Anda di halaman 1dari 9

Laporan Kerja Praktek

PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

BAB II
BAHAN BAKU DAN PRODUK

2.1. Bahan Baku PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan


Terdapat tiga kategori dari bahan baku yang digunakan, yaitu bahan baku utama berupa
crude oil yang diolah di CDU (Crude Distillation Unit), bahan baku penunjang dan aditif
yang berupa bahan kimia, katalis, gas alam, dan resin, serta bahan baku sistem utilitas
berupa air dan udara.

2.1.1. Bahan Baku Utama

Bahan baku utama di CDU dengan mengolah minyak mentah dengan komposisi 80%
Crude Oil Duri dan 20% Crude Oil Minas, dengan kapasitas sebesar 125.000 BPSD
(828,1 m3/jam). Namun, dalam perkembangannya dengan pertimbangan optimasi,
sekarang unit ini lebih sering dioperasikan dengan komposisi 50% Crude Oil Duri dan
50% Crude Oil Minas. Selain itu juga ditambahkan beberapa minyak lainnya dalam
jumlah kecil, seperti: Crude Oil LSWR, Crude Oil SLC, Crude Oil Jati Barang, Crude
Oil BU, Crude Oil Nile Blend, Crude Oil Azeri, dan Crude Oil Mudi.
Pada kenyataannya, minyak yang berasal dari Duri lebih banyak mengandung residu,
hal ini disebabkan karena komponen yang terkandung dalam minyak duri sebagian
adalah senyawa hidrokarbon yang memiliki rantai panjang. Spesifikasi dari bahan
baku pada DCU dapat dilihat pada tabel 2.1.

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Tabel 2.1 Spesifikasi Bahan Baku CDU


Analisis

Spesifikasi

Satuan

Minas
35,2
0,8485

Duri
21,1
0,924

% wt

23,6
11,6
0,08

591
272,4
0,21

% wt

2,8

7,4

36
0,5
<1
8

34
0,4
1
32

< 0,05

1,19

11

Air

C
% wt
ppm wt
ppm wt
mg KOH
/g
lb / 1000
bbl
% vol

Densitas, 15oC
Kadar S
RVP

Kg / m3
ppm
psia

0,6
Wild naphtha
GO HTU
0,719
2
N/A

0,3
Wild naphtha LCO
HTU
0,866
N/A
1,5

API
Densitas
Viskositas
pada,
400C
500C
Kadar S
Conradson
Carbon
Pour point
Aspal
Vanadium
Nikel
Jumlah asam
Garam

G/ml
cSt

Sumber: PERTAMINA, 2001

2.1.2. Bahan Baku Penunjang dan Aditif


1. Bahan Kimia
a. Soda Kaustik (NaOH), berfungsi untuk menetralisasi dan menaikkan pH raw
water, regenerasi resin di proses condensate degasser dan menyerap senyawa
sulfur seperti H 2 S, merkaptan COS, dan CS 2.
b. Anti Oksidan (C 14 H 24 N 2 ), berfungsi untuk mencegah pembentukan gum
(endapan yang menggumpal) dalam produk naphta dan polygasoline.
Pembentukan gum dapat mengakibatkan terjadinya penyumbatan pada filter atau
karburator pada mesin bahan bakar kendaraan atau mesin pengguna premium
atau polygasoline.
c. Corrosion Inhibitor, adalah asam karboksilat yang merupakan produk reaksi
dalam hidrokarbon alifatik dan aromatik atau garam amina dari asam fosfat
dengan penambahan solvent. Bahan kimia ini berfungsi mencegah terjadinya
korosi pada overhead line 11-C-101, mencegah korosi sepanjang cooling water,
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Lampung

16

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

dan mengurangi laju korosi di over head system flash rectifier dengan
pembentukan filming.
d. Monoethanol Amine (C2H4OH)NH2, berfungsi untuk menyerap senyawa COS
dan CS2 serta senyawa sulfur lainnya yang terdapat dalam fraksi C3.
e. Demulsifier, merupakan senyawa campuran dengan berat molekul tinggi seperti
oxyalkilated resin dan amina dalam pelarut alkohol dan aromatik. Berfungsi
menghindari emulsi dan memecah emulsi minyak sehingga dapat mempercepat
pemisahan di desalter. Bahan kimia ini diinjeksikan ke crude charge secara
kontinyu pada sisi suction pump, untuk membantu pencampuran atau difusi
bahan kimia ke dalam minyak.
f. Anti Foulant, berfungsi untuk menghindari fouling di preheating system.
g. Wetting Agent, merupakan senyawa campuran oxylakilated alkanoamines dan
alkylaryl sulfonates dalam air, metanol, isopropanol. Wetting agent berfungsi
memecah minyak yang mengelilingi padatan dan memindahkan padatan tersebut
dari fasa minyak ke fasa cair sehingga mudah untuk dipisahkan.
h. Sodium Nitrat (NaCO3), berfungsi untuk menetralisir senyawa klorida yang
dapat menyebabkan korosi austentic stainles steel di permukaan tube heater.
i. Soda Ash (Na2CO3), berfungsi untuk menetralisir senyawa klorida yang dapat
menyebabkan korosi austentic stainles steel di permukaan tube heater.
j. Trisodium Phosphate (Na3PO4), berfungsi untuk menghindari fouling dan
mengatur pH.
k. Clorine (Cl2), berfungsi sebagai desinfektan pada raw water dan mencegah
terbentuknya lumut atau kerak.
l. Sodium Phospat Monohydrat (NaH2PO4H2O), berfungsi untuk membantu
penyerapan senyawa dasar nitrogen (amoniak) dan entrainment solvent.
m. LPG odorant, untuk memberi bau sebagai detektor kebocoran LPG.
2. Katalis, Resin, dan Adsorent
Beberapa jenis katalis dan resin yang digunakan di PT Pertamina (Persero) RU -VI
Balongan dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut ini :

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

17

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Tabel 2.2 Katalis dan Resin yang digunakan PT. PERTAMINA (Persero)
Jenis
Katalis/Resin
ICR131KAQ
Sulphur Adsorber
Katalis UOP
Molsieve Pru
ODG-442
E-315 Katalis
Propylene Metal
Treater
Alcoa Selecsorb
COS 1/8

Aplikasi
12/13-R101/102/103
22-R-102 A/B
15-R101/102/103/104
19-V-104- A/B
19-V-111
11-V-112 A/B

Katalis SHP H14171

19-R-101 A/B

Rock salt

14/21-V-101

Hydrogenator

22-R101

High temperature
Shift Converter
22-R-103
type C12-4
Hydrogen
22-F-101
Reformer Catalyst
Karon aktif

23-S-102

Amine filter

23-S-101/102

Claus Catalyst
25-R-101/102/103
Anion Resin ASBIp & Kation Resin 22-V-105 A/B
C-249
Lynde Adsorbent
type LA22LAC22-V-109 A-M
612,C-200F
Karbon aktif

55-A-101 A/B-S1

Strong Acid
Kation Resin

Kation pada 55-A101 A/B-V1, anion


pada 55-A-101
A/B-V2

Activated
58-D-101 A/B-R1Alumina 1/8,
R2
1/4, ceramic ball
Molsieve
59-A-101 A/B-A1
siliporite

Fungsi
Menguragi kandungan
logam
Absorpsi H 2 S
Mencegah rantai
hidrokarbon panjang
Adsorpsi moisture dari
LPG campuran C 3
Menghilangkan kandungan
metal
Menghilangkan COS dari
propylene
Menjenuhkan seyawa
diolefin menjadi
monaolefin
Adsorpsi moisture dari
LPG
Hidrogenasi untuk melenas
kandungan sulfur
Mengubah CO menjadi
CO 2
Mengubah gas alam
menjadi H 2
Menyerap komponen yang
mengakiabtkat foaming
Menyaring komponen >10
micron di Lean
Mereaksikan gas alam
Mereaksikan kation dan
anoin
Menyarap pengotor H 2
(CO, CO 2 , N 2 , HC )
Menyaring bahan-bahan
organic
Menghilangkan
kation/anion
Adsorpsi moisture dari
LPG
Adsorpsi moisture CO 2

Sumber: Pertamina, 2001

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

18

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

2.1.3. Bahan Baku Sistem Utilitis


Bahan baku yang dibutuhkan di unit utilitas terdiri dari air dan udara. Sumber air yang
digunakan berasal dari Bendungan Salam Darma di Kabupaten Subang. Air ini
sebelum digunakan diolah terlebih dahulu sehingga bebas dari pengotor dan mineral.
Air tersebut digunakan sebagai pendingin, pemasok listrik umpan, pembangkit kukus,
pemadam kebakaran, serta keperluan kantor dan perumahan karyawan. Penggunaan
air di RU-VI Balongan disertai proses treatment air sisa proses. Hal ini bertujuan
untuk mengolah air sisa proses seperti sour water menjadi air proses kembali. Udara
digunakan sebagai udara tekan serta untuk pembakaran dan penyedia nitrogen. Udara
tekan juga dapat digunakan untuk sistem kontrol paprika dan sebagai bahan pada unit
penyedia nitrogen.
2.2. Produk PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan
2.2.1 Produk Utama
Produk yang dihasilkan PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan diagi menjadi
tiga bagian yaitu : produk dalam bentuk BBM, Non BBM dan jenis BBK (Bahan
Bakar Khusus). Jenis produk, kapasitas dan satuannya adalah sebagai berikut:
Tabel 2.3 Produk-produk Kilang RU-VI Balongan
No
A
1
2
3
4
5

Jenis Produk
Produk BBM
Decant Oil
Industrial Diesel Oil
Kerosene
Solar (ADO)
Premium, Pertamax, Pertamax Plus
(Motor Gasoline)

B
1
2
3

Produk Non BBM


Sulfur
Propylene
LPG

Jumlah

Satuan

9.300
16.000
11.950
27.000
58.950

BPSD
BPSD
BPSD
BPSD
BPSD

27
125
565

Ton/hari
Ton/hari
Ton/hari

Sumber: Pertamina, 2007

2.2.2 Produk Unit Proses PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan


a. Crude Distilation Unit (CDU)
Produk yang dihasilkan dari proses CDU antara lain :
Produk utama
1. C 4 - sebanyak 170 BPSD

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

19

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

2. Naphta sebanyak 5.460 BPSD


3. Kerosene sebanyak 11.270 BPSD
4. Gas Oil sebanyak 23.300 BPSD
Produk samping yaitu Atmospheric Residue sebanyak 87.760 BPSD
b. Naphtha Processing Unit (NPU)
Unit NPU terdiri dari tiga unit yaitu: Naphtha Hydrotreatinh Unit (NHDT),
Platforming Unit dan Countinous Catalyst Regeneration (CCR), dan Penthane
Extration (Phenex).
Naphtha Hydrotreatinh Unit (Unit 31)
Produk utana yang dihasilkan dari unit 31 adalah heavy naphtha dan light
naphtha (gasoline)
Platforming dan CCR (Unit 32)
Produk utama unit Platformer dan CCR adalah gasoline dengan oktane number
98.
Phenex Unit (Unit 33)
Produk utama unit Phenex berupa gasoline dengan oktan number > 82 dari light
naphtha.
c. Atmospheric Residue Hydrometallization Unit (AHU)
Produk yang dihasilkan dari AHU yaitu :
Produk utama
1. C 4 - sebanyak 170.500 Nm3/h
2. Naphta sebanyak 900 Nm3/h
3. Kerosene sebanyak 2.550 Nm3/h
4. Gas oli sebanyak 5.900 Nm3/h
Produk samping berupa Demetalized Residue (DMAR) sebanyak 50.300 Nm3/h.
d. Residue Catalytic Craker (RCC)
Dalam RCC terdapat pengolahan residue dari unit CDU dan ARHDM menjadi
berbagai macam produk, seperti:
Produk utama
1. C 2 dan lighter sebanyak 2.350 Nm3/h
2. Propylene sebanyak 6.950 BPSD
3. Propane sebanyak 1.950 BPSD
4. Mixed C 4 sebanyak 5.050 BPSD
5. Polygasoline sebanyak 6.000 BPSD

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

20

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

6. Naphta sebanyak 46.450 BPSD


7. Light Cycle Oil (LCO) sebanyak 15.850 BPSD
Produk sampig berupa Decant Oil (DCO) seanyak 400 BPSD
e. Gas Oil Hydrotreating Unit (GO HTU)
Produk utama yang dihasilkan yaitu :
1. C 2 dan lighter sebanyak 2.350 Nm3/h
2. Wild Naphta sebanyak 750 BPSD
3. Gas Oil sebanyak 31.600 BPSD
f. Kerosene Hydrotreating Unit (Kero-HTU)
1. C 2 dan lighter sebanyak 700 Nm3/h
2. Wild Naphta sebanyak 1250 BPSD
3. Treated Kerosene sebanyak 16.400 BPSD
g. Unsaturated Gas Plant
Unsaturated Gas Plant berfungsi untuk memisahkan produk overhead main column
RCC unit (15-C-101) menjadi stabilized gasoline, LPG dan non condensable lean
gas (off gas). Sebagian dari off gas yang dihasilkan akan dipakai sebagai lift gas,
sedangkan sebagian lagi dipakai seagai fuel gas setelah di-treating di amine
absorber untuk menghilangkan gas H 2 S dan CO 2.
2.3. Spesifikasi Produk PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan
1. Pertamax plus
Bilangan oktan

: 95 min

Kandungan belerang, %wt

: 0,1 max

Kandungan timbal, gr/ml

: 0,013 max

Kandungan aromatic

: 50 max

Density, kg/m3

: 780 max

Kandungan merkaptan, % wt

: 0,002 max

Warna

: merah

Getah purwa, mg/100ml

:4

2. Pertamax
Bilangan oktan

: 92 min

Kandungan belerang, % wt

: 0,1 max

Kandungan timbal, gr/ml

: 0,013 max

Kandungan aromatic

: 50 max

Density, kg/m3

: 780 max
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Lampung

21

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Kandungan merkaptan, % wt

: 0,002 max

Warna

: biru

Getah purwa, mg/100ml

:4

3. Premium
Bilangan oktan

: 87 min

Kandungan TEL, ml/USG

: 0,54 max

RVP pada 100oF, psi

: 9 max

Kandungan GUM, mg/100ml

: 4 max

Kandungan sulfur, %wt

: 0,2 max

Copper strip corrotion, 3hr/1220F

: number 1 max

Kandungan merkaptan, %wt

: 0,015 max

Warna

: kuning

Kandungan zat warna, gr/100USG

: 0,5 max

4. Solar
Specific gravity

: 0,835 max

Smoke point, ml

: 17 min

Flash point, ABEL 0F

: 100 min

Kandungan sulfur, %wt

: 0,2 max

Copper strip corrotion, 3hr/1220F

: number 1 max

5. Kerosene
Specific gravity

: 0,835 max

Smoke point, ml

: 17 min

Flash point, ABEL 0F

: 100 min

Kandungan sulfur, % wt

: 0,2 max

Copper strip corrotion, 3hr/1220F

: number 1 max

6. LPG
RVP pada 100 0F, psig

: 120 max

Copper strip corrotion, 3hr/1220F

: number 1 max

Kandungan metana, %wt

:0

Kandungan etana, %wt

: 0,2 max

Kandungan propane&butana, %wt

: 97,5 min

Kandungan pentana, % wt

: 2,5

Kandungan heksana

:0

Merkaptan ditambahkan

: 50ml/1000 USG

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

22

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

7. Decant oil
Viskositas, Csts pada 1220F

: 180 max

Kandungan sulfur, %wt

: 4 max

Kandungan abu, % wt

: 0,1 max

Flash point, 0C

: 62 max

Kandungan katalis, ppm

: 30 max

Sedimen, %wt

: 0,15 max

MCR, % wt

: 18 max

8. Propylene
Propylene, % mol

: 99,6 min

Total parafin, %mol

: 0,4

Kandungan metana, ppm

: 20 max

Kandungan etilen, ppm

: 25 max

Kandungan etana, ppm

: 300 max

Kandungan propane, ppm

: 5 max

Kandungan pentana, ppm

: 10 max

Asetilene, ppm

: 5 max

Metilasetilen, propadien, 1-3 butadien, ppm : 2 max


Total butane, ppm

: 100 max

Pentane, ppm

: 100 max

Hidrogen, ppm

: 20 max

Nitrogen, ppm

: 100 max

CO, ppm

: 0,5 max

CO 2 , ppm

: 1 max

O 2 , ppm

: 1 max

Kandungan air, ppm

: 2,5 max

Total sulfur, ppm

: 1 max

Amoniak, ppm

: 5 max

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

23

Anda mungkin juga menyukai