By
Edi Kuntjahyono
1
PENGOLAHAN AIR
2
PENGOLAHAN AIR
5
PENGOLAHAN AIR
3. Pengendapan
Dilakukan secara gravitasi menggunakan settling
pit untuk mengendapkan partikel yang tersuspensi
dalam air. Faktor yang mempengaruhi adalah laju
alir dan waktu tinggal.
6
PENGOLAHAN AIR
7
PENGOLAHAN AIR
5. Filtrasi
Menggunakan saringan pasir silica (sand filter) untuk
menyaring padatan tersuspensi.
6. Penampungan dan Pemompaan
Penampungan dan pemompaan, dilakukan dengan
pompa sentrifugal.
8
PENGOLAHAN AIR
9
PENGOLAHAN AIR
10
PENGOLAHAN AIR
11
PENGOLAHAN AIR
4. Air Minum
a. Syarat kualitas air minum yaitu tidak berbau,
jernih, tidak mengandung bakteri, tidak
berwarna, pH sekitar 7,5.
b. Digunakan untuk keperluan sanitasi pabrik,
kantor, dan perumahan dinas PT. Petrokimia
Gresik.
12
PENGOLAHAN AIR
4. Kualitas Air Minum
Parameter Satuan Max. diijinkan
E-Coli Jumlah per 100 sampel 0
bakteri Coliform Total mL 0
Jumlah Chromium Jumlah per 100 sampel 0,05
Nitrit (NO2 sebagai) mL 3
Nitrat (sebagai NO3) ppm 50
Bau ppm tanpa bau
Warna ppm 15
padatan terlarut total - 500
Kekeruhan TCU 5
Bau ppm Hambar
Suhu NTU ambient
Besi - 0,3
Kekerasan °C 500
Khlorida ppm 250
Mangan ppm 0,4
pH ppm 6,5-8,5
Seng ppm 3
sulfat - 25
Tembaga ppm 2
Amonia ppm 1,5 13
PENGOLAHAN AIR
14
WATER TREATMENT
15
WATER TREATMENT
FI-102
From OSBL T-20101 CW
FTW Tank
P-20101 A/B/C S-20203 A-D
UF Unit
LIC-102 A
T-20202
T-20201 UF FTW Tank
ACF Tank
P-20102 A/B/C
T-20102
MMF & ACF
PTW Tank
LI-1046
P-20201
A/B/C
MMF & ACF
PTW P-20103 A/B
P-20202 A/B
PTW
T-20207
Condensate Proses
Tank Condensate
TC From CW DW to IPP
P-20210 A/B 16
TC From NH3
WATER TREATMENT
Sistem Demineralisasi terdiri dari semua fasilitas untuk mengolah Filter water
dan kondensat dari Amoniak, Urea dan Unit Supporting, dan menghasilkan
Demin water untuk proses.
17
WATER TREATMENT
18
WATER TREATMENT
20
WATER TREATMENT
1.2 Penggunaan
Filter Multimedia biasanya digunakan jika Silt Density
Indeks (SDI) lebih besar dari 3 atau kekeruhannya lebih
besar dari 2 NTU. Biasanya Filter Multimedia ini dipakai
sebagai pre-treatment dari Reverse Osmosis atau Ion
Exchange untuk mencegah fouling / kebuntuan
21
WATER TREATMENT
1.3 Pemeliharaan
a. Masalah ini dapat dilihat dari penuruan tekanan / pressure drop
yang tinggi atau naiknya level kekeruhan dari air yang keluar dari
Filter Multimedia. Backwashing harus dilakukan jika perbedaan
penurunan tekanan lebih dari 10 psi sepanjang media penyaringan.
Jika kekeruhan pada air yang sudah disaring naik sampai 10% dari
biasanya, backwashing juga harus dilakukan.
b. Backwashing dilakukan dengan cara mengalirkan air secara terbalik
melalui Filter Multimedia. Backwashing berguna untuk
membersihkan partikel partikel yang tersangkut di Media
penyaringan. Setelah backwash dilakukan, Media penyaringan
dibiarkan untuk mengendap selama beberapa waktu sebelum di
bilas dan beroperasi kembali. Seiring waktu, partikel dari media
penyaringan yang permukaannya kasar akan menjadi halus dan
mengurangi kemampuan untuk menyaring secara optimal dan
harus diganti secara berkala.
22
WATER TREATMENT
MULTIMEDIA FILTER
23
WATER TREATMENT
2. ACTIVATED CARBON FILTER
Filter karbon aktif umumnya digunakan dalam proses
menghilangkan senyawa organik dan / atau
mengekstraksi agar klorin terbebas dari air.
ACF juga berfungsi untuk menghilangkan sedimen, rasa
dan aroma yang terkandung di dalam air.
Penyaringan Karbon Aktif, seperti halnya metode
pengolahan air, tidak mampu menghilangkan setiap jenis
kontaminan yang mungkin ada dalam air. Misalnya, Activated 300 mm,
natrium, mikroba, fluorida, dan nitrat tidak dapat Carbon Mesh 0.6 – 2.36 mm
24
WATER TREATMENT
25
WATER TREATMENT
3. ULTRA FILTRATION
3.1 Definisi
Membran ultrafiltrasi merupakan salah satu jenis membran filtrasi
untuk memisahkan komponen dengan berat molekul tinggi dan
rendah.
Proses pemisahan terjadi secara filtration alias umpan mengalir
sepanjang permukaan membran secara tangensial.
Keuntungannya suspended solid akan tersapu aliran konsentrat
secara kontinue.
Dimana dalam proses pemisahan membran ini melewatkan
komponen dengan berat molekul rendah, sedangkan komponen
dengan berat molekul tinggi seperti makro molekul, polisakarida,
dan protein akan ditahan.
Hal ini terjadi karena jenis membran ini termasuk berpori. Akan
tetapi struktur membrannya lebih asimetris bila dibandingkan
dengan membran mikrofiltrasi lain.
26
WATER TREATMENT
Definisi
Ukuran pori membran lebih tepatnya berkisar 0.1- 0.01 micron yang
bekerja pada tekanan antara 1 sampai 3 bar.
Ultrafiltrasi merupakan proses pemisahan yang memisahkan molekul
berdasarkan ukuran molekul terlarut menggunakan suatu membran
dan dibantu dengan tekanan.
Membran ultrafiltrasi berupa membran dengan ukuran pori-pori
yang berkisar dari 1 hingga 100 nm, bersifat permeabel kasar, tipis,
dan selektif yang mampu menahan makromolekul seperti koloid,
mikroorganisme, dan pirogen.
Molekul yang lebih kecil seperti pelarut dan kontaminan terionisasi
dapat melewati membran ultrafiltrasi sebagai filtrate.
Membran ini selain dapat dibuat untuk mengikat molekul berukuran
kecil dan membuat molekul berukuran besar melewatinya, hal ini
disebut selektivitas terbalik (reverse selectivity).
27
WATER TREATMENT
Sama halnya dengan osmosis terbalik yang merupakan sebuah istilah teknologi
yang berasal dari osmosis.
Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup dimana molekul pelarut
biasanya air mengalir di daerah zat terlarut sampai sebuah konsentrasi yang
seimbang tercapai di kedua sisi membran.
Osmosis balik (Reverse Osmosis) adalah sebuah proses pemaksaan sebuah
pelarut dari daerah berkonsentrasi tinggi melalui sebuah membran ke sebuah
larutan berkonsentrasi rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi
tekanan osmotik. Analog dengan osmosis dan osmosis terbalik, Pada selektivitas
terbalik, membran dibuat untuk menahan partikel dengan berat molekul rendah
sedangkan molekul berukuran besar dapat melewati membran karena berat
molekul yang lebih tinggi dapat tertarik ke bawah dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti gaya gravitasi.
Prinsip kerja dari ultrafiltrasi ialah memisahkan secara selektif cairan plasma dan
larutan yang memiliki berat molekul rendah dari komponen intravascular dan
plasma menggunakan membran semipermiabel.
Kekuatan yang menggerakan ultrafiltrasi adalah perbedaan tekanan hidrostatik
yang ada pada membran.
28
WATER TREATMENT
29
WATER TREATMENT
3.2 Penggunaan
Kegunaan ultrafiltrasi membrane dalam industri cukup beragam.
- Pengolahan air limbah industri
- filtrasi pada aeration tank
- Pengolahan air minum layak konsumsi.
Poin penting yang tidak boleh terlewatkan terkait penggunaan membran filtrasi ini :
- Bahan baku air yang digunakan wajib bebas dari kontaminan atau bahan beracun
yang berbahaya lain.
- Terutama bahan berbahaya yang tidak bisa difilter menggunakan Membran
Ultrafiltasi.
- keharusan menggunakan sumber mata air penggunungan atau sumber mata air
yang sudah memiliki izin dalam produksi air minum kemasan atau isi ulang. 30
WATER TREATMENT
3. ULTRA FILTRATION ..
3.2 Penggunaan
Untuk pengolahan air yang akan dikonsumsi dalam lingkungan
internal dan tidak untuk diperdagangkan, maka bahan baku air wajib
didapat dari sumber yang ada di lingkungan setempat.
Pastinya bahan baku air wajib memenuhi persyaratan kualitas air
yang terjamin, pekerjaan diserahkan kepada ahlinya, dan melalui
proses pengujian akhir guna memastikan layak tidaknya produk air
untuk dikonsumsi.
Memang ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam
proses menghasilkan air untuk dikonsumsi. Dimana faktor pengaman
ekstra yang terintegrasi mulai dari sumber bahan baku yang akan
diolah, perawatan fasilitas fisik, dan kebiasaan orang-orang di
lingkungan sekitar perlu diperhatikan. Hal ini mengingat membran
ultrafiltrasi hanyalah salah satu metode untuk memperoleh air bersih
layak konsumsi.
31
WATER TREATMENT
3. ULTRA FILTRATION ..
3.3 Pemeliharaan
Backwash pada UF ada dua, yaitu :
- Backwash top
- Backwash bottom.
Mengapa demikian, karena hal tersebut bertujuan untuk
mengoptimalkan proses backwash karena UF sendiri
penempatannya secara horizontal.
Backwash Top
32
WATER TREATMENT
3. ULTRA FILTRATION ..
Selain backwash ada pula Chemichel Enhanced Backwash (CEB )
adalah backwash dengan larutan kimia yang terjadi pada filter UF.
33
WATER TREATMENT
3. ULTRA FILTRATION ..
Selain Backwash dan CEB ada pula Cleaning In Place Cleaning ( CIP ) membrane
dilakukan jika membrane UF sudah menurun produksi yang indikasi dari kapasitas
menurun, pressure tinggi hingga maximum (1.8kg/cm²) dan kualitas produksi
tidak mencapai.
Larutan kimia dilakukan tidak bersamaan namun satu persatu, setelah di cleaning
dengan basa selesai selama 4-6 jam kemudian dilakukan cleaning dengan asam
selama 1-2jam dengan metode yang sama.
Sistem cleaning di awali dengan :
- Sirkulasi melalui jalur CIP pada sistem UF selama 30 – 60 menit
- perendaman selam 1 – 2 jam.
- Pembilasan hingga sisa larutan kimia tidak tersisa.
- Akhiri sistem cleaning dengan Flushing hingga kualitas permeate memenuhi
standard produksi. 34
WATER TREATMENT
3. ULTRA FILTRATION ..
35
WATER TREATMENT
4. REVERSE OSMOSIS
4.1 Definisi
Reverse Osmosis adalah suatu proses untuk memurnikan air dengan
menggunakan tekanan tinggi untuk mendorong air melalui semi-
permeable membran.
Tekanan digunakan untuk melalui Air ke membran tertentu untuk
memisahkan sebagian besar kontaminasi yang ada.
Proses ini termasuk dalam proses separasi kimia.
Osmosis sendiri adalah fenomena alami dan salah satu proses
terpenting yang ada di alam ini.
Proses osmosis adalah dimana larutan garam yang berkadar rendah
akan cenderung bermigrasi ke larutan garam yang berkadar tinggi.
Beberapa contoh adalah dimana akar dari pohon menyerap air dari
tanah.
Reverse Osmosis adalah proses Osmosis yang terbalik .
36
WATER TREATMENT
37
DEMINERALIZATION SYSTEM
4. Ultrafiltration ( E20203 A – D )
6. Degassifier ( C20201 )
T-20201
ACF Z 20212 P-20102 A/B/C
FILTERED MIXER FOR MMF Cap: 186 m³ph
TANK Rate Cap : 205 m³ph
150 M³
S 20201 A ~ F
S 202012 A ~ F MULTI MEDIA FILTER To Cooling Water
P-20201 A/B/C ACTIVATED
N: 186 M³PH Cap @ : 74.5 m³ph
CARBON FILTER P-20101A/B/C
RATE:205 M³PH N Cap : 277 m³ph
Rate Cap : 360 m³ph
To Service Water
P-20103A/BRate
Cap : 70 m³ph
S 20203 A ~ D
UF T-20202
Chemical waste Filtered
93 M³PH
To Netrlizing Pit
Water Tank
To Chem cleaning tank
200 M³
UF Rejact water
Plant Air
39
WATER TREATMENT
4. REVERSE OSMOSIS
T-20208 T-20207
P-20211A/B DEMIN WATER CONDENSATE
PROSES FLOW RO TO AMONIAK TANK Tank
3100 M³ 2116 M³
TO IPP E-20203 A-E
MIXBED P-20208 A/B/C
P-20210A/B
T-20202 From UF
Ultra Filtered Water
Tank
200 M³
S-20205 A-D
P-20203 RO UNIT T-20203
A/B/C DEGASIFIER
Z-20214 150 m³
P-20204 B-20201 B B-20201 A
A-E
P-20205 A/B
S-20204 A-E
UF
T-20204
BRINE WATER TANK
1000 M³
T-20219 P-20219 P-20218 T-20212 P-20221 T-20215 P-20222 T-20216 TO BACKWASH WATER
MMF
ACID REDUCTANT NON OX BIOCIDE ANTI SCALE TANK
TANK TANK P-20207AB
P-20232 T-20210 40
CIP RO TANK
WATER TREATMENT
4. REVERSE OSMOSIS
4.2 Penggunaan
Sebagian besar kontaminan yang tersaring oleh membran adalah garam terlarut (ions), partikel kecil,
koloid, organik, bakteri dan pirogens. Proses ini sering digunakan untuk menyaring air payau, air
permukaan dan air tanah. Beberapa proses yang menggunakan Reverse Osmosis yakni:
setelah Chemical Doser, Storage Tank, Settling Pond
sebelum Media Filter, UF, NF, Cartridge Filter, Heat Exchanger, Cooling Tower, Vent Condenser
Beberapa parameter yang dapat menilai kinerja Reverse Osmosis adalah Recovery (%) dan Salt Rejection
(%). Recovery (%) adalah persentase jumlah air yang sudah disaring (permeate) berbanding dengan
jumlah awal air. Lebih tinggi Recovery, lebih baik karena air yang terbuang lebih sedikit, namun terlalu
tinggi dapat mengakibatkan berbagai masalah dalam kerak / scaling dan kotor / fouling. Salt Rejection
memberikan informasi seberapa effektif membran bekerja menyaring kontaminan secara keseluruhan.
Adapun perbedaan antara Stage dan Pass dalam proses Reverse Osmosis. 1st stage dan 2nd stage
berbeda dengan 1 pass dan 2 pass. 1st stage adalah dimana stream air yang masuk akan keluar di
permeate atau di reject stream. 2nd stage adalah dimana air reject stream yang keluar dari Reverse
Osmosis pertama akan menjadi stream air masuk untuk Reverse Osmosis kedua. Air permeate stream
yang keluar dari yang pertama dan kedua akan digabung. Proses ini biasa digunakan untuk
meningkatkan Recovery. Sebaliknya, proses dari 2 pass adalah dimana air permeate stream yang keluar
dari Reverse Osmosis pertama akan menjadi stream air masuk untuk Reverse Osmosis kedua. Proses ini
adalah untuk meningkatkan kualitas air yang akan keluar dari keseluruhan.
41
WATER TREATMENT
4.3 Pemeliharaan RO
Untuk menghindari adanya kerak pada pada maka umpan air sebelum memasuki
RO air diinjeksi Anti Scale. Untuk menghindari adanya kadar klorin yang terlarut
dari feed water maka diinjeksi dengan Sodium Metabisulfit (NaS2O5). Untuk
mengatur PH umpan air yang akan masuk ke dalam RO maka diinjeksi dengan
Asam Sulfat (H2SO4).
Jika Pressure inlet tinggi maksimal (12 kg/cm²) dan ∆P tinggi serta produk
sedikit, maka dilakukan CIP pada RO atau cleaning in place. Cleaning membrane
di lakukan manual dengan menggunakan larutan kimia Alkali dan Acid, Larutan
yang digunakan NaOH 0,1 % dan HCl 0,1 %.
Larutan kimia dilakukan tidak bersamaan namun satu persatu, setelah di
cleaning dengan Alkali selesai kemudian dilakukan cleaning dengan acid dengan
metode yang sama.
Sistem cleaning di awali dengan sirkulasi melalui jalur CIP selama 30 – 60 menit
dan kemudian perendaman selam 1 – 2 jam. Setelah di rendam bilas hingga sisa
larutan kimia tidak tersisa, kemudian di akhiri sistem cleaning dengan Flushing
hingga kualitas permeate memenuhi standard produksi.
42
WATER TREATMENT
43
WATER TREATMENT
5. DEGASIFIER
5.1 Definisi
Degasifier adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghilangkan atau
melepaskan kadar CO2 pada air. Pelepasan CO2 sendiri bertujuan untuk
mencegahnya korosi karena sifat CO2 sendiri dapat mengakibatkan
adanya korosi pada pada alat. Cara kerja digasifier sendiri adalah air
umpan masuk melalui atas kemudia akan bertemu dengan netting
ringyang berfungsi untuk memeperluas kontak air umpan dengan
udara yang diblow upoleh blower sehingga membantu mempercepat
reaksi pelepasan CO2 pada air umpan. Kemudian air outlet akan
ditampung oleh tanki yang ada di bawahnya. Sedangkan uap atau udara
hasil buangan dari reaksi tadi dihembuskan melalui cerobong yang ada
di atas.
44
WATER TREATMENT
45
WATER TREATMENT
5. DEGASIFIER
46
WATER TREATMENT
6. MIXED BED POLISHER
6.1 Definisi
Mixed Bed Polisher adalah suatu alat penukar ion dengan menggunakan resin
anion dan cation untuk mendapatkan air yang bebas mineral atau demineralized
water. Yang dimana kation di sini berfungsi sebagai ion bermuatan negatif yang
nantinya akan mengikat ion- ion positif. Begitupun sebaliknya anion pada mixed
bed polisher berfungsi sebagai ion bermuatan positif yang nantinya akan
mengikat ion- ion negatif.
T.20208
T.20207 DeminWater Tank
Condensate Tank Cap. 3100 m³
Cap. 2000 m³
P20207 A/B/C
E20203 A-E
T.20230
Regeneration Tank
Cap. 2000 m³ T 20220 T 20219
ALKALI DOSING ACID DOSING TANK
TANK
47
P20212 B/C P20226 A/B
P20230 A/B
WATER TREATMENT
Resin Cation
Resin Cation yang berfungsi untuk mengikat ion – ion positif
melalui reaksi berikut :
RH2 + 2NaCI RNa2 + 2HCI
RH2 + CaCO3 RCa + H2CO3
RH2 + BaCI2 RBa + 2HCI
Resin ini akan jenuh yang ditandai dengan
- Conduktivity anion naik
- FMA ( free mineral acid ) turun
- PH naik
- TH ( total hardnes ) > 0
Reaksi yang terjadi selama regenerasi resin
RNa2 + H2SO4 RH2 + Na2SO4
. RCa + H2SO4 RH2 + CaSO4
RBa + H2SO4 RH2 + BaSO4
48
WATER TREATMENT
Resin Anion
Resin Anion yang berfungsi untuk mengikat ion – ion Negatif
melalui reaksi berikut :
R(OH)2 + H2SO4 RSO4 + 2H20
R(OH)2 + HCI RCI2 + 2H20
R(OH)2 + H2CO3 RCO3 + 2H20
Resin ini akan jenuh dengan indikasi
PH turun
SIO2 > 0.2
Conductivity turun drastis
Reaksi yang terjadi selama ragenerasi resin adalah
RSO4 + 2NaOH R(OH)2 + Na2SO4
RCI2 + 2NaOH R(OH)2 + 2NaCI
RCO3 + 2NaOH R(OH)2 + Na2CO3
49
WATER TREATMENT
50
WATER TREATMENT
51
WATER TREATMENT
Tahapan melakukan Regenerasi Mixbed
1. Backwash resin bertujuan untuk memisahkan resin kation dari resin anion.
2. Biarkan resin mengendap.
3. Turunkan level air ke permukaan resin.
4. Dosing soda kaustik untuk Anion dari bagian atas dan Asam sulfat untuk cation dari
bagian bawah melalui jalur pipa regen yang dilarutkan dalam air demineralisasi dari
Regeneration Tank (T20230).
5. Rinsing dengan cara pengaliran air demin melalui bagian atas dan bawah dengan
pengeluaran drain dari tengah. Seperti regen dengan kimia namun hal ini dosing kimia
di tutup sehingga aliran membilas sisa kimia yang ada di resin .
6. Turunkan kembali air ke permukaan 30 cm di atas resin.
7. Mixing resin dengan udara bersih dari bagian bawah (air scouring).
8. Setelah di mixing turunkan kembali resin didalam air dengan mendiamkan beberapa
menit.
9. Isi kembali unit perlahan dengan air demin melalui bagian atas dan buka katup udara
tangki hingga air terisi penuh di tangki.
10. Lakukan bilasan akhir dengan air umpan pada laju alir layanan sampai kualitas air yang
diolah yang diinginkan diperoleh.
52
PROSEDUR REGENERASI MIXBED
4. Regenersi Anion dengan larutan NaOH 4% selama 60 menit dengan flow air 8,5 m3/jam dari
cation, density 1.034 ( prosedur regenerasi sama dengan anion exchanger )
5. Washing 1 menggunakan air cation dengan flow 8.5 m3/jam ( yang dimatikan hanya pompa
sodanya ) selama 60 menit
7. Regenerasi Cation dengan larutan H2SO4 (4%) selama 55 menit dengan flow 6 m3 dari air
filter, density 1.03
9. Washing 1 hanya mematikan pompa H2SO4 flow tetap 6 m3/jam selama 15 menit ,
kemudian alirkan air demin dengan flow 6 m3/jam selama 30 menit
11. Final washing dengan air demin flow 30 m3/jam selama 60 menit
53
WATER TREATMENT
pH 6.5 - 8.0
54
WATER TREATMENT
pH 7.9
Cl2 ppm 0
55
Terima kasih
Thank You
Edi Kuntjahyono
56