
Qmax 3 Qmax 1 Qmax 1 Bi 1 C1
0.02 0.141 1.0033
0.0364 0.188314 1.006006
Contoh 6
0.04 0.1987 1.0066
Misalkan kelak, anda berminat menjadi pengusaha dengan
mendirikan pabrik untuk memproduksi poros yang akan 6. Hitung 0* dengan menggunakan persamaan (32)
anda pasarkan ke pabrik-pabrik kelapa sawit di Indonesia. 0* = C1 exp(12 Fo) = 0,604
Salah satu poros produksi anda berbentuk silinder
7. Gabungkan kedua parameter ini untuk mendapatkan
mempunyai diameter 5cm dan panjang 10cm terbuat dari
stainless steel 304. Setelah mengalami proses produksi 0* untuk silinder dengan menggunakan persamaan
dengan temperatur awal 500oC, poros-poros tersebut anda (47):
dinginkan dengan meniupkan udara lingkungan 30oC * (0,0, t ) Sil , L = * (0, t ) Plat * (0, t ) Sil = 0,604 0,11
hingga terjadi konveksi dengan koefisien 60 W/m2K.
Setelah 30 menit, tentukanlah temperatur inti poros dan Atau 0* ( )Sil , L = 0,0664
total panas yang sudah berpindah dari poros 8. Hitung temperatur di pusat silinder dengan
menjabarkan 0* .
Penyelesaian:
Soal ini tidak dapat lagi diselesaikan dengan mengunakan T T T 30
0* = 0,0664 = T = 61,2 oC
asumsi silinder sangat panjang (kasus 1D), karena panjang Ti T 500 30
poros sudah tertentu. Soal ini harus diselesaikan dengan Angka ini merupakan jawaban untuk soal (a)
menggunakan teknik superposisi antara poros sangat
panjang dan plat datar sangat panjang. 9. Panas maksimum yang berpindah dapat dihitung
Asumsi yang digunakan di sini adalah sifat fisik konstan. dengan menggunakan persamaan (48)
Data yang diberikan soal: Poros silinder r = 2,5 cm,
Q Q Q Q
L = 15 cm, Ti = 500 oC, T = 30 oC, dan h = 60 W/m2K.
Q = Q + Q 1 Q
Sifat material yang digunakan : k = 14,9 W/mK, max 2 D max 1 max 2 max 1
= 7900 kg/m3, c p = 477 J/kgK, dan = 3,95 10 6 m2/s. 10. Hitung (Q Qmax )1 dengan menggunakan persamaan
(33):
Cara menyelesaiakan soal ini: Q sin 1
= 1 0* =0,415
1. Hitung bilangan Fo dan Bi untuk silinder panjang Q 1
max 1
t
Fo = 2 = 11,4 11. Hitung (Q Qmax )2 dengan menggunakan persamaan
r
hr (369:
Bi = = 0,101 Q 2 *
k = 1 0 J 1 (1 ) =0,893
2. Hitung dan C1 dengan menginterpolasi Tabel 1 Qmax 2 1
(untuk silinder) 12. Gabungkan kedua parameter ini:
Interpolasi antara 0,1 dan 0,2 Q
Bi 1 = 0,415 + 0,893(1 0,415) =0,9374
C1 Q
max sil , L
0.1 0.4417 1.0246
0.101 0.443 1.025 13. Hitung perpindahan panas maksimum
0.2 0.617 1.0483 V = r 2 L = 1,96 10 4 m3
Qmax = c pV (Ti T ) =347,58kJ
3. Hitung 0* dengan menggunakan persamaan (35) 14. Hitung perpindahan panas yang telah terjadi:
0* = C1 exp(12 Fo) = 0,11 Q
Q = Qmax = 325,8kJ

Qmax
4. Hitung Fo dan Bi untuk kasus plat datar panjang
Di sini tebal plat sama dengan panjang silinder
(perhatikan Gambar 10). VI. Beberapa bentuk lain multi dimensi
Beberapa bentuk multi dimensi yang merupakan irisan
Maka Lc = 5 cm
dari bentuk 1 dimensi dapat dilihat pada sub bagian
t berikut:
Fo = 2 = 2,84
Ls
VII. Soal soal Latihan
1. Soal Latihan Menyusul

Sustainable Energy Research Group 56 Mechanical Engineering, USU

Anda mungkin juga menyukai