Disusun Oleh :
Asdi Erlinawati 121120074
Widyasari Galuh P 121120080
Disusun Oleh :
Asdi Erlinawati 121120074
Widyasari Galuh P 121120080
Arya Irmansyah
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur pada Allah SWT karena atas segala rahmat dan
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum Dasar
Teknik Kimia yang berjudul “Cooling Tower” dengan tepat.
Adapun tujuan dari pembuatan laporan ini kami susun untuk memenuhi
syarat kelulusan mata kuliah Praktikum Dasar Teknik Kimia dalam kurikulum
pendidikan pada Fakultas Teknologi Industri Program Studi Teknik Kimia UPN
“VETERAN” Yogyakarta.
Penyusun
3
DAFTAR ISI
4
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Variasi laju alir masuk menara pada suhu air masuk konstan ............ 9
Tabel 2. Variasi suhu air masuk menara pada laju aliran air masuk menara .... 11
Tabel 3. Variasi laju alir masuk menara pada suhu air masuk konstan ............. 15
Tabel 4. Variasi suhu air masuk menara pada laju aliran air masuk menara
konstan .................................................................................................. 16
Tabel 5. Hubungan antara Q, M, L, danL/Ga .................................................... 17
Tabel 6. Hubungan suhu dengan entalpi pada L=2 ft3/ menit ........................... 20
Tabel 7. Hubungan suhu dengan entalpi pada L=3 ft3/ menit ........................... 21
Tabel 8. Hubungan suhu dengan entalpi pada L=4 ft3/ menit ........................... 22
Tabel 9. Hubungan suhu dengan entalpi pada L=5 ft3/ menit ........................... 23
Tabel 10. Hubungan suhu dengan entalpi pada L=6 ft3 / menit ......................... 24
Tabel 11. Harga m dan n .................................................................................... 25
Tabel 12. Persentase Kesalahan Variasi Suhu Air Masuk (Ti) Pada Laju Air
Masuk (L) Konstan ............................................................................. 26
Tabel 13. Data L dan (L/Ga) ............................................................................... 29
Tabel 14. Hubungan antara Entalpidan Suhu pada T=69 °F .............................. 31
Tabel 15. Hubungan antara Entalpidan Suhu pada T=64 °F .............................. 32
Tabel 16. Hubungan antara Entalpidan Suhu pada T=59 °F .............................. 33
Tabel 17. Hubungan antara Entalpidan Suhu pada T=54 °F .............................. 34
Tabel 18. Hubungan antara Entalpidan Suhu pada T=49 °F .............................. 35
Tabel 19. Harga m dan n ..................................................................................... 36
Tabel 20. Persentase Kesalahan Variasi Suhu Air Masuk Menara ( T1 ) pada
Laju Aliran Air Masuk Menara ........................................................... 37
5
DAFTAR GAMBAR
6
DAFTAR LAMBANG
2
Ak = Luas penampang kolom (cm )
Ap = Luas penampang pipa (cm )
C' = Panas jenis air (BTU/lb oF)
Dk = Diameter kolom (cm)
Dp = Diameter pipa (cm)
G' = Kecepatan volumetrik udara (cm /detik)
Ga = Kecepatan massa udara (lb udara kering/cm2 jam)
H = Entalpi udara (BTU/lb udara kering)
H1 = Entalpi udara kering masuk menara (BTU/lb udara kering)
H2 = Entalpi udara kering keluar menara (BTU/lb udara kering)
Ka = Koefisien transfer massa keseluruhan (lb/jam ft2)
Lo = Laju air make up (lb/jam ft2)
L = Laju air masuk( lb/jam ft2)
Lv = Kecepatan air dalam pipa (cm/detik)
M = Kecepatan massa air (lb/jam)
Ntu = Bilangan unit transfer (tak berdimensi)
Q = Kecepatan panas (BTU/jam)
q = Heat transfer tiap 1 ft2 luas penampang menara (BTU/jam ft2)
to,To = Temperatur air make up (°F,°R)
t1,T1 = Temperatur air masuk menara (oF,oR)
t2,T2 = Temperatur air keluar menara(oF,oR)
td = Temperatur bola kering (oF)
tw = Temperatur bola basah (oF)
V = Volume menara (cm )
Vs = Volume udara jenuh (ft3 udara/lb udara kering)
X1 = Humiditas udara masuk menara (lb uap air/lb udarakering)
X2 = Humiditas udara keluar menara (lb uap air/lb udarakering)
7
p = Berat udara kering per ft3 udara (lb udara kering/ft3udara)
INTISARI
8
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
faktor dan banyaknya air yang menguap pada proses pendinginan
mengingat betapa pentingnya faktor karakteristik menara pendingin dan
jumlah air yang menguap.
2
biasanya lebih tinggi daripada temperatur udara. Panas sensibel ini
dipindahkan dari air ke udara. Pada bagian dasar menara temperatur air
dan interface, keduanya lebih rendah daripada udara dengan panas sensibel
ditransfer cairan dan udara ke interface dimana diserap sebagai panas laten
dalam proses penguapan air (Brown, 1978).
Muatan panas (air panas) pada bagian atas kolom dinyatakan
dengan cara yang sama sebagai L (lb/jam.ft2). Umumnya kita dapat
menyatakan suplai air make up sebagai Lo (lb/jam.ft2) dari air. Jika Q
adalah kecepatan panas (Btu/jam) lewat kondensor, maka kita dapat
mendefinisikan muatan panas per ft2 sebagai q/A, di mana A adalah luas
area aliran dalam menara pendingin (Kern, D.Q., 1989).
Neraca energi sekitar sistem untuk harga udara hasil pendinginan adalah :
Q + Lo . Cp . To = G ( H2 - H1 ) .......................................................... ⑴
Persamaan ini menggunakan temperatur referensi pada oF udara kering,
dengan panas uap masuk dalam lb udara kering (Kern, D.Q., 1989).
3
Neraca energi untuk komposisi air :
Q = L. Cp ( T1 - T2 ) + Lo . Cp ( T2 - To ) .......................................... ( 2 )
Kombinasi dari kedua persamaan diatas adalah :
Cp . T1 . ( H2-H1 ) = L . (T1 -T2 ) + Lo . Cp . T2 ............................... ( 3 )
Makajumlah air make up untuk mengganti penguapan adalah :
Lo = G ( X2 -X1 ) ................................................................................. (4)
Dalam menara pendingin, udara pendingin digunakan untuk
mendinginkan air panas. Air yang telah lewat kolom, temperaturnya lebih
rendah dari temperatur udara kering masuk, tetapi tidak akan lebih rendah
daripada temperatur bola basah udara masuk.
Dalam daerah teratas dari kolom, air panas mula-mula berkontak
dengan udara kering yang lebih dingin dari air panas. Dapat dinyatakan
juga sebagai penurunan total kuantitas air atau penguapan. Entalpi air total
atau pertambahan entalpi campuran udara adalah setara.
dq = d ( L. Cp . T ) = G . dH................................................................. ( 5 )
Muatan udara yang melewati menara pendingin adalah tetap karena
dinyatakan dalam basis udara kering. Tetapi muatan air tidak persis
konstan karena ada yang hilang oleh penguapan dengan nilai yang lebih
kecil dari sirkulasi (2%), maka dapat diasumsikan harga L adalah konstan
(Kern, D.Q., 1989).
d ( L .Cp .T ) = L .Cp .dT ..................................................................... (6)
L .Cp .dT = G .dH ................................................................................ ( 7 )
Menurut Lewis dalam sistem campuran udara dan air persamaannya
dapat dinyatakan sebagai berikut :
L .Cp .dT -G .dH = k ( H’- H ) a .dV ................................................... ( 8 )
Dari persamaan ( 8 ) didapat :
4
bentuk k.a. K/L Vs L/G untuk variasi temperatur cooling to^er .
Hubungan antara NTU dengan L/Ga dapat didekati dengan persaman
polinomial yaitu:
y = ax + bx + c
y = NTU x =
L/Ga
Media Pendingin
Di dalam suatu proses pendinginan air panas hasil proses
diperlukan media pendingin yang sangat efektif dan efisien. Di dalam
menara pendingin, untuk proses pendinginan biasanya menggunakan media
pendingin yang dapat mendinginkan zat panas yang ingin kita dinginkan,
biasanya mempunyai nilai panas laten dan sensibel yang besar, agar zat
panas tersebut cepat dingin atau berubah fasanya dengan temperatur yang
lebih kecil sehingga memudahkan proses.
Media pendingin yang biasa digunakan adalah:
1. Udara
2. Air:
a. Air laut
b. air
3. Refrigerant :
a. Dowtherm
b. Freon
c. NH3
d. Propanol
e. Brine
Media pendingin yang biasanya digunakan dalam industri adalah udara, hal
ini disebabkan :
1. Murah dan mudah didapat
2. Bebas dari bahan korosi
3. Tidak memerlukan treatment yang rumit seperti treatment dalam
5
penggunaan air
4. Pendirian suatu industri dapat dilakukan dimana saja, tidak tergantung
letak sumber air pendingin
5. Tidak memerlukan pemasangan instalasi pipa seperti halnya jika
menggunakan pendingin air
Di dalam menara pendingin terdapat bahan isian, dimana bahan
isian ini berfungsi untuk memperbesar permukaan bidang kontak antara
permukaan air panas yang akan didinginkan dengan udara dingin yang
dihembuskan dalam menara secara searah atau berlawanan arah(Treybal,
1968).
Dengan adanya bahan isian ini maka transfer panas dan transfer
massa antara air dengan udara dapat berjalan dengan maksimal, sehingga
penurunan temperatur dapat berjalan dengan cepat.
Untuk itu bahan isian yang digunakan untuk mempercepat pendinginan
harus mempunyai sifat - sifat, diantaranya :
1. Mempunyai permukaan bidang kontak yang luas.
2. Mempunyai sifat pembasahan yang baik.
3. Mempunyai volume rongga yang besar.
4. Tahan terhadap panas, korosi dan reaksi kimia.
5. Murah dan mudah didapat.
(Treybal, 1968)
6
BAB II
PELAKSANAAN PERCOBAAN
11.1 Bahan-bahan
1. Air, yang dialirkan dari kran
2. Udara, yang berasal dari blower
7
Keter
angan
gamb
ar :
Gambar 2. Rangkain alat cooling t^^er
1. Tan
gki
air
panas
7. T dry
2. Po
8. T wet
mpa
9. T air keluarmenara
3. Ker
10. Baskom air
anpen
11. Kompor
gaturr
12. Blower
otame
ter
4. Rot
amete
r
5. Me
narak
ol
11.2 Alat si
omi
an
6. Ta
ngki
Air 8
dingi
n
II.3 Cara Kerja
1. Memeriksa rangkaian alat.
2. Mengamati dan mencatat suhu yang terbaca pada termometer bola
basah (Twm) dan termometer bola kering (Tdm).
3. Mengisi tangki air panas dengan air dan menyalakan heater sampai
dicapai temperatur yang ditentukan kemudian heater dimatikan.
4. Menyalakan pompa dan blower secara bersamaan.
5. Mengatur skala rotameteryang telah ditentukan sampai keadaan
rotameter stabil.
6. Memastikan temperatur air pada tangki air panas tetap, bila terjadi
penurunan suhu kemudian heater dinyalakan.
7. Setelah semua keadaan konstan dan berada pada kondisi yang
ditentukan kemudian mencatat:
a. Suhu bola basah (Twet)
b. Suhu bola kering (Tdry)
c. Suhu air keluar menara (T2)
8. Mengulangi langkah 3-7 untuk variasi suhu air (oC) di dalam tangki air
panas.
9. Mengulangi langkah percobaan tersebut untuk variasi temperatur
masuk menara pendingin yang berada sebagai variabel peubah kedua.
9
BAB III
HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
2 3 56 38 33 36
3 4 56 39 33 36
4 5 56 41 33 36
5 6 56 42 33 36
10
Dari percobaan Cooling Tower, maka diperoleh grafik hubungan
antara Ntu dengan L/Ga :
0
,
y = 0,157e-3E-04x R2
1
= 0,9779
0
,
♦ NTU
0
9 —Expon. (NTU)
Dari data yang diperoleh pada variasi laju alir masuk menara(L)
pada temperatur air masukmenara (T) konstandapat dilihat bahwa semakin
besar laju alir masuk menara maka temperatur air keluar menara akan
semakin besar. Hal ini disebakan karena semakin besar laju alir(L), waktu
kontak antara air dan udara kering semakin sedikit sehingga jumlah panas
yang ditransfer ke udara semakin kecil, sehingga temperatur air yang keluar
menara semakin besar, begitu juga sebaliknya. Sedangkan dari hubungan
L/Ga dengan NTU pada variasi laju alir masuk menara (L) menunjukan
bahwa semakin besar nilai L/G maka nilai NTU semakin kecil. Hal ini
disebabkan karena hubungan Ntu dengan L adalah berbanding terbalik.
11
III.2 Variasi suhu masuk menara (T1) pada laju (L) konstan
Tabel 2. Variasi suhu air masuk menara pada laju aliran air masuk menara
Kecepatan Suhu Air Suhu Air Udara Keluar
2 2,5 64 38 33 36
3 2,5 59 40 33 37
4 2,5 54 41 34 37
B
5 2,5 49 41 34 37
e
Dari hasil data percobaan pada variasi suhu air masuk menara, maka
o/ o/ o/
o
1
4 2 1 8 6 4 2
o
l
a
niN
o/
o
o/
o
o/
12
Tetapi pada data keempat dan kelima suhu air keluar menara
temperaturnya tidak berubah, hal itu disebabkan karena air panas pada
tangki tersebut memiliki suhu yang tidak merata secara keseluruhan
sehingga menimbulkan perubahan transfer panas yang tidak merata.
13
BAB IV
KESIMPULAN
14
DAFTAR PUSTAKA
Brown, G.G., 1978, “Unit Operation“,Fourteenth Printing, John Wiley and Sons,
New York.
Hardjono, 1989, “Operasi Teknik Kimia II”, Teknik Kimia UGM, Yogyakarta.
Kern, D.Q., 1965, “Process Heat Transfer”, Mc Graw Hill Book Company, Inc.,
Japan.
Perry, R.H., 1984, “Chemical Engineer’s Handbook”,6th edition, Mc Graw Hill
BookCompany, Inc., New York .
Treybal, R.E., 1984, “Mass - Transfer Operation”,2nd edition, Mc Graw Hill
Book Company, Inc., New York.
15
LAMPIRAN
PERHITUNGAN
1. Variasi Laju Air Masuk Menara (L) Pada Temperatur Air Masuk (Ti) Konstan
a. Mengitung harga (L/Ga)
1. Menghitung harga Ga
0
Twm = 31 C = 87,8 0F
16
Jadi berat udara
kering tiap ft3 0,069258 lb udara kering/ ft3 udara
udara (p) adalah
:
vs 14,4386
Ak =】/4. n. Dk2
=H . 3,14 . (1,2851)
Ga =
G
0,7628 ft3/menit •
0,
0
4
0 2
7 =1,296413 ft
5
1
"2 rnenit
2. Menghitung harga L
Untuk data no.1
Q =2 ft3/menit
Dk = 39,17cm= 1,2851 ft
pair pada 560C = 985,219 kg/m3 = 61,50722 lb/ft3
Ak= / .n. Dk2
=/ . 3,14 . ( 1,2851ft)2
=1,296413 ft2 M = pair . Q
= 61,50722 lb/ft3.2 ft3/menit
M lb
= 94,8883
Ak ft2menit
Sehingga :
L — 94,8883 17
= 2328,4961
Ga 0,040751
=123,0144 lb/menit
18
Dengan cara yang sama dihitung L/Ga untuk data no.2 sampai dengan
no.5 didapat hasil :
Tabel 5. Hubungan antara Q, M, L, dan L/Ga
Q M L Ga L/Ga
Ka
V t dT T1(H'
NTU =
H)
10
=132,8—
96,8 10
Untuk mencari H5 pada tiap-tiap suhu digunakan table 12-1 Perry’s Chemical
Engineering Handbook.
Harga H untuk suhu 96,8 0F adalah sama dengan harga entalpi uap jenuh pada
suhu 87,8 0F yaitu dengan interpolasi harga H
19
88
53,23 X 50,66
0,257=53,23-X
X=52,973
20
Dengan cara yang sama akan didapatkan hasil
■ Data 1
Tabel 6. Hubungan suhu dengan entalpi pada L= 2 ft3/menit
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y
96,8 3,6 66,2440 52,973 0,07535227 y0
100,4 3,6 72,4680 8435,5589 -0,0001196 y1
104 3,6 79,3100 16818,1448 -5,974E-05 y2
107,6 3,6 86,8920 25200,7307 -3,982E-05 y3
21
■ Data 5
Tabel 10. Hubungan suhu dengan entalpi pada L= 6 ft3/menit
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y
100,4 3,24 72,468 52,9730 0,0512952 y0
103,64 3,24 78,6098 11369,4640 -8,857E-05 y1
22
■ Data 5
Tabel 10. Hubungan suhu dengan entalpi pada L= 6 ft3/menit
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y
23
■ Data 5
Tabel 10. Hubungan suhu dengan entalpi pada L= 6 ft3/menit
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y
105,8 2,7 83,0090 52,9730 0,03329338 y0
108,5 2,7 88,9050 15770,3216 -6,377E-05 y1
24
■ Data 5
Tabel 10. Hubungan suhu dengan entalpi pada L= 6 ft3/menit
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y
107,6 2,52 86,8920 52,9730 0,029482 y0
25
Harga m dan n dicari dengan persamaan Least Square
: Tebel 11. Harga m dan n
log L/Ga
x
No L/Ga NTU log NTU (y) .y xA2
(x)
1 2328,4961 0,0892984 -1,04915633 2,09480203 -2,4356425 4,388195554
Zy = n.a + b. Z x
Z xy = a Z x + b Z x2
-80,53446982 = 59,1309634a +
139,858833b -88,92576623 = 59,1309634a
+ 140,568576b
8,39129641 =-0,7097431b
b = -11,823005
a =
26,6022599
Log m = a
m = 10a = 4,00184E+26
26
NTU = m (L/Ga)n
NTU = 4,00184E+26 (L/Ga)-11,823005
27
^… , Ydata-Yhitung ____
% Kesalahan = --------------------- x 100%
Ydata
Tabel 12. Peresen Kesalahan Variasi Laju Alie Air Masuk (L) Pada
Suhu Air Masuk (L) Konstan
No NTU data NTU hitung %kesalahan
2 25,7427%
28
2. Variasi suhu air masuk menara (T1) pada laju aliran air masuk menara (L)
konstan
a. Menghitung harga (L/Ga)
1. Menghitung harga Ga
Twm = 31 0C = 87,8 0F
p
十▲ = 0,_258lb udara kering/ft3udara
29
Ak =】/4. n. Dk2
1
/4.3,14.(1,2851)2
1,296413 ft2
Ga=0,040751
Ga = G
2. Menghitung harga L
untuk data no.1
Diketahui :
Q = 2,5 ft3/menit Dk = 39,17cm=
1,2851 ft
p air pada 690F = 978,339 kg/m3.2,2 lbm/kg . (0,3048 m/ft)3
= 61,077703 lbm/ft3 Ak = /. n. Dk2
=/ . 3,14 . (1,2851)2
=1,296413 ft2 M = pair .
Q
= 61,077703 lbm/ft3 . 2,5 ft3/menit
152,694258 lbm/menit
menit
30
Dengan cara yang sama dihitung L/Ga untuk data no.2 sampai
dengan no.5 didapat hasil :
Tabel 13. Data L dan (L/Ga)
No M L Ga L/Ga
KaV
^ dT
L (HH)
Harga NTU dicari dengan cara Integrasi Numerik.
Untuk data no.1 :
Ti = 690C = 156,2 0F
T2 = 37 0C = 98,6 0F
1
Untu ,T1 sampai T2 dibagi menjadi 10 interval.
(H'-H)
k
men
cari VT2
harg
a
31
88
53,23 X
50,66
0,257=53,23-X
X=52,973
Untuk menghitung H pada suhu 100,4oF digunakan rumus :
Hi04,36 = H98,6 + (L/Ga) AT
H104,36= 52,973 + (2890,2947)(5,760F)
=-6,01648E-05BTU/lb udara kering
32
Dengan cara yang sama akan didapatkan hasil
■ Data 1
Tabel 14. Hubungan suhu dengan entalpi pada T = 69 0F
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y
98,6 5,76 69,28 52,973 0,061323358 y0
104,36 5,76 80,0498 16701,07031 -6,01648E-05 y1
33
■ Data 2
Tabel 15. Hubungan suhu dengan entalpi pada T = 64 0F
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y
100,4 4,68 72,468 52,973 0,051295204 y0
105,08 4,68 81,5294 13617,68437 -7,38762E-05 y1
109,76 4,68 91,7904 27182,39574 -3,69132E-05 y2
114,44 4,68 103,5024 40747,10711 -2,46041E-05 y3
119,12 4,68 116,8648 54311,81848 -1,84519E-05 y4
123,8 4,68 132,118 67876,52985 -1,47614E-05 y5
128,48 4,68 149,744 81441,24122 -1,23014E-05 y6
133,16 4,68 170,094 95005,95259 -1,05445E-05 y7
137,84 4,68 193,56 108570,664 -9,22704E-06 y8
142,52 4,68 221,054 122135,3753 -8,20248E-06 y9
147,2 4,68 253,34 135700,0867 -7,38298E-06 y10
34
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y
104 3,42 79,31 52,973 0,037969397 y0
107,42 3,42 86,5014 9992,067862 -0,000100953 y1
110,84 3,42 94,3728 19931,16272 -5,04114E-05 y2
114,26 3,42 103,0146 29870,25759 -3,3594E-05 y3
117,68 3,42 112,5432 39809,35245 -2,51909E-05 y4
35
■■ Data
Data 34
0
Tabel
Tabel 16.17. Hubungan
Hubungan suhu
suhu dengan
dengan entalpi
entalpi pada
pada T=T 59
= 54
0 F
F
T (°F) AT (°F) H' H 1/(H'-H) Y
105,8 2,34 83,009 52,973 0,033293381 y0
108,14 2,34 88,0806 6870,446958 -0,000147441 y1
110,48 2,34 93,5016 13687,92092 -7,35596E-05 y2
36
■ Data 5
Tabel 18. Hubungan suhu dengan entalpi pada T = 49 0F
37
Harga m dan n dicari dengan persamaan Least Square
: Tebel 19. Harga m dan n
log T masuk
x
No T masuk NTU log NTU (y) .y xA2
(x)
1 69 0,116835346 -0,93242575 1,838849091 -1,71459024 3,381366
Zy = n.a + b. Z x
Z xy = a Z x + b Z x2
-60,3610795 = 44,19235458a +
78,11856814b -59,9381067 = 44,19235458a
+ 78,18759926b -0,42297271 = -0,06903112b
b = 6,127275469 a = -12,1970207
Log m = a
m = 10a = 6,353E-13
38
% Kesalahan Ydata-Yhitung x 100%
Ydata
Tabel 20. Peresen Kesalahan Varlasi Suhu Air Masuk (T1) Pada Laju
Allr Air Masuk (L) Konstan
No NTU data NTU hitung %kesalahan
2 21,8584%
------------ o
------------------------
o /
n l — N
o /
o /
o /
o /
39
PERTANYAAN DAN JAWABAN
40
bergerak,udara mengalir ke atas akibat adanya perbedaan massa
jenis antara udara atmosfer dengan udara kalor lembab di dalam
menara pendingin yang bersuhu lebih tinggi daripada udara atmosfer
di sekitarnya. Karena perbedaan massa jenis ini maka timbul tekanan
dorong yang mendorong udara ke atas. Biasanya menara pendingin
tipe ini mempunyai tinggi yang besar dan dapat mencapai ketinggian
puluhan meter. Menara aliran angin alami lebih sering digunakan
karena mempunyai keunggulan-keunggulan sebagai berikut:
1. Memiliki konstuksi yang kuat dan kokoh sehingga lebih tahan
terhadap tekanan angin
2. Mampu beroperasi di daerah dingin maupun lembab
3. Dapat digunakan untuk instalasi skala besar. b) Menara
Pendingin Mekanik (Mechanical-Draft)
Hut
LeiiUilugal
.•M water
41
3. Bagas :
Apakah dalam suatu industri memerlukan menara pendingin?
Jawaban :
Ya sangat memerlukan, karena dalam suatu industri sangat
diperhitungkan efisiensi penggunaan energi, bahan, dan dampak yang
ditimbulkan industri. Dimana Air yang mengalami perubahan temperatur
tersebut tidak dapat langsung digunakan kembali sebagai pendingin dan
juga tidak dapat di buang ke sungai maupun ke lingkungan yang
disebabkan oleh temperatur air yang dibuang masih sangat tinggi dan tidak
memenuhi syarat Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL).
Sehingga air pendingin tersebut yg telah berubah temperaturnya harus
didinginkan terlebih dahulu dalam cooling tower agar bisa dimanfaatkan
kembali untuk mendinginkan.
42