Anda di halaman 1dari 11

BAB V

UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH

V.1 Utilitas
Utilitas adalah sarana yang digunakan untuk menunjang proses produksi. Utilitas yang
ada di PG. Gempolkrep meliputi kebutuhan air, listrik dan udara.
V.1.1 Air
Air merupakan bahan penunjang yang sangat penting dalam industri. Kualitas air yang
diperlukan berbeda-beda bergantung keperluannya, maka perlu dilakukan pengolahan air
untuk memenuhi kualitas air yang diperlukan. Kebutuhan air dibedakan menjadi lima yaitu:
1. Air proses
2. Air pengisi ketel
3. Air pendingin dan air panas pada rapid cooler
4. Air sanitasi
5. Air injeksi pada kondensor
Berdasarkan sumbernya, air yang digunakan dalam operasional pabrik dapat
diklasifikasikan menjadi dua golongan, yaitu :
1. Air kondensat yang berasal dari proses penguapan pada evaporator digunakan sebagai
air imbibisi pada stasiun gilingan dan sebagian ditambahkan pada air umpan boiler.
2. Air yang berasal dari sungai digunakan untuk pendingin peralatan, air injeksi pada
kondensor dan pengisi air boiler.
Air Sungai
Air sungai dalam operasional pabrik banyak digunakan untuk media pendingin peralatan
dan air injeksi. Pemakaian air sungai untuk proses hanya sebagai tambahan karena sebagian
besar air proses menggunakan kondensat. Sebagai air proses, air sungai digunakan untuk :
Pembuatan larutan susu kapur pada tahap pelarutan awal sampai konsentrasi larutan susu
kapur mencapai 6o Be.
1. Tambahan air imbibisi yang diperlukan untuk mengendalikan temperatur air pada suhu
70-80o C.
2. Rotary vacuum filter, untuk menyaring kotoran dari nira kotor (pencuci blotong).
3. Putaran LGF dan HGF untuk membersihkan kristal gula, dari kotoran.

V-1
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PTPN X PG GEMPOLKREP MOJOKERTO
BAB V UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
4. Pan masakan, untuk melarutkan kembali kristal gula palsu.
5. Tambahan air boiler setelah melalui proses pelunakan (water softening proses).
V.1.1.2 Air Proses
Air proses adalah air yang digunakan secara langsung untuk proses produksi. Air proses
ini mengandung gula yang diperoleh dari pemanasan nira. Air proses digunakan pada:
1. Rotary vacuum filter, untuk menyaring kotoran dari nira kotor (pencuci blotong).
2. Putaran LGF dan HGF untuk membersihkan kristal gula, dari kotoran.
3. Pan masakan, untuk melarutkan kembali kristal gula palsu.
4. Gilingan, sebagai air imbibisi.
Air proses yang tidak mengandung gula digunakan sebagai pemanas dan pendingin pada
rapid cooler.
V.1.1.2 Air Pengisi Ketel
Air pengisi ketel harus memenuhi syarat-syarat seperti:
1. Tidak mengandung gula
Adanya gula dalam air akan menimbulkan foaming/pembuihan, sehingga butir-butir
halus air akan terikut dalam uap sehingga uap menjadi basah. Hal ini berbahaya bagi
turbin mesin-mesin uap.
2. Kesadahan sama dengan nol
Air sadah mengandung garam-garam Ca dan Mg sebagai karbonat, sulfat, klorida dan
nitrat. Bahaya kesadahan air untuk pengisi ketel adalah pembentukan kerakpada
dinding badan ketel. Kerak ini akan menghambat pemanasan air, pemanasan akan
menjadi memusat sehingga menyebabkan ketel dapat meledak.
3. Air tidak bersifat asam
Air yang asam akan merusak badan ketel dan pipa-pipa karena bersifat korosif.
Pada umumnya selama masa giling, air yang digunakan untuk mengisi ketel adalah air
kondensat yang tidak mengandung gula. Tetapi untuk awal giling, air kondensat belum
tersedia sehingga digunakan air sungai yang telah dilakukan treatment dan telah memenuhi
syarat untuk mengisi ketel.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER V-2
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PTPN X PG GEMPOLKREP MOJOKERTO
BAB V UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
Syarat-syarat yang harus dipenuhi :
1. Untuk Boiler Water
a. pH 9 – 10,6
b. hardness max 2,0
c. P-alkalinity 100 – 600 ppm
d. M-alkalinity 100 – 800 ppm
e. DO (dissolved of oxygen) <0,1 ppm
f. P2O5 20 – 40 ppm
g. SiO2 max 100 ppm
h. TDS max 2000 ppm
Sistem pengolahan air untuk pengisi air ketel terdiri dari pretreatment, koagulasi,
sedimentasi, filtrasi dan pelunakan air. Sistem pengolahan air sungai (Water Treatment Plant)
di PG. GempolKrep terdiri dari:
1. Pretreatment
Merupakan tahap awal untuk membersihkan air ketel
a. Koagulasi
Proses penambahan koagulan untuk membentuk gumpalan kecil yang disebut pin
flok. Proses pencampurannya melalui “In Line Mixer”. Pasokan tawas
diinjeksikan dengan menggunakan dossing pump.
b. Flokulasi
Penambahan flokulan yang bertujuan untuk mengikat pin flok-pin flok menjadi
flok yang yang berukuran lebih besar sehingga lebih mudah untuk mengendap.
c. Sedimentasi
Pemisahan padatan yang tidak larut dalam air (flok-flok yang terbentuk dari
proses koagulasi). Pada sedimentasi yang disediakan empat buah bak pengendap
yang dibuat sedemikian rupa sehingga air mengalir dari bak satu ke bak lain dan
dipaksa melalui bagian bak pengendap. Sedangkan pengambilan air yang jernih
dilakukan beberapa sentimeter dari permukaan air. Blow down hasil pengendapan
dilakukan setiap sebulan sekali.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER V-3
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PTPN X PG GEMPOLKREP MOJOKERTO
BAB V UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
d. Filtrasi
Digunakan untuk menyaring flok-flok halus yang tidak mengendap. Untuk
keperluan ini disediakan tangki sand filter dan tangki karbon aktif (carbon active
tower). Agar proses penyaringan selalu berjalan dengan lancar maka setiap shift
dilakukan backwashing selama beberapa menit.
2. Resin (Softener Water)
Alat yang diguanakan adalah tangki penukar kation (K-Tower), tangki
pembuangan gas (D-Tower), dan tangki penukar ion (A-Tower). Sebagai regenerasi
alat ini menggunakan HCl, NaOH untuk regenerasi resin penukar kation dan anion
yang telah kehilangan kemampuan penukarnya. Air bersih dari hasil filtrasi masih
belum memenuhi syarat sebagai air pengisi ketel karena kesadahannya masih tinggi.
Untuk mengurangi kesadahan, air dari karbon aktif tower dilewatkan kation tower
untuk menarik ion-ion positif (Ca2+, Mg2+, Fe3+, K+). Disamping itu kandungan ,
oksigen terlarut dan karbonmonoksida terlarut perlu dihilangkan untuk mencegah
terjadinya korosi di dalam Boiler dan didalam pipa-pipa steam serta mencegah
terjadinya busa. Untuk itu, air dan K-tower masuk ke degasifier tower sehingga gas-
gas CO2 dapat dipisahkan dari air. Dari degasifier tower, air masuk ke anion tower
untuk menarik ion-ion negatif yang terlarut dalam air (Cl-, PO43-, SO42-). Air yang
telah diberikan perlakuan treatment ini sudah bebas dari mineral-mineral sehingga
disebut denim water. Kemudian dipompa masuk ke tangki cadangan. Kapasitas kedua
tangki ini masing-masing 1200 m.
3. Reverse Osmosis (RO)
Reverse osmosis (RO) adalah teknologi pemurnian air yang menggunakan membran
semipermeabel untuk menghilangkan ion, molekul, dan partikel yang lebih besar dari
air minum. Dalam reverse osmosis, tekanan diterapkan digunakan untuk mengatasi
tekanan osmotik, properti koligatif, yang didorong oleh perbedaan potensial kimia
pelarut, parameter termodinamika. reverse osmosis dapat menghapus banyak jenis
spesies terlarut dan tersuspensi dari air, termasuk bakteri, dan digunakan dalam kedua
proses industri dan produksi air minum. Hasilnya adalah bahwa zat terlarut
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER V-4
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PTPN X PG GEMPOLKREP MOJOKERTO
BAB V UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
dipertahankan di sisi bertekanan membran dan pelarut murni diperbolehkan untuk
lolos ke sisi lain. Selektivitas membran dapat dipengaruhi oleh struktur membran,
seperti ukuran pori, kelarutan komponen di dalam membran, muatan komponen,
difusivitas komponen di dalam membran, atau ukuran dari komponen yang akan
dipisahkan
V.1.1.3 Air Pendingin
Diambil dari sungai, digunakan untuk mendinginkan mesin-mesin dan sebagai air
pendingin pada kondensor. Digunakan di rapid cooler, suhu air dingin sekitar 180C. Air
pendingin ini tidak kontak langsung dengan gula sehingga diambil langsung dari air sungai.
Air sungai dipompa injeksi ke kondensor yang terdapat di stasiun penguapan dan distasiun
masakan sehingga terjadi ruang vakum. Kondensor menghasilkan air jatuhan dengan suhu
420C, kemudian dipompa ke cooling tower, menghasilkan air dengan suhu 38 0C. Kemudian
air ini di sirkulasi lagi di kondensor, dan seterusnya.
V.1.1.4 Air Injeksi Kondensor
Air ini juga diambil dari sungai brantas, digunakan pada kondensor untuk
menimbulkan kondisi vakum pada badan akhir evaporator dan pada vacuum pan dengan
tekanan ±65 cmHg.
V.1.1.5 Air Sanitasi
Untuk kebutuhan masak, minum, cuci, mandi, dan lain-lain diambil dari pompa air
sumur adapun syarat-syarat air sanitasi adalah :
1. Suhu di bawah suhu udara
2. Tidak berwarna, tidak berasa dan tidak bau.
3. Tidak mengandung zat beracun, bakteri dan kuman bakteri patogen.

V.1.2 Listrik
PG GempolKrep setiap harinya membutuhkan suplay listrik dengan sumber utama dari
hasil uap ketel. Pemakaian listrik di PG GempolKrep antara lain untuk :
1. Pemakaian tenaga mekanik pada proses (menggerakan alat-alat).
2. Perbaikan dan pemeliharaan peralatan pabrik.
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER V-5
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PTPN X PG GEMPOLKREP MOJOKERTO
BAB V UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
3. Penerangan kantor, perumahan dan lingkungan.
Listrik di PG GempolKrep disuplai oleh :
1. PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
Di PG GempolKrep tersedia sebuah turbin utama yang mampu menghasilkan listrik
sebesar : Turbin utama (4500 kW/6000 Volt)
2. PLTD (Pembangkit Listrik Tenaga Diesel)
Diesel MGS berkapasitas max 1500 kPa Diesel DEUTCH berkapasitas max 800 kPa
3. PLN (Pembangkit Listrik Negara)
Berkapasitas 1500 A
Suplai utama listrik untuk operasi pabrik berasal dari PLTU. Untuk start PG
Gempolkrep menjalankan diesel MGS dan DEUTCH untuk menggerakkan 1 ketel yaitu
YOSHIMINE II. Kemudian ketel tersebut menghasilkan uap untuk menggerakkan Turbin
Shinko sehingga diesel off. Turbin Shinko mampu menggerakkan ketel YOSHIMINE I, dan
ketel CHENG-CHEN. Setelah 3 boiler sinkron maka hasil uapnya digunakan untuk
menggerakkan turbin SNM. Jika PLTU ini macet digunakan listrik dari PLN. PLTD
digunakan sebagai cadangan jika PLTU dan PLN berhenti.

V.1.3 Udara
Kebutuhan udara ini dibutuhkan untuk :
1. Pereaksi pembuatan SO2 pada tobong belerang. Unsur udara yang diambil adalah O2
yang sebelumnya dilewatkan dehumidifier untuk menghilangkan kandungan airnya.
2. Pembakaran pada ketel dengan cara penyemprotan udara ke ampas.

V.1.4 Water Treatment Plant


Air pengisi ketel atau air ketel harus mengalami proses pengolahan agar dapat dipakai
untuk operasi ketel uap yang sempurna dan baik. Water treatment sangat penting karena air
ketel atau air pengisi ketel harus dapat memberikan sifat-sifat :
1. Tidak menimbulkan korosi
2. Tidak menimbulkan priming dan foaming
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER V-6
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PTPN X PG GEMPOLKREP MOJOKERTO
BAB V UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
3. Tidak menimbulkan endapan
4. Tidak menyebabkan kualitas kukus berkurang
5. Tidak menimbulkan caustic embrittlement cracking
Oleh karena itu air harus dianalisa komposisinya terlebih dahulu sebelum digunakan
dalam suatu instalasi ketel, yaitu :
1. Cairan tak terlarut: minyak, grease, sabun, dll.
2. Padatan terlarut (dissolved solid): garam-garam Ca, Mg, silikat, klorida, sulfat, nitrat,
posfat, dll.
3. Padatan tersuspensi (suspended solid): pasir, lumpur, koloidal tak larut, dll.
4. Gas-gas terlarut (dissolved gasses): nitrogen, hidrokarbon dan gas-gas korosif seperti O2,
CO2, dan H2S.
Dengan mengetahui komposisi dan kandungan air dapat direncanakan feed water
treatment yang tepat dan baik. Tujuannya supaya ketel dan alat proses dapat beroperasi secara
sempurna dan terhindar dari kerusakan. Ketel yang digunakan adalah jenis ketel pipa air,
dengan kelebihannya dapat menghasilkan produk steam lebih tinggi.
Air yang digunakan sebagai air pengisi ketel sebaiknya dengan ukuran setengah dari
drum atas ketel. Jika air pada drum atas tersebut terisi penuh akan menghasilkan uap basah,
karena uap basah mengandung sedikit butir-butir air halus yang biasanya mengandung garam
terlarut. Dengan demikian, jika uap basah tersebut terikut bersama uap kering akan
menimbulkan endapan. Adanya butir-butir halus air dan kandungan garam dalam uap kering
harus dicegah karena dapat menimbulkan endapan kerak yang sangat berbahaya dimana
menyebabkan overheating. Cara mengatasinya adalah dengan blowdown, dan airnya akan
digunakan untuk proses lagi.
Ketel menghasilkan uap, kemudian uapnya masuk ke steel header, dijadikan sebagai
penggerak turbin. Produksi uap yang bersih dan kering adalah problem yang penting sekali,
apalagi untuk ketel tekanan tinggi agar memperoleh efisiensi yang tinggi. Peristiwa terikutnya
butir-butir halus air dalam uap kering disebabkan oleh priming dan foaming.
Priming adalah terdorongnya air dalam uap sehingga masuk ke dalam steam drum,
sampai pula ke pipa-pipa superheater dan pengeluaran uap. Hal ini terjadi pada saat air
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER V-7
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PTPN X PG GEMPOLKREP MOJOKERTO
BAB V UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
mendidih sangat cepat sehingga pipa air diisi gelembung-gelembung uap yang menyebabkan
rapat massa campuran aup dan air berkurang. Campuran air dan gelembung uap tersebut
mengembang dengan cepat kedalam steam drum, sehingga air terdesak ikut serta kedalam
ruang uap dan kemudian ke superheater.
Foaming terjadi karena gelembung-gelembung uap membentuk lapisan buih pada
permukaan air dimana buih tersebut kemudian mengembang mengisi ruang uap pada steam
drum dan dapat pula masuk ke superheater. Hal-hal yang mempengaruhi terbentuknya
priming dan foaming:
1. Ruang uap pada steam drum kurang besar
2. Tegangan permukaan air ketel yang rendah
3. Uap meninggalkan ketel terlalu cepat
4. Adanya bahan pembentuk buih: bahan organik terlarut, bahan campuran tersuspensi,
total solid yang tinggi dan kebebasan yang tinggi
Bahan-bahan terlarut yang terdapat dalam air dapat mengurangi tegangan permukaan air
sehingga menyebabkan pembuihan. Contoh sabun, dterjen, dll. Pembuihan dapat dicegah atau
dihambat dengan penambahan foam depressing substance: emulgated factor oil, polymid, dll.
Bahan anti foam dopes tersebut disebar melapisi permukaan air, namun aktifitasnya tidak
terlalu besar. Cara yang paling tepat adalah menjaga dan mengatur kadar total solidnya.
Terikutnya air dalam uap kering dapat juga ditimbulkan oleh pecahnya gelembung uap
pada waktu pendidihan. Pecahnya gelembung uap tersebut melemparkan butir-butir halus
dalam uap hingga terbang ikut uap masuk ke ruang uap dan seterusnya.
V.1.4.1 Korosi
Korosi adalah penghancuran logam sebagai akibat reaksi kimia. Proses timbulnya
korosi pada besi dalam air atau udara basah disebabkan oleh :
1. Pengaruh oksigen
2. Pengaruh basa keras
3. Pengaruh asam keras
4. Pengaruh kebasaan NaOH yang tinggi
5. Pengaruh tekanan dan temperatur tinggi diatas 4000C
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER V-8
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PTPN X PG GEMPOLKREP MOJOKERTO
BAB V UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
6. Adanya silikat
7. Adanya tegangan dalam yang tinggi dalam plat-plat ketel
8. Adanya pemakaian drum-drum ketel dengan sambungan keling
Pencegahan yang dapat dilakukan adalah:
1. Menghilangkan silikat
2. Blow down secara teratur
3. Memperkecil tegangan dalam
4. Menghilangkan oksigen terlarut
5. Menggunakan plat baja yang tahan korosi
6. Mengadakan pembersihan secara periodic
7. Memakai sambungan las yang sesuai pada drum-drum ketel uap
8. Mengontrol pH pada daerah basa
9. Memakai Trisodium phospat (Na3PO4) sebagai pengganti NaOH untuk mengatur Ph
10. Menggunakan protective coating (cat, aspal, semen) pada bagian yang tidak
diperlakukan pada temperatur tinggi.
V.1.4.2 Kerak
Air yang mengandung banyak garam kalsium dan magnesium disebut air sadah.
Dalam ketel uap, air sadah menimbulkan batu ketel yang terdiri dari CaCO3, CaSO4, Mg(OH)2
yang mengakibatkan pemindahan panas yang buruk.
Apabila batu ketel itu terpecah, pada tempat tersebut air langsung bersentuhan dengan
dinding ketel yang pijar sehingga dapat menimbulkan ledakan ketel. Pemakaian air sadah pada
ketel uap sangat bahaya, karena pada pemanasan diatas 620C atau pada pendidihan dan
penguapan, garam Ca dan Mg pecah menjadi karbonat yang tak larut dan gas CO2. Reaksinya
sebagai berikut:
I. Ca(HCO3)2 CaCO3 + H2O + CO2
II. Mg(HCO3)2 MgCO3 + H2O + CO2
Garam-garam tak larut tersebut mengendap dan membentuk kerak yang melekat pada
permukaan dinding ketel yang dipanaskan. Endapan yang menimbulkan tersebut sangat
merugikan karena:
DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI
FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER V-9
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PTPN X PG GEMPOLKREP MOJOKERTO
BAB V UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
1. Menurunkan efisiensi ketel uap
2. Menyebabkan adanya overheating
3. Merupakan daya hantar panas yang buruk
4. Membentuk endapan keras yang keras dan sukar dihilangkan.
5. Menyebabkan pemakaian bahan bakar untuk menghasilkan uap yang sama.
6. Menyebabkan kerusakan pada ketel uap
7. Menyebabkan pemanasan tidak merata sehingga dapat mengakibatkan ketel uap
mengembang dan pecah
Hal yang perlu diperhatikan pada pembentukan kerak adalah :
1. Kerak yang keras, padat dan sukar dibersihkan sangat berbahaya.
2. Kerak yang berpori (porous) seperti lumpur mudah dibersihkan.
Pencegahan terbentuknya kerak dan endapan sangat penting dapat dilakukan dengan cara:
1. Blow down secara teratur
2. Pelunakan air pengisian ketel atau air ketel dengan water treatment
3. Pembersihan endapan atau kerak yang timbul dan pengawasan dinding pipa uap secara
periodik.
4. Khusus untuk silicate scale problem dapat dikurangi bila total dissolved soild dalam
boiler memenhi anjuran pabrik.

V.2 Pengolahan Limbah


PG Gempolkrep menghasilkan gula kristal putih jenis SHS 1A sebagai produk utama.
Analisa kualitas gula dilakukan secara berkala oleh P3GI (Pusat Penelitian Perkebunan Gula
Indonesia), meliputi analisa brix, analisa polarisasi, kadar air, kadar abu, kandungan SO2, berat
jenis butir dan lain-lain. Produk samping yang diperoleh berupa blotong, tetes, ampas dan uap.
Blotong yang dihasilkan sekitar 213 ton/hari. Ampas yang dihasilkan sekitar 1800 ton/hari.
Ampas ini digunakan sebagai bahan bakar ketel. Tetes yang dihasilkan sekitar 346 ton/hari.
V.1.1 Produk Limbah
Limbah yang dihasilkan PG. Gempolkrep dapat dibagi menjadi 3 golongan yaitu limbah
padat, limbah cair, dan gas.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER V-10
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PTPN X PG GEMPOLKREP MOJOKERTO
BAB V UTILITAS DAN PENGOLAHAN LIMBAH
1) Limbah Padat
a. Blotong
Blotong diperoleh dari hasil pemisahan gula pada rotary vacuum filter di stasiun
pemurnian sekitar. Blotong ini dimanfaatkan sebagai pupuk di perkebunan tebu.
b. Ampas tebu
Limbah ampas tebu hasil penggilingan tebu di pabrik gula dimanfaatkan sebagai
bahan bakar ketel
c. Abu
Abu yang dihasilkan merupakan hasil pembakaran pada ketel yang nantinya abu ini
akan digunakan sebagai bahan campuran dalam pembuatan pupuk kompos.
2) Limbah Cair
a. Limbah Cair Nonpolutan
Limbah cair non polutan yang berasal dari kondensor, air pendingin, tobong
belerang, air pendingin pompa vakum, air pending sublimator dan air injeksi.
b. Air Limbah Polutan
Limbah polutan berasal dari stasiun gilingan, stasiun pemurnian dan air spray dari
dust collector.
3) Limbah Gas
a. Gas SO2 dimana gas ini berasal dari kelebihan SO2 pada reaksi sulfitasi.
b. Gas hasil pembakaran ketel merupakan gas hasil pembakaran ketel ini mengandung
partikel abu dan arang.

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA INDUSTRI


FAKULTAS VOKASI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER V-11

Anda mungkin juga menyukai