Anda di halaman 1dari 56

PENGOLAHAN AIR

By
Edi Kuntjahyono

1
PENGOLAHAN AIR

PT. Petrokimia Gresik menerima air dari


water intake Babat dan Gunungsari
memiliki turbiditas tinggi sehingga harus
melalui proses penjernihan oleh instalasi
pengolahan air :

Gunung sari : 750 m³ph  Rencana + 3000 m³ph


Babat : 3250 m³ph

2
PENGOLAHAN AIR

1. Waterintake Gunung Sari mempunyai spesifikasi sebagai berikut:


1.1. Karakteristik bahan baku air :
Jenis = hard water
pH = 7,6 – 8,2
Turbiditas = 5000 NTU
Kesadahan = 323 ppm
1.2. Mutu air yang diharapkan setelah dilakukan pengolahan :
Jenis = hard water
pH = 7,5 – 8,5
Turbiditas = maks. 3 NTU
Kesadahan = maks. 220 ppm
3
PENGOLAHAN AIR
2. Babat berupa hardwater yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan service water dan air hydrant. Produk yang dihasilkan
memenuhi spesifikasi sebagai berikut :
2.1 Karakteristik bahan baku air :
Jenis = hard water
pH = 7 – 8,5
Turbiditas = 5000 NTU
Kesadahan total = > 170 ppm
Kesadahan Ca = 0,4 – 1 ppm
2.2 Mutu air yang diharapkan setelah dilakukan pengolahan :
Jenis = hard water
pH = 7,5 – 8,5
Turbiditas = maks. 3 NTU
Kesadahan = maks. 220 ppm
Residual = 0,4 – 1 ppm
4
PENGOLAHAN AIR
Tahap-tahap proses pengolahan air di Babat dan Gunung
Sari secara umum, yaitu :
1. Penghisapan
Dilengkapi dengan pompa vacuum. Pemakaian system
ini disebabkan ketinggian permukaan air sungai tidak
tetap.
 
2. Penyaringan
Menggunakan Carse dan Fine Screen untuk menyaring
kotoran berukuran besar.

5
PENGOLAHAN AIR

3. Pengendapan
Dilakukan secara gravitasi menggunakan settling
pit untuk mengendapkan partikel yang tersuspensi
dalam air. Faktor yang mempengaruhi adalah laju
alir dan waktu tinggal.

6
PENGOLAHAN AIR

4. Flokulasi dan koagulasi


Untuk mengendapkan suspensi partikel koloid yang tak
terendapkan karena ukurannya sangat kecil. Bahan kimia
yang digunakan pada proses ini, yaitu :
Polyelektrolit (FeCl3.6H2O 10%-w), sebagai koagulan untuk
mempercepat proses pengendapan dengan membentuk
flok lebih cepat dan lebih besar.
Alum, sebagai flokulan untuk mengikat partikel-partikel
kecil yang menyebabkan keruhnya air menjadi flok-flok
yang lebih besar.
Kapur (CaCO3), sebagai pengatur pH.

7
PENGOLAHAN AIR

5. Filtrasi
Menggunakan saringan pasir silica (sand filter) untuk
menyaring padatan tersuspensi.
 
6. Penampungan dan Pemompaan
Penampungan dan pemompaan, dilakukan dengan
pompa sentrifugal.

8
PENGOLAHAN AIR

Pengolahan air dipergunakan untuk :


1. Air Proses
a. Merupakan air demineralisasi yang bebas dari
mineral seperti ion positif dan ion negatif yang
dapat merusak alat dan mengganggu proses.

b. Proses demineralisasi: Menghilangkan ion


positif menggunakan resin penukar kation
,untuk regenerasi menggunakan larutan asam
sulfat 2 – 4 % dan ion negatif menggunakan resin
penukar anion , untuk regenerasi dengan larutan
NaOH 4 %.

9
PENGOLAHAN AIR

2. Air Umpan Boiler


a. Merupakan air demineralisasi dan bebas dari gas
O2, CO2 yang bersifat korosif. Penghilangannya
dengan cara Deaerasi.

b. Air demin yang bebas dari gas O2 dan CO2 harus


ditambahkan zat kimia seperti senyawa fosfat
untuk menghindari terbentuknya kerak dan O2
scavenger untuk menghilangkan gas O2 serta
pengatur pH dengan injeksi Amin.

10
PENGOLAHAN AIR

3. Air Pendingin ( Cooling water )


Dipergunakan untuk sarana pendingin mesin pabrik,
proses produksi pabrik, dan Condenser.
Untuk pengendalian kualitas air ditambahkan bahan
kimia :
 Senyawa fosfat untuk mencegah korosi
 Senyawa Cl2 sebagai antibiocide
 Asam sulfat sebagai pengatur pH, pencegah
terjadinya kerak,dan mencegah pengendapan
lumpur.

11
PENGOLAHAN AIR

4. Air Minum
a. Syarat kualitas air minum yaitu tidak berbau,
jernih, tidak mengandung bakteri, tidak
berwarna, pH sekitar 7,5.
b. Digunakan untuk keperluan sanitasi pabrik,
kantor, dan perumahan dinas PT. Petrokimia
Gresik.

12
PENGOLAHAN AIR
4. Kualitas Air Minum
Parameter Satuan Max. diijinkan
E-Coli Jumlah per 100 sampel 0
bakteri Coliform Total mL 0
Jumlah Chromium Jumlah per 100 sampel 0,05
Nitrit (NO2 sebagai) mL 3
Nitrat (sebagai NO3) ppm 50
Bau ppm tanpa bau
Warna ppm 15
padatan terlarut total - 500
Kekeruhan TCU 5
Bau ppm Hambar
Suhu NTU ambient
Besi - 0,3
Kekerasan °C 500
Khlorida ppm 250
Mangan ppm 0,4
pH ppm 6,5-8,5
Seng ppm 3
sulfat - 25
Tembaga ppm 2
Amonia ppm 1,5 13
PENGOLAHAN AIR

5. Air Hidran dan Air Service


a. Merupakan hard water yang langsung diambil dari
TK 951.
b. Air Hidran digunakan sebagai pemadam
kebakaran, sedangkan air service digunakan
sebagai sarana kebersihan pabrik.

14
WATER TREATMENT

Singkatan yang dipergunakan :


Singkatan Deskripsi Singkatan Deskripsi

SCF Self-Cleaning Filter RO Reverse Osmosis

MMF Multi Media Filter DEG Degasifier

ACF Activated Carbon Filter ACF-C ACF untuk Kondensat


Multi Media Filter untuk
MMF-P CE Penukar kation
Air Minum
Activated Filter Karbon
ACF-P MB Mixed Bed Ion Exchanger
untuk Air Minum
UF Ultra Filtrasi IC Iron Cartridge

CF cartridge Filter PHE kondensat Cooler

15
WATER TREATMENT

FI-102
From OSBL T-20101 CW
FTW Tank
P-20101 A/B/C S-20203 A-D
UF Unit
LIC-102 A
T-20202
T-20201 UF FTW Tank
ACF Tank
P-20102 A/B/C
T-20102
MMF & ACF
PTW Tank
LI-1046
P-20201
A/B/C
MMF & ACF
PTW P-20103 A/B
P-20202 A/B
PTW

P-20106 A/B P-20203 A/B/C


SC From Urea

T-20207
Condensate Proses
Tank Condensate

S-20205 A-D T-20203


P-20104 A-E
RO Unit
P-20105 ACF & Cat
P-20208 ECHENGER
A/B/C A/B/C
T-20104 T-20230
BRINE Tank Regen Tank
T-20208
Demin Water DW to NH3
Tank
P-20211 A/B/C

TC From CW DW to IPP
P-20210 A/B 16
TC From NH3
WATER TREATMENT

Sistem Demineralisasi terdiri dari semua fasilitas untuk mengolah Filter water
dan kondensat dari Amoniak, Urea dan Unit Supporting, dan menghasilkan
Demin water untuk proses.

Sistem untuk proses sbb:


 Filter water dengan produk RO dengan kapasitas maksimum 250 t / h.
 Karbon aktif dan kation exchanger untuk proses kondensat dengan
kapasitas maksimum 134 t / h .
 Mixed Bed Ion Exchanger dengan kapasitas maksimum 307 t / h outlet
untuk pengolahan produk RO , proses kondensat, dan kondensat steam.
 Turbin kondensat dengan maksimal flow 214 t / h.
 Tangki Demin water untuk menyimpan Demin water bersama-sama
dengan kondensat turbin dan mengirimkannya ke USER.

17
WATER TREATMENT

1. MULTI MEDIA FILTER ( MMF )


1.1 Definisi
Filter Multimedia / Multi Media Filtration (MMF) adalah
proses penyaringan dengan menggunakan tiga atau lebih
media yang berbeda. Media yang biasanya dipakai adalah
Coal Anthracite, Silica Sand dan Silica Gravel.
Perbedaan diantara media-media yang dipakai biasanya
tergantung dengan perbedaan ukuran dan massa jenis.
Keuntungan dari Filter Multimedia dibanding penyaringan
konvensional yang menggunakan pasir adalah
Filter Multimedia dapat menyaring lebih banyak partikel-
partikel sebelum membutuhkan proses backwashing.

18
WATER TREATMENT

Demineralisasi untuk memproses Filter Water dengan produk RO


dengan kapasitas maksimum produk 250 t / h.
Sebelum Filter water dapat diproses di RO, air harus diproses
melalui MMF, ACF, UF dan filter cartridge.
Filter water dipompa ke MMF (S20201 A ~ F) dan kemudian
ACF (S20202 A ~ F) oleh FW Pump untuk DW (P20102A / B / C)
untuk menghilangkan bahan organik padat dan lainnya dan
kemudian disimpan dalam ACF Filter water tank ( T20201)
kapasitas 150 m3 .
Kalsium hipoklorit sebagai biosida di injeksikan ke MMF untuk
mencegah pertumbuhan organisme dalam peralatan dan
mencegah bio-fouling pada membran Ultrafiltrasi.
19
WATER TREATMENT

Gambar Multimedia Filter

Anthracite 300 mm, Mesh 4 – 6 mm

Silica Sand 300 mm, Mesh 0.6 – 1 mm

Silica Gravel 160 mm, Mesh 6 - 8mm

20
WATER TREATMENT

1.2 Penggunaan
Filter Multimedia biasanya digunakan jika Silt Density
Indeks (SDI) lebih besar dari 3 atau kekeruhannya lebih
besar dari 2 NTU. Biasanya Filter Multimedia ini dipakai
sebagai pre-treatment dari Reverse Osmosis atau Ion
Exchange untuk mencegah fouling / kebuntuan

21
WATER TREATMENT

1.3 Pemeliharaan
a. Masalah ini dapat dilihat dari penuruan tekanan / pressure drop
yang tinggi atau naiknya level kekeruhan dari air yang keluar dari
Filter Multimedia. Backwashing harus dilakukan jika perbedaan
penurunan tekanan lebih dari 10 psi sepanjang media penyaringan.
Jika kekeruhan pada air yang sudah disaring naik sampai 10% dari
biasanya, backwashing juga harus dilakukan.
b. Backwashing dilakukan dengan cara mengalirkan air secara terbalik
melalui Filter Multimedia. Backwashing berguna untuk
membersihkan partikel partikel yang tersangkut di Media
penyaringan. Setelah backwash dilakukan, Media penyaringan
dibiarkan untuk mengendap selama beberapa waktu sebelum di
bilas dan beroperasi kembali. Seiring waktu, partikel dari media
penyaringan yang permukaannya kasar akan menjadi halus dan
mengurangi kemampuan untuk menyaring secara optimal dan
harus diganti secara berkala.
22
WATER TREATMENT

MULTIMEDIA FILTER

Kualitas air dari outlet MMF


pH 7.5 - 8.5
Turbidity ( Max ) NTU 4
M-Alkainity as CaCO3 ( Max) ppm 250
Ca-Hardness, CaCO3 ( Max ) ppm 180
Total Hardness, CaCO3 (Max) ppm 220
Cloride as Cl- (Max) ppm 62
Silica as SiO2 (Max) ppm 63
Condactivity (Max) µs/cm 600
Total Iron as Fe ppm < 0.3
Total Disolved Solid (Max) ppm 375

23
WATER TREATMENT
2. ACTIVATED CARBON FILTER
Filter karbon aktif umumnya digunakan dalam proses
menghilangkan senyawa organik dan / atau
mengekstraksi agar klorin terbebas dari air.
ACF juga berfungsi untuk menghilangkan sedimen, rasa
dan aroma yang terkandung di dalam air.
Penyaringan Karbon Aktif, seperti halnya metode
pengolahan air, tidak mampu menghilangkan setiap jenis
kontaminan yang mungkin ada dalam air. Misalnya, Activated 300 mm,
natrium, mikroba, fluorida, dan nitrat tidak dapat Carbon Mesh 0.6 – 2.36 mm

dihilangkan dengan penyaringan karbon aktif saja.


Pelunakan air juga tidak dapat dicapai dengan filter
karbon aktif. Selain itu, logam berat, seperti timbal,
hanya dapat dihilangkan dengan jenis pengolahan air Silica Gravel 160 mm,
Mesh 6 – 8 mm

karbon aktif yang sangat spesifik, yang biasanya hanya


digunakan di filter tempat penggunaan residensial.

24
WATER TREATMENT

Kualitas air dari outlet ACF


pH 7.5 - 8.5
Turbidity ( Max ) NTU 3
M-Alkainity as CaCO3 ( Max) ppm 250
Ca-Hardness, CaCO3 ( Max ) ppm 180
Total Hardness, CaCO3 (Max) ppm 220
Cloride as Cl- (Max) ppm 62
Silica as SiO2 (Max) ppm 63
Condactivity (Max) µs/cm 600
Total Iron as Fe ppm < 0.3
Total Disolved Solid (Max) ppm 375

25
WATER TREATMENT
3. ULTRA FILTRATION
3.1 Definisi
 Membran ultrafiltrasi  merupakan salah satu jenis membran filtrasi
untuk memisahkan komponen dengan berat molekul tinggi dan
rendah.
 Proses pemisahan terjadi secara filtration alias umpan mengalir
sepanjang permukaan membran secara tangensial.
 Keuntungannya suspended solid akan tersapu aliran konsentrat
secara kontinue.
 Dimana dalam proses pemisahan membran ini melewatkan
komponen dengan berat molekul rendah, sedangkan komponen
dengan berat molekul tinggi seperti makro molekul, polisakarida,
dan protein akan ditahan.
 Hal ini terjadi karena jenis membran ini termasuk berpori. Akan
tetapi struktur membrannya lebih asimetris bila dibandingkan
dengan membran mikrofiltrasi lain.
26
WATER TREATMENT
Definisi
 Ukuran pori membran lebih tepatnya berkisar 0.1- 0.01 micron yang
bekerja pada tekanan antara 1 sampai 3 bar.
 Ultrafiltrasi merupakan proses pemisahan yang memisahkan molekul
berdasarkan ukuran molekul terlarut menggunakan suatu membran
dan dibantu dengan tekanan.
 Membran ultrafiltrasi berupa membran dengan ukuran pori-pori
yang berkisar dari 1 hingga 100 nm, bersifat permeabel kasar, tipis,
dan selektif yang mampu menahan makromolekul seperti koloid,
mikroorganisme, dan pirogen.
 Molekul yang lebih kecil seperti pelarut dan kontaminan terionisasi
dapat melewati membran ultrafiltrasi sebagai filtrate.
 Membran ini selain dapat dibuat untuk mengikat molekul berukuran
kecil dan membuat molekul berukuran besar melewatinya, hal ini
disebut selektivitas terbalik (reverse selectivity).

27
WATER TREATMENT

 Sama halnya dengan osmosis terbalik yang merupakan sebuah istilah teknologi
yang berasal dari osmosis.
 Osmosis adalah sebuah fenomena alam dalam sel hidup dimana molekul pelarut
biasanya air mengalir di daerah zat terlarut sampai sebuah konsentrasi yang
seimbang tercapai di kedua sisi membran.
 Osmosis balik (Reverse Osmosis) adalah sebuah proses pemaksaan sebuah
pelarut dari daerah berkonsentrasi tinggi melalui sebuah membran ke sebuah
larutan berkonsentrasi rendah dengan menggunakan sebuah tekanan melebihi
tekanan osmotik. Analog dengan osmosis dan osmosis terbalik, Pada selektivitas
terbalik, membran dibuat untuk menahan partikel dengan berat molekul rendah
sedangkan molekul berukuran besar dapat melewati membran karena berat
molekul yang lebih tinggi dapat tertarik ke bawah dipengaruhi oleh beberapa
faktor seperti gaya gravitasi.
 Prinsip kerja dari ultrafiltrasi ialah memisahkan secara selektif cairan plasma dan
larutan yang memiliki berat molekul rendah dari komponen intravascular dan
plasma menggunakan membran semipermiabel.
 Kekuatan yang menggerakan ultrafiltrasi adalah perbedaan tekanan hidrostatik
yang ada pada membran.
28
WATER TREATMENT

29
WATER TREATMENT
3.2 Penggunaan
Kegunaan ultrafiltrasi membrane dalam industri cukup beragam.
- Pengolahan air limbah industri
- filtrasi pada aeration tank
- Pengolahan air minum layak konsumsi.

Kegunaan Membrane ultrafiltrasi dalam industri khususunya industri air minum


didesain untuk menghasilkan produk air siap konsumsi dengan kualifikasi :
- Membran yang sesuai standar
- Membran ultrafiltrasi mampu mem filtrasi dengan ukuran pori 0,01 mm – 1
nm.

Poin penting yang tidak boleh terlewatkan terkait penggunaan membran filtrasi ini :
- Bahan baku air yang digunakan wajib bebas dari kontaminan atau bahan beracun
yang berbahaya lain.
- Terutama bahan berbahaya yang tidak bisa difilter menggunakan Membran
Ultrafiltasi.
- keharusan menggunakan sumber mata air penggunungan atau sumber mata air
yang sudah memiliki izin dalam produksi air minum kemasan atau isi ulang. 30
WATER TREATMENT

3. ULTRA FILTRATION ..
3.2 Penggunaan
Untuk pengolahan air yang akan dikonsumsi dalam lingkungan
internal dan tidak untuk diperdagangkan, maka bahan baku air wajib
didapat dari sumber yang ada di lingkungan setempat.
Pastinya bahan baku air wajib memenuhi persyaratan kualitas air
yang terjamin, pekerjaan diserahkan kepada ahlinya, dan melalui
proses pengujian akhir guna memastikan layak tidaknya produk air
untuk dikonsumsi.
Memang ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan dalam
proses menghasilkan air untuk dikonsumsi. Dimana faktor pengaman
ekstra yang terintegrasi mulai dari sumber bahan baku yang akan
diolah, perawatan fasilitas fisik, dan kebiasaan orang-orang di
lingkungan sekitar perlu diperhatikan. Hal ini mengingat membran
ultrafiltrasi hanyalah salah satu metode untuk memperoleh air bersih
layak konsumsi.
31
WATER TREATMENT
3. ULTRA FILTRATION ..
3.3 Pemeliharaan
Backwash pada UF ada dua, yaitu :
- Backwash top
- Backwash bottom.
Mengapa demikian, karena hal tersebut bertujuan untuk
mengoptimalkan proses backwash karena UF sendiri
penempatannya secara horizontal.
Backwash Top

32
WATER TREATMENT

3. ULTRA FILTRATION ..
 Selain backwash ada pula Chemichel Enhanced Backwash (CEB )
adalah backwash dengan larutan kimia yang terjadi pada filter UF.

 Chemichel Enhanced Backwash (CEB ) adalah backwash dengan


larutan kimia yang terjadi pada filter UF.
CEB menggunakan larutan :
- NaOCl
- Citric Acid(C6H8O7)
- Naoh.
 CEB yang pertama hingga ke enam menggunakan larutan NaOCl 5%
dan C6H8O7 5%.
 Sedangkan CEB yang ke tujuh menggunakan larutan NaOH 48%.

33
WATER TREATMENT

3. ULTRA FILTRATION ..
Selain Backwash dan CEB ada pula Cleaning In Place Cleaning ( CIP ) membrane
dilakukan jika membrane UF sudah menurun produksi yang indikasi dari kapasitas
menurun, pressure tinggi hingga maximum (1.8kg/cm²) dan kualitas produksi
tidak mencapai.

Cleaning membrane UF di lakukan manual dengan menggunakan :


- Larutan kimia basa dan asam
- Larutan yang digunakan NaOH 0,1 % dan HCl 0,1 %.

Larutan kimia dilakukan tidak bersamaan namun satu persatu, setelah di cleaning
dengan basa selesai selama 4-6 jam kemudian dilakukan cleaning dengan asam
selama 1-2jam dengan metode yang sama.
Sistem cleaning di awali dengan :
- Sirkulasi melalui jalur CIP pada sistem UF selama 30 – 60 menit
- perendaman selam 1 – 2 jam.
- Pembilasan hingga sisa larutan kimia tidak tersisa.
- Akhiri sistem cleaning dengan Flushing hingga kualitas permeate memenuhi
standard produksi. 34
WATER TREATMENT
3. ULTRA FILTRATION ..

Kualitas air dari outlet UF


pH 7.5 - 8.5
Turbidity ( Max ) NTU <1
M-Alkainity as CaCO3 ( Max) ppm 250
Ca-Hardness, CaCO3 ( Max ) ppm 180
Total Hardness, CaCO3 (Max) ppm 220
Cloride as Cl- (Max) ppm 62
Silica as SiO2 (Max) ppm 63
Condactivity (Max) µs/cm 600
Total Iron as Fe ppm < 0.3
SDI (Max) ppm 3
Total Disolved Solid (Max) ppm 375

35
WATER TREATMENT
4. REVERSE OSMOSIS
4.1 Definisi
 Reverse Osmosis adalah suatu proses untuk memurnikan air dengan
menggunakan tekanan tinggi untuk mendorong air melalui semi-
permeable membran. 
 Tekanan digunakan untuk melalui Air ke membran tertentu untuk
memisahkan sebagian besar kontaminasi yang ada.
 Proses ini termasuk dalam proses separasi kimia.
 Osmosis sendiri adalah fenomena alami dan salah satu proses
terpenting yang ada di alam ini.
 Proses osmosis adalah dimana larutan garam yang berkadar rendah
akan cenderung bermigrasi ke larutan garam yang berkadar tinggi.
 Beberapa contoh adalah dimana akar dari pohon menyerap air dari
tanah.
 Reverse Osmosis adalah proses Osmosis yang terbalik .
36
WATER TREATMENT

 Proses Osmosis yang terbalik :


 Dimana proses Osmosis yang terjadi secara alami ini tidak perlu
mengunakan energi untuk bekerja.
 Agar proses Reverse Osmosis dapat bekerja, diperlukan energi,
yakni tekanan / pressure dengan pompa bertekanan tinggi untuk
dapat menyaring air yang terkontaminasi untuk melalui membran,
dan 95 – 99% dari kontaminan tersebut tersaring.
 Air sudah disaring biasa disebut Permeate Water, dan yang
tersaring biasa disebut Reject Stream.

37
DEMINERALIZATION SYSTEM

1. Filter Water System


* Self Cleaning Filter ( S20102 A – F )

2. Multi Media Filter ( S20201 A – F )

3. Activated Carbon Filter (20202 )

4. Ultrafiltration ( E20203 A – D )

5. Reverse Osmosis ( E20204 A – D )

6. Degassifier ( C20201 )

7. Mixed Bed ( E20203 A-E )

8. Demin Tank ( T 20208 ) 38


WATER TREATMENT
PROSES FLOW FILTER WATER
OXIDANT T-20101 FROM BABAT
Filtered
Water Tank
22000 M³

T-20201
ACF Z 20212 P-20102 A/B/C
FILTERED MIXER FOR MMF Cap: 186 m³ph
TANK Rate Cap : 205 m³ph
150 M³
S 20201 A ~ F
S 202012 A ~ F MULTI MEDIA FILTER To Cooling Water
P-20201 A/B/C ACTIVATED
N: 186 M³PH Cap @ : 74.5 m³ph
CARBON FILTER P-20101A/B/C
RATE:205 M³PH N Cap : 277 m³ph
Rate Cap : 360 m³ph
To Service Water

P-20103A/BRate
Cap : 70 m³ph

S 20203 A ~ D
UF T-20202
Chemical waste Filtered
93 M³PH
To Netrlizing Pit
Water Tank
To Chem cleaning tank
200 M³

UF Rejact water

Plant Air

39
WATER TREATMENT
4. REVERSE OSMOSIS
T-20208 T-20207
P-20211A/B DEMIN WATER CONDENSATE
PROSES FLOW RO TO AMONIAK TANK Tank
3100 M³ 2116 M³
TO IPP E-20203 A-E
MIXBED P-20208 A/B/C
P-20210A/B

T-20202 From UF
Ultra Filtered Water
Tank
200 M³

S-20205 A-D
P-20203 RO UNIT T-20203
A/B/C DEGASIFIER
Z-20214 150 m³
P-20204 B-20201 B B-20201 A
A-E
P-20205 A/B
S-20204 A-E
UF

T-20204
BRINE WATER TANK
1000 M³

T-20219 S-20209 B TO TK 952


ACID
P-20214AB

T-20219 P-20219 P-20218 T-20212 P-20221 T-20215 P-20222 T-20216 TO BACKWASH WATER
MMF
ACID REDUCTANT NON OX BIOCIDE ANTI SCALE TANK
TANK TANK P-20207AB
P-20232 T-20210 40
CIP RO TANK
WATER TREATMENT
4. REVERSE OSMOSIS
4.2 Penggunaan
Sebagian besar kontaminan yang tersaring oleh membran adalah garam terlarut (ions), partikel kecil,
koloid, organik, bakteri dan pirogens. Proses ini sering digunakan untuk menyaring air payau, air
permukaan dan air tanah. Beberapa proses yang menggunakan Reverse Osmosis yakni:
setelah Chemical Doser, Storage Tank, Settling Pond
sebelum Media Filter, UF, NF, Cartridge Filter, Heat Exchanger, Cooling Tower, Vent Condenser
Beberapa parameter yang dapat menilai kinerja Reverse Osmosis adalah Recovery (%) dan Salt Rejection
(%). Recovery (%) adalah persentase jumlah air yang sudah disaring (permeate) berbanding dengan
jumlah awal air. Lebih tinggi Recovery, lebih baik karena air yang terbuang lebih sedikit, namun terlalu
tinggi dapat mengakibatkan berbagai masalah dalam kerak / scaling dan kotor / fouling. Salt Rejection
memberikan informasi seberapa effektif membran bekerja menyaring kontaminan secara keseluruhan.
Adapun perbedaan antara Stage dan Pass dalam proses Reverse Osmosis. 1st stage dan 2nd stage
berbeda dengan 1 pass dan 2 pass. 1st stage adalah dimana stream air yang masuk akan keluar di
permeate atau di reject stream. 2nd stage adalah dimana air reject stream yang keluar dari Reverse
Osmosis pertama akan menjadi stream air masuk untuk Reverse Osmosis kedua. Air permeate stream
yang keluar dari yang pertama dan kedua akan digabung. Proses ini biasa digunakan untuk
meningkatkan Recovery. Sebaliknya, proses dari 2 pass adalah dimana air permeate stream yang keluar
dari Reverse Osmosis pertama akan menjadi stream air masuk untuk Reverse Osmosis kedua. Proses ini
adalah untuk meningkatkan kualitas air yang akan keluar dari keseluruhan.

41
WATER TREATMENT

4.3 Pemeliharaan RO
Untuk menghindari adanya kerak pada pada maka umpan air sebelum memasuki
RO air diinjeksi Anti Scale. Untuk menghindari adanya kadar klorin yang terlarut
dari feed water maka diinjeksi dengan Sodium Metabisulfit (NaS2O5). Untuk
mengatur PH umpan air yang akan masuk ke dalam RO maka diinjeksi dengan
Asam Sulfat (H2SO4).
Jika Pressure inlet tinggi maksimal (12 kg/cm²) dan ∆P tinggi serta produk
sedikit, maka dilakukan CIP pada RO atau cleaning in place. Cleaning membrane
di lakukan manual dengan menggunakan larutan kimia Alkali dan Acid, Larutan
yang digunakan NaOH 0,1 % dan HCl 0,1 %.
Larutan kimia dilakukan tidak bersamaan namun satu persatu, setelah di
cleaning dengan Alkali selesai kemudian dilakukan cleaning dengan acid dengan
metode yang sama.
Sistem cleaning di awali dengan sirkulasi melalui jalur CIP selama 30 – 60 menit
dan kemudian perendaman selam 1 – 2 jam. Setelah di rendam bilas hingga sisa
larutan kimia tidak tersisa, kemudian di akhiri sistem cleaning dengan Flushing
hingga kualitas permeate memenuhi standard produksi.
42
WATER TREATMENT

Kualitas air dari outlet RO


pH 4.5 - 5
Turbidity ( Max ) NTU <1
M-Alkainity as CaCO3 ( Max) ppm 2.62
Ca-Hardness, CaCO3 ( Max ) ppm 0.5
Total Hardness, CaCO3 (Max) ppm 0.57
Cloride as Cl- (Max) ppm 0.52
Silica as SiO2 (Max) ppm 0.72
Condactivity (Max) µs/cm < 10
Total Iron as Fe ppm 0
Total Disolved Solid (Max) ppm 6

43
WATER TREATMENT

5. DEGASIFIER
5.1 Definisi
Degasifier adalah suatu alat yang berfungsi untuk menghilangkan atau
melepaskan kadar CO2 pada air. Pelepasan CO2 sendiri bertujuan untuk
mencegahnya korosi karena sifat CO2 sendiri dapat mengakibatkan
adanya korosi pada pada alat. Cara kerja digasifier sendiri adalah air
umpan masuk melalui atas kemudia akan bertemu dengan netting
ringyang berfungsi untuk memeperluas kontak air umpan dengan
udara yang diblow upoleh blower sehingga membantu mempercepat
reaksi pelepasan CO2 pada air umpan. Kemudian air outlet akan
ditampung oleh tanki yang ada di bawahnya. Sedangkan uap atau udara
hasil buangan dari reaksi tadi dihembuskan melalui cerobong yang ada
di atas.

44
WATER TREATMENT

5.2 Penggunaan dan Pemeliharaan DEGASIFIER


Degasifier merupakan suatau alat yang digunakan
untung melepaskan kandungan CO2 dengan cara
mereaksikan air yang melewati netting ring dengan
udara yang diblow up oleh blower. Untuk
Pemeliharaannnya sendri cukup sederhana yakni cukup
mengadakan cek perminngguan mengenai kinerja
blower. Jika dirasa filter dari dari blower sudah kotor
maka harus dibersikan dan dengan cara disikat dan
dibilas dengan air bersih guna mengoptimalakan
kembali kinerja dari blower.

45
WATER TREATMENT
5. DEGASIFIER

46
WATER TREATMENT
6. MIXED BED POLISHER
6.1 Definisi

Mixed Bed Polisher adalah suatu alat penukar ion dengan menggunakan resin
anion dan cation untuk mendapatkan air yang bebas mineral atau demineralized
water. Yang dimana kation di sini berfungsi sebagai ion bermuatan negatif yang
nantinya akan mengikat ion- ion positif. Begitupun sebaliknya anion pada mixed
bed polisher berfungsi sebagai ion bermuatan positif yang nantinya akan
mengikat ion- ion negatif.

T.20208
T.20207 DeminWater Tank
Condensate Tank Cap. 3100 m³
Cap. 2000 m³

P20207 A/B/C

E20203 A-E

T.20230
Regeneration Tank
Cap. 2000 m³ T 20220 T 20219
ALKALI DOSING ACID DOSING TANK
TANK
47
P20212 B/C P20226 A/B
P20230 A/B
WATER TREATMENT

Resin Cation
Resin Cation yang berfungsi untuk mengikat ion – ion positif
melalui reaksi berikut :
RH2 + 2NaCI  RNa2 + 2HCI
RH2 + CaCO3  RCa + H2CO3
RH2 + BaCI2  RBa + 2HCI
Resin ini akan jenuh yang ditandai dengan
- Conduktivity anion naik
- FMA ( free mineral acid ) turun
- PH naik
- TH ( total hardnes ) > 0
Reaksi yang terjadi selama regenerasi resin
RNa2 + H2SO4  RH2 + Na2SO4
. RCa + H2SO4  RH2 + CaSO4
RBa + H2SO4  RH2 + BaSO4
48
WATER TREATMENT

Resin Anion
Resin Anion yang berfungsi untuk mengikat ion – ion Negatif
melalui reaksi berikut :
R(OH)2 + H2SO4  RSO4 + 2H20
R(OH)2 + HCI  RCI2 + 2H20
R(OH)2 + H2CO3  RCO3 + 2H20
Resin ini akan jenuh dengan indikasi
PH turun
SIO2 > 0.2
Conductivity turun drastis
Reaksi yang terjadi selama ragenerasi resin adalah
RSO4 + 2NaOH  R(OH)2 + Na2SO4
RCI2 + 2NaOH  R(OH)2 + 2NaCI
RCO3 + 2NaOH  R(OH)2 + Na2CO3

49
WATER TREATMENT

6. MIXED BED POLISHER


Mixbed exchanger berisi campuran resin anion dan cation
, karena perbedaan berat jenis resin anion berada lapisan
atas dan resin cation pada lapisan bawah .
Resin pada mixbed dapat mengalami kejenuhan dengan
indikasi
- PH cenderung naik terus atau turun terus
- TH > 0
- SIO2 > 20ppb
- Cond naik terus ( diatas 0,3 mohms )

Spesifikasi air mixbed


PH : 7.0
Cond : < 0,3 mohms
SIO2 : < 20ppb

50
WATER TREATMENT

6.2 Penggunaan dan Pemeliharaan MIXED BED POLISHER

Mixed bed polisher merupakan tahapan terakhir dalam proses


pembuatan demineralized water. Sehingga pada tahap ini
benar- benar dijaga kualitas airnya.
Resin pada mixed bed polisher mempunyai nilai titik jenuh
dimana pada saat itu resin sudah terlalu banyak memuat ion-
ion negatif dan positif. Sehingga kinerja resin mixed bed
polisher menurun dan menyebabkan kualitas outlet dari
mixed bed polisher tidak sesuai nilai yang ditentukan . Oleh
karena itu diperlukanya proses regenerasi pada resin mixed
bed polisher untuk mengoptimalkan kembali kinerja resin.

51
WATER TREATMENT
Tahapan melakukan Regenerasi Mixbed
1. Backwash resin bertujuan untuk memisahkan resin kation dari resin anion.
2. Biarkan resin mengendap.
3. Turunkan level air ke permukaan resin.
4. Dosing soda kaustik untuk Anion dari bagian atas dan Asam sulfat untuk cation dari
bagian bawah melalui jalur pipa regen yang dilarutkan dalam air demineralisasi dari
Regeneration Tank (T20230).
5. Rinsing dengan cara pengaliran air demin melalui bagian atas dan bawah dengan
pengeluaran drain dari tengah. Seperti regen dengan kimia namun hal ini dosing kimia
di tutup sehingga aliran membilas sisa kimia yang ada di resin .
6. Turunkan kembali air ke permukaan 30 cm di atas resin.
7. Mixing resin dengan udara bersih dari bagian bawah (air scouring).
8. Setelah di mixing turunkan kembali resin didalam air dengan mendiamkan beberapa
menit.
9. Isi kembali unit perlahan dengan air demin melalui bagian atas dan buka katup udara
tangki hingga air terisi penuh di tangki.
10. Lakukan bilasan akhir dengan air umpan pada laju alir layanan sampai kualitas air yang
diolah yang diinginkan diperoleh.

52
PROSEDUR REGENERASI MIXBED

1. Level discharge selama 5 menit

2. Back wash menggunakan air demin selama 20 menit

3. Level discharge selama 10 menit

4. Regenersi Anion dengan larutan NaOH 4% selama 60 menit dengan flow air 8,5 m3/jam dari
cation, density 1.034 ( prosedur regenerasi sama dengan anion exchanger )

5. Washing 1 menggunakan air cation dengan flow 8.5 m3/jam ( yang dimatikan hanya pompa
sodanya ) selama 60 menit

6. Washing 2 menggunakan air demin selama 30 menit dengan flow 25 m3/jam

7. Regenerasi Cation dengan larutan H2SO4 (4%) selama 55 menit dengan flow 6 m3 dari air
filter, density 1.03

8. Level discharge selama 5 menit ( tinggi air sampai leher angsa )

9. Washing 1 hanya mematikan pompa H2SO4 flow tetap 6 m3/jam selama 15 menit ,
kemudian alirkan air demin dengan flow 6 m3/jam selama 30 menit

10. Washing 2 flow air demin ditambah menjadi 25 m3 selama 25 menit

11. Final washing dengan air demin flow 30 m3/jam selama 60 menit
53
WATER TREATMENT

Kualitas air dari outlet MIXED BED POLISHER

pH 6.5 - 8.0

Turbidity ( Max ) NTU <1

Silica as SiO2 (Max) ppb 20

Conductivity (Max) µs/cm 0.3

Total Iron as Fe ppm 0.01

54
WATER TREATMENT

ANALISA BRINE TANK

pH 7.9

Turbidity ( Max ) NTU 0.81

Silica as SiO2 (Max) ppm 82.80

Conductivity (Max) µs/cm 1458

Cl2 ppm 0

55
Terima kasih
Thank You
Edi Kuntjahyono

56

Anda mungkin juga menyukai