Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH TEKNIK PENGOLAHAN AIR INDUSTRI

PENGOLAHAN AIR PADA INDUSTRI PETROKIMIA PT.TRANSPACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA


Digunakan Untuk Memenuhi Tugas Teknik Penyediaan Air Industri

Disusun Oleh :
Devya Nurul Amalia

21030111060100

2011 B

PROGRAM STUDI DIPLOMA III TEKNIK KIMIA


PROGRAM DIPLOMA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2013

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Berdirinya Pabrik Gula


PT. Trans Pasific Petrochemical Indotama (PT. TPPI) - Tuban merupakan
perusahaan industri petrokimia hulu terpadu yang pembangunannya dilakukan sejak
1995. PT. TPPI ini mulai memproduksi produk aromatik dan bahan bakar minyak
secara komersial setelah pembangunan industri petrokimia hulu mengalami penundaan
sejak 1998. Adapun beberapa produk yang dihasilkan oleh PT TPPI terdiri atas produk
light naphtha, produk aromatik parasylene, benzene, toluene, orhoxylene. Selain itu
juga, PT. TPPI-Tuban sebagai salah satu perusahan petrokimia yang kini juga bekerja
sama dengan PT. PERTAMINA (Persero) untuk memasok Premium RON 88 untuk
keperluan distribusi di Jawa Timur.
PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama mempunyai beberapa unit utilitas untuk
memenuhi kebutuhan tenaga listrik, tenaga uap, air pendingin, bahan bakar dan
sebagainya. Berikut adalah beberapa Unit Utilitas di PT. Trans-Pacific Petrochemical
Indotama:
1. Penyediaan Air
2. Penyediaan Steam
3. Penyediaan Listrik
4. Penyediaan Udara Tekan
5. Penyediaan Nitrogen
6. Penyediaan Bahan Bakar

1.2 Pengertian Air


Air merupakan kebutuhan dasar yang sangat penting bagi manusia dan makhluk
hidup lainnya. Tidak semua daerah mempunyai sumberdaya air yang baik. Wilayah
pesisir pantai, di muara sungai dan pulau-pulau kecil atau di tengah lautan lepas
merupakan daerah-daerah yang sangat miskin akan sumber air bersih, sehingga timbul
masalah pemenuhan kebutuhan air bersih.

Air adalah zat atau materi atau unsur yang penting bagi semua untuk kehidupan
yang dikeahui sampai saat ini d bumi, tetapi tidak di planet lain.Air menutupi hampir
71% permukaan bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil 3) trsedia
dibumi.
Molekul air tersusun atas dua atom hidrogen dan satu atom oksigen (H2O). Dalam
keadaan cair, molekul-molekul air saling bertautan membentuk polimer via ikatan
hidrogen. Karena ikatan inilah air mempunyai panas latent penguapan yang besar
serta daya pelarutan yang tinggi.
Air untuk industri akhir-akhir ini menjadi isu besar dan menjadi salah satu kriteria
dalam menentukan lokasi suatu industri akan dibangun, pada era 80-an sumbersumber air mudah didapat namun kondisi saat ini jauh berbeda, sumber air semakin
susah ditemukan ini ditengarai air permukaan yang kualitas dan kuantitasnya semakin
terbatas. Belum lagi isu lingkungan turut menjadi pertimbangan dalam pemberian ijin
eksploitasi sumber air untuk industri.
Tentunya bagi industri yang banyak melakukan kegiatan ekspor impor pasti akan
memilih lokasi dekat dengan pelabuhan guna memudahkan kegiatan operasi mereka,
termasuk didalamnya industri berbasis minyak sawit termasuk pabrik minyak dan
lemak makanan, oleochemical dan biodiesel. Industri berbasis minyak sawit ini
menjadi efisien apabila kriteria pokok pendirian pabrik dapat dipenuhi termasuk
utilitas, process water, energi serta jaringan transportasi yang memadai untuk
menunjang kegiatan produksi serta ekspor produk.
Air pendingin adalah air yang digunakan untuk menyerap panas yang berlebihan
pada reaktor untuk menghasilkan listrik. Karakteristik dari air pendingin yaitu air
tawar yang tahan terhadap radiasi, dan kapasitas panas tinggi. Air yang digunakan
untuk air pendingin yaitu air berat karena mempunyai kapasitas panas tinggi, tahan
radiasi tinggi pada hal ini digunakan pada reaktor yang menggunakan uranium alam
sehingga tampang lintang air kecil. Air laennya yang digunakan yaitu air bertekanan
tinggi dan air biasa.
Kebutuhan akan air pendingin (cooling water) bisa di kategorikan kebutuhan
umum dalam setiap mesin penggerak, pengolahan air pendingin biasanya kurang
diperhatikan oleh operator pabrik karena persepsi yang salah dimana setiap air

bersuhu rendah bisa digunakan. Tetapi mereka lupa bahwa air pendingin disalurkan
melalui pipa-pipa yang diameternya terkadang cukup kecil, panjang dan melingkarlingkar sehingga rawan terhadap karat dan sumbatan tentunya.
Air proses atau biasa kita kenal sebagai process water memiliki fungsi yang
berbeda satu sama lainnya, oleh karena itu karakter serta spesifikasi air yang
diperlukan juga berbeda satu dengan yang lain, misalnya standar air untuk boiler tentu
berbeda dengan standar air untuk produksi hydrogen.
Air proses (Process Water) untuk hydrolysis, boiler dan destilasi. Kebutuhan
process water untuk boiler, hydrolisis serta produksi H2, dimana diperlukan air yang
terlebih dahulu melalui ion exchange untuk meminimalisir timbulnya karat serta
sumbatan pada pipa api dan jalur distribusi uap dan kondensatnya. Produk air yang
dihasilkan melalui ion exchange kemudian disebut sebagai soft water bahkan untuk
produksi hydrogen diperlukan demineralized water (demin water) agar H2 yang
diproduksi betul-betul 99,9 % murni.
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, muncul permasalahan sebagai berikut :

Darimana sumber air PT TRANS-PACIFIC PETROCHEMICAL INDOTAMA?

Bagaimana proses pengolahan air tersebut untuk menjadi air industri?


Apakah karakteristik air untuk digunakan dalam industri?
Digunakan untuk apa saja air tersebut dalam industri?

1.4. Tujuan Perumusan Makalah

Untuk mengetahui sumber air di PT TRANS-PACIFIC PETROCHEMICAL

INDOTAMA
Untuk mengetahui proses pengolahan air tersebut
Untuk mengetahui karakteristik air dalam industri
Untuk mengetahui digunakan untuk apa saja air dalam industry

BAB II

PEMBAHASAN
2.1.

Penyediaan Air
Penyediaan air untuk proses produksi di PT. Trans-Pacific Petrochemical
Indotama di suplay dari unit utilitas. Pada Unit utilitas sumber air Utama PT.TPPI
berasal dari laut yang digunakan untuk keperluan service water, fire water, cooling
water, dan boiler feed water.

2.1.1 Pengambilan Air Laut

Merupakan suatu proses yang memanfaatkan air laut sebagai sumber air utama,
media pendingin dan back-up fire water system dalam keadaan darurat dimana
ketersediaan fire water tidak tercukupi.
Tabel 51. Spesifikasi Air Laut
Parameter

Hasil Analisa

Total Kation (ppm)

29,717

Total Anion (ppm)

29,710

Total Dissolved Solids (S) 34,483


Hardness (ppm CaCO3)

6,237

Alkalinity (ppm)

115

Conductivity (ppm)

52

pH

(Laboratory PT. TPPI, 2012)


Sistem pengambilan air laut (Sea water intake) didesign untuk mendapatkan air
laut yang bersih, bening, dan dingin. Hal tersebut dicapai dengan mendesain
kecepatan aliran masuk air laut < 0.2 m/det agar endapan besar tidak terikut dan
mengendap di bawah kanal. Sea Water Intake adalah sistem pengambilan air laut yang
dimaksudkan untuk proses kebutuhan pabrik. Sistem in dilengkapi dengan bar screen,
traveling screen, sea water pump (3 running 1 standby) dan electroclinator sebagai
injeksi.

Gambar 26. Blok Diagram Pengambilan Air Laut (Sea Water Intake)
(PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama, 2012)

1. Bar dan Traveling Screen


Bar screen digunakan untuk mencegah binatang laut yang besar seperti ikan,
ubur-ubur masuk ke Sea Water Pump Basin. Sampah atau binatang laut yang bisa
melintas di bar screen diharapkan bisa tertangkap oleh traveling screen dan dibuang
ke tempat sampah.
2. Sea Water Pump Basin (SPB)
Sea Water Pump Basin (SPB) dengan kedalaman 9 m dibawah permukaan laut
diperlukan untuk menyediakan suction head yang cukup agar Sea Water Pump tidak
terkena problem kavitasi saat permukaan air laut turun. Kebutuhan air laut dengan
keperluan sebesar 23600 m3/jam dipompa oleh 3 pompa dengan kapasitas masingmasing 7870 m3/jam pada 3 kg/cm2G. Ketiga Sea Water Pump digerakkan oleh 6
kVAC motor, sedangkan 1 pompa digerakkan oleh HP Steam Turbine back presuure
type dengan takanan steam sebesar 42 kg/cm2G. Setiap pompa beserta penggeraknya
dilengkapi dengan lubrication system, integral cooling dan vibration monitoring
system.
3. Electrochlorination Unit
Electrochlorination unit menghasilkan Natrium Hipoklorit (NaOCl) dari air laut
secara elektrolisis. Sebagian air laut dari main cooling water system dialirkan ke
electrochlorination unit melalui bar screen dan traveling screen yang dapat
menyaring kotoran dalam air laut. Selanjutnya aliran air laut dilewatkan melalui dua
buah elektroda yang akan mengelektrolisa natrium klorida menjadi natrium hipoklorit.
Natrium Hipoklorit digunakan sebagai desinfektan yang mematikan dan mencegah

pertumbuhan mikroorganisme laut pada air laut yang digunakan sebagai pendingin,
karena organisme tersebut menyebabkan pengotoran, fouling, serta penyumbatan pada
alat penukar panas dan pipa-pipa pendistribusi sehingga dapat menurunkan efektifitas
alat penukar panas.
4. Automatic Backwash Filter (ABF)
Automatic Backwash Filter digunakan untuk mengambil partikel-partikel yang
berukuran > 2 mm dengan tujuan mencegah terjadinya plugging dalam PFHE.
Seawater yang membawa impurity/kotoran masuk ke dalam ABF menuju ke ruang
dalam/inner chamber. Seawater kotor mengalir ke atas dan menembus

strainer

element. Impurity ditahan oleh permukaan datar strainer element, sedangkan seawater
yang sudah tersaring mengalir menuju ruang luar dan keluar. Selama backwash, cycle
motor/gear reducer akan terhubung dan menggerakkan element untuk mengambil
impurity yang tertahan. Backwash control valve kemudian membuka dan sebagai
akibatnya impurity akan terbawa keluar. Aliran balik terjadi akibat isapan air yang
mengalir melalui lubang lengan pipa dan menghisap kotoran/impurity. Keadaan ini
berlangsung sampai backwash cycle selesai.
5. Plate and Frame Heat Exchanger (PFHE)
Sea water dingin masuk ke PFHE mengambil panas dari cooling water keluar,
sedangkan seawater panas sebelum keluar PFHE mengambil panas dari cooling water
yang masuk (counter current).
2.1.2 Pengolahan Air Laut
Sistem pengolahan air laut dirancang untuk memproses air laut menjadi air tawar
dengan menggunakan teknologi Reverse Osmosis dari METITO sebagai lisensor. Air
laut yang dipompakan dengan Sea Water Pumps ke PFHE, sebagian (573 m 3/jam)
dialirkan ke Water Treatment Plant untuk diproses menjadi air tawar yang selanjutnya
dipergunakan untuk keperluan air pendingin, air service, dan air umpan boiler.
Berikut adalah rangkaian proses pengolahan air laut di PT. Tran-Pacific
Petrochemical Indotama:

Gambar 27. Blok Diagram Pengolahan Air Laut (Sea Water Treatment)
(PT. Tran-Pacific Petrochemical Indotama, 2012)

1. Clarifier
Fungsi dari clarifier ini adalah untuk memisahkan air dengan suspended solid
yang terdapat dalam material air tersebut. Air laut sebanyak (573 m3/jam) di
tambahkan dengan koagulan ferri chlorit (FeCl3) yang berfungsi untuk mengikat
kotoran dalam air. Di dalam clarifier ditambah koagulan aid (Polymer Anionic Base)
yang berfungsi mempercepat untuk mengikat kotoran dalam air menjadi gumpalan
(flok-flok) yang nantinya akan menjadi sludge dengan air produk yang berupa over
flow dan sludge (lumpur) nya dibuang melalui sludge tank. Produk yang berupa over
flow tersebut dialirkan ke clarified water tank.

2. Multi Media Filter


Fungsi dari alat ini adalah untuk menyaring atau memisahkan air yang masih
terdapat suspended solid, sehingga menjadi jernih dengan menggunakan media filter
dalam suatu bejana. Setelah dari multi media filter ini akan diperoleh 80-90%
pengurangan impuriti yang ada pada air akan di alirkan ke Bag Filter dan Cartidge
Filter.

3. Bag Filter
Dari MMF masuk ke Bag filter. Bag filter merupakan media penyaring yang
didalamnya terdapat 6 kantong penyaringan dengan ukuran pori-pori 25 micron yang
ditengah-tengahnya terdapat aliran feed.

4. Catridge Filter
Fungsi dari catridge filter ini pada prinsipnya sama dengan bag filter yaitu untuk
menyaring dan juga memisahkan suspended solid akan tetapi dengan ukuran yang
lebih kecil yaitu kurang lebih sekitar 5 mikron.
5. Sea Water Reverse Osmosis (SWRO)
Fungsi dari alat ini adalah untuk menurunkan kandungan konductivity dan
mengurangi beban ion exchange yang ada pada air tersebut. Sebelum dialirkan ke Sea
Water Reverse Osmosis (SWRO), air dari catridge harus di injek beberapa chemical
antara lain:

H2SO4 98% untuk menurunkan pH dengan tujuan menurunkan LSI agar menjadi

negative sehingga tidak menjadi scalling di membran RO nya.


SMBS (Sodium Metabisulfit) yang berfungsi untuk menghilangkan Chlorine, karena
adanya Chlorine dapat merusak membran karena membran terbuat dari bahan selulosa
base. Reaksi yang terjadi yaitu:
Na2S2O5 + H2O 2NaHSO3
2NaHSO3 + 2HOCl H2SO4 + 2 HCl + Na2SO4

Anti scalant untuk mencegah pengendapan dari garam kalsium dan Magnesium.
Pada Sea Water Reverse Osmosis (SWRO), kita harus mengetahui tentang teori
osmosis adalah perpindahan larutan dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi
tanpa memerlukan adanya tekanan, dalam hal ini yang berpindah adalah pelarutnya.
Pada SWRO ini perpindahan larutan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah
dengan menggunakan tekanan. Perpindahan tersebut terjadi di dalam membran yang
ada di dalam alat SWRO ini. Reverse Osmosis menggunakan teknologi tekanan yang
lebih tinggi dari tekanan osmosis untuk mendorong air murni melalui membran
semipermeabel dari larutan air garam. Proses ini berlawanan dengan osmosis biasa,

yaitu air mengalir melalui membran dari larutan yang lebih encer kedalam larutan
yang lebih pekat. Reverse osmosis ini menjadi proses yang lebih ekonomis karena
berhasilnya pengembangan membran khusus. Bahan yang digunakan sebagai
membran biasanya berupa selulosa asetat (lebih cocok untuk daerah payau) dan
poliamida (untuk daerah laut).
Jika air yang mengandung garam dimasukkan ke satu sisi dan air murni disisi
yang lain, air akan terserap ke larutan garam melalui membran. Ketika air melalui
membran, tekanan air murni berkurang dan pada saat yang sama tekanan air garam
bertambah. Aliran air murni menuju air garam tersebut terus berlangsung hingga
mencapai kesetimbangan. Proses tersebut dikenal sebagai Osmosis.
Perbedaan hidrostatis yang dicapai setara dengan tekanan osmosis netto. Tekanan
osmosik tergantung pada konsentrasi larutan garam dan temperatur. Jika tekanan yang
lebih besar dari tekanan osmosik dikenakan pada bagian atas sisi larutan garam arah
air akan terbalik yaitu kembali ke sisi air murni. Peristiwa tersebut dikenal sebagai
Reverse Osmosis.
Laju alir air melalui membran berbanding lurus dengan beda tekanan antara
tekanan yang digunakan dengan tekanan osmosis. Kemurnian akan air produk
tergantung pada konsentrasi garam air uapan dan konstanta penyerap garam dan
membran yang digunakan.
Sea Water Reverse Osmosis (SWRO) yang merupakan media filter dengan
melewatkan feed kedalam membran semi permeabel yang mempunyai pori sebesar
0.1 micron. Permeate dari SWRO ini sebesar 35% dari feed yang masuk dan nantinya
akan menuju ke Service Water and Fire water tank dan BWRO, sedangkan sebagian
sebesar 65% akan direject menuju Back Wash Tank yang dipergunakan untuk
backwash dari Multi Media Filter
Produk yang masuk ke Service water and Fire water tank sebelum masuk ke tank
ditambahkan CaCl2 yang berfungsi untuk mengurangi kesadahan dari air sehingga air
tidak bersifat korosif (karena air dari produk RO bersifat korosif) dan ditambahkan
juga ZnPO4 yang berfungsi sebagai corrosion inhibitor di system perpipaan dari
service water.

Tabel 5.2. Spesifikasi Service water dan Fire water


Parameter

Syarat Baku Mutu

Hasil Analisa

pH

7-9

7,5

Turbidity (NTU)

<5

0,9

Alkalinity (ppm)

>35

40

Total Hardness (ppm)

>60

69,41

Zinc (ppm)

0,3 - 2

1,29

Chloride (ppm)

<200

269,4

Fe (ppm)

<2

0,605

(Laboratory PT. TPPI, 2012)


6. Brackish Water Reverse Osmosis (BWRO)
Untuk produk SWRO sebagian masuk ke BWRO (Brackish Water Reverse
Osmosis) untuk menghasilkan Demineralized Water dan selanjutnya dialirkan ke
Mixed Bed Polisher untuk menghasilkan Polished Water serta sebagian digunakan
sebagai make-up cooling water tank. Brackish Water Reverse Osmosis merupakan
media filter seperti halnya SWRO namun disini bertujuan untuk mengurangi
conductivity, TDS, sehingga didapat kualitas yang sesuai dengan spesifikasi dari
demineralized water. BWRO didesign dengan recovery sebesar 85%. Umpan dari
Mixed Bed Polisher selain dari produk Brackish Water Reverse Osmosis, juga dari
condensate return.
7. Decarbonator
Setelah dari BWRO masuk ke Decarbonator (Degassifier) merupakan suatu
reaktor yang berfungsi untuk menguapkan/menghilangkan CO2 dengan tujuan agar
tidak terjadi kavitasi pada pompa.
Produk Decarbonator sebagian masuk ke Cooling water yang nantinya akan
mendinginkan PFHE di Utility dan sebagian lagi ke Mix Bed Polisher. Pada cooling
water tank ditambahkan ditambahkan pH adjuster sebagai pebaik pH, biocide sebagai
pembunuh bakteri dan nitrit sebagai passive layer.

Tabel 5.3. Spesifikasi Cooling Water


Parameter

Syarat Baku Mutu

Hasil Analisa

pH

5,5-7

6,59

Conductivity (S)

< 30

10,52

TDS (ppm)

< 15

7,364

Chloride (ppm)

<7

3,5

(Laboratory PT.TPPI, 2012)

8. Mixed Bed Polisher (Ion Exchanger)


Mixed Bed Polisher (MBP) merupakan alat yang berfungi untuk menghilangkan
kandungan mineral / TDS (Kalsium, Magnesium, Sodium, Fe, dll) dengan cara Ion
Exchanger (Penukaran Ion ion) menggunakan anion resin dan kation resin. Proses
ion exchange ini bertujuan untuk mensterilkan produk dari ion-ion berbahaya sebelum
masuk ke Polished Water Tank.
Tabel 5.4. Spesifikasi Polished Water
Parameter

Syarat Baku Mutu

Hasil Analisa

pH

7 - 8,5

Total Fe (ppm)

< 0,05

Total Copper (ppm)

< 0,03

0,0038

Total Hardness (ppm CaCO3)

(Laboratory PT.TPPI, 2012)

2.2 Penyediaan Steam


PT. TPPI memiliki Steam Generator yang terdiri dari 3 HRSG (Heat Recovery
Steam Generator) dan 1 Auxiliary Boiler. Tiap-tiap HRSG dicouple dengan CTG
Frame-V dan dilengkapi dengan Duct Burners untuk fuel gas extra firing mempunyai
kapasitas produksi High Pressure Steam sebanyak 75 ton/jam. Auxiliary Boiler yang
dapat dioperasikan dengan mengunakan fuel gas atau fuel oil saja atau kombinasi fuel
gas dan fuel oil ini mempunyai kapasitas produksi High Pressure Steam 90 ton/jam.
Fasilitas Steam Generator ini pada kondisi normal mempunyai kemampuan untuk
memproduksi High Pressure Steam sebanyak 315 T/H.

Boiler dirancang untuk memasok kebutuhan steam dan juga dirancang agar
pengoperasian serta perawatannya lebih mudah dilakukan. Boiler disamping untuk
menyediakan kebutuhan steam, unit ini juga bertanggung jawab terhadap pengolahan
air umpan boiler. Berdasarkan fluida yang mengalirnya, terdapat 2 macam boiler,
antara lain :
1. Boiler pipa api (fire tube boiler) : Apabila fluida yang mengalir dalam pipa adalah gas
nyala (hasil pembakaran)
2. Boiler pipa air (water tube boiler) : Apabila fluida yang mengalir dalam pipa adalah
air.
Unit Steam Generator ini pada kondisi normal mempunyai kemampuan untuk
memproduksi High Pressure Steam sebanyak 315 ton/jam. High Pressure steam ini
digunakan untuk menggerakkan pompa penggerak turbin di departemen utilities
sendiri dan memenuhi kebutuhan steam di platforming plant dan aromatic plant.
Berikut merupakan klasifikasi steam di PT.TPPI:
Tabel 5.5. Klasifikasi Steam di PT.TPPI
Jenis
HPS (High Pressure Steam)
MPS (Medium
Steam)

Pressure

LPS (Low Pressure Steam)


(Utility PT.TPPI, 2012)

P (kg/cm2G)

T (0C)

Produsen

42

390

Steam generator, HRSG,


Auxiliary boiler

210

HP-MP Letdown Station,


dan juga dari beberapa
unit proses

147

Backpressure
steam
turbin, dan juga dari
beberapa unit proses

17

3.5

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Penyediaan air untuk proses produksi di PT. Trans-Pacific Petrochemical
Indotama di suplay dari unit utilitas. Pada Unit utilitas sumber air Utama PT.TPPI
berasal dari laut yang digunakan untuk keperluan service water, fire water, cooling
water, dan boiler feed water.
Air laut merupakan suatu bahan yang dimanfaatkan sebagai sumber air utama,
media pendingin dan back-up fire water system dalam keadaan darurat dimana
ketersediaan fire water tidak tercukupi.
Sistem pengolahan air laut dirancang untuk memproses air laut menjadi air tawar
dengan menggunakan teknologi Reverse Osmosis dari METITO sebagai lisensor. Air
laut yang dipompakan dengan Sea Water Pumps ke PFHE, sebagian (573 m 3/jam)
dialirkan ke Water Treatment Plant untuk diproses menjadi air tawar yang selanjutnya
dipergunakan untuk keperluan air pendingin, air service, dan air umpan boiler.

Anda mungkin juga menyukai