Freon atau refrigeran banyak dipergunakan sebagai cairan pendingin pada AC (Air
Conditioner) atau pendingin udara. Namun tahukah anda bahwa Freon merupakan salah satu
bahan
kimia
yang
menyebabkan
menipisnya
lapisan
ozon?
2. R134a sebagai salah satu alternatif memiliki beberapa properti yang baik, tidak beracun,
tidak mudah terbakar dan relatif stabil. R-134a juga memiliki kelemahan di antaranya, tidak
bisa dijadikan pengganti R-12 secara langsung tanpa melakukan modifikasi sistem refrigerasi
(drop in subtitute), relatif mahal, dan masih memiliki potensi sebagai zat yang dapat
menyebabkan efek pemanasan global karena memiliki Global Warming Potential (GWP)
yang signifikan. Selain itu R-134a sangat bergantung kepada pelumas sintetik yang sering
menyebabkan masalah dengan sifatnya yang higroskopis.
Alternatif lain yang ditawarkan adalah refrigeran hidrokarbon. Sebenarnya hidrokarbon
sebagai refrigeran sudah dikenal masyarakat sejak 1920 di awal teknologi refrigerasi bersama
fluida kerja natural lainnya seperti ammonia, dan karbon dioksida. Hidrokarbon yang sering
dipakai sebagai refrigeran adalah propana (R-290), isobutana (R-600a), n-butana (R-600).
Campuran yang sering digunakan di antaranya R-290/600a, R-290/600 dan R-290/R-600/R600a.
Hidrokarbon memiliki beberapa kelebihan seperti ramah lingkungan, yang ditunjukkan
dengan nilai Ozon Depleting Potential (ODP) nol, dan GWP yang dapat diabaikan, properti
termofisika dan karakteristik perpindahan kalor yang baik, kerapatan fasa uap yang rendah,
dan kelarutan yang baik dengan pelumas mineral.
Pemakaian hidrokarbon dengan isu hemat energi dan ramah lingkungan masih belum bisa
diterima secara luas seperti pemakaian freon sebagai refrigeran. Hal ini disebabkan oleh
kekhawatiran masyarakat akan sifat hidrokarbon yang bisa terbakar. Sifat ini sebenarnya
tidak membahayakan jika digunakan sesuai prosedur yang benar. Untuk memahami bekerja
dengan prosedur yang benar, mau tidak mau diperlukan pengetahuan tentang karakteristik
hidrokarbon. Seperti pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang, kita tidak akan mau
menggunakan hidrokarbon jika tidak mengenalnya.
REFRIGERAN DAN ASPEK LINGKUNGAN
Refrigeran kelompok halokarbon merupakan refrigeran sintetik karena tidak terdapat di alam
secara langsung. Refrigeran ini mempunyai satu atau lebih atom dari golongan halogen;
khlorin, fluorin dan bromin.Meskipun dari segi teknik refrigeran ini mempunyai sifat yang
baik, seperti kestabilan yang tinggi, tidak mudah terbakar dan tidak beracun, refrigeran ini
termasuk ODS. Jika gas CFC yang memiliki dua atom khlorin terlepas ke udara dan terkena
sinar ultraviolet akan terurai. Atom khlorin (Cl) akan terlepas dan bereaksi dengan ozon (O3)
mengambil satu atom oksigen dari ozon untuk membentuk khlorin monoksida dan oksigen.
Khlorin monoksida akan bereaksi dengan atom oksigen lainnya membentuk molekul oksigen
dan atom khlorin membentuk oksigen. Atom khlorin hanya beraksi sebagai katalis dalam
reaksi. Oleh karena itu satu atom khlorin mampu terus menerus mengubah ozon menjadi
oksigen melalui ribuan reaksi sejenis.
Dengan menipisnya lapisan ozon, lapisan pelindung yang terletak pada ketinggian sekitar 1550 km di atas permukaan bumi, radiasi ultraviolet dari matahari akan langsung sampai ke
bumi yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan dan gangguan keseimbangan ekosistem.
KARAKTERISTIK TERMOFISIKA HIDROKARBON
Pemilihan hidrokarbon sebagai refrigeran alternatif ramah lingkungan pengganti CFC dan
HCFC harus memperhatikan beberapa hal diantaranya titik didih pada tekanan normal ,
kapasitas volumetrik dan efisiensi energi. Titik didih harus diperhatikan untuk menjamin
apakah tekanan operasi sama dengan CFC untuk menghindari keperluan penggantian
peralatan tekanan tinggi seperti kompresor.
Salah satu refrigeran hidrokarbon yang digunakan sebagai contoh dalam makalah ini adalah
MUSICOOL, yang diproduksi oleh Pertamina Unit pengolahan III Plaju. Sifat fisika
refrigeran hidrokarbon MUSICOOL berdasarkan pengujian laboratorium Pertamina
ditampilkan pada Tabel 2, yang menunjukkan bahwa hidrokarbon MUSICOOL (MC) mampu
menggantikan refrigeran sintetik (CFC, HCFC, HFC) secara langsung tanpa penggantian
komponen sistem refrigerasi. MC-12 menggantikan R-12, MC-22 menggantikan R-22 dan
MC-134 menggantikan R-134a. Sifat fisika dan termodinamik hidrokarbon MUSICOOL
memberikan kinerja sistem refrigerasi yang lebih baik, keawetan umur kompresor, dan hemat
energi. Beberapa parameter perbandingan kinerja MUSICOOL terhadap refrigeran sintetik
pada system refrigerasi dengan beban 1 TR pada suhu kondensasi 100 oF dan suhu
evaporator 40 oF. (*)
SIFAT-SIFAT REFRIGERAN
Sifat sifat refrigerant yang harus dipenuhi untuk kebutuhan mesin pendingin adalah :
1.
pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat dihindari kemungkinan terjadinya vakum
pada evaporator dan turunnya efisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi.
2.
Tekanan
pengembunan
yang
tidak
terlampau
tinggi.
Apabila
tekanan
Kalor laten penguapan harus tinggi. Refrigeran yang mempunyai kalor laten
penguapan yang tinggi lebih menguntungkan karena untuk kapasitas refrigerasi yang sama,
jumlah refrigeran yang bersirkulasi menjadi lebih kecil.
4.
Volume spesifik ( terutama dalam fasa gas ) yang cukup kecil. Refrigeran dengan
kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang kecil ( berat jenis yang
besar ) akan memungkinkan penggunaan kompresor dengan volume langkah torak yang lebih
kecil. Dengan demikian untuk kapasitas refrigerasi yang sama ukuran unit refrigerasi yang
bersangkutan menjadi lebih kecil. Namun, untuk unit pendingin air sentrifugal yang kecil
lebih dikehendaki refrigeran dengan volume spesifik yang agak besar. Hal tersebut diperlukan
untuk menaikkan jumlah gas yang bersirkulasi, sehingga dapat mencegah menurunnya
efisiensi kompresor sentrifugal.
5.
refrigeran, koefisien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk menentukan biaya
operasi.
6.
Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas. Dengan turunnya tahanan
Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta tidak
menyebabkan korosi pada material isolator listrik. Sifat-sifat tersebut dibawah ini sangat
penting, terutama untuk refrigeran yang akan dipergunakan pada kompresor hermetik.
9.
Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai, jadi
11.
Macam-Macam Refrigerant
Refrigeran merupakan bahan pendingin atau fluida yang digunakan untuk menyerap
panas melalui perubahan fase dari cair ke gas (evaporasi) dan membuang panas melalui
perubahan fase dari gas ke cair (kondensasi), sehingga refrigeran dapat dikatakan sebagai
pemindah panas dalam sistem pendingin. Adapun pengertian lainnya adalah Refrigerasi atau
pendinginan merupakan proses pengambilan atau pengeluaran kalor dari suatu materi atau
ruangan dan mempertahankan keadaannya sedemikian rupa sehingga temperaturnya lebih
rendah dari pada lingkungan sekitarnya. Pada prinsipnya refrigerasi adalah terapan dari mata
kuliah Perpindahan Panas dan Thermodinamika, dimana kalor akan mengalir atau berpindah
dari suatu keadaan yang mempunyai temperatur tinggi ke suatu keadaan yang bertemperatur
rendah.
Berikut ini adalah macam-macam dari refrigeran :
1.
HFC merupakan refrigeran baru sebagai alternatif untuk menggantikan posisi freon. Hal ini
disebabkan karena refrigeran freon mengandung zat chlor (Cl) yang dapat merusak lapisan
ozon. Sedangkan HFC terdiri dari atom-atom hidrogen, fluorine dan karbon tanpa adanya zat
chlor
(Cl).
Merupakan alternatif pengganti freon-12 / R-12. tidak mudah meledak dan tingkat kandungan
racun rendah, digunakan untuk pengkondisian udara, lemari es dan pendingin air.
Sebagai pengganti freon-12 / R-12 digunakan untuk penyegaran udara, pendingin air.
2.
Freon merupakan refrigeran yang paling banyak digunakan dalam sistem pendingin. Bahan
dasarnya ethane dan methane yang berisi fluor dan chlor dalam komposisinya. Karena
mengandung unsur chlor refrigeran jenis ini mempunyai dampak penipisan ozon dimana akan
berpengaruh negatif terhadap kehidupan makhluk hidup di bumi. Selain itu, juga berdampak
negatif terhadap iklim, yaitu meningkatkan suhu rata-rata dan perubahan iklim global serta
pencemaran
Spesifikasi
udara.
freon
yang
biasa
digunakan
dalam
pendinginan
3.
Terdiri dari hidrogen, klorin, fluorin, dan karbon. Refrigeran ini mengandung jumlah minimal
klorin, yg tidak merusak lingkungan karena berbeda dari refrigeran lain.
4.
Senyawa ini tidak berwarna, tidak berbau dan lebih berat dari udara. Titik didihnya -78,5C,
berat jenisnya 1,56 dan hanya dapat beroperasi pada tekanan tinggi sehingga pemakaiannya
terbatas dan biasanya dipakai pada proses refrigerasi dengan tekanan per ton yang besar.
5.
Azetropes
Merupakan campuran dari beberapa refrigeran yang mempunyai sifat berbeda. Jenis yang
banyak dipakai :
Correne-7
Yang terdiri dari campuran 73,8 % freon-12 dan 26,2% genetron 100.
Refrigeran-502
Merupakan campuran dari 98,8 % freon-12 dan 51,2 % freon-115
6.
Berupa cairan tidak berwarna dan tidak berbau merangsang. Titik didihnya 23,7 0F.
7.
Uap Air
Refrigeran ini paling murah dan paling aman. Pemakaiannya terbatas untuk pendingin suhu
tinggi karena mempunyai titik beku yang tinggi, yaitu 0C. pemakaian utamanya untuk
comfort air cionditioning dan water cooling.
8.
Hidrocarbon
Dipakai pada industri karena harganya murah. Jenisnya butana, iso butana, propana,
propylana,
etana
dan
etylana.
Semuanya
mudah
terbakar
dan
meledak.
50 Metana CH4
9.
Amonia (NH3)
Amonia ini digunakan secara luas pada mesin refrigerasi industri atau refrigerasi kapasitas
besar. Titik didihnya kurang lebih 33C. zat ini mempunyai karakteristik bau meskipun
pada konsentrasi kecil di udara. Tidak dapat terbakar, tetapi meledak jika bereaksi dengan
udara dengan prosentase 13,28 %. Oleh karena itu efek korosi amonia, tembaga atau
campuran tembaga tidak boleh digunakan pada mesin dengan refrigeran ammonia
10. Larutan Garam (brine)
Larutan garam (brine) juga digunakan untuk refrigeran misalnya untuk pendinginan lokasi
lapangan es (ice skating rinks).
1.
Refrigeran
menyerap panas dari benda atau udara yang didinginkan dan membawanya kemudian
membuangnya ke udara sekeliling di luar benda/ruangan yang didinginkan.
PENGELOMPOKAN REFRIGERAN
Refrigeran yang pertama kali digunakan (1834)adalah eter oleh Jacob Perkins pada mesin
kompresi uap [1]. Selanjutnya pada tahun 1874 digunakan sulfur dioksida (SO2), dan pada
tahun 1875 mulai digunakan ethyl chloride (C2H5Cl) dan ammonia. Selanjutnya metil
khlorida (CH3Cl) mulai digunakan tahun 1878 dan karbon dioksida (CO2) tahun 1881.
Nitrogen oksida (N2O3) dan hidrokarbon (CH4, C2H6, C2H4, dan C3H8) banyak digunakan
sekitar tahun 1910 sampai 1930. Dichloromethane (CH2Cl), dichloroethylene (C2H2Cl2) dan
monobromomethane (CH3Br) juga digunakan sebagai refrigeran pada mesin sentrifugal.
Pada tahun 1926, Thomas Midgely mengembangkan CFC pertama (Chlorofluorocarbon), R12. CFC adalah nonflammable, tidak beracun (bila dibandingkan dengan Sulfur Dioksida)
dan efisien. Produksi komersial dimulai pada 1931 dan dengan cepat dapat di temui di
rumah-rumah berpendingin. Willis Carrier mengembangkan chiller sentrifugal pertama
untuk penggunaan komersial dan era refrigerasi dan pengkondisian udara dimulai.
Penggunaan refrigeran-refrigeran yang disebutkan diatas tersingkir setelah ditemukannya
Freon (merek dagang) oleh E.I. du Point de Nemours and Co pada sekitar tahun 1930an,
dan menjadi sangat populer sampai dengan tahun 1985. Refrigeran ini disebut sebagai
refrigeran halokarbon (halogenated hydrocarbon) karena adanya unsur-unsur halogen yang
digunakan (Cl, Br) atau kadangkala disebut sebagai refrigeran fluorokarbon (fluorinated
hydrocarbon) karena danya unsure fluor (F) dalam senyawanya. Berdasarkan jenis
senyawanya, refrigeran dapat dikelompokan menjadi:
1.Kelompok refrigeran senyawa halokarbon.
2.Kelompok refrigeran senyawa organik cyclic.
3.Kelompok refrigeran campuran Zeotropik.
4.Kelompok refrigeran campuran Azeotropik.
5.Kelompok refrigeran senyawa organik biasa.
6.Kelompok refrigeran senyawa anorganik.
7.Kelompok refrigeran senyawa organik tak jenuh.
1. Kelompok Refrigeran Senyawa Halokarbon
Kelompok refrigeran senyawa halokarbon diturunkan dari hidrokarbon (HC) yaitu metana
(CH4), etana (C2H6), atau dari propana (C3H8) dengan mengganti atom-atom hidrogen
dengan unsur-unsur halogen seperti khlor (Cl), fluor (F), atau brom (Br). Jika seluruh atom
hidrogen tergantikan oleh atom Cl dan F maka refrigeran yang dihasilkan akan terdiri dari
atom khlor, fluor dan karbon. Refrigeran ini disebut refrigeran chlorofluorocarbon (CFC).
Jika hanya sebagian saja atom hidrogen yang digantikan oleh Cl dan atau F maka refrigeran
yang terbentuk disebut hydrochlorofluorocarbon (HCFC). Refrigeran halokarbon yang tidak
mengandung atom khlor disebut hydrofluorocarbon (HFC).
CCl3F (trichlorofluoromethane) dituliskan sebagai R-11 atau CFC-11.
CCl2F2 (Dichlorodifluoromethane) dituliskan sebagai R-12 atau CFC-12. CHClF2
(Chlorodifluoromethane) dituliskan sebagai R-22 atau HCFC-22. C2Cl3F3 dituliskan sebagai
R-113 atau CFC-113. Metana (CH4) dituliskan sebagai R-50, etana (C2H6) adalah R-170,
propane (C3H8) R-290 dan seterusnya.
Refrigeran yang mempunyai banyak atom Cl cenderung beracun. Atom F ditambahkan agar
senyawa menjadi stabil. Refrigeran yang mempunyai banyak atom Cl cenderung beracun.
Atom F ditambahkan agar senyawa menjadi stabil.
2 Kelompok Refrigeran Senyawa Organik Cyclic
kelompok refrigeran ini diturunkan dari butana. Aturan penulisan nomor refrigeran adalah
sama dengan cara penulisan refrigeran halokarbon tetapi ditambahkan huruf C sebelum
nomor. Contoh dari kelompok refrigeran ini adalah:
R-C316 C4Cl2F6 1,2-dichlorohexafluorocyclobutane
R-C317 C4ClF7 chloroheptafluorocyclobutane
R-318 C4F8 octafluorocyclobutane
3 Kelompok Refrigeran Campuran Zeotropik
Kelompok refrigeran ini merupakan refrigeran campuran yang bisa terdiri dari campuran
refrigeran CFC, HCFC, HFC, dan HC. Refrigeran yang terbentuk merupakan campuran tak
bereaksi yang masih dapat dipisahkan dengan cara destilasi.
efrigeran ini diberi nomor dimulai dengan 4 sedangkan digit selanjutnya dibuat sesuai
perjanjian. Yang termasuk refrigeran ini adalah
R-401A campuran R-22(53%) + R-152a(13%) + R-124(34%)
R-402B campuran R-125(38%) + R-290(2%) + R-22(60%)
R-403B campuran R-22(56%) + R-218(39%) + R-290(5%)
Refrigeran campuran zeotropik akan menguap dan mengembun pada temperatur yang
berbeda hal ini akan menyebabkan terjadinya temperature glide baik di evaporator maupun di
kondensor, yaitu refrigeran mengalami perubahan fasa pada tekanan konstan tetapi
temperaturnya terus berubah
4 Kelompok Refrigeran Campuran Azeotropik
Kelompok refrigeran Azeotropik adalah refrigeran campuran tak bereaksi yang tidak dapat
dipisahkan dengan cara destilasi. Refrigeran ini pada konsentrasi, tekanan dan temperatur
tertentu bersifat azeotropik, yaitu mengembun dan menguap pada temperatur yang sama,
sehingga mirip dengan refrigeran tunggal. Namun demikian pada kondisi (konsentrasi,
temperatur atau tekanan) yang lain refrigeran ini bisa saja menjadi bersifat zeotropik.
Kelompok refrigeran ini diberi nomor dimulai dengan angka lima, sedangkan digit berikutnya
dibuat sesuai perjanjian, sebagai contoh:
R-500: R-12 (73.8%) + R-152a (26.2%), Temperatur azeotropik: 0oC
R-502: R-22 (48.8%) + R-115 (51.2%), Temperatur azeotropik: 19oC
5 Kelompok refrigeran organik lainnya
Kelompok refrigeran ini sebenarnya terdiri dari unsur C, H dan lainnya. Namun demikian
cara penulisan nomornya tidak dapat mengikuti cara penomoran refrigeran halokarbon karena
jumlah atom H nya jika ditambah dengan 1 lebih dari 10 sehingga angka kedua pada nomor
refrigeran menjadi dua digit. Sebagai contoh butana (C4H10), jika dipaksakan dituliskan
sesuai dengan cara penomoran refrigeran halokarbon, maka refrigeran ini akan bernomor R3110, sehingga akan menimbulkan kerancuan.
Nomor kelompok refrigeran ini dimulai dengan angka 6 dan digit lainnya dipilih sebarang
berdasarkan kesepakatan. Contoh refrigeran dari kelompok ini adalah:
R-600 : Butana, CH3CH2CH2CH3
R-600a : Isobutana, CH(CH3)3
R-610 : ethyl ether, C2H5OC2H5
R-611 : methyl format, HCOOCH3
R-630 : methyl amine, CH3NH2
R-631 : ethyl amine, C2H5NH2
6 Kelompok refrigeran senyawa unorganik
Kelompok refrigeran ini diberi nomor yang dimulai dengan angka 7 dan digit selanjutnya
menyatakan berat molekul dari senyawanya. Contoh dari refrigeran ini adalah:
R-702 : hidrogen
R-704 : helium
R-717 : amonia
R-718 : air
. R-720 : Neon (Ne)
. R-729 : Udara
. R-732 : O2
. R-740 : Argon
R-744 : CO2
.R-744A : N20
R-764 : SO2
7 Kelompok refrigeran senyawa organik tak jenuh
Kelompok refrigeran ini mempunyai nomor empat digit, dengan menambahkan angka
kempat yang menunjukkan jumlah ikatan rangkap didepan ketiga angka yang sudah dibahas
dalam sistem penomoran refrigeran halokarbon.
Contoh dari jenis refrigeran ini adalah:
R-1130 1,2-dichloroethylene CHCl=CHCl
R-1150 Ethylene CH2=CH2
R-1270 Propylene C3H6
Refrigerant Hydrocarbon :
R- 50................Metane .......CH4
R-170...............Ethane ....... CH3CH3
R-290.............. .Propane ......CH3CH2CH3
R-600................Butane ........CH3CH2CH2CH3
R-600a.........,,,..Isobutane.....CH(CH3)3
R-1150b.............Ethylene.......CH2=CH2
R-1270b..............Prpyle..........CH3CH=CH2
Sifat kimia refrigeran yang harus diperhatikan antara lain adalah sifat mampu nyala, tingkat
racun, reaksinya terhadap air, minyak pelumas dan material konstruksi/komponen serta
terhadap produk yang dibekukan jika terjadi kebocoran refrigeran dari sistem.
Sifat mampu nyala dan tingkat racun
Sifat mampu nyala ditentukan oleh komposisi campuran udara refrigeran dan titik nyala
dari refrigeran tersebut. Berdasarkan kemudahan terbakarnya refrigeran dibagi menjadi tiga
kelas yaitu kelas 1, kelas 2 dan kelas 3[2].
Refrigeran yang mempunyai titik nyala di atas 750oC dianggap tidak mudah terbakar karena
temperatur nyalanya sudah melebihi temepartur leleh material komponen refrigerasi.
refrigeran kelompok ini termasuk
Refrigeran dengan titik nyala di bawah 750o dan batas bawah penyalaan (LFL = Lower
Flammability Limit, atau LEL = Lower Explotion Limit) adalah lebih besar dari 3,5% volume
(campuran dalam udara), maka refrigeran ini termasuk refrigeran kelas 2. Sedangkan jika
batas bawah penyalaan kurang dari 3,5% maka refrigeran tersebut masuk kelas 3. Tingkat
racun dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok A yaitu refrigeran tak beracun dan
kelompok B refrigeran beracun[2]. Refrigeran dikatakan tidak beracun jika mempunyai LC50
(Lethal Concentration 50%) lebih besar dari 10.000 ppm, sedangkan refrigeran dianggap
beracun jika LC50 lebih kecil dari 10.000 ppm.
Berdasarkan tingkat mampu nayala dan racun maka refrigeran dapat diklasifikasikan sebagai
refrigeran kelas A1: tidak beracun tidak mudah terbakar. Semua refrigeran halokarbon
masuk kedalam kelas refrigeran ini.
Refrigeran kelas A2: tidak beracun, tetapi tingkat nayala masuk kelas 2. Refrigeran
campuran zeotropik antara kelas A1 dan A3 bisa masuk kelas refrigeran ini. R-32, R-141b,
dan R-152a juga masuk dalam kelas refrigeran ini.
Refrigeran kelas A3: tidak beracun, tetapi mudah terbakar. Refrigeran hidrokarbon, masuk
ke dalam kelas ini.
Refrigeran kelas B1: beracun tetapi tidak mudah terbakar. Tidak ada refrigeran masuk
kelas ini.
Refrigeran kelas B2: beracun dan bisa terbakar. Amoniak termasuk kelas refrigeran ini.
Refrigeran kelas B3: beracun dan mudah terbakar. Kelas refrigeran ini tidak pernah
digunakan.
Kelarutan dalam air
Adanya air atau uap air dalam sistem tidak diinginkan, karena dapat menyebabkan
penyumbatan pada alat ekspansi (moisture choking), korosi, rusaknya isolasi dak kumparan
motor listrik dalam kompresor hermetik, dan terbentuk kerak dalam pipa tembaga.
Uap air dapat berada dalam sistem apabila proses evakuasi (vakum) tidak dilakukan dengan
baik, atau terjadi kebocoran pada sisi tekanan rendah (untuk sistem yang bekerja pada
tekanan vakum), kebocoran pada penukar kalor berpendingin air, pelumas yang basah karena
bersifat higroskopik, atau kebocoran melalui sekat poros untuk kompresor tak hermetik.
(Open type)
Pembentuk air dan es dapat terjadi apabila air atau uap air tidak larut atau terlepas dari larutan
refigeran pelumas. Dengan demikian semakin tinggi kelarutan air dalam refrigeran atau
pelumas semakin baik. Namun tingkat kelarutan air dalam refrigeran biasanya menurun
dengan menurunnya temperatur, sehingga keberadaan air dalam refrigeran selalu dicegah
dengan memasang pengering silica gel atau molecular sieve.
Namun demikian semakin rendah temperatur semakin kecil kelarutannya. Hal ini dapat
menyebabkan terpisahnya air dari refrigeran dan akan menimbulkan persoalan, Oleh sebab
itu keberadaan air dalam sistem tetap harus dicegah.
Kelarutan dalam minyak pelumas
Refrigeran dan pelumas dapat bercampur atau tidak bercampur dengan pelumas bergantung
pada jenis dan ukuran kompresor. Pada kompresor sentrifugal pelumas mempunyai sistem
tersendiri yang terpisah dari saluran refrigeran, sehingga pada sistem ini, tidak perlu
dikhawatirkan pengaruh kelarutan refrigeran dalam minyak pelumas atau sebaliknya. Namun
demikian pada jenis kompresor torak dan ulir refrigeran bercampur dengan minyak
pelumasnya. Untuk jenis kompresor ini maka diperlukan pasangan refrigeran minyak
pelumas yang saling tidak larut, dengan demikian minyak pelumas dan refrigeran dapat
dipisahkan dengan memasang pemisah oli pada sisi keluaran kompresor.
Pada kompresor torak kapasitas kecil dimana tidak memungkinkan untuk dipasang pemisah
oli, maka diperlukan pasangan refrigeran olirefrigeran yang larut dengan baik satu sama
lain agar pelumas tidak tertinggal di kondensor, katup ekspansi atau evaporator.
Pada sistem kompresor yang memungkinkan terjadinya pencampuran refrigeran oli, maka
perlu diperhatikan adanya penuruan kerapatan dan viskositas minyak pelumas tersebut agar
tidak terjadi kegagalan pelumasan.
Pelumas refrigeran secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu oli mineral
yang berasal dari minyak bumi dan oli sintetik. Terdapat dua jenis oli mineral yaitu oli
mineral Napthenic dan Paraffinic, keduanya merupakan senyawa hidrokarbon jenuh, tetapi
oli mineral napthenic mempunyai ikatan cyclic yang menyebabkan oli jenis ini viskositas dan
temperatur curahnya lebih rendah dibandingkan oli mineral Paraffinic yang banyak
mengandung lilin parafin. Dalam praktek keduanya terdapat dalam mineral oli dengan
komposisi yang berbeda-beda[3]. Refrigeran sintetik yang banyak digunakan adalah Alkylbenzene, Polyo ester (POE), dan polyalkyl glycol (PAG).
Hampir semua refrigeran halokarbon larut dengan baik dalam oli mineral, kecuali R-22, R114, R-502 yang hanya larut sebagian. Oleh sebab itu penggunaan refrigeran yang hanya
terlarut sebagian ini pada sistem refrigerasi yang kecil dan refrigeran tercampur dengan
minyak pelumas memerlukan perhatian pada sistem pemipaan yang memungkin minyak
pelumas kembali ke kompresor secara gravitasi. Sebagai contoh R-22 dengan 10% mineral
oil merupakan larutan yang baik pada kondensor temperatur, tetapi akan terpisah pada
temperatur evaporator 5oC. Jika kandungan oli mencapai 18% pemisahan akan terjadi
pada temperatur 0,5oC[1]. Amonia dan CO2 tidak larut dalam oli mineral oleh sebab itu
pemakaian refrigeran ini pada mesin refrigerasi besar tidak menjadi masalah karena
pencampuran dapat diatasi dengan memasang pemisah oli. R-134a tidak bercampur dengan
oli mineral, sehingga pasangan refrigeran-minyak pelumas ini tidak digunakan pada mesin
refrigerasi kapasitas kecil yang tidak memungkinkan dipasangnya pemisah oli.
Pada umumnya viskositas dan massa jenis oli pelumas akan menurun jika bercampur dengan
refrigeran. Besarnya penurunan viskositas dan massa jenis ini meningkat dengan
meningkatnya jumlah refrigeran yang terlarut, temperatur dan tekanan[3]. Oleh sebab itu
perlu diperhatikan agar penurunan viskositas dan massa jenis ini tidak sampai menyebabkan
kegagalan pelumasan.
Reaksi terhadap material komponen mesin
Material komponen mesin terdiri dari logam, elastomer dan material pengering seperti silika
gel dan molecular sieves. Refrigeran halokarbon, dan hidrokarbon mempunyai kestabilan
kimia dan kompatibel terhadap hampir semua logam. Namun demikian material yang paling
baik digunakan adalah tembaga. Alumunium akan sedikit bereaksi dengan refrigeran yang
mempunyai kandungan fluor yang tinggi[1]. R-12 dan R-11 menunjukkan reaksi terhadap
alumunium. Namun karena harganya murah maka alumunium dengan lapisan oksida banyak
digunakan sebagai komponen mesin refrigerasi.
Sifat fisika
Kekuatan Dielektrik
Kekuatan dielektrik menentukan apakah refrigeran tersebut menghantarkan listrik atau tidak.
Refrigeran yang baik adalah refrigeran yang mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi atau
tidak menghantarkan listrik. Refrigeran yang mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi
aman digunakan pada kompresor hermetik.
Refrigerant adalah zat yang mudah diubah wujudnya dari gas menjadi
cair, ataupun sebaliknya. Jenis bahan pendingin sangat beragam. Setiap jenis
bahan pendingin memiliki karakteristik yang berbeda. Bahan pendingin
diantaranya yang dewasa ini banyak dan secara umum digunakan Refrigerant11 (R-11), R-12, R-13, R-22, freon R12 dan R134A.
1.
1)
2)
Tidak dapat terbakar atau meledak bila bercampur dengan udara, minyak pelumas dan
sebagainya
3)
Tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem pendingin.
4)
Bila terjadi kebocoran mudah diketahui dengan alatalat yang sederhana maupun dengan
alat detector kobocoran
5)
6)
Mempunyai kalor laten penguapan yang besar, agar panas yang diserap evaporator
sebesarbesarnya.
7)
Viskositas dalam fase cair maupun fase gas rendah agar aliran refrigeran dalam pipa
sekecil mungkin.
8)
9)
10)
Konstanta dieletrika dari refrigeran yang kecil, tahanan lisrtrik yan besar, serta tidak
menyebabkan korosi pada material isolator listrik.
11)
2.
Jenis-Jenis Refrigerant
1.
Refrigeran Primer
Refrigeran adalah zat yang berfungsi sebagai media pendingin dengan menyerap kalor
dari benda atau bahan lain seperti air atau udara ruangan, sehingga refrigeran tersebut dapat
dengan mudah merubah phasanya dari cair menjadi gas. Sedangkan pada saat terjadinya
pelepasan kalor oleh refrigeran terjadi perubahan phasa dari gas bertekanan tinggi jenuh
menjadi cair.
Refrigeran primer yang biasa digunakan dapat digolongkan sebagai berikut :
a)
Senyawa Halokarbon
Refrigeran yang memiliki satu atau lebih atom dari salah satu halogen yang tiga (klirin,
fluorin, bromin). Ketentuan bilangan, nama kimia, dan rumus kimia sejumlah anggota
kelompok
ini
yang
Ketentua
Nama Kimia
Rumus Kimia
n
Panoram
a
R-11
Trikloromonofluorometa CCl3F
R-12
na
CCl2F2
R-13
Diklorodifluorometana
CClF3
R-22
Monoklorotrifluorometa
CHClF2
R-40
na
CCH3Cl
R-113
Monoklorodifluorometa
CCl2FCClF2
R-114
na
CClF2CClF2
Meniklorida
Triklorotrifluoroetan
Diklorotetrafluoroetana
ditemukan
diperdagangan
a)
Senyawa Anorganik
Senyawa anorganik sering digunakan pada masa awal perkembangan bidang refrigerasi dan
pengkondisian
udara.
Nama Kimia
Rumus Kimia
717
Amoniak
NH3
718
Air
H2O
729
Udara
O2
744
Karbondioksida
CO2
764
Sulfur dioksida
SO2
n
Panoram
a
a)
Senyawa Hidrokarbon
Banyak senyawa hidrokarbon yang cocok digunakan sebagai refrigeran, khususnya dipakai
untuk industri perminyakan dan petrokimia.
b)
Azeotrop
Campuran Azeotrop dua substansi adalah campuran yang tidakdapat dipisahkan menjadi
komponen-komponennya dengan caradestilasi. Azeotrop menguap dan mengembun sebagai
substansitunggal yang sifatnya berbeda dengan sifat pembentukannya. Azeotrop yang paling
banyak dikenal adalah R-502 yang merupakan campuran 48,8% R-22 dan 51,2% R-115.
1.
Refrigeran Sekunder
Refrigeran sekunder adalah fluida yang mengangkut kalor dari bahan yang sedang
didinginkan ke evaporator pada sistem refrigerasi. Refrigeran sekunder mengalami perubahan
temperatur bila menyerap kalor dan membebaskannya pada evaporator, tetapi tidak
mengalami perubahan phasa. Anti beku yang banyak digunakan adalah larutan air dan glikol
etalin, glikol propelin, ataupun kalsium kloida. Salah satu sifat larutan anti beku yang penting
adalah titik pembekuannya.
terhadap minyak, dan suhu buang (discharge temperature) yang lebih rendah
diban ding refrigran 22.
Semua CFC termasuk Freon. Tetapi tidak semua Freon menggunakan CFC.
Tabel pertama dibawah ini adalah Freon yang menggunakan berbagai CFC dilengkapi dengan
nama sistematis serta rumus kimianya. Dan tabel kedua adalah tabel yang berisi macammacam Freon yang menggunakan bahan CFC dan memiliki bahan penggantinya yang bukan
CFC. Namun tabel kedua hanya menggunakan rumus kimianya saja. Tidak disertai nama
sistematisnya.
Penerapan dan penggunaan CFC
Sebelumnya
Penerapan
Pengganti bahan CFC tersebut
menggunakan CFC
CFC-12 (CCl2F2); CFCHFC-23 (CHF3); HFC-134a (CF3CFH2);
11(CCl3F);
CFCHFC-507 (a 1:1 azeotropic mixture of
13(CClF3);
HCFC-22
HFC 125 (CF3 CHF2) and HFC-143a
Refrigerator & AC
(CHClF2);
CFC-113
(CF3CH3)); HFC 410 (a 1:1 azeotropic
(Cl2FCCClF2); CFC-114
mixture of HFC-32 (CF2H2) and HFC(CClF2CClF2); CFC-115
125 (CF3CF2H))
(CF3CClF2);
HFC-134a (CF3CFH2); HFC-227ea
CFC-114 (CClF2CClF2)
(CF3CHFCF3)
CFC-11 (CCl3F); CFC 113
HFC-245fa (CF3CH2CHF2); HFC-365
Busa
(Cl2FCCClF2);
HCFCmfc (CF3CH2CF2CH3)
141b (CCl2FCH3)
Deterjen dan pembersih
Pokok-pokok CFC
---
Titik
Nama Sistematis
didi
Kode
Rumus kimia
(C)
Trichlorofluoromethane
23 CCl3F
11
Freon-12, R-12, CFC-29.
Dichlorodifluoromethane
CCl2F2
12
8
Freon-13, R-13, CFCChlorotrifluoromethane
-81 CClF3
13
Chlorodifluoromethane
R-22, HCFC-22
-40.8CHClF2
Dichlorofluoromethane
R-21, HCFC-21
8.9 CHCl2F
Freon 31, R-31, HCFCChlorofluoromethane
CH2ClF
31
BromochlorodifluoromethaBCF, Halon 1211, HCBrClF2
ne
1211, Freon 12B1
Freon 113, R-113,
1,1,2-Trichloro-1,2,2-
CFC-113,
trifluoroethane
Trichlorotrifluoroethan
1,1,1-Trichloro-2,2,2-
e
Freon 113a, R-113a,
trifluoroethane
CFC-113a
Freon 114,
1,1,2-
CFC-114,
tetrafluoroethane
Dichlorotetrafluoroetha
115,
45.9 Cl3C-CF3
R-114,
1,2-Dichloro-1,1,2,2-
ne
Freon
47.7 Cl2FC-CClF2
3.8 ClF2C-CClF2
R-115,
1-Chloro-1,1,2,2,2-
CFC-115,
pentafluoroethane
Chloropentafluoroethan
38 ClF2C-CF3
e
2-Chloro-1,1,1,2tetrafluoroethane
1,1-Dichloro-1fluoroethane
1-Chloro-1,1difluoroethane
R-124, HCFC-124
12 CHFClCF3
R-141b, HCFC-141b
32
R-142b, HCFC-142b
9.2 ClF2C-CH3
Cl2FC-CH3
Tetrachloro-1,2-
Freon
difluoroethane
Tetrachloro-1,1-
CFC-112
Freon 112a, R-112a,
difluoroethane
1,1,2-
CFC-112a
Freon 113,
Trichlorotrifluoroethane
1-Bromo-2-chloro-1,1,2-
CFC-113
trifluoroethane
2-Bromo-2-chloro-1,1,1trifluoroethane
1,1-Dichloro-2,2,3,3,3pentafluoropropane
1,3-Dichloro-1,2,2,3,3pentafluoropropane
112,
R-112,
R-113,
91.5 CCl2FCCl2F
91.5 CClF2CCl3
48
CCl2FCClF2
Halon 2311a
51.7 CHClFCBrF2
Halon 2311
50.2 CF3CHBrCl
R-225ca, HCFC-225ca 51
R-225cb, HCFC-225cb 56
CF3CF2CHCl2
CClF2CF2CHCl
F