Anda di halaman 1dari 15

JENIS-JENIS REFRIGERAN (BAHAN PENDINGIN)

Proses pendinginan (refrigerasi) merupakan proses pemindahan energi panas


yang terkandung di dalam suatu ruangan. Untuk keperluan pemindahan energi panas
ruangan
tersebut
dibutuhkan
suatu
fluida
penukar
kalor
yang
disebutRefrigeran. Persyaratan yang harus dimiliki oleh suatu refrigeran antara lain
adalah :

Titik penguapan yang rendah

Kestabilan tekanan

Panas laten yang tinggi

Mudah mengembun pada suhu ruang

Mudah bercampur dengan oli pelumas

Tidak korosif

Tidak mudah terbakar

Tidak beracun
CFC (Cloro fluoro Carbon) adalah Jenis refrigeran yang paling terkenal , akibat
yang ditimbulkan oleh jenis ini adalah merusak lapisan ozon dan berkontribusi tinggi
terhadap efek pemanasan global. Sehingga jenis ini dihapuskan dan sebagai gantinya
adalah HCFC-22, HFC-134a dan HC-600a.
Menurut sifat penyerapan dan ekspansi panas, maka refrigeran dapat dibagi
menjadi 2 klasifikasi yaitu :
Kelas 1 :
Adalah refrigeran yang dapat memberikan efek pendinginan dengan menyerap
panas laten dari substansi yang didinginkan. Yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah
Sulfur Dioksida, Metil Klorida, Ethil Klorida, Amonia, Carbon Dioksida, Isobutan, CFC11, CFC-12, CFC-13, CFC-21, HCFC-22, CFC-113, CFC-114, CFC-115 dan HCFC502.
Kelas 2 :
Adalah refrigeran yang hanya dapat menyerap panas sensibel dari substansi
yang didinginkannya. Yang termasuk dalam klasifikasi ini adalah Udara, Cairan kalsium
klorida, Cairan sodium klorida dan Alkohol.
Jenis-jenis refriferan (bahan pendingin) adalah sebagai berikut :
1. Refrigeran-11 (R-11)
Merupakan CCL3 F (Trichloro Monofluoro Methane) yang mempunyai
karakteristik antara lain sebagai berikut :

Titik didihnya adalah 23,8oC atau 74,9 F pada 1 atmosfer

Tekanan penguapannya adalah 24 inch Hg vakum pada (-15)C

Tekanan kondensasinya 3,5 psig pada 30C. Kalor laten uap 73, 8 Btu/lb pada
titik didih

Sangat stabil, tidak dapat beracun, tidak dapat korosif, tidak dapat terbakar dan
tak mudah meledak,

Merupakan isolator yang baik karena mempunyai kekuatan dielektrik yang


besar. Maka R - 11 sering digunakan untuk membersihkan bagian dalam dan sistem
lemari es atau air conditioning unit yang motornya terbakar.

Dapat melarutkan karet alam, tetapi tidak dapat bereaksi dengan karet sintesis.
2. Refrigeran-12 (R-12)
Merupakan CCL2 F2 (Dichloro Diflurio Methane) yang sangat populer dan banyak
dipakai untuk mesin pendingin domestik. Karakteristiknya antara lain sebagai berikut :
Titik didih - 29,8C pada tekanan 1 atmosfir
Tekanan penguapan 11,8 psig pada 15C
Tekanan kondensasi 93,3 psig pada 30C.
Sangat aman karena tidak dapat korosif, tidak dapat beracun, tidak dapat terbakar
atau meledak dalam bentuk cair maupun dalam bentuk gas.
Tidak berwarna, bahkan transparan dan tidak dapat berbau.
Stabil pada suhu kerja rendah maupun pada suhu kerja tinggi.
Tidak dapat melarutkan air, tetapi dapat melarutkan hydrocarbon, alkohol, ether, ester,
dan ketone.
Merusak karet alam tetapi tidak dapat bereaksi dengan karet sintesis.
Mempunyai kekuatan dielektrik yang besar.
Dapat bercampur dengan minyak pelumas dalam semua keadaan.
Jika bercampur dengan air pada suhu tinggi dapat membentuk asam halogen
sehingga akan menjadi korosif.
Pemakaian yang sangat luas adalah untuk lemani es, frezer, ice cream cabinet,
water coller, refrigerasi dan air oinditioning yang besar. R - 12 mempunyai beberapa
keunggulan dibanding dengant R -22 yaitu:
Tekanan kerja dan suhu kerja lebih rendarh
Lebih bercampur dengan minyak pelumas dalam semua keadaan
Harga lebih murah.
3. Refrigeran-13 (R-13)
Merupkan CCL F3 (Chloro Friflaoro Methane) yang dapat dipakai untuk
menggantikan R - 22 atau R - 500 pada pemakaian suhu yang rendah dan mempunyai
karakteristik sebagai berikut:
Mempunyai titik - 18,4F pada 1 atmosfir
Tekanan penguapan 117,1 psi pada - 15C.
Tekanan kondensasi 546,6 psig pada 28,9C
Kalor laten uap 63,85 Btu/lb pada titik didih
Tidak dapat bercampur dengan minyak pelumas
Suhu kritis 28,8C pada 1 atm
4. Refrigeran -22 (R-22)
Merupakan CHCl F2 (Chloro DiFluoro Methane) yang sangat populer, karena
banyak dipakai untuk air conditioning ukuran kecil dan sedang. Adapun sifat-sifat utama
dari R- 22 adalah :
Titik didih pada tekanan atmosfir -40, 8C
Tekanan penguapan pada - 15C ada 28,3 psi
Tekanan kondensasi pada 30C adalab 158,2 psig.
Kalor laten uap 100, 6 Btu/lb pada titik didih

Mempunyai kekuatan dielektrik yang besar


Tidak korosif terhadap logam seperti besi, tembaga, aluminium, kuningan, baja dan lainlain.
Dapat bercampur dengan minyak pelumas pada tekanan rendah terutama di evaporator.
Mempunyai kemampuan menyerap air sebesar tiga kali Iebih besar dari R -12.
Tidak beracun, tidak berbau dan mudah dideteksi.
5. Refrigeran-40 (R-40)
Merupakan CH3 Cl (MethyI Chlorida) yang mempunyai sifat-sifat (karakteristik)
sebagai berikut :
Titik didih pada tekanan 1 atmosfir - 23,7C
Tekanan penguapan pada - 15C adalah 6,5 psig
Tekanan kondensor pada 30C adalah 80 psig
Kalor laten uap 180,6 Btu/lb pada titik didih
Tidak beracun
Dapat terbakar dan meledak bila bercampur dengan udara pada konsentrasi 8-17 % dan
volume.
Dapat memabukkan orang pada konsentrasi (kadar) yang tinggi.
Korosif terhadap logam ferro dan non ferro terutama untuk aluminium, seng dan
Magnesium.
Korosif terhadap karet alam dan sintesis.
Dapat membentuk asam hydroclorik yang lemah bila bercampur dengan air.
Dapat bercampur dengan minyak pelumas.
Oleh karena R - 40 banyak mengandung kelemahan, maka refrigeran ini sudah
jarang dipakai dan banyak diganti dengan bahan pendingin golongan fluokarbon.
6. Refrigeran-113 (R-113)
Merupakan C2Cl3F3 (Trichloro Trifluoro Ethane) yang menpunyai sifat-sifat
(karakteristik) sebagai berikut :
Titik didih pada tekanan 1 atmosfir 47,6C
Tekanan penguapan pada -15C adalah 27,9 inch Hg
Tekanan kondensasi pada 30C adalah 13,9 inch Hg
Kalor laten uap 63,12 Btu/Ib pada titik didih
Mempunyai kekuatan dielektrik yang besar
Mempunyai struktur yang sangat stabil
7. Refrigeran-114 (R-114)
Merupakan C2Cl2F4 F (Dichloro Tetrafluora Ethane). Bila R - 114 dicampur
dengan R - 12 dapat digunakan dalam bidang kosmetik tanpa memberi efek sampingan
pada kulit. Sifat-sifat da R - 114 adalah sebagai berikut :
Titik didih pada tekanan 1 atmosfir 3, 8C
Tekanan pengembunan pada -15C adalah 16,2 inch Hg
Tekanan pengembunan pada 30C adalah 21,6 psig
Kalor laten uap 59 Btu/lb pada titik didih
Tidak berwarna

Tidak dapat meledak


Tidak korosif walaupun berhubungan dengan air
Tidak berbau
Strukturnya sangat stabil
Dapat bercampur dengan minyak pelumas kompressor pada tekanan tinggi, tetapi tidak
bercampur pada tekanan rendah terutama di evaporator
8. Refrigeran-134a (R-134a)
Merupakan Ch2 FC F3 (Ethene Tetrafluoro) yang mempunyai sifat-sifat
(karakteristik) sebagai berikut :
Titik didih pada tekanan 1 atmosfir - 26,1C
Suhu kritis 101C
Tekanan kritis 4060 Kpa
Tekanan penguapan pada 25C adalah 668 Kpa.
Tidak korosif
Tidak berbau
Tidak dapat terbakar dan tak dapat meledak
Struktur kimianya stabil
Tidak beracun
Mempunyai kekuatan dielektrik yang besar
Dapat bercampur dengan minyak pelumas.
Tidak dapat merusak ozon
9. Refrigeran-500 (R-500)
Merupakan Ccl2F2 dan CH3CHF2 (Azeatrope). Dilihat dan rumus kimianya
bahwa R - 500 adatah refrigeran campuran, yaitu campuran dari 73,8% dari R - 12 dan
26,2% dari R - 152A. Sifat-sifat dan R - 500 adalah sebagai berikut :
Titik didih pada 1 atmosfir - 33,5C
Tekanan penguapan pada - 15C adalah 16,4 psig
Tekanan pengembunan pada 30C adalah 112,9 psig
Kalor laten uap 88,5 Btu/Ib pada titik didih
Tidak dapat terbakar
Tidak beracun
Susunan strukturnya stabil
Dapat bercampur dengan minyak kompresor dengan baik
Mempunyai kemampuan daya serap air yang besar
10. Refrigeran-502 (R-502)
Merupakan CHCIF2 dan CClF2 CF3, kalau dilihat dari rumus kimianya bahwa R
- 502 adalah refrigeran campuran, yaitu campuran dari 51,2% R - 115 dari 48,8% R 22. Sifat-sifat R - 502 adalah sebagai berikut :
Titik didih pada 1 atmosfir - 45,4C
Tekanan penguapan pada - 15C adalah 35,9 psig
Tekanan kondensasi pada - 30C adalah 176,6 psig
Kalor laten uap 76.46 Btu/lb pada titik didih

Tidak korosif terhadap logam


Tidak beracun
Tidak berwarna
Tidak dapat terbakar
Pada temperatur 18C dapat menyerap air 15 kali lebih banyak dari R- 12 yaitu 12
ppm (part permillion) dan cukup berat.
11. Refrigeran-503 (R-503)
Merupakan CHF3 dan CCIF3. Dari rumus tersebut terlihat bahwa R - 503 adalah
refrigeran campuran, yaitu campuran dan 59,9% R-13 dan 40,1% R -23. Sifat-sifat dari
R - 503 ialah :
Titik didih pada 1 atmosfir - 88,7C
Tekanan penguapan pada - 15C adalah 249,3 psig
Suhu knitis 19,5C dan tekanan knitis 592,3 psig
Kalor laten uap 77,15 Btu/Ib pada titik didih
Tidak mudah terbakar
Pada suhu rendah menyerap air
Pada suhu rendah tidak dapat bercampur dengan bahan pelumas
12. Refrigeran-504 (R-504)
Merupakan CH2 F2 dan CF3 CCIF2. Dilihat dan rumus kimianya, R - 504 juga
merupakan refrigeran campuran, yaitu 48,3 persen R - 32 dan 51,7 persen R 115. Sifat-sifat dan R - 504 antara lain:
Titik didih pada 1 atmosfir -57C
Tekanan penguapan pada - 15C adalah 85,93 psig
Tekanan kritis 690 psig
Pada tekanan rendah sulit bercampur dengan pelumas
13. Refrigeran-717 (R-717)
Karakteristiknya sebagai berikut :
Titik didih pada 1 atmosfir - 33
Tekanan penguapan pada - 15C adalah 19.6 psig
Tekanan kondensasi pada 30C adalah 154,5 psig
Kalor laten uap 5893 Btu/Ib pada titik didih kalor laten ini paling besar dari pada bahan
pendingin lainnya
Efisiensinya tinggi
Tidak dapat korosif terhadap logam jika tidak dapat bercampur
Mudah terbakar dan meledak
Sangat beracun
Mudah bercampur dengan udara
Apabila bercampur dengan air akan korosif terhadap logam non - ferro, terutama
dengan tembaga, kuningan, seng dan timah
Kekuatan dielektriknya rendah
Tidak dapat larut dengan minyak pelumas kompresor
Mudah larut dalam air.

14. Refrigeran-744 (R-744)


Merupakan CO2 (Carbon Dioxide). Adapun sifat-sifat dari refrigeran ini ialah :
Titik didih pada 1 atmosfir - 79C
Tekanan penguapan pada - 15C adalah 317,5 psig
Tekanan kondensasi pada 30C adalah 1031 psig
Kalor laten uap 116 Btu/lb pada titik didh
Suhu kritis 31C
Tidak dapat korosif
Tidak dapat terbakar atau meledak
Tidak berbau
Tidak beracun
Tidak dapat bercampur dengan minyak pelumas
Kebocoran dapat dicari dengan air sabun
15. Refrigeran-764 (R-764)
Merupakan S02 (sulfur Dioxide). Adapun sifat-sifat dari R - 764 ialah :
Titik didih pada 1 atmosfir - 10C
Tekanan penguapan pada - 15C adalah 51,8 psig
Kalor laten uap 172,3 Stu/Ib pada - 15C
Sangat beracun
Tidak berwarna
Tidak terbakar dan tidak meledak
Tidak korosif terhadap logam-logam bila dalam keadaan murni
Tidak dapat bercampur dengan minyak pelumas, R - 764 lebih berat dan minyak
pelumas
Baunya sangat pedas dan tajam
Bila kena cairan ammonia, akan mengeluarkan asap tebal putih. Maka untuk mencari
kebocoran R - 764 dapat menggunakan kain lap yang dicelupkan dengan cairan
ammonia.
Disamping jenis-jenis refrigeran yang d diatas masih ada refrigeran yang lain,
walaupun jarang digunakan. Adapun jenis refrigeran yang belum dijelaskan antara lain:
a.R-23 (CHF3)
b.R-31 (CH2C/F)
c.R-32 (CH2F2)
d.R-115 (CCIF2CF3)
e.R-152A (CH3CHF2)
f.R-160 (C2H5Cl)
g.R-170 (C2H6)
h.R-290 (C3H8)
I.R-600 (C4H10)
j. R-611(C2H4O2)
k.R-702 (H)
I. R-704 (He)
m.R-720 (Ne)
n.R-728 (N)
o.R-729 (H2O)
p.R-732 (0)
q.R-740 (Ar)
r. R-1130 (C2H2 Cl2)
Saat ini telah ditemukan beberapa refrigeran yang dapat digunakan sebagai
pengganti CFC. Refrigeran alternatif tersebut berasal dari keluarga HFC (hidro fluoro
karbon) dan HC (hidro karbon) serta Carbon Dioksida, juga HCFC-22 atau R-22.
http://margionoabdil.blogspot.co.id/2013/09/jenis-jenis-refrigeran.html

pada saat ini jenis refrigerant khususnya yang digunakan untuk mesin pendingin sistem kompresi berdasarkan bahan
dasarnya di bedakan menjadi 2 kelompok yaitu :
1. Kelompok halogen / halocarbon
refrigerant yang termasuk kelompok halogen dibuat dengan bahan dasar chlorine, fluorine dn bromine. adapun jenis
yang digunakan untuk mesin pendingin sistem kompresi adalah R12, R22, R 502. secara umum refrigerant ini
mempunyai sifat sifat sebagai berikut :
1.

Tdak beracun, tidak berbau dan tidak berwarna

2.

Keberadaannya di alam bebas dapat merusak lapisan ozon

3.

Tidak mudah terbakar dan meledak

4.

Harganya relatif mahal

5.

Nilai dielektriknya cukup tinggi

6.

Nilai spesifik volumenya rendah

2. Kelompok In-organik
jenis refrigerant in-organik yang sampai saat ini digunakan adalah R717 (ammonia), jenis ini merupakan refrigerant
yang tertua namun keberadaannya di pertahankan. sifat dan ciri ciri R717 adalah :
1.

Sangat beracun dan membahayakan lingkungan

2.

Berbau sangat merangsang

3.

Harganya murah

4.

Sulit didapat dalam pasaran bebas

5.

Mudah meledak dan terbakar

6.

Nilai kalor laten penguapannya tinggi

7.

Nilai spesifik volumenya tinggi

https://rahmatcorps.wordpress.com/2011/04/27/jenis-dan-sifat-refrigerant/

B. Refrigeran Primer
Refrigeran primer adalah refrigeran yang digunakan pada sistem kompresi uap.
Refrigeran yang digunakan pada sistem pendinginan kompresi uap harus mempunyai
mempunyai sifat-sifat kimia, fisika, termodinamika tertentu yang sesuai dengan kondisi
penggunaan
1. Jenis Refrigeran
a. Golongan Halokarbon
Refrigeran golongn halokarbon adalah jenis refrigeran yang umum digunakan.
Refrigeran jenis ini meliputi refrigeran yang terdiri dari satu atau lebih dari tiga jenis ion
golongan halogen (klorin, fluorin, dan bromin). Beberapa jenis refrigeran halokarbon
yang umum digunakan disajikan pada Tabel 1.
Tabel 1. Jenis refrigeran halokarbon

Nomor refrigeran

11
12
13
22

Nama kimia

Rumus kimia

Trikloromonofluorometan
Diklorodifluorometan
Monoklorotrifluorometan
Monoklorodifluorometan

CCl3F
CCl2F2
CClF3
CHClF2

40
113
115

Metil klorida
Triklorotrifluoroetan
Diklorotetrafluoroetan

CH3Cl
CCl2FCClF2
CClF2CClF2

Sistem penomoran golongan halokarbon adalah sebagai berikut: nomor pertama dari
sebelah kanan menunjukkan jumlah atom florin pada senyawa, nomor kedua dari
kanan menunjukkan satu nilai lebih banyak dari jumlah atau, hidogren pada senyawa
dan tiga digit dari kanan menunjukkan satu nilai lebih sedikit dari jumlah atom karbon.
b. Senyawa Inorganik.
Awalnya, saat pendinginan hanya digunakan untuk tujuan khusus, hanya amoniak dan
karbon dioksida yang dapat digunakan sebagai refrogeran. Saat pendinginan mulai
dikenalkan pada masyarakat, sulfur dioksida, metil klorida dan metilen klorida digunkan
karena sesuai dengan kompresor sentrifugal. Metilrn klorida dan karbon dioksida,
karena faktor keamanannya digunakan untuk sistem pengkondisian udara (AC). Semua
refrigeran ini, selain amonia, tidak digunakan lagi, kecuali pada sistem yang lama.
Amonia mempunyai sifat termal yang baik, dan masih digunakan pada lapangan es
skating.
c. Senyawa Hidrokarbon
Banyak senyawa hidrokarbon yang digunakan sebagai refrigeran, umumnya digunakan
pada industri minyak bumi, seperti metana, etana, propana, etilen, dan isobutilen.
Kesemuanyaflammable dan eksplosif. Digolongkan sedikit beracun karena mengandung
efek bius pada tingkat tertentu. Etana, metana, dan etilen digunakan pada pendinginan
suhu ekstra rendah.
Hidrokarbon sebagai refrigerant dalam sistem refrigerasi telah dikenal sejak tahun
1920-an, sebelum refrigerant sintetik dikenal. Ilmuwan yang tercatat sebagai promotor
hidrokarbon sebagai refrigerant antara lain Linde (1916) dan Ilmuwan Dunia Albert
Einstein (1920). Hidrokarbon kembali diperhitungkan sebagai alternatif pengganti CFC,
setelah aspek lingkungan mengemuka, dan timbulnya permasalahan dalam peralihan
dari CFC ke HFC, dikarenakan perlu adanya penyesuaian perangkat keras, pelumas,
serta perlakuan khusus dalam operasional penggunaan bahan HFC : R-134a ini.
Demikian sulitnya perlakuan R-134a sebagai pengganti R-12 serta masih memiliki
dampak Global Warming Potential (GWP), bahkan Greenpeace suatu LSM di Jerman
yang sebelumnya gencar mendorong peralihan R-12 ke R-134a, kemudian beralih
memperomosikan penggunaan hidrokarbon sebagai refrigeran, seperti GTZ-Technology
yang telah populer di daratan Eropa. Penggunaan refrigeran hidrokarbon terus meluas
ke berbagai negara di kawasan Asia Pasific, dan. dewasa ini telah banyak dikenal
berbagai merek refrigerant yang dihasilkan oleh berbagai negara, seperti yang berasal
dari negara : Inggeris, Perancis, Jerman, Belanda, Kanada, Australia, Amerika, Korea,
dan lain-lain, termasuk Indonesia.

Indonesia sebagai negara yang memiliki cadangan gas alam dan minyak bumi,
disamping pemanfaatan sebagai bahan bakar, juga memiliki potensi sebagai negara
yang dapat berkecimpung dalam hal refrigerant hidrokarbon maupun produk-produk
ramah lingkungan berbasis hidrokarbon lainnya seperti : Aerosol propellant, foaming
agent, solvent, dan lain-lain.
Produk refrigerant hidrokarbon MUSI COOL merupakan refrigerant hidrokarbon yang
sudah diproduksi di dalam negeri dengan beberapa grade

MC-12 dan MC-134 sebagai


pengganti refrigerant R-12 dan R134a
MC-12 dan MC-134 merupakan
campuran propane dan i-butane
dengan kandungan butane
serendah mungkin agar tidak
menggangu proses kondensasi pada
sistem pendingin. Refrigerant ini
digunakan pada kendaraan
bermotor, kulkas dan dispenser

MC-22 sebagai pengganti


refrigerant R-22 MC-22 digunakan
untuk pendingin ruangan/AC jenis
Split, window maupun central.
Refrigerant ini memerlukan
kandungan propane yang sangat
tinggi yaitu 99,7 % wt dengan
impuritis butane dan olefin yang
serendah mungkin atau mendekati
nol agar kinerja sistem pendingin
berjalan optimal.

MC-600 sebagai refrigerant 600a


MC-600 mempunyai kandungan ibutane yang sangat tinggi/dominan
atau lebih besar dari 85 % wt
dengan kandungan propane
seminim mungkin. Refrigerant 600a
saat ini digunakan sebagai media
pendingin pada kulkas, yang
beroperasi pada tekanan rendah. Ke
depan prospek refrigerant ini sangat
cerah karena kecenderungan
penggunaannya tinggi.

d. Azeotrop

Gambar 5-3. Refrigeran hydrocarbon (Musicool)


buatan Pertamina

Senyawa azeotrop adalah suatu campuran yang tak dapat dipisahkan menjadi senyawa
penyusunnya dengan cara distilasi. Senyawa ini menguap dan mengembun sebagai
satu zat, tidak seperti campuran lainnya. Azeotrop yang paling dikenal adalah R502
yang merupakan campuran 48.8% R22 dan 51.2% R115. Azeotrop lainnya adalah R500, campuran dari 73.8% R-12 dan 26.2% R-152a.
2. Sifat Regfrigeran
Dalam pemilihan refrigeran, sifat refrigeran yang penting antara lain sifat
termodinamika, kimia, dan fisik. Sifat termodinamika yang penting antara lain titik
didih, tekanan penguapan dan pengembunan, tekanan dan suhu kritis, titik beku,
volume uap, COP, tenaga per ton refrigerasi. Sifat kimia berhubungan dengan reaksi
refrigeran terhadap keadaan sekitar, antara lain tidak mudah terbakar, tidak beracun,
tidak bereaksi dengan air, minyak dan bahan konstruksi. Sedangkan sifat fisik
refrigeran berhubungan dengan bahan itu sendiri,antara lain konduktivitas dan
kekentalan.
Sifat Refrigeran

Tekanan penguapan harus cukup tinggi

Sebaiknya refrigeran memiliki suhu pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga
dapat dihindari kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator dan turunnya
efisiensi volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi

Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi, apabila tekanan


pengembunannya terlalu rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih
rendah, sehingga penurunan prestasi kondensor dapat dihindarkan, selain itu
dengan tekanan kerja yang lebih rendah, mesin dapat bekerja lebih aman karena
kemungkinan terjadinya kebocoran, kerusakan, ledakan dan sebagainya menjadi
lebih kecil.

Kalor laten penguapan harus tinggi, refrigeran yang mempunyai kalor laten
penguapan yang tinggi lebih menguntungkan karena untuk kapasitas refrigerasi
yang sama, jumlah refrigeran yang bersirkulasi menjadi lebih kecil

Volume spesifik ( terutama dalam fasa gas ) yang cukup kecil, Refrigeran dengan
kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang kecil (berat jenis
yang besar) akan memungkinkan penggunaan kompresor dengan volume
langkah torak yang lebih kecil. Dengan demikian untuk kapasitas refrigerasi yang
sama ukuran unit refrigerasi yang bersangkutan menjadi lebih kecil

Koefisien prestasi harus tinggi, dari segi karakteristik termodinamika dari


refrigeran, koefisien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk
menentukan biaya operasi

Konduktivitas termal yang tinggi, konduktivitas termal sangat penting untuk


menentukan karakteristik perpindahan kalor

Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas, dengan turunnya
tahanan aliran refrigeran dalam pipa, kerugian tekanannya akan berkurang

Konstanta dielektrika dari refrigeran yang kecil, tahanan listrik yang besar, serta
tidak menyebabkan korosi pada material isolator listrik

Refrigeran hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai,
jadi juga tidak menyebabkan korosi

Refrigeran tidak boleh beracun

Refrigeran tidak boleh mudah terbakar dan mudah meledak

Sebaiknya refrigeran menguap pada tekanan sedikit lebih tinggi dari pada
tekanan atmosfir. Dengan demikian dapat dicegah terjadinya kebocoran udara
luar masuk sistem refrigeran karena kemungkinan adanya vakum pada seksi
masuk kompresor (pada tekanan rendah).

Titik didih refrigeran merupakan salah satu faktor yang sangat penting:

Refrigeran yang memiliki titik didih rendah biasanya dipakai untuk keperluan
operasi pendinginan temperatur rendah (refrigerasi)

Refrigeran yang memiliki titik didih tinggi digunakan untuk keperluan


pendinginan temperatur tinggi (pendinginan udara)

Titik didih refrigeran merupakan indikator yang menyatakan apakah refrigeran dapat
menguap pada temperatur rendah yang diinginkan, tetapi pada tekanan yang tidak
terlalu rendah. Dari segi termodinamika R12, R22, R500, R502, ammonia dapat dipakai
untuk daerah suhu yang luas, dari keperluan pendinginan udara sampai ke refrigerasi.
Sifat termofisik dari beberapa refrigeran disajikan pada tabel 5.1.
Tabel 5.1. Sifat termofisik beberapa refrigeran

Parameter

R-12

R-22

R-114

R-500

R-502

R-717

R-718

Simbol kimia

CCl2F2

CHClF2

CClF2

NH3

H20

Berat molekul

120.9

86.5

170.9

99.29

112

17

18

Titik didih (0C, 1 atm)

-29.8

-40.8

3.6

-33.3

-45.6

-33.3

100

Titik beku (0C, 1 atm)

-157.8

-160.0

-77.8

Cp/Cv (g)

1.13

1.18

1.31

Suhu kritik (0C)

112.2

96.1

132.8

Tekanan kritik (kPa)

4115.7

4936.1

1423.4

Panas laten penguapan (kJ/kg)

161.7

217.7

1314.2

1.40

3. Atribut Lingkungan dan Atribut Kerja


Pemilihan refrigeran lainnya dibuat berdasarkan atribut kerja dan lingkungan. Atribut
kerja refrigeran adalah sifat yang berkaitan dengan penggunaan refrigeran. Sifat ini
dibandingkan dengan beban kerja yang sama atau suhu evaporasi dan suhu kondensasi
yang sama. Sifat yang dibandingkan antra lain COP, efek pendinginan, serta tekanan
kondensasi dan evaporasi. Tabel 5.2 menampilkan atribut kerja bebrapa refrigeran
dengan suhu kondensasi 300C dan suhu evaporasi -150C.
Tabel 5.2. Atribut kerja beberapa refrigeran

Refrigeran

11
12
22
502
717

Tekanan
evaporasi
(kPa)

Tekanan
kondensasi
(kPa)

Rasio
tekanan

Efek
refrigerasi
(kJ/kg)

Laju aliran massa per kW


refrigerasi (L/det)

COP

20.4
182.7
295.8
349.6
236.5

125.5
744.6
1192.1
1308.6
1166.6

6.15
4.08
4.03
3.74
4.93

155.4
116.3
162.8
106.2
1103.4

4.9
0.782
0.476
0.484
0.462

5.03
4.70
4.66
4.37
4.76

Atribut lingkungan suatu refrigeran duhubungkan dengan reaksi refrigeran saat terlepas
di atmosfer. Pada refrigeran halokarbon, atom klorin pada refrigeran akan berikatan
dengan ozon di atmosfer, sehingga menyebabkan terjadinya penipisan ozon yang
menyebabkan pemanasan global. Terdapat tiga jenis atribut lingkungan yang umum
dikenal, GWP, ODP, dan tahun atmosferik.

GWP (Global Warming Potential) adalah ukuran seberapa banyak jumlah gas rumah
kaca yang diperkirakan akan mempengaruhi pemanasan global. GWP merupakan suatu
ukuran relatif yang membandingkan gas yang ingin diketahui nilainya dengan gas CO2
dalam jumlah yang sama. GWP juga harus diukur dalam waktu yang sama, umumnya
diukur dalam waktu 100 tahun. ODP (Ozone Depletion Pottential) merupakan
parameter yang menyatakan kemampuan suatu refrigeran untuk berikatan dengan
ozon di stratosfer. Umumnya, makin banyak ion klorin dalam suatu refrigeran maka
makin tinggi ODPnya. Siklus hidup menentukan lamanya suatu gas terurai di atmosfer.
Atribut lingkungan beberapa refrigeran ditunjukkan pada tabel 5.3.
Tabel 5.3. Atribut lingkungan refrigeran primer

Refrigeran

Tahun atmosferik

ODP

GWP

Karbon dioksida
Metana

50-200
12 + 3

0
0

1
21

R-11
R-12
R-22
R-502
R-717 (Amonia)

50 + 5
120
13.3
-

1.0
1.0
0.055
0.283
0

4000
8500
1700
5600
Tidak ada

C. Refrigeran sekunder
Seperti dijelaskan sebelumnya, refrigeran sekunder merupakan fluida yang membawa
panas dari benda yang didinginkan ke evaporator suatu sistem pendinginan. Suhu
refrigeran sekunder akan berubah saat refrigeran mengambil panas namun tidak
berubah fasa. Air dapat digunakan sebagai refrigeran sekunder, namun hanya untuk
kondisi operasi di atas titik beku air. Refrigeran yang umum digunakan adalah
campuran garam dan air (brine) atau anti beku yang mempunyai titik beku di bawah
00C. Beberapa anti beku yang umum digunakan adalah campuran air dengan etilen
glikol, propiln glikol atau kalsium klorida. Etilen glikol dapat digunakan dalam industri
makanan karena tidak beracun.

Refrigeran Inorganik

Penggunaan

Amonia (NH3)

Untuk cold storage, pabrik es, pendinginan bahan pangan

Air (H2O)

Pendinginan tipe ejektor

CO2

Sebagai karbondioksida padat atau es kering dan hanya digunakan


untuk refrigerasi angkutan

Refrigeran 11 (CCL3F)

Pendinginan dengan kompresor sentrifugal untuk sistem AC berkapasitas besar

Refrigeran 12 (CCL2F)

Pendinginan dengan kompresor piston untuk refrigerasi unit kecil


terutama water cooler, kulkas

Refrigeran 22 (CHCLF2)

Pendinginan dengan kompresor tipe piston untuk unit refrigerasi


kapasitas besar seperti pengemasan dan central AC

Refrigeran 502

Untuk bahan pangan beku dalam kabinet, terutama untuk pendinginan


di pasar swalayan

http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pendinginan/bab5.php

Refrigeran
Untuk terjadinya suatu proses pendinginan diperlukan suatu bahan yang mudah dirubah
fasanya dari gas menjadi cair atau sebaliknya (refrigeran) untuk mengambil panas dari
evaporator dan membuangnya di kondensor. Syarat-syarat refrigeran adalah:
a.
Tidak beracun dan tidak berbau menyengat
b.
Tidak dapat terbakar atau meledak bila bercampur dengan udara, minyak pelumas dan
sebagainya
c.
Tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem pendingin.
d.
Mempunyai titik didih dan tekanan kondensasi yang rendah.
e.
Mempunyai panas laten penguapan yang besar,
f.
Konduktivitas thermal tinggi
g.
Viskositas dalam fase cair maupun fase gas rendah, agar tahanan aliran refrigeran dalam
pipa sekecil mungkin.
Terdapat banyak refrigeran, antara lain R11, R12, R13, R21, R22, R113, R114, dll.
Untuk Heat Pump menggunakan R12.

https://alijubaidi.blogspot.co.id/2015/06/heat-pump.html

Anda mungkin juga menyukai