Anda di halaman 1dari 4

Persamaan untuk blower dan kompresor.

Oleh karean adanya perubahan densitas pada


aliran mampu-mampat, bentuk integeral dari persamaan Bernoulli tidaklah memadai.

Tetapi, Pers. (4.32) dapat dituliskan dalam bentuk diferensial tinggi-tekan tekanan. Pada
blower dan kompresor, energi mekanik, kinetik dan potensila tidak berubah banyak sehingga
suku kecepatan dan tinggi tekan statik dapat dihapuskan. Demikian pula, dengan pengandaian
bahwa kompresor itu tanpa gesekan, = 1,0 dan hf = 0. Dengan penyederhaan tersebut, Pers
(4.32) menjadi :

Untuk menggunakan Pers. (8.23), integralnya harus diselesaikan dulu dan untuk ini
diperlukan informasi tentang lintasan yang dijalani oleh fluida di dalam mesin dari isapan
sampai buangan. Prosedurnya sama saja, baik jika kompresor itu jenis bolak-balik, anjakan
positif putar atau sentrifugal, dengan syarat bahwa aliran itu tanpa gesekan dan bahwa dalam
mesin bolak-balik persamaan itu diperlakukan terhadap sejumlah siklus yang integral,
sehingga tidak ada penumpukan atau kehilangan fluida di dalam silinder. Jika tidak begitu,
andaikan dasar aliran stedi, yang mendasari Pers. (4.22), tentu tidak berlaku.
Kompresi adiabatik. Untuk unit-unit tanpa pendinginan, fluida mengalami lintasan
isentropik. Untuk gas ideal, hubungan antara p dan dapat ditulis sebagai :

Substitusi dari pers. (8.24) ke dalam Pers. (8.23) ke dalam Pers. 98.24) dan integrasinya
menghasilkan :

Koefisiennya dikalikan dengan

dan suku-suku di dalam tanda kurung dibagi dengan

itu, maka persamaan itu menjadi :

Dari Pers. (8.25) terlihat betapa pentingnya rasio kompresi,


Kompresi isotermal. Bila pada waktu kompresi dilakukan pendinginan sempurna, atau
menjadi konstan dan proses itu isotermal. Hubungan antara p dan , lalu menjadi sederhana :

Eliminasi dari Pers. (8.23) dan (8.26) dan integrasi menghasilkan :

Untuk suatu rasio kompresi tertentu dan kondisi isap tertentu kerja yang diperlukan
untuk kompresi isotermal lebih kecil daripada untuk kompresi adiabatik. Karena itulah
pendinginan sangat berguna pada kompresor.
Antara kasus adiabtik dan kasus isotermal terdapat hubungan yang sangat erat.
Dengan membandingkan integral-integral pada persaman di atas, jelaslah bahwa jika = 1,
persamaan untuk kompresi adiabatik identik dengan kompresi isotermal.
Kompresi politropik. Pada kompresor besar, lintasan fluidanya bukanlah isotermal dan bukan
pula adiabatik. Namun, proses itu masih bisa diandaikan tanpa gesekan. Hubungan antara
tekanan dan densitas biasanya diandaikan mengikuti persamaan :

dimana n ialah suatu tetapan. Penggunaan persamaan ini sebagai pengganti Pers. (8.24) tentu
akan menghasilkan Pers. (8.25) apabila dianti dengan n.

Nilai n ditentukan secara empirik dengan mengukur densitas dan tekanan pada dua
titik dalam lintasan proses itu, yaitu pada titik isap dan pada titik buang. Nilai n lalu dihitung
dengan persamaan :

Persamaan ini diturunkan dengan mengganti p dengan pb dan dengan b pada Pers. (8.28)
dan manarik logaritmanya.
Efisiensi kompresor. Rasio antara kerja teoritis (atau daya fluida) dan kerja nyata (atau daya
masuk total) adalah sebagaimana biasanya, efisiensi dan ditandai dengan lambang . Efisiensi
maksimum kompresor bolak-balik adalah kira-kira 80 sampai 85 persen. Sedangkan
kompresor sentifugal bisa lebih dari 90 persen.
Persamaan daya. Daya yang diperlukan oleh kompresor adiabatik dapat dihitung dengan
mudah dari Pers. (8.25). rumus dimensional untuk itu ialah :

Untuk kompresi politropik, diganti dengan n. Untuk kompresi isotermal :

Contoh soal. Sebuah kompresor bolak-balik tiga-tahap digunakan untuk memampatkan 180
std ft3/mm (306 m3/jam) metana dari 14 menjadi 900 lbf / in2 (0,95 menjadi 61,3 atm) abs.
Suhu masuk ialah 80o F (26,7o C). Untuk jangkau suhu yang diharapkan, sifat rata-rata
metana adalah

(a) Berapakah brake horsepower jika efisiensi mekanik adalah 80 persen ?


(b) Berapakah suhu buangan dari tahap pertama?
(c) Jika suhu air pendingin boleh naik 20o F (11,1o C),berapakah banyaknya air yang
diperlukan di dalam pendingin antara dan pendingin belakang agar suhu mampat pada
waktu meninggalkan setiap pendingin adala 80o F (26,7o C) ? andaikan bahwa mantel
pendingin yang digunakan cukup memadai untuk menyerap kalor gesekan.
PENYELESAIAN. (a) untuk kompresor bertahap banyak dapat ditunjukkan bahwa daya total
akan minimum jika kerja yang dialkukan pada setiap tahap sama besar. Menurut Pers. (8.25)
hal ini ekivalen dengan menggunakan rasio kompresi yang sama untuk setiap tahap. Untuk
mesin bertahap-tiga, oleh karena itu, rasio kompresi di setiap tahap haruslah merupakan
pangkat-tiga dari raio kompresi menyeluruh, 900/14. Untuk satu tahap.
Untuk satu tahap

Daya yang diperlukan untuk satu tahap, dari Pers. (8.29), ialah

Daya total untuk ketiga tahap ialah 3 x 24,6 = 73,8 hp (55,0 kW).
(b) Dari Pers. (8.22), suhu pada lubang keluar setiap tahap ialah

(c) Oleh karena 1 lb mol = 378,7 std ft3, laju aliran ialah

Beban kalor pada setiap tahap ialah


Beban kalor total ialah 3 x 55,660 = 166,980 Btu/h. Kebutuhan air pendingin ialah

Anda mungkin juga menyukai