Disusun Oleh :
Devya Nurul Amalia
21030111060100
2011 B
BAB I
PENDAHULUAN
Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua untuk kehidupan
yang dikeahui sampai saat ini d bumi, tetapi tidak di planet lain.Air menutupi hampir
71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil 3) trsedia
dibumi.
Molekul air tersusun atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen (H2O). Dalam
keadaan cair, molekul-molekul air saling bertautan membentuk polimer via ikatan
hidrogen. Karena ikatan inilah air mempunyai panas latent penguapan yang besar
serta daya pelarutan yang tinggi.
Air untuk industri akhir-akhir ini menjadi isu besar dan menjadi salah satu kriteria
dalam menentukan lokasi suatu industri akan dibangun, pada era 80-an sumbersumber air mudah didapat namun kondisi saat ini jauh berbeda, sumber air semakin
susah ditemukan ini ditengarai air permukaan yang kualitas dan kuantitasnya semakin
terbatas. Belum lagi isu lingkungan turut menjadi pertimbangan dalam pemberian ijin
eksploitasi sumber air untuk industri.
Tentunya bagi industri yang banyak melakukan kegiatan ekspor impor pasti akan
memilih lokasi dekat dengan pelabuhan guna memudahkan kegiatan operasi mereka,
termasuk didalamnya industri berbasis minyak sawit termasuk pabrik minyak dan
lemak makanan, oleochemical dan biodiesel. Industri berbasis minyak sawit ini
menjadi efisien apabila kriteria pokok pendirian pabrik dapat dipenuhi termasuk
utilitas, process water, energi serta jaringan transportasi yang memadai untuk
menunjang kegiatan produksi serta ekspor produk.
Air pendingin adalah air yang digunakan untuk menyerap panas yang berlebihan
pada reaktor untuk menghasilkan listrik. Karakteristik dari air pendingin yaitu air
tawar yang tahan terhadap radiasi, dan kapasitas panas tinggi. Air yang digunakan
untuk air pendingin yaitu air berat karena mempunyai kapasitas panas tinggi, tahan
radiasi tinggi pada hal ini digunakan pada reaktor yang menggunakan uranium alam
sehingga tampang lintang air kecil. Air laennya yang digunakan yaitu air bertekanan
tinggi dan air biasa.
Kebutuhan akan air pendingin (cooling water) bisa di kategorikan kebutuhan
umum dalam setiap mesin penggerak, pengolahan air pendingin biasanya kurang
diperhatikan oleh operator pabrik karena persepsi yang salah dimana setiap air
bersuhu rendah bisa digunakan. Tetapi mereka lupa bahwa air pendingin disalurkan
melalui pipa-pipa yang diameternya terkadang cukup kecil, panjang dan melingkarlingkar sehingga rawan terhadap karat dan sumbatan tentunya.
Air proses atau biasa kita kenal sebagai process water memiliki fungsi yang
berbeda satu sama lainnya, oleh karena itu karakter serta spesifikasi air yang
diperlukan juga berbeda satu dengan yang lain, misalnya standar air untuk boiler tentu
berbeda dengan standar air untuk produksi hydrogen.
Air proses (Process Water) untuk hydrolysis, boiler dan destilasi. Kebutuhan
process water untuk boiler, hydrolisis serta produksi H2, dimana diperlukan air yang
terlebih dahulu melalui ion exchange untuk meminimalisir timbulnya karat serta
sumbatan pada pipa api dan jalur distribusi uap dan kondensatnya. Produk air yang
dihasilkan melalui ion exchange kemudian disebut sebagai soft water bahkan untuk
produksi hydrogen diperlukan demineralized water (demin water) agar H2 yang
diproduksi betul-betul 99,9 % murni.
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, muncul permasalahan sebagai berikut :
INDOTAMA
Untuk mengetahui proses pengolahan air tersebut
Untuk mengetahui karakteristik air dalam industri
Untuk mengetahui digunakan untuk apa saja air dalam industry
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Penyediaan Air
Penyediaan air untuk proses produksi di PT. Trans-Pacific Petrochemical
Indotama di suplay dari unit utilitas. Pada Unit utilitas sumber air Utama PT.TPPI
berasal dari laut yang digunakan untuk keperluan service water, fire water, cooling
water, dan boiler feed water.
Merupakan suatu proses yang memanfaatkan air laut sebagai sumber air utama,
media pendingin dan back-up fire water system dalam keadaan darurat dimana
ketersediaan fire water tidak tercukupi.
Tabel 51. Spesifikasi Air Laut
Parameter
Hasil Analisa
29,717
29,710
6,237
Alkalinity (ppm)
115
Conductivity (ppm)
52
pH
Gambar 26. Blok Diagram Pengambilan Air Laut (Sea Water Intake)
(PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama, 2012)
pertumbuhan mikroorganisme laut pada air laut yang digunakan sebagai pendingin,
karena organisme tersebut menyebabkan pengotoran, fouling, serta penyumbatan pada
alat penukar panas dan pipa-pipa pendistribusi sehingga dapat menurunkan efektifitas
alat penukar panas.
4. Automatic Backwash Filter (ABF)
Automatic Backwash Filter digunakan untuk mengambil partikel-partikel yang
berukuran > 2 mm dengan tujuan mencegah terjadinya plugging dalam PFHE.
Seawater yang membawa impurity/kotoran masuk ke dalam ABF menuju ke ruang
dalam/inner chamber. Seawater kotor mengalir ke atas dan menembus
strainer
element. Impurity ditahan oleh permukaan datar strainer element, sedangkan seawater
yang sudah tersaring mengalir menuju ruang luar dan keluar. Selama backwash, cycle
motor/gear reducer akan terhubung dan menggerakkan element untuk mengambil
impurity yang tertahan. Backwash control valve kemudian membuka dan sebagai
akibatnya impurity akan terbawa keluar. Aliran balik terjadi akibat isapan air yang
mengalir melalui lubang lengan pipa dan menghisap kotoran/impurity. Keadaan ini
berlangsung sampai backwash cycle selesai.
5. Plate and Frame Heat Exchanger (PFHE)
Sea water dingin masuk ke PFHE mengambil panas dari cooling water keluar,
sedangkan seawater panas sebelum keluar PFHE mengambil panas dari cooling water
yang masuk (counter current).
2.1.2 Pengolahan Air Laut
Sistem pengolahan air laut dirancang untuk memproses air laut menjadi air tawar
dengan menggunakan teknologi Reverse Osmosis dari METITO sebagai lisensor. Air
laut yang dipompakan dengan Sea Water Pumps ke PFHE, sebagian (573 m 3/jam)
dialirkan ke Water Treatment Plant untuk diproses menjadi air tawar yang selanjutnya
dipergunakan untuk keperluan air pendingin, air service, dan air umpan boiler.
Berikut adalah rangkaian proses pengolahan air laut di PT. Tran-Pacific
Petrochemical Indotama:
Gambar 27. Blok Diagram Pengolahan Air Laut (Sea Water Treatment)
(PT. Tran-Pacific Petrochemical Indotama, 2012)
1. Clarifier
Fungsi dari clarifier ini adalah untuk memisahkan air dengan suspended solid
yang terdapat dalam material air tersebut. Air laut sebanyak (573 m3/jam) di
tambahkan dengan koagulan ferri chlorit (FeCl3) yang berfungsi untuk mengikat
kotoran dalam air. Di dalam clarifier ditambah koagulan aid (Polymer Anionic Base)
yang berfungsi mempercepat untuk mengikat kotoran dalam air menjadi gumpalan
(flok-flok) yang nantinya akan menjadi sludge dengan air produk yang berupa over
flow dan sludge (lumpur) nya dibuang melalui sludge tank. Produk yang berupa over
flow tersebut dialirkan ke clarified water tank.
3. Bag Filter
Dari MMF masuk ke Bag filter. Bag filter merupakan media penyaring yang
didalamnya terdapat 6 kantong penyaringan dengan ukuran pori-pori 25 micron yang
ditengah-tengahnya terdapat aliran feed.
4. Catridge Filter
Fungsi dari catridge filter ini pada prinsipnya sama dengan bag filter yaitu untuk
menyaring dan juga memisahkan suspended solid akan tetapi dengan ukuran yang
lebih kecil yaitu kurang lebih sekitar 5 mikron.
5. Sea Water Reverse Osmosis (SWRO)
Fungsi dari alat ini adalah untuk menurunkan kandungan konductivity dan
mengurangi beban ion exchange yang ada pada air tersebut. Sebelum dialirkan ke Sea
Water Reverse Osmosis (SWRO), air dari catridge harus di injek beberapa chemical
antara lain:
H2SO4 98% untuk menurunkan pH dengan tujuan menurunkan LSI agar menjadi
Anti scalant untuk mencegah pengendapan dari garam kalsium dan Magnesium.
Pada Sea Water Reverse Osmosis (SWRO), kita harus mengetahui tentang teori
osmosis adalah perpindahan larutan dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi
tanpa memerlukan adanya tekanan, dalam hal ini yang berpindah adalah pelarutnya.
Pada SWRO ini perpindahan larutan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
dengan menggunakan tekanan. Perpindahan tersebut terjadi di dalam membran yang
ada di dalam alat SWRO ini. Reverse Osmosis menggunakan teknologi tekanan yang
lebih tinggi dari tekanan osmosis untuk mendorong air murni melalui membran
semipermeabel dari larutan air garam. Proses ini berlawanan dengan osmosis biasa,
yaitu air mengalir melalui membran dari larutan yang lebih encer kedalam larutan
yang lebih pekat. Reverse osmosis ini menjadi proses yang lebih ekonomis karena
berhasilnya pengembangan membran khusus. Bahan yang digunakan sebagai
membran biasanya berupa selulosa asetat (lebih cocok untuk daerah payau) dan
poliamida (untuk daerah laut).
Jika air yang mengandung garam dimasukkan ke satu sisi dan air murni disisi
yang lain, air akan terserap ke larutan garam melalui membran. Ketika air melalui
membran, tekanan air murni berkurang dan pada saat yang sama tekanan air garam
bertambah. Aliran air murni menuju air garam tersebut terus berlangsung hingga
mencapai kesetimbangan. Proses tersebut dikenal sebagai Osmosis.
Perbedaan hidrostatis yang dicapai setara dengan tekanan osmosis netto. Tekanan
osmosik tergantung pada konsentrasi larutan garam dan temperatur. Jika tekanan yang
lebih besar dari tekanan osmosik dikenakan pada bagian atas sisi larutan garam arah
air akan terbalik yaitu kembali ke sisi air murni. Peristiwa tersebut dikenal sebagai
Reverse Osmosis.
Laju alir air melalui membran berbanding lurus dengan beda tekanan antara
tekanan yang digunakan dengan tekanan osmosis. Kemurnian akan air produk
tergantung pada konsentrasi garam air uapan dan konstanta penyerap garam dan
membran yang digunakan.
Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) yang merupakan media filter dengan
melewatkan feed kedalam membran semi permeabel yang mempunyai pori sebesar
0.1 micron. Permeate dari SWRO ini sebesar 35% dari feed yang masuk dan nantinya
akan menuju ke Service Water and Fire water tank dan BWRO, sedangkan sebagian
sebesar 65% akan direject menuju Back Wash Tank yang dipergunakan untuk
backwash dari Multi Media Filter
Produk yang masuk ke Service water and Fire water tank sebelum masuk ke tank
ditambahkan CaCl2 yang berfungsi untuk mengurangi kesadahan dari air sehingga air
tidak bersifat korosif (karena air dari produk RO bersifat korosif) dan ditambahkan
juga ZnPO4 yang berfungsi sebagai corrosion inhibitor di system perpipaan dari
service water.
Hasil Analisa
pH
7-9
7,5
Turbidity (NTU)
<5
0,9
Alkalinity (ppm)
>35
40
>60
69,41
Zinc (ppm)
0,3 - 2
1,29
Chloride (ppm)
<200
269,4
Fe (ppm)
<2
0,605
Hasil Analisa
pH
5,5-7
6,59
Conductivity (S)
< 30
10,52
TDS (ppm)
< 15
7,364
Chloride (ppm)
<7
3,5
Hasil Analisa
pH
7 - 8,5
Total Fe (ppm)
< 0,05
< 0,03
0,0038
Boiler dirancang untuk memasok kebutuhan steam dan juga dirancang agar
pengoperasian serta perawatannya lebih mudah dilakukan. Boiler disamping untuk
menyediakan kebutuhan steam, unit ini juga bertanggung jawab terhadap pengolahan
air umpan boiler. Berdasarkan fluida yang mengalirnya, terdapat 2 macam boiler,
antara lain :
1. Boiler pipa api (fire tube boiler) : Apabila fluida yang mengalir dalam pipa adalah gas
nyala (hasil pembakaran)
2. Boiler pipa air (water tube boiler) : Apabila fluida yang mengalir dalam pipa adalah
air.
Unit Steam Generator ini pada kondisi normal mempunyai kemampuan untuk
memproduksi High Pressure Steam sebanyak 315 ton/jam. High Pressure steam ini
digunakan untuk menggerakkan pompa penggerak turbin di departemen utilities
sendiri dan memenuhi kebutuhan steam di platforming plant dan aromatic plant.
Berikut merupakan klasifikasi steam di PT.TPPI:
Tabel 5.5. Klasifikasi Steam di PT.TPPI
Jenis
HPS (High Pressure Steam)
MPS (Medium
Steam)
Pressure
P (kg/cm2G)
T (0C)
Produsen
42
390
210
147
Backpressure
steam
turbin, dan juga dari
beberapa unit proses
17
3.5
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyediaan air untuk proses produksi di PT. Trans-Pacific Petrochemical
Indotama di suplay dari unit utilitas. Pada Unit utilitas sumber air Utama PT.TPPI
berasal dari laut yang digunakan untuk keperluan service water, fire water, cooling
water, dan boiler feed water.
Air laut merupakan suatu bahan yang dimanfaatkan sebagai sumber air utama,
media pendingin dan back-up fire water system dalam keadaan darurat dimana
ketersediaan fire water tidak tercukupi.
Sistem pengolahan air laut dirancang untuk memproses air laut menjadi air tawar
dengan menggunakan teknologi Reverse Osmosis dari METITO sebagai lisensor. Air
laut yang dipompakan dengan Sea Water Pumps ke PFHE, sebagian (573 m 3/jam)
dialirkan ke Water Treatment Plant untuk diproses menjadi air tawar yang selanjutnya
dipergunakan untuk keperluan air pendingin, air service, dan air umpan boiler.