Anda di halaman 1dari 52

BAB III

PEMBAHASAN

1. Water Treatment (WT)


1.1 Pengertian dan Prinsip Kerja WT
Water Treatment atau pengolahan air adalah setiap proses pengolahan air
yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas air dengan memperhatikan
parameter-parameter yang sudah ditentukan .Proses pengolahan air pada PLTU
Growth Asia terdiri dari beberapa tahapan hingga mencapai kualitas air yang
dibutuhkan oleh boiler.
Proses pengolahan air pada water treatment sebagai berikut:
1) Air yang digunakan pada PLTU Growth Asia berasal dari sungai deli.Air
dari sungai ini akan diolah terlebih dahulu di Growth Sumatera dengan
penambahan beberapa chemical seperti:S-1009 (koagulant) berfungsi
untuk menggumpalkan lumpur ,S-1101 untuk (flokulan) untuk
memadatkan gumpalan lumpur sehingga mengendap ke bawah dan Soda
Ash untuk menaikkan pH.Air ini lah yang akan disuplay oleh Growth
Sumatera menuju PLTU GA.
2) Di PLTU GA Air akan dipompakan ke clarifier, dan akan terjadi proses
koagulasi sehingga terjadi pemisahan antara air dengan gumpalan-
gumpalan zat padat.Air jernih akan terkumpul pada bagian samping
sedangkan endapan kotoran akan mengumpul pada bagian tengah bawah.
3) Air jernih dari clarifier akan mengalir ke CT (cooling tower) dan Make Up
dengan memanfaatkan gaya gravitasi. Di CT ada tambahan campuran
bahan kimia yaitu S3006, S3104 dan S-1450.S3006 (corrosion inhibitor)
berfungsi untuk mencegah terjadinya korosi pada CT; S3104 (cooling
water dispersant) berfungsi agar tidak terjadi pembentukan kerak; dan S-
1450 (Oxy Hg) berfungsi menghilangkan bakteri, organisme dan lumut.
Setelah penambahan chemical maka air dari CT tersebut dapat dipakai
untuk pendinginan di kondensor.
4) Untuk air yang ditampung di make up akan dipompakan ke sand filter
denganbantuan pompasand filter. Di sand filter akan terjadi penyaringan
partikel-partikel kotoran pada air. Dari sand filter, air akan mengalir ke
carbon filter yang berfungsi sebagai tempatuntukmenghilangkan
bau,partikel besi (Fe), dan menghilangkan bakteri mikroorganisme. Air
produk penyaringan dari carbon filter akan siap diolah lebih lanjut pada
sistem RO(Reverse Osmosis).
5) Sebelum air masuk ke proses RO,air akan di injek chemical S-8010 (RO
Treatment),ini berfungsi untuk melapisi membran supaya tidak ada
lumut.Pada sistem RO air mengalir ke cartridge untuk disaring kembali
sebelum air masuk ke vessel.Selanjutnya dengan bantuan pompa booster,
air akan dipompakan ke vessel.Didalam vessel ini terdapat beberapa buah
membran ,yang berfungsi untuk menyaring kandungan bakteri ,warna,bau
dan kotoran pada air.Air yang kotor dari proses RO ini akan dibuang ke
rejec tank, sedangkan air produk akan dipompa ke feed tank ,tetapi
sebelumnya air telah di injek chemical S-2002 (Alcalinity Booster) yang
berfungsi untuk menaikkan pH air.Air produk dari RO selain untuk
kebutuhan untuk boiler juga sebagian dipakai sebagai air untuk kebutuhan
air minum.
6) Setelah masuk ke feed tank ,air akan dipompa ke deaerator dengan
menggunakan pompa deaerator.Air akan mengalami perubahan temperatur
pada deaerator karena air dipanaskan dengan memanfaatkan steam dari
o
turbin. Untuk Suhu air dideaeratorberkisar 100-105 C dan
Tekananmaksimum 0,3 bar.Selanjutnya air akan dipompakan ke boiler dan
selama proses itu,air akan di injeksikan chemical lagi seperti S-2101
(Oxygen cavenger) berfungsi untuk menaikkan kadar sulfit (SO3) dan
menghilangkan kadar O2; S-2301 (Condensate Treatment) untuk
menaikkan pH kondensat;S-2201 (Internal Treatment) yang berfungsi
untuk menaikkan fosfat(PO4). Melalui proses water treatment inilah
didapat kualitas air yang dibutuhkan oleh boiler,dengan parameter yang
ditentukan.
Gambar 1.1 Neraca Air PLTU GA KIM 3 2 x 15 MW
1.2 Standart Parameter Water Control
Tabel parameter water control yang digunakan pada PLTU GA KIM 3 yaitu:

No Sampel/Parameter RO Feed Boiler Condensor Make Up CT

1 Ph,Unit 6,5-7,5 8,0-9,0 10,0-11,5 7,5-8,5 6,5-7,5 7,6-8,2


2 TDS,ppm 10,Max 20,Max 1000,Ma 5,Max 200,Max 1000,M
x ax
3 P.Alcalinity,ppm - - - - - -
CaCO3
4 M.Alcalinity,ppm - 40,Max 400,Max - - 300,Ma
CaCO3 x
5 O.Alcalinity,ppm - - 2,5 x - - -
CaCO3 SiO2,Min
6 T.Hardness,ppm Trace Trace Trace - - 300,Ma
CaCO3 x
7 Silica,ppm SiO2 5,4,Ma 2,Max 40,Max 0,02,Max - 150,Ma
x x
8 Sulfite,ppm - - 10-40 - - -
Na2SO3
9 Phosphate,ppm - - 10-40 - - 5-12
PO4
10 Ferro Total,ppm 0,2,Mx 0,1,Max 2,Max 0,02,Max - 2,Max
Fe
11 Turbidity,FAU 1,Max - - - 3,Max 40,Max
12 Warna,Pt-Co 3,Max - - - 10,Max -
13 Free - - - - - 0,2-0,5
Chloride,ppm Cl2
14 Chloride,ppmCl- - 10,Max 100,Max - - -
15 Soluble Zinc,ppm - - - - - 0,4-2,0
Zn

Tabel 1.1 Standart Parameter Water Control

1.3 Komponen Utama Pada Water Treatment


Komponen yang digunakan saat pengolahan air adalah sebagai berikut:
1.3.1 Clarifier
Clarifier adalah tempat penampungan air dan tempat pengendapan
partikel-partikel zat padat seperti lumpur,pasir dan partikel-partikel
padat pada air.Dari clarifier ,air akan dialirkan ke cooling tower dan
tangki make up dengan memanfaatkan gaya gravitasi untuk pengolahan
lanjutan.

Gambar 1.2 Clarifier


1.3.2 Make up dan Rejec
Tangki make up merupakan tempat penampungan air sementara dari
clarifier.
Tangki rejec merupakan tempat penampungan air kotor dari sand filter,
carbon filter dan RO.

Gambar 1.3 Tangki Make Up dan Tangki Rejec


1.3.3 Sand filter
Sand filter merupakan tempat penyaringan air sebelum ke carbon filter.
Sand filter akan menyaring
Gambar 1.4 Sand Filter
1.3.4 Carbon filter
Carbon filter merupakan tempat penyaringan air setelah sand filter,
yang berfungsi untuk menghilangkan bau, menghilangkan Fe(besi), dan
menghilangkan partikel-partikel padat yang terdapat pada air setelah
penyaringan di sand filter.

Gambar 1.5 Carbon Filter


1.3.5 Pompa sand filter
Pompa sand filter berfungsi untuk memompakan air dari tangki makeup
menuju sand filter.
Gambar 1.6 Pompa Sand Filter
1.3.6 Cartridge filter
Untuk menjamin agar air baku yang masuk ke unit membran reverse
osmosis benar-benar sudah bersih dari pertikel-partikel fisik maka
Cartridge filter berfungsi sebagai alat penyaring akhir sebelum air
disaring dengan saringan skala molekul (Membran RO).

Gambar 1.7 Cartridge Filter


1.3.7 Pompa booster
Pompa booster adalah pompa yang berfungsi untuk memompakan air
dari cartridge filter menuju vessel dan pompa pendorong air produk RO
menuju feed tank.
Gambar 1.8 Pompa Booster
1.3.8 Vessel
Vessel merupakan tempat penyaringan air terakhir pada proses reverse
osmosis.Di dalam vessel terdapat beberapa buah membran yang terbuat
dari selaput semipermiable yang dapat diisi ulang dan berfungsi untuk
menyaring atau memfilter air dari kandungan logam,virus, dan bakteri
sehingga menghasilkan air murni yang akan dialirkan ke feed tank.

Gambar 1.9 Vessel


1.3.8 Feed Tank
Feed tank berfungsi sebagai tempat penampungan air hasil produk RO
sebelum dipompa ke deaerator.Kapasitas feed tank pada PLTU GA
adalah 170 ton.
Gambar 1.10 Feed Tank
1.3.9 Pompa Dearator
Pompa deaerator berfungsi untuk memompa air dari feed tank menuju
deaerator.
Pada PLTU GA KIM 3 terdapat 3 pompa dengan kapasitas 60 ton,10
ton,dan 10 ton.

Gambar 1.11 Pompa Deaerator


2. Boiler
2.1 Pengertian

Boiler atau Ketel uap adalah alat untuk menghasilkan uap air yang akan
digunakan untuk pemanasan atau tenaga gerak. Boiler yang digunakan di
PLTU GA KIM 3 merupakan boiler pipa air (Water Tube). Boiler/ketel uap
merupakan bejana tertutup dimana panas pembakaran dialirkan ke air sampai
terbentuk air panas atau steam berupa energi kerja. Air adalah media yang
berguna dan murah untuk mengalirkan panas ke suatu proses. Air panas atau
steam pada tekanan dan suhu tertentu mempunyai nilai energi yang kemudian
digunakan untuk mengalirkan panas dalam bentuk energi kalor ke suatu
proses.

Energi kalor yang dibangkitkan dalam sistem boiler memiliki nilai


tekanan, temperatur, dan laju aliran yang menentukan pemanfaatan steam yang
akan digunakan. Berdasarkan ketiga hal tersebut sistem boiler mengenal
keadaan tekanan-temperatur rendah (low pressure/LP), dan tekanan-temperatur
tinggi (high pressure/HP), dengan perbedaan itu pemanfaatan steam yang
keluar dari sistem boiler dimanfaatkan dalam suatu proses untuk memanaskan
cairan dan menjalankan suatu mesin, atau membangkitkan energi listrik
dengan merubah energi kalor menjadi energi mekanik kemudian memutar
generator sehingga menghasilkan energi listrik.

Sistem boiler terdiri dari sistem air umpan, sistem steam, dan sistem bahan
bakar. Sistem air umpan menyediakan air untuk boiler secara otomatis sesuai
dengan kebutuhan steam. Steam dialirkan melalui sistem pemipaan ke titik
pengguna. Sistem bahan bakar adalah semua perlatan yang digunakan untuk
menyediakan bahan bakar untuk menghasilkan panas yang dibutuhkan.
Peralatan yang diperlukan pada sistem bahan bakar tergantung pada jenis
bahan bakar yang digunakan pada sistem.

Spesifikasi Boiler:

 Merek :TAKUMA
 Model :N2200
 Max Work Pressure :46 Bar
 Max Steam Evaporation :70.000 kg/h
 Temperatur Uap :380⁰C
 Dibuat :Super Andalas Stell (2012)

Gambar 2.1 Boiler

2.2 Proses Kerja Boiler

Proses kerja boiler memiliki beberapa sistem yaitu sistem sirkulasi air, sistem
steam, dan sistem bahan bakar.

2.2.1 Sistem sirkulasi air

Sistem sirkulasi air merupakan sistem masuknya air dari deaerator menuju
boiler sehingga berubah menjadi uap. Air deaerator yang masuk ke boiler sudah
melewati beberapa proses pada Water Treatment dan turbin. Pertama, air akan
dipompakan dari deaerator menggunakan electric feed water pump menuju upper
drum, setelah itu air akan menuju economizer satu yang berfungsi sebagai
pemanas awal air. Tetapi Sebelum nya air telah dipanaskan dalam deaerator
dengan menggunakan steam sisa yang berasal dari turbin. Temperatur air di dalam
dearator berkisar 100-110⁰C. Didalam economizer satu ini, temperatur air akan
mengalami perubahan yaitu

INLET 1 = ± 110 ⁰C

OUTLET 1 = ±130⁰C.

Setelah dari economizer satu, selanjutnya air menuju economizer dua dengan
temperatur air akan semakin bertambah yaitu

INLET 2 = ±123⁰C

OUTLET 2 = ±150⁰C

Dari economizer dua air akan masuk ke upper drum. Water tube yang terhubung
antara upper drum dan lower drum akan terisi oleh air, yang selanjut nya akan
dipanaskan di ruang bakar. Temperatur di dalam ruang bakar berkisar 1200⁰C-
1400⁰C.

2.2.2 Sistem Uap pada boiler

Air yang mengalami perubahan temperatur karena terjadinya pemanasan


akan berubah menjadi steam basah. Steam basah ini akan naik kembali ke dalam
upper drum dan akan mengalami proses pemisahan antara uap dan air di separator
yang terdapat di dalam upper drum. Steam yang telah melewati separator akan
masuk ke dalam superheater yang memiliki temperatur berkisar 8000C-900⁰C. Di
dalam superheater, steam ini akan mengalami pemanasan uap panas lanjut hingga
temperatur dan tekanan steam mencapai kriteria yang dibutuhkan untuk memutar
sudu-sudu turbin. Setelah dari superheater, uap akan naik ke header superheater
yang berfungsi sebagai penampungan steam kering sebelum dikirimkan ke turbin
melalui main stop valve (MSV). Steam yang akan di kirim ke turbin adalah steam
kering dengan temperatur 370⁰C dan tekanan 35,5 Bar. Steam kering inilah yang
nantinya akan digunakan untuk memutar sudu-sudu turbin yang dikopel langsung
dengan generator untuk menghasilkan daya listrik.

2.2.3 Sistem Pembakaran pada Boiler


PLTU Biomassa PT Growth Asia merupakan salah satu pembangkit listrik
tenaga uap yang menggunakan bahan bakar biomassa sebagai bahan pembakaran
untuk menghasilkan panas pada boiler. Biomassa adalah salah satu energi
terbarukan yang dapat diperoleh dari bahan-bahan alami seperti tanaman,
pertanian, perkebunan, dan limbah industri serta limbah rumah tangga yang
bersifat organik.

Jenis bahan bakar yang digunakan dalam PLTU Growth Asia, yaitu:

a) Fiber g) Kayu giling


b) Sekam padi h) Tungkul jagung
c) Serbuk kayu i) Serbuk kayu
d) Kayu sembarang j) Batang Sawit
e) Batok
f) Antiwit

Biomassa inilah yang akan digunakan menjadi bahan bakar di ruang pembakaran
boiler. Setiap bahan bakar biomassa ini memiliki kalori dan kadar air yang
berbeda- beda. Pada PLTU GA KIM 3 terdapat dua penampungan bahan bakar
yang akan menjadi tempat penyuplai yaitu silo dan pendulum. Keduanya memiliki
fungsi yang sama yaitu tempat peyimpanan bahan bakar sementara sebelum
disuplai ke ruang pembakaran boiler. Bahan bakar akan terlebih dahulu di campur
di moving floor dan di kirim melalui conveyor belting Z sampai akhirnya masuk
ke pendulum. Dari pendulum inilah bahan bakar akan jatuh melewati hoper
menuju spreader yang berfungsi untuk meratakan bahan bakar di ruang bakar.
Agar tidak terjadi penumpukan bahan bakar maka spreader dibantu oleh SFDF
untuk meratakan bahan bakar. Apabila terjadi kerusakan pada pendulum maka
digunakan bahan bakar dari silo sementara waktu. Pada ruang bakar, bahan bakar
ini akan disebarkan ke roster (lantai ruang bakar) menggunakan udara yang di
suplai dari secondary force draft fan (SFDF). Udara juga akan disuplai oleh force
draft fan (FDF) melalui lubang yang terdapat diroster. Selain menyuplai udara,
FDF juga berfungsi untuk mendinginkan roster. Bahan bakar serta udara akan
terus di suplai ke dalam ruang bakar sesuai dengan kebutuhan boiler. Panas hasil
pembakaran ini lah yang akan memanaskan air di dalam water tube untuk diubah
menjadi steam. Panas yang dihasilkan oleh pembakaran pada primary furnance
memiliki temperature 1200-1400 0 C dan tekanan -5 sampai -10 mmH2O. Untuk
menjaga tekanan dapur berada pada tekanan semulanya (tekanan yang sudah di
setting) maka IDF dipasangkan untuk menginduksi gas sisa dari bahan bakar ke
dalam cerobong. Di dalam gas-gas asap terdapat abu kasar yang akan jatuh ke
airlock dan abu halus ke dust collector.

2.3 Komponen Pendukung Boiler

Pada Boiler tersusun beberapa bagian terpenting sebagai pendukung dari kerja
boiler sebagai berikut :

2.3.1 Konstruksi Chombustion Chamber


Merupakan ruangan yang terdiri atas 2 bagian dapur pemanas sebagai
berikut :
1) Primary Furnance
Merupakan dapur utama pembakaran yang akan membakar seluruh
bahan bakar yang kemudian membentuk proses segitiga api yaitu
udara, api dan bahan bakar.
2) Secondary Furnance
Merupakan bagian kedua dapur pembakaran yang perfungsi untuk
memanaskan pipa-pipa air (water tube) yang kemudian akan
menghasilkan uap jenuh dan uap superheater.

2.3.2 Economizer
Merupakan bagian yang berfungsi untuk pemanasan awal sebelum air
masuk kedalam upper drum. Pada bagian economizer terdiri sebagai
berikut:
1) Header economizer
Yaitu bagian ruangan hampa atau kosong yang bertujuan agar panas
masuk menuju economizer 2.
Gambar 2.2 Header Economizer

2) Economizer Satu
Yaitu bagian awal pada proses fluida air menuju economizer 2 dan
sebagai pemanas awal masuk.

Gambar 2.3 Economizer Satu

3) Economizer Dua
Yaitu bagian kedua proses sirkulasi air menuju ruang bakar dua
(secondary furnance) dan berguna meningkatkan temperatur menjadi
lebih tinggi.
Gambar 2.4 Economizer Dua

2.3.3 Forced Draft Fan (FDF)


Berfungsi untuk mensuplai udara keruang bakar melalui kisi-kisi dibawah
roster dan untuk pendingin roster.

Gambar 2.5 Forced Draft Fan (FDF)

Spesifikasi alat:
 Rated-frequency : 50 HZ
 Rated-current : 136 A
 Rated-voltage : 380 V
 Rated-power : 75 kW
 Maximum capacity : 1,470 m3/min
 Rated-speed : 3000 rpm

2.3.4 Secondary Forced Draft Fan (2nd FDF)


Berfungsi untuk menyebarkan bahan bakar masuk ke dalam dapur bakar.

Gambar 2.6 Secondary Forced Draft Fan (2nd FDF)

Spesifikasi alat:
 Rated-frequency : 50 HZ
 Rated-current : 136 A
 Rated-voltage : 380 V
 Rated-power : 75 kW
 Maximum capacity : 1,470 m3/min
 Rated-speed : 3000 rpm

2.3.5 Upper Drum


Berfungsi untuk menampung air hasil pemanasan economizer yang
kemudian akan mengisi pipa-pipa yang tersedia pada bagian side header,
bottom header, rear header, front header dan lower drum.

Gambar 2.7 Upper Drum

2.3.6 Lower Drum


Berfungsi untuk menampung air dari upper drum yang kemudian
dipanaskan hingga menjadi uap basah.
2.3.7 Header
Merupakan pipa-pipa yang terdapat pada sisi dinding boiler yang
difungsikan sebagai pemanas inti menuju superheater. Bagian-bagian
header yaitu side header, bottom header, rear header dan front header.
2.3.8 Electric Feed Water Pump
Merupakan pompa utama yang berguna untuk mengalirkan air dari
deaerator menuju boiler.
Gambar 2.8 Electric Feed Water Pump

Spesifikasi alat:

 Rated-speed : 2960 rpm


 Rated-power : 270 HP
 Rated-voltage : 330 V
 Rated-current : 358 A
 Rated-frequency : 50 HZ

2.3.9 Compressor
Berfungsi untuk mensuplai udara dari luar ke dalam.

Gambar 2.9 Compressor

Spesifikasi alat:

 Rated-frequency : 50 HZ
 Rated-voltage : 220/380 Volt
 Rated-current : 8,8/5,1 A
 Rated-speed : 1420 rpm
 Phase :3
 Rated-power : 2,2 kW

2.3.10 Pendulum
Berfungsi sebagai pembagi bahan bakar agar bahan bakar yang masuk ke
ruang bakar tidak mengalami penumpukan.

Gambar 2.10 Pendulum

2.3.11 Silo
Berfungsi sebagai tangki suplai bahan bakar ketika suplai dari pendulum
berkurang.
Gambar 2.11 Silo

2.3.12 Conveyor
Berfungsi memindahkan bahan bakar dari moving floor menuju pendulum
dengan putaran dari motornya.

Gambar 2.12 Conveyor


2.3.13 Corong
Berfungsi untuk mensuplai bahan bakar menuju ruang dapur utama
(primary furnance).
Gambar 2.13 Corong

2.3.14 Spreader
Berfungsi untuk meratakan bahan bakar di ruang bakar. Agar tidak terjadi
penumpukan bahan bakar maka spreader dibantu oleh SFDF untuk
meratakan bahan bakar.

Gambar 2.14 Spreader

2.3.15 Air Lock


Merupakan bagian yang berfungsi sebagai penampung abu kasar dari
proses pembakaran yang selanjutnya dibuang menuju dust conveyor serta
menjaga kevakuman dalam ruang bakar.
Gambar 2.15 Air Lock

Spesifikasi alat:

 Rated-frequency :50 HZ
 Rated-speed :1400 rpm
 Rated-voltage :220/380 V
 Rated-current :1,88/1,09 A
 Rated-power :0,37 kW

2.3.16 Dust Collector


Merupakan bagian pembuangan abu halus hasil dari pembakaran yang
selanjutnya dibuang menggunakan double dumper.

Gambar 2.16 Dust Collector


Spesifikasi alat:

 Rated-frequency : 50 HZ
 Rated-speed : 1425 rpm
 Rated-voltage : 220/380 V
 Rated-current : 8,79/5,09 A
 Rated-power : 2,2 kW

2.3.17 Induced Draft Fan (IDF)


Merupakan bagian yang berfungsi untuk menghisap gas sisa dari hasil
pembakaran menuju cerobong dan menjaga tekanan dapur berada pada
tekanan semula.

Gambar 2.17 Induced Draft Fan (IDF)

Spesifikasi alat:
 Rated-frequency : 50 HZ
 Rated-speed : 990 rpm
 Rated-voltage : 380/415 V
 Rated-current : 245/224 A
 Rated-power : 132 kW
 Maximum capacity : 2.157 m3/min
2.3.18 Chimney
Merupakan bagian akhir dari sisa pembuangan yang berupa gas asap sisa
hasil pembakaran.

3. Turbin

3.1 Pengertian dan Prinsip Kerja Turbin Uap

Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial
uap menjadi energi mekanik. Turbin uap yang digunakan di PLTU Growth Asia
KIM 3 merupakan jenis Turbin Aksial. Turbin ini secara keseluruhan
dikendalikan oleh 505 Turbine Control. Turbin digerakkan oleh steam (uap),
dimana steam dihasilkan dari boiler yang menggunakan bahan bakar Biomassa
(tidak bisa didaur ulang). Boiler menghasilkan 2 jenis steam, yakni steam basah
dan kering. Turbin pada PLTU Growth Asia menggunakan jenis steam kering.

Gambar 3.1 Sirkulasi Turbin Uap

Spesifikasi Turbin Uap:

 Rated-power : 15 MW
 Inlet pressure : 3,53 Mpa
 Rated-speed : 3000 r/min
 Inlet temperature : 3600C

Gambar 3.2 505 Tubine Control

Steam kering yang berasal dari boiler sebelum masuk ke Turbin, harus
memiliki kriteria yaitu memiliki tekanan 35,5 bar dan temperatur 360⁰C. Setelah
kriteria tersebut sudah terpenuhi, maka steam dapat masuk ke turbin. Jika steam
tersebut tidak memenuhi kriteria maka steam tidak bisa masuk ke dalam turbin
karena bisa mempengaruhi material-material yang ada di dalam turbin. Sebelum
pengoperasian, maka turbin terlebih dahulu dipanaskan dengan motor turning
gear. Fungsi dari motoran ini untuk menggerakkan sudu-sudu turbin agar tidak
mengalami pembengkokan, karena steam tidak mampu memutar sudu-sudu
secara langsung. Oleh karena itu, dilakukan pemanasan terlebih dahulu dengan
pemanasan sekitar 30% dengan putaran 12 rpm.

Steam kering boiler akan masuk ke dalam turbin melalui MSV ( main stop
valve). Secara perlahan sudu turbin akan ditopang oleh steam tersebut sehingga
turbin menghasilkan daya mekanik berupa putaran sekitar 500-3000 rpm. Untuk
mencapai 3000rpm dilakukan beberapa tahapan putaran, diawali dengan putaran
500 rpm, 800 rpm, 1100 rpm, 2200 rpm sampai 3000 rpm yang dikontrol melalui
505 Turbine Control. Setelah turbin sudah mencapai putaran 3000 rpm, generator
yang telah dikopel dengan turbin akan memutar rotor pada generator sehingga
menghasilkan listrik. Utamakan kondisi temperatur maksimal yang terdapat di
generator ialah 90⁰C. Generator memiliki air coller generator yang digunakan
untuk menjaga temperatur generator.

Uap sisa dari turbin akan masuk ke dalam kondensor. Didalam kondensor
terjadi kondensasi yang menghasilkan titik-titik embun atau dikenal dengan air
hasil kondensasi (Hotwell). Air kondensat ini akan dipompakan menggunakan
pompa kondensat menuju ke LP Heater yang berfungsi untuk membantu
pemanasan air dengan memanfaatkan steam sisa dari turbin dan air tersebut akan
dikirim ke deaerator. Di dalam deaerator dilakukan pemanasan kembali yang
bertujuan untuk memisahkan oksigen dari air (membuang O 2) dan untuk
meningkatkan temperatur air sesuai dengan kebutuhan boiler yaitu 105-110 ⁰C.

3.2 Komponen utama dalam siklus Turbin Uap


3.2.1 Main Stop Valve (MSV)
Main Stop Valve (MSV) bertugas mengatur jumlah steam yang masuk ke
dalam turbin sesuai dengan jumlah steam yang diperlukan sesuai dengan
sistem control yang bergantung pada besar beban listrik, serta untuk
menghentikan suplai steam tersebut pada saat turbin mengalami trip.
Gambar 3.3 Main Stop Valve

Spesifikasi alat:
 Rated-voltage : 220/380 V
 Rated-current : 0,27/0,79 A
3.2.2 Governor
Governor berfungsi untuk mengatur cara kerja valve turbin agar putaran
turbin tetap stabil. Governor diperintah oleh CPC dengan tujuan untuk
mengirimkan sinyal pengkondisian tekanan oil yang sesuai arus masukan.
Governor ini bisa dipantau melalui 505 Turbine Control.

Gambar 3.4 Governor


3.2.3 Motor Turning Gear
Motor turning gear berfungsi untuk memutar rotor turbin pada saat start up
sampai keadaan shut down. Hal ini disebabkan karena untuk mencegah
terjadinya bending yang diakibatkan oleh proses pemanasan dan
pendinginan yang terjadi ketika mesin menyala. Setelah steam memasuki
turbin, dengan secara otomatis motoran akan berhenti dengan sendirinya
dan turbin dapat bekerja.
Gambar 3.5 Motor Turning Gear
3.2.4 Kondensor
Kondensor berfungsi untuk mengkondensasikan steam sisa dari turbin.

Gambar 3.6 Kondensor

3.2.5 Oil cooler


Oil cooler berfungsi untuk mendiginkan minyak pelumas agar tidak
melampaui batas yang ditentukan. Fungsi pendingin pada sistem pelumasan
dimaksudkan untuk mempertahankan temperatur minyak lumas beroperasi
pada kondisi konstan, sehingga kinerjanya optimal.
Gambar 3.7 Oil Cooler
3.2.6 Main Oil Pump
Main Oil Pump berfungsi memompakan minyak pelumas pada bearing-
bearing turbin. Main Oil Pump bekerja pada saat putaran turbin sudah
mencapai 3000 rpm. Main oil pump terpasang pada poros turbin.
3.2.7 Pompa Kondensor (Pompa 3.3 Kw)
Pompa kondensor berfungsi memompakan air pendingin ke bagian dalam
pipa kondensor, air pendingin ini berasal dari cooling tower. Semakin besar
kapasitas turbin uap maka akan memerlukan air dalam jumlah yang banyak.

Gambar 3.8 Pompa Kondensor


Spesifikasi alat:

 Rated-voltage : 3300 V
 Rated-current : 50,2 A
 Rated-speed : 988 rpm
 Rated-frequency : 50 Hz
 Rated-power : 300 HP
3.2.8 Low Pressure Heater (LPH)
Low pressure heater berfungsi sebagai pemanas lanjut air hasil kondensasi
dari hotwell yang akan dialirkan ke deaerator. LP heater memanfaatkan
steam buang turbin yang bertekanan rendah sebagai sumber panas.

Gambar 3.9 LP Heater

Spesifikasi alat:
 Range : 0,440 m
 Accuracy : 1,0 cm
 Pressure : 1,6 Mpa
 Temperature : -20-1300C
 Density : 0,9

3.2.9 Deaerator
Deaerator berfungsi untuk memanaskan dan menghilangkan gas-gas yang
terkandung pada air pengisi boiler, terutama gas O2 karena gas ini akan
menyebabkan korosi. Deaerator memanfaatkan steam buang turbin yang
bertekanan rendah sebagai sumber panas.

Gambar 3.10 Deaerator

Spesifikasi alat:

 Temperatur : 105-1100C
 Tekanan : 0,3 Bar
 pH air : 5-6
3.2.10 Turbo oil pump
Turbo oil pump memberikan tekanan ke main oil pump pada saat start awal
dan mensuplai minyak pelumas ketika turbin dalam kondisi motor turning
gear ON.
Gambar 3.11 Turbo Oil Pump

Spesifikasi alat:

 Rated-voltage : 380 V
 Rated-current : 69,8 A
 Rated-frequency : 50 Hz
 Rated-speed : 2950 rpm
 Rated-power : 37 kW
3.2.11 Gear oil pump (oil pump 5.5 kW)
Gear oil pump berfungsi untuk memompakan oli pada bearing-bearing
turbin. Gear oil pump bekerja ketika putaran turbin masih rendah. Jika
putaran turbin cukup tinggi, maka secara otomatis gear oil pump akan stop.
Gambar 3.12 Gear Oil Pump

Spesifikasi alat:

 Rated-pressure : 0,36 Mpa


 Rated-power : 5,5 kW
 Rated-speed : 960 rpm
 Rated-frequency : 50 Hz

3.2.12 Emergency oil pump


Emergency oil pump berfungsi memompakan oli pada saat tidak ada power.
Gambar 3.13 Emergency Oil Pump

3.2.13 Pompa Kondensat


Pompa yang berfungsi untuk memompakan air kondensat menuju
deaerator.

Gambar 3.14 Pompa Kondensat


Spesifikasi alat:
 Rated-frequency : 50 Hz
 Rated-speed : 2950 rpm
 Rated-voltage : 380-415 V
 Rated-current : 65,8 A
 Rated-power : 37 kW
3.2.14 Hotwell
Hotwell berfungsi menampung air hasil kondensasi sebelum dialirkan ke
deaerator. Hotwell adalah salah satu bagian dari kondensor. Hotwell terletak
di bagian bawah kondensor namun masih menjadi satu dengan kondensor.

Gambar 3.15 Hotwell


Spesifikasi alat:
 Pressure : 4 Mpa
 Range : 0,800 m
 Accuracy : 1,0 cm
 Temperature : -20-1300C
 Density : 0,9

4. Listrik

4.1 Pengertian dan Prinsip Kerja Listrik


Merupakan salah satu bentuk energi yang dapat dimanfaatkan oleh
manusia untuk menjalankan berbagai macam alat – alat elektronik. Energi listrik
dapat dihasilkan dari berbagai macam sumber energi lainnya seperti energi panas,
energi gerak, dan bentuk – bentuk energi lainnya.

Dalam praktiknya, energi listrik sering dinyatakan dengan menggunakan besaran


– besaran listrik tertentu seperti beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
4.1.1 Tegangan Listrik
Tegangan listrik merupakan perbedaan potensial listrik yang terjadi pada dua
titik yang ada dalam satu rangkaian listrik. Tegangan listrik biasanya
dinyatakan dengan satuan volt dan dihitung atau pun diukur dengan
menggunakan voltmeter.
4.1.2 Hambatan Listrik
Hambatan listrik merupakan perbandingan tegangan suatu alat elektronik
listrik dengan arus listrik yang melewatinya. Hambatan listrik biasanya
dinyatakan dalam satuan ohm dan diukur dengan menggunakan ohmmeter.
4.1.3 Arus Listrik
Arus listrik merupakan jumlah muatan listrik yang timbul dari pergerakan
elektron – elektron dalam satu rangkaian listrik yang diukur dalam satu
satuan waktu tertentu. Besaran arus listrik biasanya dinyatakan dengan
menggunakan satuan amphere dan diukur dengan menggunakan
ampheremeter.
4.1.4 Gaya Gerak Listrik (GGL)
Gaya Gerak Listrik merupakan besarnya engergi listrik yang dapat diubah
menjadi bukan listrik atau pun besaran energi lainnya yang dapat diubah
menjadi energi listrik. Besarnya gaya gerak listrik biasanya dinyatakan
dalam satuan volt dan diukur dengan menggunakan voltmeter.
4.1.5 Kapasitansi
Kapasitansi merupakan takaran jumlah muatan listrik yang dapat
dicadangkan sebagai potensial listrik yang jumlahnya telah ditentukan
sebelumnya.
4.1.6 Muatan Listrik
Muatan listrik merupakan muatan dasar yang dipunyai oleh sebuah benda
mengandung listrik yang dapat membuatnya mengalami gaya tertentu
terhadap benda listrik lainnya yang ada disekitarnya. Satuan muatan listrik
biasanya dinyatakan dengan menggunakan satuan colomb.
4.1.7 Induktansi
Induktansi merupakan sifat rangkaian elektronika yang dapat membuat
timbulnya potensial listrik secara proporsional kepada arus listrik yang
berada dalam rangkaian listrik tersebut. Besaran induktansi biasanya
dinyatakan dengan menggunakan satuan internasional weber per ampere
atau pun satuan henry
4.2 Siklus Jalur Listrik

A
T
L
siP
.IM
th
w
ro
G
U
(KN
)a
3
u
S
m
g
n
B

Gambar 4.1 Siklus Jalur Listrik

Generator yang beroperasi di PLTU KIM 3 di G1, dispesifikasikan


generator di KIM 3 ini kapasitasnya adalah 15 MW dengan tegangan maksimal
yaitu 10,5 kV. Pada pengoperasiannya PLTU dibantu dengan membangkitkan
tegangan masuk untuk menghasilkan Excitation sehingga Generator mampu
membangkitkan daya dengan sendirinya dan kemudian akan disinkronisasikan
dengan jalur listrik yang akan disuplai yaitu ke penggunaan kebutuhan PLTU dan
juga di distribusikan ke jalur PLN. Dalam jalur distribusinya generator tidak
langsung menghantarkan listrik secara langsung dikarenakan tegangan yang
dikeluarkan tidak mampu mengimbangi daya atau beban yang ditopang oleh
generator yang hanya mempunyai tegangan maksimum 10.5 kV sedangkan tangan
yang dibutuhkan yaitu sebesar 20 kV. Maka dari itu dibutuhkanlah beberapa
komponen pendukung sehingga pembangkitan daya generator dapat terjadi.

Adapun komponen pendukung generator sebagai berikut :

4.2.1 Generator

Generator adalah sebuah mesin yang dapat mengubah energi gerak


(mekanik) menjadi energi listrik (elektrik). Adapun Energi yang
menggerakkan generator sendiri sumbernya bermacam macam.
Padapembangkit listrik tenaga angin misalnya generator bergerak karena
adanya kincir yang berputar karena angin. Demikian pula pada pembangkit
pembangkit listrik tenaga air yang memanfaatkan energi gerak dari air.
Sedang pada pembangkit listrik gerak dari generator didapatkan dari proses
pembakaran bahan bakar diesel. Generator bekerja berdasarkan hukum
faraday yakni apabila suatu penghantar diputarkan didalam sebuah medan
magnet sehingga memotong garis garis gaya magnet maka pada ujung
penghantar tersebut akan timbulkan ggl (garis gaya listrik) yang mempunyai
satuan volt.

Gambar 4.2 Generator

Adapun spesifikai generator yang digunakan sebagai berikut :

TYPE QF … -15 - 2 RATED-OUTPUT 18.5 MVA


RATED- 10500 V RATED-POWER 15 MW

VOLTAGE
RATED- 1031 min EXCITING- 259 A

CURRENT CURRENT
RATED-SPEED 3000 r/min POWER-FACTOR 0.8 LAGGING
RATED- 50 HZ CONNECTION Y

FREQUENCY STYLE
STANDART 8371 INSULATION- F/B

CLASS
NUMBERING DATE 2010/10
Gambar 4.3 Spesifikasi generator
4.2.2 Transformator

Transformator atau sering disingkat dengan istilah Trafo adalah suatu alat


listrik yang dapat mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain.
Maksud dari pengubahan taraf tersebut diantaranya seperti menurunkan
Tegangan AC ataupun menaikkan Tegangan AC.  Transformator atau Trafo
ini bekerja berdasarkan prinsip Induksi Elektromagnet dan hanya dapat
bekerja pada tegangan yang berarus bolak balik (AC).Transformator (Trafo)
memegang peranan yang sangat penting dalam pendistribusian tenaga
listrik. Transformator menaikan listrik yang berasal dari pembangkit listrik
PLN hingga ratusan kilo Volt untuk di distribusikan, dan kemudian
Transformator lainnya menurunkan tegangan listrik tersebut ke tegangan
yang diperlukan oleh setiap kebutuhan penggunaan pada umumnya
menggunakan Tegangan AC 220 Volt. Pada generator AC digunakan
beberapa trafo yang memiliki fungsi yang berbeda sebagai berikut :

1) Transformator 18 MVA
Merupakan trafo step up yang berfungsi untuk menaikkan tegangan yang
sebelumnya generator hanya mampu membangkitkan tegangan sebesar
10.5 kV dengan menggunakan Trafo 18 MVA maka tegangan akan
dinaikkan menjadi 20 kV yang kemudian membangkitkan daya sebesar
15 MW.

Gambar 4.4 Transformator 18 MVA

2) Transformator 1,6 MVA


Yaitu Trafo yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 20 kV
menjadi 400 V. Pada penggunaannya Trafo ini digunakan untuk
pemakaian kebutuhan listrik pada PLTU seperti pengoperaian Moving
Floor, Water Treatment, dan lainnya.
Gambar 4.5 Trafonsformator 1,6 MVA

3) Transformator 1,2 MVA


Yaitu Trafo yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 20 kV
diubah menjadi 3,3 kV . Pada penggunaannya Trafo ini hanya
digunakan untuk pompa yang kapasitasnya sebesar 3,3 kV yaitu terdapat
pada pompa kondensor.

Gambar 4.6 Transformator 1,2 MVA


4.2.3 Panel AVR
AVR merupakan singkatan dari Automatic Voltage Regulator, dimana
komponen ini berfungsi untuk terus menjaga keseimbangan atau stabilitas
voltase tegangan listrik dari sebuah generator ketika berhadapan dengan
beban listrik yang kerap berubah-ubah. Untuk masyarakat pada umumnya,
biasanya untuk membangkitkan suatu daya diperlukan tegangan exitali
untuk menimbulkan GGL, sehingga diperlukan adanya komponen AVR
ini.
Begitu juga dengan sistem yang diterapkan oleh komponen AVR tersebut,
yang menerapkan prinsip reflek untuk dapat menyesuaikan tegangan atau
voltase terhadap jika secara tiba-tiba terjadi perubahan-perubahan beban.

Gambar 4.7 panel AVR

Secara umum, saat ini unit generator disambungkan ke panel AVR untuk
control daya masukan dan keluaran, untuk itu pada saat generator sinkron
AVR akan menyesuaikan daya keluaran yang nantinya akan
didistribusikan keseluruh jaringan listrik yang tersedia.

4.2.4 Panel Kubikal Listrik


Merupakan panel kontrol yang berfungsi untuk mendistribusikan listrik,
setiap panel memiliki kegunaan yang berbeda-beda. Adapun panel-panel
yang menjadi komponen pembantu generator yaitu:
1) Panel G1_INC_CB
Panel Generator Incoming CB berfungsi sebagai keluaran daya utama
generator yang telah dibangkitkan serta mendistribusikan listrik
keseluruh pengguna baik dari operasional PLTU maupun suplai ke
PLN.
Gambar 4.8 Panel Kubikal Listrik

2) Panel Outg_Aux_LV1
Berfungsi untuk cubicle pemakaian auxulary (untuk suplay instrumen
pembangkitan) seperti boiler, turbin dan water treatment. Sebelum
dialirkan ke auxulary maka tegangan 20 KV akan diturunkan ke 400V
dengan menggunakan trafo 1,6MVA. Dikarenakan pemakaian
tegangan yang ada pada auxulary maksimalnya hanya 400V.

Gambar 4.9 Panel Outg_Aux_LV1


3) Panel Outg_WtrTrmt1
Berfungsi untuk suplay power ke pompa 3,3 kV. Sebelum menuju
pompa 3,3 kV tegangan 20 kV tadi diturunkan menggunakan trafo 1,2
MVA.

Gambar 4.10 Panel Outg_WtrTrmt1

4) Panel Outg_Lain1
Berfungsi untuk mensuplay ke EFB plant atau mesin pressing.

Gambar 4.11 Panel Outg_Lain1

5) Panel Outg_GA
Berfungsi untuk mensuplay power menuju ke GA (Growth Asia).
Gambar 4.12 Panel Outg_GA

6) Panel Outg_Lain
Berfungsi untuk mensuplay daya ke Rubber (pabrik sebelah).

Gambar 4.13 Panel Outg_Lain

4.2.5 CT dan PT
Suatu transformator instrumen yang digunakan untuk menghasilkan AC
dalam belitan sekunder transformator dikenal sebagai transformator arus.
Ini juga dikenal sebagai transformator seri karena disatukan dalam
rangkaian dengan rangkaian untuk mengukur berbagai parameter daya
listrik. Di sini arus dalam belitan sekunder sebanding dengan arus dalam
belitan primer. Ini digunakan untuk mengurangi arus tegangan tinggi ke
arus tegangan rendah. Untuk CT ( Currect Transformer ) yaitu berfungsi
untuk mengubah arus tinggi menjadi arus rendah sedangkan PT ( Potential
Transformer ) yaitu berfungsi untuk mengubah tegangan tinggi menjadi
tegangan rendah. Berikut ini beberapa CT dan PT yang digunakan pada
generator :

Gambar 4.14 CT

Bagian-bagian CT :

1) CT 1250/5 A

Berfungsi untuk mengubah arus primer maksimum yang masuk


sebesar 1250 A diubah menjadi arus sekunder sebesar 5 A.

2) CT 600/5 A

Berfungsi untuk mengubah arus primer maksimum yang masuk


sebesar 600 A diubah menjadi arus sekunder sebesar 5 A.
3) CT 100/5 A
Berfungsi mengubah arus primer maksimum yang masuk sebesar 100
A Diubah menjadi arus sekunder sebesar 5 A.

Bagian-bagian PT :

1) PT 20000 /100 V
Berfungsi untuk mengubah tegangan primer maksimum sebesar 20000
V diubah menjadi tegangan sekunder sebesar 100 V.
2) PT 10500/100 V
Berfungsi untuk mengubah tegangan primer maksimum sebsar 10500
V diubah menjadi tegangan sekunder sebesar 100 V.
3) PT 20000/1000 V
Berfungsi untuk mengubah tegangan primer maksimum sebesar 20000
V diubah menjadi tegangan sekunder sebesar 1000 V.

4.2.6 Protection and Measuring Relay


Komponen proteksi yang diguanakan pada tegangan tinggi. Komponen ini
memantau status sirkuit catu daya utama untuk melindungi sirkuit listrik
dan fasilitas manufaktur dari arus berlebih, gangguan tanah (Grounding),
tegangan rendah, kehilangan fasa, dan kondisi buruk lainnya.

Gambar 4.15 Protection and Measuring Relay

4.2.7 Turbin Control 505


Yaitu alat yang difungsikan untuk mengatur kecepatan, daya masukan, dan
frekuuensi. Jika digenerator dapat difungsikan untuk mengatur masuknya
beban exitasi serta mengatur frekuensi tegangan yang dihasilkan oleh
generator pada saat memasuki proses sinkronisasi. 505 Turbin Control
berperan penting dalam mengatur frekuensi dengan memberi signal ke
CPC untuk menurunkan kecepan turbin melalui Governer, untuk
kecepatannya sendiri diatur menjadi 3000 rpm sehingga frekuensi yang
dihasilkan menjadi 50 Hz.
Gambar 4.16 Turbin control 505

4.3 Proses Sinkronisasi Generator Secara Manual


Merupakan suatu cara untuk menghubungkan dua sumber atau beban Arus
Bolak-Balik (AC). Sumber AC tersebut antara lain generator dan beban
adalah transformator yang akan digabungkan atau diparalel dengan tujuan
untuk meningkatkan keandalan dan kapasitas sistem tenaga listrik. Bila dua
sistem tegangan bolak-balik (AC) akan di paralel, maka kesamaan dari lima
kondisi atau parameter berikut ini harus dipenuhi. Kondisi tersebut adalah :
1) Tegangan
2) Frekuensi
3) Perbedaan fasa (sudut fasa)
4) Urutan fasa
5) Bentuk gelombang

Dua kondisi terakhir merupakan konstanta yang berkaitan dengan rancang


bangun dan operasinya tidak dapat dikontrol. Sedang tiga kondisi lainnya
harus dikontrol agar tegangan frekuensi dan sudut fasanya sama sebelum
dihubungkan. Proses ini disebut sebagai Mensinkronkan.Prosedur
Sinkronisasi Generator. Sebelum melakukan sinkronisasi generator dengan
sistem jaringan (infinite bus), pastikan bahwa :

 Pemutus tenaga (circuit breaker) generator dalam keadan terbuka.


 Pemutus tenaga sistem eksitasi generator dalam keadan terbuka.
 Mesin berputar pada putaran nominal dengan governor pada posisi
minimum.
 Semua kondisi unit normal dan memuaskan untuk di sinkronisaikan.
 Sistem jaringan telah bertegangan dan pemisah pada bus sudah
masuk.

Prosedur sinkron pada generator secara manual


1) Naikkan putaran mesin dengan kontrol governor hingga putarannya sama
dengan kecepatan frekuensi sistem. Dapat dilakukan dengan
menggunakan 505 Turbin Control untuk menaikkan putaran menjadi
3000 rpm dan frekuensi 50 Hz.
2) Pada Panel AVR periksa sistem eksitasi, kemudian masukan pemutus
tenaga penguat medan (field breaker). Dengan cara memberikan
tegangan ke bagian rotor sebesar 220 V.
3) Naikkan arus eksitasi, periksa tegangan generator bila tegangan generator
mencapai normal, masukan sistem pengatur tegangan (AVR) ke posisi
auto.
4) Masukan switch synchroscope keposisi manual. Dan lihat apakah
kecepatan mesin fast atau slow dibanding kecepatan system melalui
panel G1_Inc_CB dan 505 Turbine Control.
5) Atur eksitasi agar tegangan generator sama dengan tegangan sistem. Atur
frekuensi dan sudut fasa dengan menggunakan kontrol governor agar
synchroscope berputar perlahan kearah fast.
6) Pada saat jarum synchroscope mendekati titik nol (jam 12), tekan tombol
pemutus tenaga generator sehingga CB masuk pada saat jarum menunjuk
titik nol dan generator pun telah sinkron.
7) Matikan peralatan sinkronisasi dan selektor switch.

4.4 Proses Distribusi Listrik Secara Manual


Distribusi listrik merupakan suatu proses membagi jaringan listrik yang
dihasilkan oleh Generator dari putaran turbin yang kemudian disebarkan
melalui jalur transmisi. Pada proses distribusinya melewati beberapa tahapan
sebagai berikut :
1) Tegangan pembangkitan yang dihasilkan oleh generator sebesar
10,5 kV selanjutnya akan di Step Up dengan Trafo 18 MVA Step
Up menjadi 20 kV .
2) Sebelum memasuki Trafo 18 MVA, tegangan akan masuk terlebih
dahulu memalui panel kubikal G1_Inc_CB kemudian tegangan
akan termonitor secara automatis melalui CT(1250/5A) / PT
(20000/100V).
3) Pada Trafo 18 MVA akan membangkitkan daya maksimum 15
MW dengan setting beban 14,5 MW yang telah disetting melalui
505 Turbin Controll.
4) Daya yang keluar dari trafo selanjutnya akan masuk ke kubikal
Bustie_CB_G1 yang kemudian akan didistribusikan ke seluruh
jaringan.
5) Pada kubikal Bustie_CB_G1 terdapat 2 PT (Potential Tranformer)
yang terletak pada jalur masuk dan keluaran daya yang difungsikan
untuk membaca berapa tegangan masuk dan tegangan seluruh
distribusi.
6) Untuk jalur yang masuk ke panel kubikal Outg_Aux_LV1 akan
diturunkan tegangannya melalui Trafo 1,6 MVA step down dari
20kV menjadi 400 V yang kemudian akan digunakan untuk
operasional PLTU melalui panel COS dengan kapasitas daya 0,6
MW.
7) Untuk jalur yang masuk ke panel kubikal Outg_Wt/Trmt1 akan
diturunkan tegangannya melalui Trafo 1,2 MVA step down dari 20
kV menjadi 3,3 kV yang akan digunakan untuk penggunaan pompa
kondensor 3,3 kV dengan kapastas daya 0,22 MW.
8) Untuk jalur yang masuk ke panel kubikal Outg_lain1 akan
didistribusikan ke PT. Rubber sebagai pengguna/konsumen dengan
kapasitas daya 0,3 MW.
9) Untuk jalur yang masuk ke panel kubikal Outg_GA akan
didistribusikan ke PT. Growth Asia sebagai pengguna/konsumen
dengan kapasitas daya 9,3 MW.
10) Untuk jalur yang masuk ke panel kubikal Inc/Outg U1 akan
disinkronkan ke jaringan PLN.

Gambar 4.17 Proses Pendistribusian Energi Listrik di PLTU Biomassa

Anda mungkin juga menyukai