ISI
II.1 Kondisi Reaksi dan Tipe Reaktor
[PUNYA WIDA]
Berikut adalah kurva kesetimbangan yang merepresentasikan kondisi industri dari reaksi
oksidasi gas SO2 dengan kondisi tekanan reaktor sebesar 1,2 bar dan komposisi gas umpan yaitu
10% volume SO2, 11% volume O2 dan sisanya merupakan volume gas N2.
II.3 Mekanisme Reaksi Oksidasi SO2 menjadi SO3 pada Katalis V2O5/TiO2
Mekanisme oksidasi sulfur dioksida menjadi SO3 dengan katalis vanadia dapat dijelaskan
melalui gambar berikut:
Persamaan (1) dan (6) disubstitusikan ke dalam persamaan laju TPL (reaksi 2) sehingga
diperoleh :
𝑟2 = 𝑘2 𝐶𝑆𝑂2 .𝑆
𝑟2 = 𝑘2 𝐾1 𝑃𝑆𝑂2 𝐶𝑣𝑠
𝐶𝑡
𝑟2 = 𝑘2 𝐾1 𝑃𝑆𝑂2 … (7)
𝑘2 𝐾1 𝑃𝑆𝑂2
(1 + 1/2 1/2 + 𝐾3 𝑃𝑆𝑂3 + 𝐾1 𝑃𝑆𝑂2 )
𝑘5 𝐾4 𝑃𝑂2
1
𝑃𝑂22
Kedua ruas dikalikan dengan 1 , sehingga diperoleh :
𝑃𝑂22
1/2
𝑘2 𝐾1 𝑃𝑆𝑂2 𝐶𝑡 𝑃𝑂2
𝑟2 = 1 … (8)
𝑘 𝐾1
( 2 1/2 𝑃𝑆𝑂2 + 𝑃𝑂22 (1 + 𝐾3 𝑃𝑆𝑂3 + 𝐾1 𝑃𝑆𝑂2 )
𝑘5 𝐾4
Untuk menyederhanakan bentuk persamaan laju reaksi, maka persamaan (8) dapat ditulis
menjadi :
1/2
𝑘𝐴 𝑃𝑆𝑂2 𝑃𝑂2
𝑟2 = −𝑟′𝑆𝑂2 = 1 … (9)
2
(𝑘𝐵 𝑃𝑆𝑂2 + 𝑃𝑂2 (1 + 𝐾3 𝑃𝑆𝑂3 + 𝐾1 𝑃𝑆𝑂2 )
dengan
𝑘𝐴 = 𝑘2 𝐾1 𝐶𝑡 ...(10)
𝑘2 𝐾1
𝑘𝐵 = ( 1/2 ) ...(11)
𝑘5 𝐾4
Jika tekanan parsial oksigen fasa gas sangat tinggi, maka bilangan yang tidak dikalikan
tekanan parsial oksigen ditiadakan sehingga laju reaksi menjadi:
𝑘𝐴 𝑃𝑆𝑂2 𝑃𝑂02
𝑟2 = −𝑟′𝑆𝑂2 = … (12)
( 1 + 𝐾3 𝑃𝑆𝑂3 + 𝐾1 𝑃𝑆𝑂2 )
Adsorpsi SO2 pada permukaan vanadia tidak efisien menyebabkan nilai K1 kecil. Hal ini
disebabkan adanya inhibitor SO3 yang memiliki tingkat keasaman yang lebih tinggi dan lebih
cenderung diadsorpsi oleh inti aktif vanadia, sehingga nilai K3 >> K1 dan adanya SO2 pada
penyebut dapat diabaikan. Persamaan laju reaksi tersebut menjadi :
′
𝑘𝐴 𝑃𝑆𝑂2 𝑃𝑂02
𝑟2 = −𝑟 𝑆𝑂2 = … (13)
𝐾3 𝑃𝑆𝑂3
Pada jurnal yang menjadi referensi utama diperoleh bahwa persamaan laju reaksi oksidasi
SO2 menjadi SO3 adalah
𝑘[𝑆𝑂2 ]1.01±0.03 [𝑂2 ]0.02±0.04
𝑟𝑆𝑂2 =
[𝑆𝑂3 ]1.00±0.03
Dari persamaan tersebut tampak bahwa [SO2] dan [SO3] memiliki orde 1, sementara [O2]
memiliki orde yang mendekati 0. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa persamaan laju reaksi
dari hasil penurunan mekanisme reaksi memiliki kemiripan dengan persamaan laju reaksi hasil
percobaan dalam jurnal utama.
dengan
𝑘𝐴 = 𝑘2 𝐾1 𝐶𝑡 ...(19)
𝑘2 𝐾1
𝑘𝐵 = ( 1/2 ) ...(20)
𝑘5 𝐾4
Pada percobaan dalam jurnal Dunn, Joseph P,et al. 1999. Oxidation of sulfur dioxide to
sulfur trioxideover supported vanadia catalysts, digunakan tekanan parsial oksigen yang tinggi,
sehingga variabel yang tidak dikalikan dengan tekanan parsial oksigen dapat diabaikan karena
nilainya sangat kecil dibandingkan dengan tekanan parsial oksigen itu sendiri. Berdasarkan asumsi
ini, persamaan laju reaksinya akan menjadi :
𝑘𝐴 𝑃𝑆𝑂2 𝑃𝑂02
−𝑟′𝑆𝑂2 = … (21)
( 1 + 𝐾1 𝑃𝑆𝑂2 )
atau
𝑘𝐴 𝑃𝑆𝑂2
−𝑟′𝑆𝑂2 = … (22)
( 1 + 𝐾1 𝑃𝑆𝑂2 )
Adsorpsi SO2 pada permukaan vanadia sangat tidak efisien yang menyebabkan nilai K1 kecil. Hal
ini disebabkan adanya inhibitor SO3 yang memiliki tingkat kesamaan yang lebih tinggi dan lebih
cenderung untuk diadsorpsi oleh inti aktif vanadia, sehingga K1 << 1 sehingga SO2 pada penyebut
dapat diabaikan. Maka, persamaan laju reaksinya menjadi:
−𝑟 ′𝑆𝑂2 = 𝑘𝐴 𝑃𝑆𝑂2 … (23)
Apabila persamaan SO2 tidak mengikuti orde 1, maka persamaan laju reaksinya akan mengikuti
Power Law sehingga akan menjadi:
−𝑟 ′𝑆𝑂2 = 𝑘𝐴 𝑃𝑆𝑂2 𝑛 … (24)
Jadi, ada 3 persamaan kinetika yang memungkinkan untuk kasus dimana inhibitor
diabaikan, yaitu persamaan (22), (23) dan (24) yang perlu diuji menggunakan Polymath.
Dengan menggunakan polymath, maka persamaan laju reaksi yang telah diturunkan sebelumnya
akan dicocokan dengan meregresikan data-data yang ada pada jurnal penelitian yang dijadikan
referensi. Selain itu, parameter-parameter pada laju reaksi tersebut juga diperoleh dari regresi
tersebut.
Untuk memudahkan perhitungan, maka pertama-tama persamaan laju reaksi tersebut terlebih
dahulu dilinierisasikan.
′
(176,44 ). 𝑃𝑆𝑂2
−𝑟𝑆𝑂2 =
𝑃𝑆𝑂3
Dengan demikian maka hal ini membuktikan bahwa mekanisme reaksi oksidasi SO2
mengikuti mekanisme reaksi yang telah dijelaskan sebelumnya yaitu dengan
memperhitungkan inhibitor SO3 ikut teradsorpsi pada permukaan katalis.
Gambar 10. Grafik hubungan tekanan parsial SO2 terhadap laju oksidasi SO2
(Sumber: Dunn, Joseph P, et al. 1999)
Grafik tersebut dijabarkan di dalam tabel sebagai berikut:
Tabel x. Data percobaan dengan mengabaikan inhibitor
-ln PSO2 -ln Rate PSO2 Rate
6.1 1.85 0.002243 0.157237
6.15 1.84 0.002133 0.158817
6.37 1.9 0.001712 0.149569
6.55 2 0.00143 0.135335
6.75 2.03 0.001171 0.131336
6.8 2.1 0.001114 0.122456
7.05 2.3 0.000867 0.100259
7.25 2.5 0.00071 0.082085
Kemudian, dari penurunan persamaan laju reaksi yang sudah dijelaskan sebelumnya
terdapt 3 kemungkinan persmaan laju reaksi untuk kasus dimana inhibitor diabaikan.
𝑘𝐴 𝑃𝑆𝑂2
a. −𝑟 ′𝑆𝑂2 = ( 1+𝐾
1 𝑃𝑆𝑂2 )
Linierisasi persamaan:
𝑘. 𝑃𝑆𝑂2
𝑟=
1 + (𝐾1 . 𝑃𝑆𝑂2 )
1 1 + (𝐾1 . 𝑃𝑆𝑂2 )
=
𝑟 𝑘. 𝑃𝑆𝑂2
𝑃𝑆𝑂2 1 + (𝐾1 . 𝑃𝑆𝑂2 )
=
𝑟 𝑘
𝑃𝑆𝑂2 1 𝐾1
= + . 𝑃𝑆𝑂2
𝑟 𝑘 𝑘
𝑛
c. −𝑟 ′𝑆𝑂2 = 𝑘𝐴 𝑃𝑆𝑂 2
Hasil linierisasi didapatkan persamaan berikut
ln 𝑟 = ln 𝑘𝐴 + 𝑛 ln 𝑃𝑆𝑂2
PSO2 Rate Ln PSO2 ln rate
0.00224 0.15724 -6.09994 -1.85
0.00213 0.15882 -6.15023 -1.84
0.00171 0.14957 -6.37009 -1.9
0.00143 0.13534 -6.55008 -2
0.00117 0.13134 -6.7499 -2.03
0.00111 0.12246 -6.7998 -2.1
0.00087 0.10026 -7.05047 -2.3
0.00071 0.08209 -7.25025 -2.5
Didapatkan hasil perhitungan dengan polymath sebagai berikut
Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa persamaan laju reaksi yang tepat yaitu,
′
(176,44 ). 𝑃𝑆𝑂2
−𝑟𝑆𝑂2 =
𝑃𝑆𝑂3
mekanisme reaksi oksidasi SO2 mengikuti mekanisme reaksi yang telah dijelaskan
sebelumnya yaitu dengan memperhitungkan inhibitor SO3 ikut teradsorpsi pada
permukaan katalis.