Anda di halaman 1dari 6

Iron Removal Filter (IRF)

Udara

Iron Removal Filter Air Sumur

Boiler Air Pembersih Air Pendingin

Gambar 1. Pengolahan Air Umpan Boiler PT. LNG Badak Bontang

Gambar 2. Pengolahan Air Umpan Boiler PT. Basukirahmat Banyuwangi

TUGAS II PENGOLAHAN AIR DAN AIR LIMBAH - A ALDIN MUHAMMAD QADRIAN 10/302143/TK/37309 A. Persiapan Air Umpan Boiler di PT. BADAK LNG BONTANG Pada kondisi normal, operasi pengolahan boiler feed water merupakan hasil dari pengembunan uap yang telah dipakai dan dioalh di unit polisher untuk menghilangkan ion-ionnya. Make up water atau air pengganti digunakan untuk mengganti keperluan air yan g hilang akibat blow down ataupun karen hilang pada aliran. Boiler feed water harus memenuhi beberapa persyaratan agar tidak menimbulkan masalah pada perlatan, terutama pada boiler. Masalah utama yang dihasilkan bila air yang masuk pada boiler tidak memenuhi syarat adalah timbulnya kerak, terjadinya korosi pada peralatan, serta pembentukan busa pada bagian permukaan dalam drum boiler. Air baku (dalam hal ini air tanah atau sumur) umumnya tidak memenuhi persyaratan untuk menjadi air umpan boiler, sehingga air baku ini harus melalui serangkaian proses pengolahan agar dapat menjadi boiler feed water. Berikut tahapan pengolahan air baku menjadi air umpan boiler : 1. Aerasi Proses mekanis penghembusan air dengan udara. Proses ini bertujuan untuk menghilangkan gas gas terlarut dan kadar besi yang terlarut dalam air dengan molekul molekul proses oksidasi. Proses aerasi dilakukan salam suatu unit yang disebut aerator. 2. Iron Removal Filter Unit saringan bertekanan yang mengandung mangan dioksida untuk menyaring endapan besi, merupakan produk aerasi. 3. Demineralizer Unit penukar ion untuk menhilangkan mineral terlarut di dalam air. 4. Deaerasi Proses penghilangan gas gas terlarut, terutama oksigen dan karbon dioksida, dengan cara pemanasan menggunakan uap air(steam).

Unit aerator didesain untuk mengolah 114m3/jam air baku. Besi dalam bentuk ferro karbonat dioksidasi menjadi ferrit hidroksid yang tidak terlarut dalam air dan dapat dipisahkan dengan cara di-blow down. Air sumber masuk pada bagian atas aerator dan didistribusikan ke seluruh unggun packing, air dikontakkan dengan udara yang dialirkan ke atas oleh blower aerator. Untuk menaikan pH air, kaustik encer ditambahkan ke tangki surge aerator oleh pompa yang berkapasitas 0,0012m 3/jam pada tekanan 8,06 kg/cm2. Air produk aerator dilewatkan ke dalam unit penyaring (filter removal) menggunakan pompa berkapasitas 171m 3/jam pada tekanan 4,2 kg/cm2 untuk menyaring oksida besi yang masih tersisa. Unit penyaring adalah filter bertekanan yang mengandung mangan dioksida sebagai pelapis. Filter filter dilengkapi dengan saran by-pass dan pencucian balik (back wash). Selanjutnya air produk unit filter ini didistribusikan ke seluruh plant sebagai air utilitas, melalui proses klorinasi agar menghasilkan air yang dapat diminum, dan digunakan sebagai air umpan demineralizer serta air pemadam kebakaran. Resin penukar ion yang digunakan pada unit demineralizer di kilang LNG Badak adalah resin penukar kation asam kuat dan resin penukar anion adalan asam kuat. Operasi sistem penukaran ion dilakukan dalam dua tahap yaitu: 1. Tahap layanan (service) 2. Tahap regenerasi (regeneration) Unit penukar kation dan anion masing masing berkapasitas 45 m3/jam untuk demin A C, dan untuk demin D berkapasitas 90 m3/jam dan waktu pengoperasian total untuk demin A C adalah 92,2 jam (tahap layanan) sedangkan demin D adalah 55,6 jam, sebelum mengalami tahap regenerasi. Effluent dari unit demineralizer mengandung padatan terlarut tidak lebih dari 5,0 ppm sebagai CaCO 3 dengan SiO2 tidak lebih dari 0,12 ppm. Air effluent ini kemudian disimpan dalam tangki air kondensat yang berkapasitas 24605m3. Unit demineralizer diregenerasi dengan menggunakan larutan kaustik soda dan asam sulfat. Pertama dilakukan backwash untuk menghilangkan partikel partikel halus dalam resin serta memecah resin yang menggumpal. Untuk kation, pencucian dilakukan dengan flow 22,7 m3/jam dan anion 37,5 m3/jam, khusus untuk demin D dikarenakan kapasitasnya lebih besar maka flow untuk pencuciankation 105 m3/jam dan anion sebesar 52,5 m3/jam. Untuk modul II kapasitas untuk kation adalah maksimum sebesar 90 m3/jam dan untuk anion adalah maksimum sekitar 90 m3/jam. Resin kation selanjutnya diregenerasi dengan larutan asam sulfat 4% dari pengenceran larutan asam sulfat 98% dalam tangki penyimpanan larutan asam sulfat, unutk demin A C hanya dengan menggunakan 4% setelah dicuci dengan air filter. Resin anion diregenerasi dengan larutan kaustik 4% dari pengenceran larutan kaustik soda 25% setelah dicuci dengan air filter. Effluent unit demineralizer hasil regenerasi dialirkan ke neutralizing pit sebelum dibuang ke out-fall canal.

Kapasitas pengolahan air umpan boiler di plant 36 ini yaitu 7 buah untuk modul I dengan kapasitas masing kapasitas 450 m3/jam. Untuk mengurangi kesadahan di dalam kondensat steam dan menghilang kotoran kotorannya dilakukan dengan pengolahan didalam condensat polisher unit. Kondensat polisher pada modul I terdiri dari tujuh unit dengan tiga unit masing masing berkapasitas 400 m3/jam, dan empat unit lainnya masing masing berkapasitas 900 m3/jam. Sedangkan untuk modul II terdiri dari delapan unit yang masing masing unit berkapasitas 450 m3/jam. Regenerasi kondensat polisher ini dilakukan dengan menggunakan larutan regen amine. Sebelum air make-up dan kondensat yang telah melalui polisher digunakan sebagai umpan boiler, dimasukan dulu ke dalam unit deaerator. Di dalam deaerator, gas gas terlarut di dalam air make up boiler maupun kondensat seperti gas gas oksigen dan karbon dioksida dibebaskan dan dibuang ke atmosfer. Setelah mengalami proses deaerasi diinjeksi oxygen scavanging di deaerator yaitu larutan hidroquinone untuk mengikat gas oksigen yang masih terbawa dan juga diinjeksikan larutan morpolin (C 4H4NO) di suction pompa BFW untuk pencegahan korosi pada pipa pipa steam.

B. Persiapan Air Umpan Boiler di PT. BASUKI RACHMAT BANYUWANGI PT Basuki Rachmat Banyuwangi menggunakan air laut sebagai sumber air untuk kebutuhan industrinya. Namun, agar air tersebut dapat memenuhi syarat sebagai air umpan boiler, maka air baku (air laut) dalam hal ini harus dalam kondisi sejernih mungkin. Air laut yang digunakan mengandung 3-4 % garam. Hal yang pertama yang harus dilakukan adalah merubah air laut yang memilik kadar garam tinggi menjadi air tawar. Teknologi yang digunakan dalam menjernihkan air laut adalah dengan proses desalinasi dengan Reverse Osmosis. Di dalam proses desalinasi air laut dengan sistem osmosis balik (RO), sulit untuk memisahkan seluruh garam dari air laut, sebab tekanan yang diperlukan akan menjadi sangat besar. Oleh karena itu, nyatanya, untuk menghasilkan air tawar maka air laut dipompa dengan tekanan tinggi yang mempunyai dua buah outlet yakni outlet untuk air tawar yang dihasilkan dan outlet air garam yang telah dipekatkan. Di dalam membrane RO tersebut terjadi proses penyaringan dengan molekul, yakni partikel yang molekulnya lebih besar dari pada molekul air, misalnya molekul garam dan lainnya, akan terpisah dan akan terikut ke dalam air buangan (reject water). Oleh karena itu air yang masuk ke dalam membrane RO harus mempunyai persyaratan tertentu misalnya kekeruhan harus nol, kadar besi harus < 0,1 mg/l, pH harus dikontrol dan sebagainya.

Air laut yang sebagai air baku harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu sebelum diproses di dalam unit reverse osmosis. Unit pengolahan apendahuluan tersebut terdiri dair beberapa peralatan utama yaitu pompa air baku, tangki reaktor, saringan pasir, bak koagulasi dan flokulasi, filter mangan zeolit, dan colour removal dan filter catridge ukuran 0,5m. Sedangkan unit RO (reverse osmosis) terdiri darimembran revese osmosis dan pompa bertekanan tinggi , serta pompa dosing untuk anti scalant, dan anti biofouling dan sterilisator ultraviolet (UV). Air baku dipompa ke bak koagulasi-flokulasi untuk mengendapkan suspensi, lalu dialirkan ke dalam rapid sand filter, selanjutnya ditampung ke dalam bak penangkaran. Dari bak penampung atau penangkaran, air dipompa ke dalam pressure filter serta diinjeksikan larutan kalium permanganat agar zat besi atau mangan yang larut dalam air dapat dioksidasi menjadi bentuk senyawa oksida besi atau mangan yang tak terlarut dalam air. Selain itu diinjeksikan larutan anti scalant dan anti biofouling di dalam membrane RO. Dari pressure filter, air dialirkan kedalam filter multi media agar senyawa besi ataupun mangan yang telah teroksidasi, dan juga suspensi berupa partikel halus, plankton dan lainnya dapat terfiltrasi. Dengan adanya filter multi media ini, zat besi atau mangan yang belum teroksidasi dapat dihilangkan sampai konsentrasi <0,1 ppm. Zat besi dan mangan ini harus dihilangkan terlebih dahulu karena zat zat tersebut dapat menimbulkan scaling atau pengerakan di dalam membrane RO. Setelah melalui filter catridge untuk penghilangan warna, air dialirkan ke unit RO dengan menggunakan pompa bertekanan tinggi sambil diinjeksikan zat anti-scale dan zat anti biofouling. Air yang keluar dari modul membrane RO ada dua yakni air tawar dan rejected water yang telah dipekatkan. Lalu air tawar dipompa ke tangki penampung dikhlorinasi dengan konsentrasi tertentu agar tidak terkontaminasi kembali oleh mikroba. Air tawar yang berada di tangki penampungan dipompa masuk ke ion exchanger. Ion exchanger digunakan untuk menghilangkan ionion yang masih tersisa. Ion exchanger ini dibagi menjadi dua proses, yaitu kation dan anion exchanger. Pada kation exchanger, ion ion bermuatan positif ditukar dengan menambahkan resin asam yaitu NaCl 10%. Kemudian proses dilanjutkan kembali dengan memproses air tersebut di anion exchanger. Dalam proses ini ion-ion bermuatan negative ditukar dengan resin basa yaitu NaOH 5%. Setelah dari anion dan kation exchanger, air kemudian di pompa masuk ke deaerator, fungsi dari deaerator ini adalah untuk menghilangkan gas-gas yang terlarut di dalam air, gas yang harus dihindari adalah gas O2, dimana O2 adalah penyebab dari korosi. Setelah melalui serangkaian tahap pengolahan tadi, air umpan boiler dapat diperoleh.

Anda mungkin juga menyukai