Anda di halaman 1dari 54

LAPORAN SEMINAR

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA


COOLING TOWER
D-9

Disusun Oleh :
Asdi Erlinawati 121120074
Widyasari Galuh P 121120080

PROGRAM STUDI TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGIINDUSTRI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2014
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN SEMINAR
PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA
COOLING TOWER
D-9

Disusun Oleh :
Asdi Erlinawati 121120074
Widyasari Galuh P 121120080

Yogyakarta, 13 Juni 2014


Disetujui oleh
Asisten Pembimbing

Arya Irmansyah

ii
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur pada Allah SWT karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum Dasar
Teknik Kimia yang berjudul “Cooling Tower” dengan tepat.

Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini kami susun untuk memenuhi
syarat kelulusan mata kuliah Praktikum Dasar Teknik Kimia dalam kurikulum
pendidikan pada Fakultas Teknologi Industri Program Studi Teknik Kimia UPN
“VETERAN” Yogyakarta.

Pada kesempatan ini kami juga ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Ir. Gogot Haryono, MT selaku Kepala Laboratorium Praktikum Dasar


Teknik Kimia UPN “VETERAN” Yogyakarta.
2. Arya Irmansyah selaku Asisten Pembimbing.
3. Segenap staf Laboratorium Praktikum Dasar Teknik Kimia UPN
“VETERAN” Yogyakarta.
Penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan laporan ini, penyusun juga berharap laporan ini dapat bermanfaat
bagi diri pribadi dan mahasiswa Teknik Kimia UPN “VETERAN” Yogyakarta.

Yogyakarta, 13 Juni 2014

Penyusun

3
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii


KATA PENGANTAR ........................................................................................ iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi
DAFTAR LAMBANG ........................................................................................ vii
INTISARI ........................................................................................................... viii
BAB IPENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Percobaan ............................................................ 1
1.2 Tujuan Percobaan ......................................................................... 2
1.3 Tinjauan Pustaka ........................................................................... 2
BAB IIPELAKSANAAN PERCOBAAN
11.1 Bahan-bahan ................................................................................. 7
11.2 Rangkain Alat Cooling Tower. ..................................................... 7
11.3 Cara Kerja ..................................................................................... 8
BAB III HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
111.1 Variasi Laju Air Masukn Menara (L) pada Suhu Air Masuk
Menara (T ) Konstan ..................................................................... 9
111.2 Variasi Suhu Air Masuk Menara (T) pada Laju Air Masuk
Menara (L) Konstan ....................................................................... 10
BAB IV KESIMPULAN .................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 14
LAMPIRAN ........................................................................................................ 15

4
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Variasi laju alir masuk menara pada suhu air masuk konstan ............ 9
Tabel 2. Variasi suhu air masuk menara pada laju aliran air masuk menara .... 11
Tabel 3. Variasi laju alir masuk menara pada suhu air masuk konstan ............. 15
Tabel 4. Variasi suhu air masuk menara pada laju aliran air masuk menara
konstan .................................................................................................. 16
Tabel 5. Hubungan antara Q, M, L, danL/Ga .................................................... 17
Tabel 6. Hubungan suhu dengan entalpi pada L=2 ft3/ menit ........................... 20
Tabel 7. Hubungan suhu dengan entalpi pada L=3 ft3/ menit ........................... 21
Tabel 8. Hubungan suhu dengan entalpi pada L=4 ft3/ menit ........................... 22
Tabel 9. Hubungan suhu dengan entalpi pada L=5 ft3/ menit ........................... 23
Tabel 10. Hubungan suhu dengan entalpi pada L=6 ft3 / menit ......................... 24
Tabel 11. Harga m dan n .................................................................................... 25
Tabel 12. Persentase Kesalahan Variasi Suhu Air Masuk (Ti) Pada Laju Air
Masuk (L) Konstan ............................................................................. 26
Tabel 13. Data L dan (L/Ga) ............................................................................... 29
Tabel 14. Hubungan antara Entalpidan Suhu pada T=69 °F .............................. 31
Tabel 15. Hubungan antara Entalpidan Suhu pada T=64 °F .............................. 32
Tabel 16. Hubungan antara Entalpidan Suhu pada T=59 °F .............................. 33
Tabel 17. Hubungan antara Entalpidan Suhu pada T=54 °F .............................. 34
Tabel 18. Hubungan antara Entalpidan Suhu pada T=49 °F .............................. 35
Tabel 19. Harga m dan n ..................................................................................... 36
Tabel 20. Persentase Kesalahan Variasi Suhu Air Masuk Menara ( T1 ) pada
Laju Aliran Air Masuk Menara ........................................................... 37

5
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Prinsip kerja menara pendingiN ....................................................... 3


Gambar 2. Rangkain alat Cooling Tower ........................................................... 7
Gambar 3. Hubungan L/Ga dengan Ntu ............................................................. 10
Gambar 4. Hubungan suhu air masuk menara (T1) dengan Ntu ........................ 11
Gambar 5. Hubungan L/Ga dengan Ntu ............................................................. 25
Gambar 6. Hubungan suhu air masuk menara (T1) dengan Ntu ........................ 37

6
DAFTAR LAMBANG

2
Ak = Luas penampang kolom (cm )
Ap = Luas penampang pipa (cm )
C' = Panas jenis air (BTU/lb oF)
Dk = Diameter kolom (cm)
Dp = Diameter pipa (cm)
G' = Kecepatan volumetrik udara (cm /detik)
Ga = Kecepatan massa udara (lb udara kering/cm2 jam)
H = Entalpi udara (BTU/lb udara kering)
H1 = Entalpi udara kering masuk menara (BTU/lb udara kering)
H2 = Entalpi udara kering keluar menara (BTU/lb udara kering)
Ka = Koefisien transfer massa keseluruhan (lb/jam ft2)
Lo = Laju air make up (lb/jam ft2)
L = Laju air masuk( lb/jam ft2)
Lv = Kecepatan air dalam pipa (cm/detik)
M = Kecepatan massa air (lb/jam)
Ntu = Bilangan unit transfer (tak berdimensi)
Q = Kecepatan panas (BTU/jam)
q = Heat transfer tiap 1 ft2 luas penampang menara (BTU/jam ft2)
to,To = Temperatur air make up (°F,°R)
t1,T1 = Temperatur air masuk menara (oF,oR)
t2,T2 = Temperatur air keluar menara(oF,oR)
td = Temperatur bola kering (oF)
tw = Temperatur bola basah (oF)
V = Volume menara (cm )
Vs = Volume udara jenuh (ft3 udara/lb udara kering)
X1 = Humiditas udara masuk menara (lb uap air/lb udarakering)
X2 = Humiditas udara keluar menara (lb uap air/lb udarakering)

7
p = Berat udara kering per ft3 udara (lb udara kering/ft3udara)
INTISARI

Menara pendingin (cooling tower) merupakan alat yang digunakan untuk


mendinginkan kembali air pendingin yang telah digunakan dalam proses
pendinginan, sehingga air pendingin yang telah digunakan tersebut dapat dipakai
pada proses pendinginan selanjutnya.
Pendinginan dilakukan dengan cara mengalirkan air dari atas menara
dengan kecepatan aliran dan suhu tertentu, kemudian dikontakan dengan udara
yang dialirkan dari bawah menara dengan kecepatan tertentu pula. Percobaan
dilakukan dengan memvariasi kecepatan aliran air masuk menara pada suhu air
masuk yang konstan dan variasi suhu air masuk pada aliran air masuk konstan.
Berdasarkan perhitungan percobaan didapat hubungan antara temperatur
air masuk konstan dengan variasi laju alir masuk menara, sehingga didapat
persamaan NTU = 4,00184E+26 (L/Ga) -11,823005 dengan persentase kesalahan rata-
rata sebesar 5,1485%. Sedangkan Berdasarkan variasi temperatur air masuk
menara terhadap laju alir konstan, diperoleh persamaan NTU = 6,353E-13 +26
(L/Ga) 6,127275469 dengan persentase kesalahan rata-rata sebesar 4,3717 %.

8
ix
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Dalam industri kimia, air pendingin sangat dibutuhkan sebagai
media pengambil panas fluida yang terjadi di dalam suatu heat exchanger,
atau yang lebih spesifik disebut dengan cooler. Pertukaran panas tersebut
menyebabkan air dingin mengalami perubahan temperatur, dimana
temperatur air pendingin tersebut menjadi naik karena panas yang dibawa
oleh suatu fluida diserap oleh air. Air yang mengalami perubahan
temperatur tersebut tidak dapat langsung digunakan kembali sebagai
pendingin dan juga tidak dapat di buang ke sungai maupun ke lingkungan
yang disebabkan oleh temperatur air yang dibuang masih sangat tinggi dan
tidak memenuhi syarat Analisa Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL).
Untuk mengatasi itu perlu dilakukan suatu proses pendingin untuk
menurunkan temperatur air tersebut sehingga dapat digunakan kembali
sebagai pendingin. Proses pendinginan air tersebut dapat dilakukan dalam
suatu tower pendingin. Proses pendinginan air tersebut dapat dilakukan
didalam suatu tower pendingin yang disebut cooling tower. Dimana proses
pendinginan dapat terjadi dengan bantuan udara luar serta alat untuk
mempercepat pendinginan tersebut, yang biasa digunakan dalam industri
kimia adalah kipas. Penggunaan teknologi cooling tower dewasa ini
dirasakan sangat penting dalam tiap industri dalam rangka efisiensi dan
konservasi energi. Oleh karena itu, pemahaman tentang prinsip kerja atau
operasi cooling tower sangat diperlukan.
Meskipun biasanya para operator tidak merancang sendiri menara
pendingin, tetapi pengetahuan tentang sistem proses seluk beluk menara
pendingin itu sendiri. Selain itu seorang operator harus menetapkan sendiri
jumlah air yang digunakan untuk mengganti air yang hilang karena
penguapan dalam proses pendinginan. Percobaan ini bertujuan mencari

1
faktor dan banyaknya air yang menguap pada proses pendinginan
mengingat betapa pentingnya faktor karakteristik menara pendingin dan
jumlah air yang menguap.

I.2 Tujuan Percobaan


1. Mempelajari pelajari karakteristik menara atau kolom yaitu bilangan
satuan transfer unit keseluruhan (Ntu), faktor bahan isian (m) dan
eksponensial (n).
2. Mempelajari pengaruh kenaikan temperatur air masuk menara terhadap
bilangan transfer unit keseluruhan (Ntu).
3. Mempelajari pengaruh L/Ga terhadap Ntu.

I.3 Tinjauan Pustaka


Menara pendingin adalah suatu menara yang digunakan untuk
mendinginkan air pendingin yang telah menjadi panas pada proses
pendinginan, sehingga air pendingin yang telah dingin itu dapat digunakan
untuk proses pendinginan selanjutnya.
Adapun prinsip umum kerja dalam cooling tower adalah kontak
langsung antara permukaan air dengan udara kering. Apabila air panas
berkontak dengan udara yang lebih dingin maka air akan mengalami
penurunan temperatur (pendinginan). Penurunan temperatur ini disebabkan
oleh penguapan sebagian dari cairannya dan kehilangan panas sensibelnya,
sebaliknya udara akan menjadi panas dan mengalami pelembaban
(Hardjono, 1989).
Dalam menara pendingin, aliran air panas didinginkan dengan
merubah panas laten dan panas sensible uap air dengan aliran udara kering
pada arus yang berlawanan. Air panas dimasukkan dari atas menara dan
dikeluarkan dari bagian dasar menara. Aliran udara mengalir secara
counter current terhadap aliran air. Pada bagian atas menara panas
ditransfer dari air panas ke udara, temperatur air lebih tinggi daripada
lapisan antar muka pada film gas-cair (interface) dan temperatur interface

2
biasanya lebih tinggi daripada temperatur udara. Panas sensibel ini
dipindahkan dari air ke udara. Pada bagian dasar menara temperatur air
dan interface, keduanya lebih rendah daripada udara dengan panas sensibel
ditransfer cairan dan udara ke interface dimana diserap sebagai panas laten
dalam proses penguapan air (Brown, 1978).
Muatan panas (air panas) pada bagian atas kolom dinyatakan
dengan cara yang sama sebagai L (lb/jam.ft2). Umumnya kita dapat
menyatakan suplai air make up sebagai Lo (lb/jam.ft2) dari air. Jika Q
adalah kecepatan panas (Btu/jam) lewat kondensor, maka kita dapat
mendefinisikan muatan panas per ft2 sebagai q/A, di mana A adalah luas
area aliran dalam menara pendingin (Kern, D.Q., 1989).

Neraca energi sekitar sistem untuk harga udara hasil pendinginan adalah :
Q + Lo . Cp . To = G ( H2 - H1 ) .......................................................... ⑴
Persamaan ini menggunakan temperatur referensi pada oF udara kering,
dengan panas uap masuk dalam lb udara kering (Kern, D.Q., 1989).

3
Neraca energi untuk komposisi air :
Q = L. Cp ( T1 - T2 ) + Lo . Cp ( T2 - To ) .......................................... ( 2 )
Kombinasi dari kedua persamaan diatas adalah :
Cp . T1 . ( H2-H1 ) = L . (T1 -T2 ) + Lo . Cp . T2 ............................... ( 3 )
Makajumlah air make up untuk mengganti penguapan adalah :
Lo = G ( X2 -X1 ) ................................................................................. (4)
Dalam menara pendingin, udara pendingin digunakan untuk
mendinginkan air panas. Air yang telah lewat kolom, temperaturnya lebih
rendah dari temperatur udara kering masuk, tetapi tidak akan lebih rendah
daripada temperatur bola basah udara masuk.
Dalam daerah teratas dari kolom, air panas mula-mula berkontak
dengan udara kering yang lebih dingin dari air panas. Dapat dinyatakan
juga sebagai penurunan total kuantitas air atau penguapan. Entalpi air total
atau pertambahan entalpi campuran udara adalah setara.
dq = d ( L. Cp . T ) = G . dH................................................................. ( 5 )
Muatan udara yang melewati menara pendingin adalah tetap karena
dinyatakan dalam basis udara kering. Tetapi muatan air tidak persis
konstan karena ada yang hilang oleh penguapan dengan nilai yang lebih
kecil dari sirkulasi (2%), maka dapat diasumsikan harga L adalah konstan
(Kern, D.Q., 1989).
d ( L .Cp .T ) = L .Cp .dT ..................................................................... (6)
L .Cp .dT = G .dH ................................................................................ ( 7 )
Menurut Lewis dalam sistem campuran udara dan air persamaannya
dapat dinyatakan sebagai berikut :
L .Cp .dT -G .dH = k ( H’- H ) a .dV ................................................... ( 8 )
Dari persamaan ( 8 ) didapat :

Di mana Cp air diasumsikan = 1 Btu/lb°F


Data-data dalam menara pendingin sering digambarkan dalam

4
bentuk k.a. K/L Vs L/G untuk variasi temperatur cooling to^er .
Hubungan antara NTU dengan L/Ga dapat didekati dengan persaman
polinomial yaitu:
y = ax + bx + c
y = NTU x =
L/Ga

Media Pendingin
Di dalam suatu proses pendinginan air panas hasil proses
diperlukan media pendingin yang sangat efektif dan efisien. Di dalam
menara pendingin, untuk proses pendinginan biasanya menggunakan media
pendingin yang dapat mendinginkan zat panas yang ingin kita dinginkan,
biasanya mempunyai nilai panas laten dan sensibel yang besar, agar zat
panas tersebut cepat dingin atau berubah fasanya dengan temperatur yang
lebih kecil sehingga memudahkan proses.
Media pendingin yang biasa digunakan adalah:
1. Udara
2. Air:
a. Air laut
b. air
3. Refrigerant :
a. Dowtherm
b. Freon
c. NH3
d. Propanol
e. Brine
Media pendingin yang biasanya digunakan dalam industri adalah udara, hal
ini disebabkan :
1. Murah dan mudah didapat
2. Bebas dari bahan korosi
3. Tidak memerlukan treatment yang rumit seperti treatment dalam

5
penggunaan air
4. Pendirian suatu industri dapat dilakukan dimana saja, tidak tergantung
letak sumber air pendingin
5. Tidak memerlukan pemasangan instalasi pipa seperti halnya jika
menggunakan pendingin air
Di dalam menara pendingin terdapat bahan isian, dimana bahan
isian ini berfungsi untuk memperbesar permukaan bidang kontak antara
permukaan air panas yang akan didinginkan dengan udara dingin yang
dihembuskan dalam menara secara searah atau berlawanan arah(Treybal,
1968).
Dengan adanya bahan isian ini maka transfer panas dan transfer
massa antara air dengan udara dapat berjalan dengan maksimal, sehingga
penurunan temperatur dapat berjalan dengan cepat.
Untuk itu bahan isian yang digunakan untuk mempercepat pendinginan
harus mempunyai sifat - sifat, diantaranya :
1. Mempunyai permukaan bidang kontak yang luas.
2. Mempunyai sifat pembasahan yang baik.
3. Mempunyai volume rongga yang besar.
4. Tahan terhadap panas, korosi dan reaksi kimia.
5. Murah dan mudah didapat.
(Treybal, 1968)

6
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN

11.1 Bahan-bahan
1. Air, yang dialirkan dari kran
2. Udara, yang berasal dari blower

7
Keter
angan
gamb
ar :
Gambar 2. Rangkain alat cooling t^^er
1. Tan
gki
air
panas
7. T dry
2. Po
8. T wet
mpa
9. T air keluarmenara
3. Ker
10. Baskom air
anpen
11. Kompor
gaturr
12. Blower
otame
ter
4. Rot
amete
r
5. Me
narak
ol
11.2 Alat si
omi
an
6. Ta
ngki
Air 8
dingi
n
II.3 Cara Kerja
1. Memeriksa rangkaian alat.
2. Mengamati dan mencatat suhu yang terbaca pada termometer bola
basah (Twm) dan termometer bola kering (Tdm).
3. Mengisi tangki air panas dengan air dan menyalakan heater sampai
dicapai temperatur yang ditentukan kemudian heater dimatikan.
4. Menyalakan pompa dan blower secara bersamaan.
5. Mengatur skala rotameteryang telah ditentukan sampai keadaan
rotameter stabil.
6. Memastikan temperatur air pada tangki air panas tetap, bila terjadi
penurunan suhu kemudian heater dinyalakan.
7. Setelah semua keadaan konstan dan berada pada kondisi yang
ditentukan kemudian mencatat:
a. Suhu bola basah (Twet)
b. Suhu bola kering (Tdry)
c. Suhu air keluar menara (T2)
8. Mengulangi langkah 3-7 untuk variasi suhu air (oC) di dalam tangki air
panas.
9. Mengulangi langkah percobaan tersebut untuk variasi temperatur
masuk menara pendingin yang berada sebagai variabel peubah kedua.

9
BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

Kecepatan aliran fluida (G) 360 cm3/detik

Diameter kolom 39,17 cm


Tinggi badan isian 52 cm
Diameter pipa adalam aliran : 1,7 cm
0
T wet masuk (Twm) 31 C
0
T dry masuk (Tdm) 35 C

III.1 Variasi laju alir air masuk menara Ti konstan


Tabel 1. Variasi laju air masuk menara (L) pada temperatur air masuk (Ti)
menara (T) konstan
Kecepatan Suhu Air Suhu Air Udara Keluar

No. Air (L) Masuk Keluar


Tw ( C) Td (0 C)
CFM ec) ec)
1 2 56 36 33 36

2 3 56 38 33 36
3 4 56 39 33 36
4 5 56 41 33 36
5 6 56 42 33 36

10
Dari percobaan Cooling Tower, maka diperoleh grafik hubungan
antara Ntu dengan L/Ga :
0
,
y = 0,157e-3E-04x R2
1
= 0,9779

0
,
♦ NTU
0
9 —Expon. (NTU)

, 0,0 2000,0 4000,0 6000,0 8000,0


0 L/Ga
8
0,07
0,06 ■
0,05
0,04
0,03
0,02
0,01 0

Gambar 3. Hubungan L/Ga dengan Ntu

Dari data yang diperoleh pada variasi laju alir masuk menara(L)
pada temperatur air masukmenara (T) konstandapat dilihat bahwa semakin
besar laju alir masuk menara maka temperatur air keluar menara akan
semakin besar. Hal ini disebakan karena semakin besar laju alir(L), waktu
kontak antara air dan udara kering semakin sedikit sehingga jumlah panas
yang ditransfer ke udara semakin kecil, sehingga temperatur air yang keluar
menara semakin besar, begitu juga sebaliknya. Sedangkan dari hubungan
L/Ga dengan NTU pada variasi laju alir masuk menara (L) menunjukan
bahwa semakin besar nilai L/G maka nilai NTU semakin kecil. Hal ini
disebabkan karena hubungan Ntu dengan L adalah berbanding terbalik.

11
III.2 Variasi suhu masuk menara (T1) pada laju (L) konstan
Tabel 2. Variasi suhu air masuk menara pada laju aliran air masuk menara
Kecepatan Suhu Air Suhu Air Udara Keluar

No. Air (L) Masuk Keluar


Tw (° C) Td (0 C)
CFM ec) ec)
1 2,5 69 7 33 36

2 2,5 64 38 33 36
3 2,5 59 40 33 37
4 2,5 54 41 34 37
B
5 2,5 49 41 34 37
e
Dari hasil data percobaan pada variasi suhu air masuk menara, maka
o/ o/ o/
o
1
4 2 1 8 6 4 2
o
l
a
niN

o/

o
o/

o
o/

diperoleh grafik hubungan antara T1 dan Ntu :


Gambar 4. Hubungan suhu air masuk menara (T1) dengan Ntu

Berdasarkan hasil data percobaan pada variasi temperatur masuk


menara dapat dilihat bahwa,semakin besar temperatur air panas yang masuk
maka, semakin besar pula temperatur air keluar menara. Hal ini disebabkan
karena semakin besar laju alir, waktu kontak antara air dengan udara kering
semakin sedikit,sehingga jumlah panas yang ditransfer ke udara semakin
sedikit, sehingga temperatur suhu air keluar menara semakin besar.

12
Tetapi pada data keempat dan kelima suhu air keluar menara
temperaturnya tidak berubah, hal itu disebabkan karena air panas pada
tangki tersebut memiliki suhu yang tidak merata secara keseluruhan
sehingga menimbulkan perubahan transfer panas yang tidak merata.

13
BAB IV
KESIMPULAN

1. Dari hasil percobaan, maka diperoleh persamaan karakteristik menara


untuk laju aliran air masuk menara pendingin pada temperatur air masuk
konstan adalah Ntu = 4,00184E+26 (L/Ga) -11,823005dengan persentase
kesalahan rata-rata sebesar 5,1485%.
2. Dari hasil percobaan, maka diperoleh persamaan karakteristik menara untuk
temperatur air masuk menara pendingin pada laju alir air masuk konstan
6,127275469
adalah Ntu = 6,353E-13 +26 (L/Ga) dengan persentase kesalahan
rata-rata sebesar 4,3717%.
3. Semakin besar nilai Ntu, maka karakteristik menara atau kolom semakin
baik begitu pun sebaliknya, semakin kecil Ntu, maka karakteristik menara
atau kolom semakin buruk.

14
DAFTAR PUSTAKA

Brown, G.G., 1978, “Unit Operation“,Fourteenth Printing, John Wiley and Sons,
New York.
Hardjono, 1989, “Operasi Teknik Kimia II”, Teknik Kimia UGM, Yogyakarta.
Kern, D.Q., 1965, “Process Heat Transfer”, Mc Graw Hill Book Company, Inc.,
Japan.
Perry, R.H., 1984, “Chemical Engineer’s Handbook”,6th edition, Mc Graw Hill
BookCompany, Inc., New York .
Treybal, R.E., 1984, “Mass - Transfer Operation”,2nd edition, Mc Graw Hill
Book Company, Inc., New York.

15
LAMPIRAN

PERHITUNGAN
1. Variasi Laju Air Masuk Menara (L) Pada Temperatur Air Masuk (Ti) Konstan
a. Mengitung harga (L/Ga)
1. Menghitung harga Ga
0
Twm = 31 C = 87,8 0F

G = 360 cm3/detik = 0,7628 ft3/menit


= 39,17 cm
Dk = = 1,2851 ft
Mencari
: harga Vs pada Tw =
87,8 0F dengan cara interpolasi dari
=
table 12-1 Perry Chemical Enginer’s Handbook Tw =
86 0F, harga Vs = 14,354 ft3 udara/lb udara kering Tw =
88 0F, harga Vs = 14,448 ft3 udara/lb udara kering

14,448 ft3 udara/lb udara kering

(14,448 - Vs) ft3 udara/lb udara kering = ( 88 - 87,8 ) 0F


(14,448 - 14,354 ) ft3 udara/lb udara kering ( 88 - 86) 0F

(14,448 — Vs) ft3 udara/lb udara kering = 0,1


( 0,094 ) ft3 udara/lb udara kering

Vs = 14,4386 ft3 udara/lb udara kering

16
Jadi berat udara
kering tiap ft3 0,069258 lb udara kering/ ft3 udara
udara (p) adalah
:

vs 14,4386
Ak =】/4. n. Dk2
=H . 3,14 . (1,2851)

Ga =
G

0,7628 ft3/menit •

0,
0
4
0 2
7 =1,296413 ft
5
1

"2 rnenit

Harga Ga ini sama untuk setiap data.

2. Menghitung harga L
Untuk data no.1
Q =2 ft3/menit
Dk = 39,17cm= 1,2851 ft
pair pada 560C = 985,219 kg/m3 = 61,50722 lb/ft3
Ak= / .n. Dk2
=/ . 3,14 . ( 1,2851ft)2
=1,296413 ft2 M = pair . Q
= 61,50722 lb/ft3.2 ft3/menit

M lb
= 94,8883
Ak ft2menit
Sehingga :
L — 94,8883 17
= 2328,4961
Ga 0,040751
=123,0144 lb/menit

18
Dengan cara yang sama dihitung L/Ga untuk data no.2 sampai dengan
no.5 didapat hasil :
Tabel 5. Hubungan antara Q, M, L, dan L/Ga
Q M L Ga L/Ga

2 123,01444 94,8883 0,0407509 2328,4961


3 184,52166 142,3325 0,0407509 3492,7441
4 246,02888 189,7766 0,0407509 4656,9922
5 307,5361 237,2208 0,0407509 5821,2402

6 369,04332 284,6649 0,0407509 6985,4883

Ka
V t dT T1(H'
NTU =
H)

b. Mencari harga NTU


Harga NTU dicari dengan cara Integrasi Numerik.
Untuk data no.1 :
T1= 56 0C= 132,8 0F T2 = 36 0C = 96,8 0F

Untuk mencari harga (:印,T1 sampai T2 dibagi menjadi 10 interval.


= 3,6 °F

10
=132,8—

96,8 10

Untuk mencari H5 pada tiap-tiap suhu digunakan table 12-1 Perry’s Chemical
Engineering Handbook.
Harga H untuk suhu 96,8 0F adalah sama dengan harga entalpi uap jenuh pada
suhu 87,8 0F yaitu dengan interpolasi harga H

19
88

53,23 X 50,66

0,257=53,23-X
X=52,973

Untuk menghitung H pada suhu 100,4oF digunakan rumus :


HIOO,4 = H96,8 + (L/Ga) AT
H100,4= 52,973 + ( 2328,4961)(3,6 0F)
= 8435,5589 BTU/lb udara kering

20
Dengan cara yang sama akan didapatkan hasil
■ Data 1
Tabel 6. Hubungan suhu dengan entalpi pada L= 2 ft3/menit
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y
96,8 3,6 66,2440 52,973 0,07535227 y0
100,4 3,6 72,4680 8435,5589 -0,0001196 y1
104 3,6 79,3100 16818,1448 -5,974E-05 y2
107,6 3,6 86,8920 25200,7307 -3,982E-05 y3

111,2 3,6 95,2440 33583,3166 -2,986E-05 y4


114,8 3,6 104,4780 41965,9025 -2,389E-05 y5
118,4 3,6 114,6760 50348,4884 -1,991E-05 y6

122 3,6 125,9800 58731,0743 -1,706E-05 y7


125,6 3,6 138,6400 67113,6602 -1,493E-05 y8
129,2 3,6 152,6600 75496,2461 -1,327E-05 y9
132,8 3,6 168,5700 83878,832 -1,195E-05 y10

NTU = —^~ (yo+y 10+4(y2+y4+y6+y8)+2(y 1+y3

+y5+y7+y9)) NTU =0,089298398

21
■ Data 5
Tabel 10. Hubungan suhu dengan entalpi pada L= 6 ft3/menit
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y
100,4 3,24 72,468 52,9730 0,0512952 y0
103,64 3,24 78,6098 11369,4640 -8,857E-05 y1

106,88 3,24 85,3296 22685,9549 -4,425E-05 y2

110,12 3,24 92,6304 34002,4459 -2,949E-05 y3


113,36 3,24 100,6684 45318,9369 -2,211E-05 y4

116,6 3,24 109,449 56635,4278 -1,769E-05 y5


119,84 3,24 119,0536 67951,9188 -1,474E-05 y6
123,08 3,24 129,6628 79268,4098 -1,264E-05 y7
126,32 3,24 141,332 90584,9007 -1,106E-05 y8
129,56 3,24 154,118 101901,3917 -9,828E-06 y9
132,8 3,24 168,42 113217,8827 -8,846E-06 y10

NTU = —^~ (yo+y 10+4(y2+y4+y6+y8)+2(y 1+y3

+y5+y7+y9)) NTU =0,054649396

22
■ Data 5
Tabel 10. Hubungan suhu dengan entalpi pada L= 6 ft3/menit
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y

102,2 3,06 75,809 52,9730 0,04379051 y0


105,26 3,06 81,8993 14303,3690 -7,032E-05 y1
108,32 3,06 88,4928 28553,7651 -3,513E-05 y2
111,38 3,06 95,6796 42804,1611 -2,341E-05 y3
114,44 3,06 103,5024 57054,5571 -1,756E-05 y4
117,5 3,06 112,0275 71304,9532 -1,405E-05 y5
120,56 3,06 121,3432 85555,3492 -1,17E-05 y6
123,62 3,06 131,5042 99805,7452 -1,003E-05 y7

126,68 3,06 142,718 114056,1413 -8,779E-06 y8


129,74 3,06 154,847 128306,5373 -7,803E-06 y9
132,8 3,06 168,42 142556,9333 -7,023E-06 y10

NTU = —^~ (yo+y 10+4(y2+y4+y6+y8)+2(y 1+y3

+y5+y7+y9)) NTU = 0,044104356

23
■ Data 5
Tabel 10. Hubungan suhu dengan entalpi pada L= 6 ft3/menit
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y
105,8 2,7 83,0090 52,9730 0,03329338 y0
108,5 2,7 88,9050 15770,3216 -6,377E-05 y1

111,2 2,7 95,2440 31487,6701 -3,185E-05 y2


113,9 2,7 102,0535 47205,0187 -2,123E-05 y3

116,6 2,7 109,4490 62922,3673 -1,592E-05 y4


119,3 2,7 117,4120 78639,7158 -1,274E-05 y5

122 2,7 125,9800 94357,0644 -1,061E-05 y6


124,7 2,7 135,5110 110074,4130 -9,096E-06 y7
127,4 2,7 145,4900 125791,7615 -7,959E-06 y8
130,1 2,7 156,6725 141509,1101 -7,075E-06 y9
132,8 2,7 168,4200 157226,4586 -6,367E-06 y10

NTU =—^~ (yo+y 10+4(y2+y4+y6+y8)+2(y 1+y3

+y5+y7+y9)) NTU = 0,029514437

24
■ Data 5
Tabel 10. Hubungan suhu dengan entalpi pada L= 6 ft3/menit
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y
107,6 2,52 86,8920 52,9730 0,029482 y0

110,12 2,52 92,6304 17656,4034 -5,694E-05 y1


112,64 2,52 98,8216 35259,8338 -2,844E-05 y2
115,16 2,52 105,4536 52863,2642 -1,895E-05 y3
117,68 2,52 112,5432 70466,6946 -1,421E-05 y4

120,2 2,52 120,1840 88070,1250 -1,137E-05 y5


122,72 2,52 128,4352 105673,5554 -9,475E-06 y6
125,24 2,52 137,3260 123276,9857 -8,121E-06 y7
127,76 2,52 146,8760 140880,4161 -7,106E-06 y8
130,28 2,52 157,1320 158483,8465 -6,316E-06 y9
132,8 2,52 168,4200 176087,2769 -5,684E-06 y10

NTU = —^~ (yo+y 10+4(y2+y4+y6+y8)+2(y 1+y3

+y5+y7+y9)) NTU = 0,024390227

c. Mencari Ntu hitung dengan persamaan garis


Rumus : NTU = m(L/Ga)n
Log NTU =log m + n log (L/Ga)

Persamaan ini identik dengan persamaan garis lurus y = a +


bx, dimana:
Y = log NTU b = n a = log m x
= log(L/Ga)

25
Harga m dan n dicari dengan persamaan Least Square
: Tebel 11. Harga m dan n
log L/Ga
x
No L/Ga NTU log NTU (y) .y xA2
(x)
1 2328,4961 0,0892984 -1,04915633 2,09480203 -2,4356425 4,388195554

2 3492,7441 0,0546494 -1,26241464 2,27089329 -3,1502393 5,15695634


3 4656,9922 0,04410436 -1,35551851 2,39583203 -3,5211912 5,740011106
4 5821,2402 0,02951444 -1,5299655 2,49274204 -4,1647981 6,213762882
5 6985,4883 0,02439023 -1,61278416 2,57192329 -4,5132822 6,614789394

2 -6,80983914 11,8261927 -17,785153 28,11371528

Zy = n.a + b. Z x
Z xy = a Z x + b Z x2

-6,809839143 = 5a + 11,8261927b . 11,8261927


-17,78515325 = 11,8261927a + 28,1137153b .5

-80,53446982 = 59,1309634a +
139,858833b -88,92576623 = 59,1309634a
+ 140,568576b

8,39129641 =-0,7097431b
b = -11,823005
a =
26,6022599

Log m = a
m = 10a = 4,00184E+26

Sehingga didapat persamaan :

26
NTU = m (L/Ga)n
NTU = 4,00184E+26 (L/Ga)-11,823005

27
^… , Ydata-Yhitung ____
% Kesalahan = --------------------- x 100%
Ydata
Tabel 12. Peresen Kesalahan Variasi Laju Alie Air Masuk (L) Pada
Suhu Air Masuk (L) Konstan
No NTU data NTU hitung %kesalahan

1 0,0687531 0,06999469 1,8059%

2 0,04099919 0,04241417 3,4512%


3 0,03390663 0,02972719 12,3263%
4 0,02134176 0,02256447 5,7292%
5 0,01758621 0,01801357 2,4300%

2 25,7427%

% Kesalahan rata-rata = —= 5,1485%


Diperoleh grafik hubungan antara Ntu dengan (L/Ga) sebagai berikut:
0,1
0,09 y = 0,157e-3E-04x
0,08 R2 = 0,9779
0,07
0,06 ■
0,05
♦ NTU
0,04
0,03 —Expon. (NTU)
0,02
0,01 0

0,0 2000,0 4000,0 6000,0


8000,0
L/Ga
Gambar 5. Hubungan antara L/Ga dengan NTU

28
2. Variasi suhu air masuk menara (T1) pada laju aliran air masuk menara (L)
konstan
a. Menghitung harga (L/Ga)
1. Menghitung harga Ga
Twm = 31 0C = 87,8 0F

G = 360 cm3/detik = 0,7628 ft3/menit


Dk = = 39,17 cm = 1,2851 ft
Mencari harga Vs pada Tw 87,8 0F dengan cara interpolasi dari
=
table 12-1 Perry Chemical Enginer’s Handbook Tw =
86 0F, harga Vs = 14,354 ft3 udara/lb udara kering Tw
= 88 0F, harga Vs = 14,448 ft3 udara/lb udara kering

14,448 ft3 udara/lb udara kering

(14,448 - Vs) ft3 udara/lb udara kering = ( 88 - 87,8 ) 0F


(14,448 - 14,354 ) ft3 udara/lb udara kering ( 88 - 86) 0F (14,448 — Vs) ft3
udara/lb udara kering = 0 , 1

( 0,094 ) ft3 udara/lb udara kering

Vs = 14,4386 ft3 udara/lb udara kering

Jadi berat udara kering tiap ft3 udara (p) adalah :

p
十▲ = 0,_258lb udara kering/ft3udara

29
Ak =】/4. n. Dk2
1
/4.3,14.(1,2851)2
1,296413 ft2

Ga= 0,7628 ft3/menit.

Ga=0,040751
Ga = G

Harga Ga ini sama untuk setiap data.

2. Menghitung harga L
untuk data no.1
Diketahui :
Q = 2,5 ft3/menit Dk = 39,17cm=
1,2851 ft
p air pada 690F = 978,339 kg/m3.2,2 lbm/kg . (0,3048 m/ft)3
= 61,077703 lbm/ft3 Ak = /. n. Dk2
=/ . 3,14 . (1,2851)2
=1,296413 ft2 M = pair .
Q
= 61,077703 lbm/ft3 . 2,5 ft3/menit
152,694258 lbm/menit

menit

30
Dengan cara yang sama dihitung L/Ga untuk data no.2 sampai
dengan no.5 didapat hasil :
Tabel 13. Data L dan (L/Ga)
No M L Ga L/Ga

1 152,694258 117,7821092 0,0407509 2890,294673

2 153,124713 118,1141446 0,0407509 2898,4426


3 153,53285 118,4289652 0,0407509 2906,168088
4 153,917575 118,7257263 0,0407509 2913,450409
5 154,277795 119,0035853 0,0407509 2920,268884

b. Mencari harga NTU Ntu

KaV
^ dT
L (HH)
Harga NTU dicari dengan cara Integrasi Numerik.
Untuk data no.1 :
Ti = 690C = 156,2 0F
T2 = 37 0C = 98,6 0F
1
Untu ,T1 sampai T2 dibagi menjadi 10 interval.
(H'-H)
k
men
cari VT2
harg
a

Untuk mencari H5 pada tiap-tiap suhu digunakan table 12-1 Perry’s


Chemical Engineering Handbook.
Harga H untuk suhu 98,6 0F adalah sama dengan harga entalpi uap jenuh
pada suhu 87,8 0F yaitu dengan interpolasi harga H

31
88

53,23 X
50,66

0,257=53,23-X
X=52,973
Untuk menghitung H pada suhu 100,4oF digunakan rumus :
Hi04,36 = H98,6 + (L/Ga) AT
H104,36= 52,973 + (2890,2947)(5,760F)
=-6,01648E-05BTU/lb udara kering

32
Dengan cara yang sama akan didapatkan hasil
■ Data 1
Tabel 14. Hubungan suhu dengan entalpi pada T = 69 0F
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y
98,6 5,76 69,28 52,973 0,061323358 y0
104,36 5,76 80,0498 16701,07031 -6,01648E-05 y1

110,12 5,76 92,6304 33349,16763 -3,00693E-05 y2


115,88 5,76 107,4048 49997,26494 -2,00442E-05 y3
121,64 5,76 124,8208 66645,36226 -1,5033E-05 y4
127,4 5,76 145,49 83293,45957 -1,20268E-05 y5
133,16 5,76 170,094 99941,55688 -1,00229E-05 y6
138,92 5,76 199,598 116589,6542 -8,5918E-06 y7
144,68 5,76 235,292 133237,7515 -7,51866E-06 y8
150,44 5,76 279,062 149885,8488 -6,68419E-06 y9
156,2 5,76 333,17 166533,9461 -6,01682E-06 y10

NTU =—^~ (yo+y 10+4(y2+y4+y6+y8)+2(y 1+y3

+y5+y7+y9) NTU = 0,11683535

33
■ Data 2
Tabel 15. Hubungan suhu dengan entalpi pada T = 64 0F
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y
100,4 4,68 72,468 52,973 0,051295204 y0
105,08 4,68 81,5294 13617,68437 -7,38762E-05 y1
109,76 4,68 91,7904 27182,39574 -3,69132E-05 y2
114,44 4,68 103,5024 40747,10711 -2,46041E-05 y3
119,12 4,68 116,8648 54311,81848 -1,84519E-05 y4
123,8 4,68 132,118 67876,52985 -1,47614E-05 y5
128,48 4,68 149,744 81441,24122 -1,23014E-05 y6
133,16 4,68 170,094 95005,95259 -1,05445E-05 y7
137,84 4,68 193,56 108570,664 -9,22704E-06 y8
142,52 4,68 221,054 122135,3753 -8,20248E-06 y9
147,2 4,68 253,34 135700,0867 -7,38298E-06 y10

NTU =—^~ (yo+y 10+4(y2+y4+y6+y8)+2(y 1+y3

+y5+y7+y9)) NTU= 0,07911738

34
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y
104 3,42 79,31 52,973 0,037969397 y0
107,42 3,42 86,5014 9992,067862 -0,000100953 y1
110,84 3,42 94,3728 19931,16272 -5,04114E-05 y2
114,26 3,42 103,0146 29870,25759 -3,3594E-05 y3
117,68 3,42 112,5432 39809,35245 -2,51909E-05 y4

121,1 3,42 123,082 49748,44731 -2,0151E-05 y5


124,52 3,42 134,698 59687,54217 -1,67918E-05 y6
127,94 3,42 147,569 69626,63704 -1,43928E-05 y7
131,36 3,42 161,884 79565,7319 -1,25938E-05 y8
134,78 3,42 177,861 89504,82676 -1,11948E-05 y9
138,2 3,42 195,53 99443,92162 -1,00757E-05 y10

NTU =—^~ (yo+y 10+4(y2+y4+y6+y8)+2(y 1+y3

+y5+y7+y9)) NTU = 0,04238383

35
■■ Data
Data 34
0
Tabel
Tabel 16.17. Hubungan
Hubungan suhu
suhu dengan
dengan entalpi
entalpi pada
pada T=T 59
= 54
0 F
F
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y
105,8 2,34 83,009 52,973 0,033293381 y0
108,14 2,34 88,0806 6870,446958 -0,000147441 y1
110,48 2,34 93,5016 13687,92092 -7,35596E-05 y2

112,82 2,34 99,2833 20505,39487 -4,90049E-05 y3


115,16 2,34 105,4536 27322,86883 -3,67412E-05 y4
117,5 2,34 112,0275 34140,34279 -2,93873E-05 y5
119,84 2,34 119,0536 40957,81675 -2,44865E-05 y6

122,18 2,34 126,5938 47775,29071 -2,09869E-05 y7


124,52 2,34 134,698 54592,76467 -1,83628E-05 y8

126,86 2,34 143,411 61410,23862 -1,6322E-05 y9


129,2 2,34 152,66 68227,71258 -1,46897E-05 y10

NTU =—^~ (yo+y 10+4(y2+y4+y6+y8)+2(y 1+y3

+y5+y7+y9)) NTU = 0,02506905

36
■ Data 5
Tabel 18. Hubungan suhu dengan entalpi pada T = 49 0F

T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y


105,8 1,44 83,009 52,973 0,033293381 y0
107,24 1,44 86,1108 4258,160193 -0,00023969 y1
D
108,68 1,44 89,3172 8463,347387 -0,000119417 y2
a
110,12 1,44 92,6304 12668,53458 -7,95171E-05 y3
'111,56 1,44 96,1152 16873,72177 -5,96033E-05 y4
1
113~ 1,44 99,745 21078,90897 -4,76663E-05 y5
114,44 1,44 103,5024 25284,09616 -3,97131E-05 y6
115,88 1,44 107,4048 29489,28335 -3,40346E-05 y7
117,32 1,44 111,5118 33694,47055 -2,9777E-05 y8
118,76 1,44 115,7704 37899,65774 -2,64663E-05 y9

120,2 1,44 120,184 42104,84493 -2,38182E-05 y10

NTU =—^~ (yo+y 10+4(y2+y4+y6+y8)+2(y 1+y3

+y5+y7+y9)) NTU = 0,01508197

c. Mencari Ntu hitung dengan persamaan garis


Rumus : NTU = m(L/Ga)n
Log NTU =log m + n log (L/Ga)

Persamaan ini identik dengan persamaan garis lurus y = a + bx,


dimana:
Y = log NTU b = n a = log m x
= log(L/Ga)

37
Harga m dan n dicari dengan persamaan Least Square
: Tebel 19. Harga m dan n
log T masuk
x
No T masuk NTU log NTU (y) .y xA2
(x)
1 69 0,116835346 -0,93242575 1,838849091 -1,71459024 3,381366

2 64 0,07911738 -1,1017281 1,806179974 -1,98991923 3,2622861


3 59 0,042383829 -1,37279981 1,770852012 -2,43102531 3,1359168
4 54 0,025069049 -1,60086214 1,73239376 -2,77332358 3,0011881
5 49 0,015081971 -1,8215419 1,69019608 -3,07876298 2,8567628

2 -6,82935771 8,838470916 -11,9876213 15,63752

Zy = n.a + b. Z x

Z xy = a Z x + b Z x2

-6,82935771 = 5a + 8,838470916b . 8,838470916


-11,9876213 = 8,838470916a + 15,63751985b .5

-60,3610795 = 44,19235458a +
78,11856814b -59,9381067 = 44,19235458a
+ 78,18759926b -0,42297271 = -0,06903112b
b = 6,127275469 a = -12,1970207

Log m = a
m = 10a = 6,353E-13

Sehingga didapat persamaan :


NTU = m (L/Ga)n
NTU = 6,353E-13 +26 (L/Ga) 6,127275469

38
% Kesalahan Ydata-Yhitung x 100%
Ydata
Tabel 20. Peresen Kesalahan Varlasi Suhu Air Masuk (T1) Pada Laju
Allr Air Masuk (L) Konstan
No NTU data NTU hitung %kesalahan

1 0,11683535 0,117520648 0,5866%

2 0,07911738 0,074121039 6,3151%


3 0,04238383 0,045027449 6,2373%
4 0,02506905 0,026171767 4,3987%
5 0,01508197 0,014430329 4,3207%

2 21,8584%

% Kesalahan rata-rata = ——!84— = 4,3717%


Diperoleh grafik hubungan antara Ntu dengan (L/Ga) sebagai berikut:
o /
1 1 o, o o o o
4 2 1 8 6 4 2 0

------------ o
------------------------
o /
n l — N

o /

o /
o /

o /

Gambar 6. hubungan antara L/Ga dengan NTU

39
PERTANYAAN DAN JAWABAN

1. Indah Retno Wulansary :


Apakah yang dimaksud dengan Ntu ?
Jawaban :
Ntu (Number of transfer unit) adalah angka yang menunjukan nilai
transfer unit keseluruhan dari suatu menara, dalam hal ini adalah transfer
massa dan panas dari air panas kepada udara dingin yang menyebabkan
massa air berubah.

2. Kiagus Ekri Wibisono :


Apakah perbedaan antara menara pendingin alami (Natural Draft) dengan
menara pendingin mekanik (Mechanical-Draft) 1 Jawaban :
a) Menara pendingin alami (Natural draft)

Menara pendingin aliran angin alami tidak menggunakan kipas


(fan). Aliran udaranya bergantung semata-mata pada tekanan dorong
alami. Pada menara pendingin alami ini tidak ada bagian yang

40
bergerak,udara mengalir ke atas akibat adanya perbedaan massa
jenis antara udara atmosfer dengan udara kalor lembab di dalam
menara pendingin yang bersuhu lebih tinggi daripada udara atmosfer
di sekitarnya. Karena perbedaan massa jenis ini maka timbul tekanan
dorong yang mendorong udara ke atas. Biasanya menara pendingin
tipe ini mempunyai tinggi yang besar dan dapat mencapai ketinggian
puluhan meter. Menara aliran angin alami lebih sering digunakan
karena mempunyai keunggulan-keunggulan sebagai berikut:
1. Memiliki konstuksi yang kuat dan kokoh sehingga lebih tahan
terhadap tekanan angin
2. Mampu beroperasi di daerah dingin maupun lembab
3. Dapat digunakan untuk instalasi skala besar. b) Menara
Pendingin Mekanik (Mechanical-Draft)

Hut

LeiiUilugal

Forced ■duced draft, Induced irafl


countemow
draft tower c^ossntw iimer
DDuile-flciw sincle*timr

.•M water

Pada menara pendingin aliran angin mekanik, udara mengalir


karena adanya satu atau beberapa kipas (fan) yang digerakkan secara
mekanik. Fungsi kipas di sini adalah untuk mendorong udara (foirce^-
draft) atau menarik udara melalui menara (induced-draft) yang dipasang
pada bagian bawah atau atas menara.

41
3. Bagas :
Apakah dalam suatu industri memerlukan menara pendingin?
Jawaban :
Ya sangat memerlukan, karena dalam suatu industri sangat
diperhitungkan efisiensi penggunaan energi, bahan, dan dampak yang
ditimbulkan industri. Dimana Air yang mengalami perubahan temperatur
tersebut tidak dapat langsung digunakan kembali sebagai pendingin dan
juga tidak dapat di buang ke sungai maupun ke lingkungan yang
disebabkan oleh temperatur air yang dibuang masih sangat tinggi dan tidak
memenuhi syarat Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Sehingga air pendingin tersebut yg telah berubah temperaturnya harus
didinginkan terlebih dahulu dalam cooling tower agar bisa dimanfaatkan
kembali untuk mendinginkan.

42

Anda mungkin juga menyukai