Anda di halaman 1dari 22

LABORATORIUM

DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 1 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

1. TUJUAN
1.1 Tujuan Instruksional Umum
Membuat Biogas dari limbah eceng gondok dengan biostarter kotoran sapi perah
1.2 Tujuan Instruksional Khusus
1.2.1. Praktikan dapat memberikan alternative dalam pemanfaatan eceng gondok
sebagai biogas.
1.2.2. Praktikan dapat menghasilkan bioenergi bahan bakar alternatif biogas dari
eceng gondok dengan biostarter kotoran sapi perah.
1.2.3. Praktikan dapat melakukan uji analisa terhadap biogas yang dihasilkan.
2. RUANG LINGKUP
Teknolgi pembuatan dan pengembangan energi alternatif, khususnya biogas.
3. PENGERTIAN (DASAR TEORI)
3.1 Bioenergi
Indonesia dengan kekayaan alamnya yang melimpah, mempunyai potensi
untuk menjadi lumbung bioenergi dunia. Potensi yang benar-benar tidak dapat
diabaikan adalah tersedianya lahan yang luas untuk membudidayakan tanamantanaman yang potensial sebagai sumber bahan baku bioenergi. Disini yang
dimaksud bioenergi sudah termasuk pemanfaatan biomassa, biodiesel, bioetanol,
dan biogas sebagai sumber energi alternatif.
3.1.1 Bioethanol
Bio-etanol merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair
dari pengolahan tumbuhan) di samping Biodiesel. Bio-etanol adalah etanol
yang dihasilkan dari fermentasi glukosa (gula) yang dilanjutkan dengan
proses destilasi. Proses destilasi dapat menghasilkan etanol dengan kadar
95% volume, untuk digunakan sebagai bahan bakar (biofuel) perlu lebih
dimurnikan lagi hingga mencapai 99% yang lazim disebut fuel grade
ethanol (FGE). Proses pemurnian dengan prinsip dehidrasi umumnya
dilakukan dengan metode Molecular Sieve, untuk memisahkan air dari
senyawa etanol.
3.1.2

Biodiesel
Biodiesel merupakan salah satu jenis biofuel (bahan bakar cair dari
pengolahan tumbuhan) di samping Bio-etanol. Biodiesel adalah senyawa
1

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 2 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

alkil ester yang diproduksi melalui proses alkoholisis (transesterifikasi)


antara trigliserida dengan metanol atau etanol dengan bantuan katalis basa
menjadi alkil ester dan gliserol; atau esterifikasi asam-asam lemak (bebas)
dengan metanol atau etanol dengan bantuan katalis basa menjadi senyawa
alkil ester dan air
3.1.3

Biogas
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahanbahan organik oleh mikroorganisme pada kondisi anaerob. Komponen
biogas: 60 % CH4 (metana), 38 % CO2 (karbondioksida), 2 % N2, O2,
H2, dan H2S. Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala besar biogas
dapat digunakan sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat
digunakan sebagai sumber energi alternatif yang ramah lingkungan dan
terbarukan (Musanif, dkk, 2006).
3.1.3.1
Gas Metana
Metana merupakan gas yang terbentuk oleh adanya ikatan kovalen
antara empat atom H dengan satu atom C. Metana merupakan suatu
alkana. Alkana secara umum mempunyai sifat sukar bereaksi (memiliki
afinitas kecil) sehingga biasa disebut sebagai parafin. Sifat lain dari alkana
adalah mudah mengalami reaksi pembakaran sempurna dengan oksigen
menghasilkan gas karbon dioksida (CO2) dan uap air (H2O) dengan reaksi:
CH4(g) + O2(g) -> CO2(g) + H2O(g)
Gas metana yang dalam bahasa Inggris Methane gas, memiliki
unsur kimia CH4, merupakan komponen utama dari biogas. Gas metana
pada suhu ruangan dan tekanan standar, termasuk gas yang tidak berwarna
dan tidak berbau. Gas ini sangat mudah terbakar tetapi hanya memiliki
konsentrasi pada kisaran 5--15 persen di udara. Sedangkan metana
berbentuk cair (liquid methane) hanya dapat dibakar apabila mengalami
tekanan tinggi sekitar 4--5 atmosfer.
Pembentukan gas metana melibatkan mikroba yang sangat
kompleks, dan secara bertahap akan merombak bahan organik di dalam
2

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 3 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

limbah cair atau limbah padat hingga dihasilkan gas metana. Perombakan
ini terjadi dalam kondisi tanpa oksigen (O2) yang disebut kondisi anaerob.
3.2 Bahan baku pembentukan biogas
1. Eceng gondok
Eceng gondok dapat hidup mengapung bebas bila airnya cukup dalam
tapi berakar di dalam kolam atau rawa jika airnya dangkal, dengan ketinggian
sekitar 0,4-0,8 meter, daunnya tunggal dan berbentuk oval, ujung dan
pangkalnya meruncing, pangkal tangkai daun menggembung.
Klasifikasi eceng gondok adalah sebagai berikut :
Kingdom

: Plantae

Divisio

: Embryophytasi Phonogama

Sub Divisio

: Spermathopyta

Kelas

: Monocotyledoneae

Ordo

: Ferinosae

Famili

: Pontederiaceae

Genus

: Eichhornia

Spesies

: Eichhornia crassipes (Mart) Solm.

Eceng gondok atau Eichornia crassipes adalah salah satu gulma air
yang banyak ditemukan diperairan Indonesia, misalnya waduk, saluran irigasi,
selokan dan kolam.Menurut laporan National Academy of Science di Amerika
(1979), dari satu kilogram eceng gondok kering dihasilkan sekitar 370 liter
biogas.Produksi biogas dari eceng gondok dipengaruhi oleh tingkat
pencemaran suatu perairan tempat eceng gondok tumbuh. Semakin tinggi

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 4 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

tingkat pencemaran air yang ditumbuhi eceng gondok, semakin besar biogas
yang dihasilkan(Wolverton,et,al,1975)
Biogas diperoleh dari hasil penguraian eceng gondok tanpa oksigen
(anaerob digestion). Eceng gondok yang mengandung kadar air yang besar di
dalam tubuhnya yaitu sekitar 90 % merupakan suatu kuntungan dalam
memanfaatkan sebagai sumber biogas melalui proses peragian(Fermentasi)
dengan bantuan bakteri metan disamping angka rasio kandungan senyawa
karbon dan nitrogen yang tinggi yakni 30-35 (National Academy of Science di
Amerika,1979). Sedangkan menurut Abdullah (1997) menyatakan bahwa ratio
C dan N eceng gondok yang belum difermentasi ialah 35,04 dengan
kandungan N sebesar 1,02 %.
Eceng gondok berkembangbiak dengan sangat cepat, baik secara
vegetatif maupun generatif. Perkembangan dengan cara vegetatif dapat
melipat ganda dua kali dalam waktu 7-10 hari. Hasil penelitian Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Sumatera Utara di Danau Toba (2003)
melaporkan bahwa satu batang eceng gondok dalam waktu 52 hari mampu
berkembang seluas 1 m persegi. Heyne (1987) menyatakan bahwa dalam
waktu enam bulan pertumbuhan eceng gondok pada areal 1ha dapat mencapai
bobot basah sebesar 125 ton

2. Kotoran sapi
Kotoran sapi merupakan substrat yang paling cocok sebagai sumber
penghasil gas bio maupun sebagai biostarter dalam proses fermentasi, karena
kotoran sapi tersebut telah mengandung bakteri penghasil gas metan yang
terdapat dalam perut hewan ruminansia. (Sufyandi, 2001).
Table 1. Karakteristik kotoran sapi

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 5 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

Komponen

Massa (%)

Total padatan

Total padatan
menguap)

volatile

(mudah 80

Selulosa

15

Lignin

Hemiselulosa

20

3.3 Proses pembetukan biogas

hidrolisis

asidifikasi (pengasaman)

Tahap pembentukan gas


metana
Table 2. Blok diagram proses pembentukan biogas
Secara garis besar proses pembentukan biogas dibagi dalam tiga tahap yaitu:
1. Tahap hidrolisis
Pada tahap ini, bahan organik dienzimatik secara eksternal oleh enzim
ekstraseluler (selulose, amilase, protease, dan lipase) mikroorganisme. Bakteri
memutuskan rantai panjang karbohidrat kompleks, protein dan lipida menjadi
senyawa rantai pendek.
5

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013


Halaman

: 6 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

(C6H1005)n + nH2O

n(C 6H12O6 )

selulosa

glukosa

Sebagai contoh polisakarida diubah menjadi monosakarida sedangkan protein


diubah menjadi peptida dan asam amino.
2. Tahap asidifikasi (pengasaman)
Pada tahap ini bakteri menghasilkan asam, mengubah senyawa rantai
pendek hasil proses pada tahap hidrolisis menjadi asam asetat, hidrogen (H 2)
dan karbondioksida.
(C 6H12O6 )n + nH2O

CH3CHOHCOOH

glukosa

asam laktat

CH3CHOHCOOH

CH3CH2CH2COOH + CO2 + H2

asam laktat

asam butirat

CH3CH2CH2COOH + CO2 + H2

CH3COOH + CH4

asam butirat

asam asetat metan

Bakteri tersebut merupakan bakteri anaerobik yang dapat tumbuh dan


berkembang pada keadaan asam. Pembentukan asam pada kondisi anaerobik
tersebut penting untuk pembentukan gas metana oleh mikroorganisme pada
proses selanjutnya. Selain itu, bakteri tersebut juga mengubah senyawa yang
bermolekul

rendah

menjadi

alkohol,

asam

organik,

asam

amino,

karbondioksida, H2S dan sedikit gas metana.


3. Tahap pembentukan gas metana
Pada tahap ini bakteri metanogenik mendekomposisikan senyawa dengan
berat molekul rendah menjadi senyawa dengan berat molekul tinggi. Sebagai
contoh bakteri ini menggunakan hidrogen, CO2 dan asam asetat untuk
membentuk metana dan CO2.
CH3COOH + CO2

CH4 + CO2
6

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 7 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

asam asetat

metan

Bakteri penghasil asam dan gas metana bekerja sama secara simbiosis.
Bakteri penghasil asam membentuk keadaan atmosfer yang ideal untuk bakteri
penghasil metana. Sedangkan bakteri pembentuk gas metana menggunakan
asam yang dihasilkan bakteri penghasil asam (Sufyandi, 2001).
4. PERALATAN DAN BAHAN
4.1

Peralatan :
1.Digester

4.2

Bahan Yang Digunakan :


Perbandingan slurry eceng gondok dan slurry starter yaitu 3:1, dengan
komposisi:
1. Slurry eceng gondok

Perbandingan eceng gondok dengan air yaitu 1:3


Eceng gondok

: 3,675 kg

Air

:11,025 kg

2. Slurry starter

Perbandingan kotoran sapi dengan air yaitu 1:1


Kotoran sapi

: 2,45 kg

Air

: 2,45 kg

5. VARIABEL
5.1 Variabel tetap

: Air

5.2 Variabel berubah : Eceng gondok dan kotoran sapi perah


6. LANGKAH KERJA
6.1

Prosedur Praktikum

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 8 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

Prosedur praktikum yang kami lakukan dibagi menjadi dua tahap, yaitu
(1) tahap persiapan bahan, dan (2) tahap pengoperasian reaktor.
6.2

Persiapan Bahan
Eceng gondok diambil langsung dari saluran pembuangan di RT 03/ X,
Tembalang, sebanyak 3,675 kg. Setelah itu eceng gondok (batang dan daun)
dicacah dan di blender hingga kecil-kecil, kemudian diblender dan
ditambahkan air sebanyak 11,025 kg. sesuai variabel komposisi 1 : 3 pada
praktikum pendahuluan. Terbentuk slurry eceng gondok.
Kotoran sapi perah diambil dari peternakan sapi perah di Fakultas
Peternakan Universitas Diponegoro Tembalang, sebanyak 2,45 kg dan
dicampur dengan air sebanyak 2,45 , sesuai dengan variabel komposisi 1 : 1.
Terbentuk slurry kotoran sapi.
Slurry eceng gondok sebanyak 14,7 kg dan slurry kotoran sapi perah
sebanyak 4,9 kg di campur, dan slurry campuran tersebut sudah siap untuk di
fermentasi di dalam reaktor.

6.3

Pengoperasian Reaktor
Pengoperasian reaktor dilakukan berdasarkan urutan berikut ini :
Praktikum tahap 1 bertujuan untuk mengetahui komposisi eceng
gondok dan air yang menghasilkan biogas paling optimum. Perbandingan
komposisi yang digunakan antara eceng gondok:air, yaitu 1:2 dan 1:3.
Campuran eceng gondok dan air tersebut diblender sehingga terbentuk
campuran yang homogen dan merata. Komposisi yang menghasilkan biogas
paling optimum akan digunakan untuk praktikum tahap selanjutnya.
Praktikum tahap 2 bertujuan untuk mengetahui komposisi eceng
gondok dan kotoran sapi yang menghasilkan biogas paling optimum.
Perbandingan komposisi yang digunakan antara eceng gondok:kotoran sapi,
yaitu 100%:0%, 75%:25%, dan 50%:50%. Campuran eceng gondok dan
8

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013


Halaman

: 9 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

kotoran sapi tersebut diblender sehingga terbentuk campuran yang homogen


dan merata. Komposisi yang menghasilkan biogas paling optimum akan
digunakan untuk praktikum tahap selanjutnya.
Praktikum lanjutan dilakukan untuk mengetahui produksi biogas pada
reaktor batch feeding. Komposisi bahan menggunakan hasil dari praktikum
pendahuluan tahap 1 dan 2. Volume operasi 19,6 L. Volume biogas yang
terbentuk tiap harinya dicatat dan dibuat grafik.
7. HASIL DAN PEMBAHASAN
7.1

Hasil Penelitian
Hari Selisih tinggi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Volume (Liter)

0,003
0,3768
0,003
0,3768
0,004
0,5024
0,005
0,628
0,005
0,628
0,006
0,7536
0,007
0,8792
0,007
0,8792
0,008
1,005
0,008
1,005
0,009
0,113
0,01
1,256
0,012
1,507
0,013
1,633
0,015
1,884
Keterangan skala nyala api

Besar Api Analis


(*)
1
2
2
3
4
4
5
5
6
7
8
9

Sherly
Amel
Wisnu
Arin
Arie
Dwi
Astri
Bagas
Shintia
Tommy
Hesti
Luthfiana
Laila
Adven
Tino
Lukman
Ariadi

Skala nyala 9 > 1


0

: tidak ada nyala api


9

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 10 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

1-3

: nyala api kecil

4-6

: nyala api sedang

7-9

: nyala api besar

10

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 11 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

7.2

Pembahasan

7.2.1

pembahasan hubungan antara hari vs kenaikan tinggi digester

Pada pengamatan volume biogas yang terbentuk pada hari pertama


sampai hari ke 3 tidak terjadi penambahan tinggi digester, hal ini berarti
biogas belum terbentuk.

Pada hari ke 4 sampai ke 5 terjadi penambahan tinggi pada digester


sebesar 0,003 m.

Pada hari ke 6 terjadi penambahan tinggi pada digester sebesar 0,004 m.

Pada hari ke 7 sampai ke 8 terjadi penambahan tinggi pada digester


sebesar 0,005 m.

Pada hari ke 9 terjadi penambahan tinggi pada digester sebesar 0,006 m.

Pada hari ke 10 sampai ke 11 terjadi penambahan tinggi pada digester


sebesar 0,007 m.
11

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 12 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

Pada hari ke 12 sampai ke 13 terjadi penambahan tinggi pada digester


sebesar 0,008 m.

7.2.2

Pada hari ke 14 terjadi penambahan tinggi pada digester sebesar 0,009 m.

Pada hari ke 15 terjadi penambahan tinggi pada digester sebesar 0,01 m.

Pada hari ke 16 terjadi penambahan tinggi pada digester sebesar 0,012 m.

Pada hari ke 17 terjadi penambahan tinggi pada digester sebesar 0,013 m.

Pada hari ke 18 terjadi penambahan tinggi pada digester sebesar 0,015 m.

pembahasan hubungan antara hari vs volume biogas

Pada pengamatan volume biogas yang terbentuk pada hari pertama


sampai hari ke 3 tidak terjadi penambahan tinggi digester, hal ini berarti
biogas belum terbentuk.

Pada hari ke 4 sampai ke 5 biogas yang terbentuk sebesar 0,3768 L.


12

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 13 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

7.2.3

Pada hari ke 6 biogas yang terbentuk sebesar 0,5024 L.

Pada hari ke 7 sampai ke 8 biogas yang terbentuk sebesar 0,628 L.

Pada hari ke 9 biogas yang terbentuk sebesar 0,7536 L.

Pada hari ke 10 sampai ke 11 biogas yang terbentuk sebesar 0,8792 L.

Pada hari ke 12 sampai ke 13 biogas yang terbentuk sebesar 1,005 L.

Pada hari ke 14 biogas yang terbentuk sebesar 1,13 L.

Pada hari ke 15 biogas yang terbentuk sebesar 1,236 L.

Pada hari ke 16 biogas yang terbentuk sebesar 1,507 L.

Pada hari ke 17 biogas yang terbentuk sebesar 1,633 L.

Pada hari ke 18 biogas yang terbentuk sebesar 1,884 L.

pembahasan hubungan antara hari vs nyala api

13

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 14 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

Pada pengamatan besar nyala api pada hari pertama sampai hari ke 6
belum terdapat nyala api. Pada pengamatan hari ke 7 sampai hari ke 10 besar
nyala api kecil. Pada pengamatan hari 11 sampai ke 15 besar nyala api sedang.
Pada pengamatan hari ke 16 sampai ke 18 besar nyala api besar. Hal ini
dikarenakan reaksi pembentukan gas methana semakin besar dan sudah
banyak bahan baku yang terkonversi menjadi biogas. Semakin lama waktu
dalam pembentukan gas methana maka semakin besar nyala api yang
dihasilkan, hal ini menandakan bahwa volume gas methana dalam reaktor
semakin besar.
8.

Kesimpulan
Biogas adalah gas yang dihasilkan dari proses penguraian bahan-bahan
organik oleh mikroorganisme pada kondisi anaerob. Komponen biogas: 60
% CH4 (metana), 38 % CO2 (karbondioksida), 2 % N2, O2, H2, dan H2S.
Biogas dapat dibakar seperti elpiji, dalam skala besar biogas dapat digunakan
sebagai pembangkit energi listrik, sehingga dapat digunakan sebagai sumber
energi alternatif yang ramah lingkungan dan terbarukan.
Hasil praktikum kami berupa biogas yang dihasilkan dari limbah eceng
gondok dengan biostarter kotoran sapi perah yang di fermentasikan dengan
reaktor tipe batch feeding.
Dari hasil praktikum yang kita buat di dapat komposisi bahan 3 : 1 ,
dengan masing-masing perbandingan enceng gondok : kotoran sapi adalah
75% : 25%. Dalam praktikum ini kami menggunakan uji selisih tinggi digester
awal dan akhir, volume gas dan nyala besar api. Pada hari ke 4 sampai ke 5
terjadi penambahan tinggi pada digester sebesar 0,003 m, sehingga volume
biogas yang terbentuk sebesar 0,3768 L. Pada hari ke 6 terjadi penambahan
tinggi pada digester sebesar 0,004 m, sehingga volume biogas yang terbentuk
14

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 15 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

sebesar 0,5024 L. Pada hari ke 7 sampai ke 8 terjadi penambahan tinggi pada


digester sebesar 0,005 m, sehingga volume biogas yang terbentuk sebesar
0,628 L. Pada hari ke 9 terjadi penambahan tinggi pada digester sebesar 0,006
m, sehingga volume biogas yang terbentuk sebesar 0,7536 L. Pada hari ke 10
sampai ke 11 terjadi penambahan tinggi pada digester sebesar 0,007 m,
sehingga volume biogas yang terbentuk sebesar 0,8792 L. Pada hari ke 12
sampai ke 13 terjadi penambahan tinggi pada digester sebesar 0,008 m,
sehingga volume biogas yang terbentuk sebesar 1,005 L. Pada hari ke 14
terjadi penambahan tinggi pada digester sebesar 0,009 m, sehingga volume
biogas yang terbentuk sebesar 0,113 L. Pada hari ke 15 terjadi penambahan
tinggi pada digester sebesar 0,01 m, sehingga volume biogas yang terbentuk
sebesar 1,256 L. Pada hari ke 16 terjadi penambahan tinggi pada digester
sebesar 0,012 m, sehingga volume biogas yang terbentuk sebesar 1,507 L.
Pada hari ke 17 terjadi penambahan tinggi pada digester sebesar 0,013 m,
sehingga volume biogas yang terbentuk sebesar 1,633 L. Pada hari ke 18
terjadi penambahan tinggi pada digester sebesar 0,015 m, sehingga volume
biogas yang terbentuk sebesar 1,884 L.
Pada pengamatan besar nyala api pada hari pertama sampai hari ke 6
belum terdapat nyala api. Pada pengamatan hari ke 7 sampai hari ke 10 besar
nyala api kecil. Pada pengamatan hari 11 sampai ke 15 besar nyala api sedang.
Pada pengamatan hari ke 16 sampai ke 18 besar nyala api besar.
Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi nyala api pada biogas
adalah desain digester, temperatur, substrat dan pH.

15

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 16 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

9.

LAMPIRAN
9.1 Perhitungan
Keterangan

: t awal= 1,2 meter


diameter

= 40 cm

= 20 cm = 0,2 m

r2

= 0,04 m2

Hari ke-1

Volume biogas

= . r2 . t1
= 3,14 . 0,04 m2 . 0m
= 0 m3
=0L

Hari ke-2

Volume biogas

= . r2 . t2
= 3,14 . 0,04 m2 . 0m
= 0 m3
=0L

Hari ke-3

Volume biogas

= . r2 . t3
= 3,14 . 0,04 m2 . 0m
= 0 m3
=0L

Hari ke-4

Volume biogas

= . r2 . t4
= 3,14 . 0,04 m2 . 0,003 m
= 0,0003768 m3
= 0,3768 L

16

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 17 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

Hari ke-5

Volume biogas

= . r2 . t5
= 3,14 . 0,04 m2 . 0,003 m
= 0,0003768 m3
= 0,3768 L

Hari ke-6

Volume biogas

= . r2 . t6
= 3,14 . 0,04 m2 . 0,004 m
= 0,0005024 m3
= 0,35024 L

Hari ke-7

Volume biogas

= . r2 . t7
= 3,14 . 0,04 m2 . 0,005 m
= 0,000628 m3
= 0,628 L

Hari ke-8

Volume biogas

= . r2 . t8
= 3,14 . 0,04 m2 . 0,005 m
= 0,000628 m3
= 0,628 L

Hari ke-9

Volume biogas

= . r2 . t9
= 3,14 . 0,04 m2 . 0,006 m
= 0,0007536 m3
= 0,7536 L

17

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 18 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

Hari ke-10

Volume biogas

= . r2 . t10
= 3,14 . 0,04 m2 . 0,007 m
= 0,0008792 m3
= 0,8792 L

Hari ke-11

Volume biogas

= . r2 . t11
= 3,14 . 0,04 m2 . 0,007 m
= 0,0008792 m3
= 0,8792 L

Hari ke-12

Volume biogas

= . r2 . t12
= 3,14 . 0,04 m2 . 0,008 m
= 0,001005 m3
= 1,005 L

Hari ke-13

Volume biogas

= . r2 . t13
= 3,14 . 0,04 m2 . 0,008 m
= 0,001005 m3
= 1,005 L

Hari ke-14

Volume biogas

= . r2 . t14
= 3,14 . 0,04 m2 . 0,009 m
= 0,00113 m3
= 1,13 L

18

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 19 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

Hari ke-15

Volume biogas

= . r2 . t15
= 3,14 . 0,04 m2 . 0,01 m
= 0,001236 m3
= 1,236 L

Hari ke-16

Volume biogas

= . r2 . t16
= 3,14 . 0,04 m2 . 0,012 m
= 0,001507 m3
= 1,507 L

Hari ke-17

Volume biogas

= . r2 . t17
= 3,14 . 0,04 m2 . 0,013 m
= 0,001633 m3
= 1,633 L

Hari ke-18

Volume biogas

= . r2 . t18
= 3,14 . 0,04 m2 . 0,015 m
= 0,001884 m3
= 1,884 L

19

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 20 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

9.2

Foto hasil pengamatan

Kotoran sapi perah

Slurry eceng gondok


dan kotoran sapi

digester

digester

20

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 21 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

Api hari ke-8

Api hari ke-12

Api hari ke-18

21

LABORATORIUM
DIII Teknik Kimia Fakultas Teknik
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG

Judul Materi
: Biogas dari Eceng
Gondok dan kotoran sapi perah
Tanggal praktikum : 28 Des 14 Jan 2013
Halaman

: 22 dari 22

PEMBUATAN BIOGAS DARI ECENG GONDOK DAN KOTORAN SAPI PERAH


(Laboratorium Operasi Teknik Kimia)

VIII. DAFTAR PUSTAKA


Desroir, Norman., 1988, Unit Processing Organic Synthesis, ed 5, McGraw-Hill Book
Company,New York.
Gujer, W. & Zehnder, A.J.B. (1983). Conversion processes in anaerobic digestion, Wat.
Sci. Tech. 15: 127-167
Gunnarsson, Carina C. dan Petersen, Cecilia M. (2006), Water hyacinths as a resource in
agriculture and energy production: a literature review, Journal Waste Management.
Vol. 27. Hal. 117-129.
Kreuzig, R. (2007), Phytoremediation: Potential of Plants to Clean Up Polluted Soils,
Braunschweig University of Technology Institute of Ecological Chemistry and Waste
Analysis.
Trihadiningrum, Y., Basri, Hassan, Mukhlisin, M., Listiyanawati, D., and Jalil, N. A.A.
(2008), Phytotechnology a Nature-Based Approach for Sustainable Water Sanitation
and Conservation, The 3rd WEPA International Forum on Water Environmental,
Putra Jaya.
Ward, A.J., Hobbs, P.J., Holliman, P.J., dan Jones, D.L. (2008). Optimation of The
Anaerobic Digestion of Agricultural Resources. Bioresource Technology. 99. 79287940.
Widodo, T. W., Asari Ahmad., Nurhasanah A., Rahmarestia, E. (2006)., Rekayasa dan
pengujian reaktor biogas skala kelompok tani ternak, Balai Besar Pengembangan
Mekanisasi Pertanian, Jurnal Enjiring Pertanian, Hal. 41-52.

22

Anda mungkin juga menyukai