Anda di halaman 1dari 14

Laporan Kerja Praktek

PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Sejarah Singkat PT. PERTAMINA (Persero)


Usaha pengeboran minyak bumi di dunia pertama kali dilakuakan pada tahun 1859 oleh
Kolonel Edwin L Drake dan William Smith de Titusville di negara bagian Pensilvania,
Amerika Serikat. Sedangkan, pencarian sumber minyak bumi di Indonesia pertama kali
dilakukan pada tahun 1871 oleh J Reerink di Cibodas. Namun, usaha ini tidak memperoleh
keberhasilan. Selanjutnya, pencaran dilakukan di Telaga Tiga (Sumatera Utara) pada 15
Juni 1885 oleh Aeilo Jan Zykler. Pencarian ini berhasil dilakukan. Setelah itu, banyak
ditemukan sumber minyak bumi baru di Indonesia, antara lain : Kruka - Jawa Timur (1887),
Ledok Cepu - Jawa Tengah (1901), Pamusian Tarakan (1905) dan Talar Akar Pendopo Sumatera Selatan (1921).

Setelah kemerdekaan Indonesia, terjadi beberapa perubahan pengelolaan perusahaan minyak


di Indonesia. Pada tanggal 10 Desember 1957, atas perintah Mayjen Dr. Ibnu Soetowo, PT.
EMTSU diubah menjadi PT. Perusahaan Minyak Nasional (PT PERMINA). Kemudian
dengan PP No. 198/1961 PT. PERMINA dilebur menjadi PN. PERMINA. Pada tanggal 20
Agustus 1968 berdasarkan PP No. 27/1968, PN. PERMINA dan PN. PERTAMINA
dijadikan satu perusahaan yang bernama Perusahaan Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
Negara (PN. PERTAMINA). Sebagai landasan kerja baru, keluarlah UU No. 8/1971 pada 15
September 1971 dan sejak saat itu PN. PERTAMINA berubah menjadi PT. PERTAMINA.
Berdasarkan PP No.31/2003 PT. PERTAMINA diubah menjadi Persero, yang merupakan
satu satunya perusahaan yang mengelola semua bentuk kegiatan di bidang industri
perminyakan di Indonesia. Sebagai satu satunya perusahan yang mengelola perminyakan
di Indonesia, PT. PERTAMINA (Persero) mengalami tantangan yang cukup berat, karena
kebutuhan BBM yang semakin melonjak menuntut PT. PERTAMINA (Persero) untuk
meningkatkan pengolahan agar suplai kebutuhan BBM tetap stabil.

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Usia Industri Perminyakan di Indonesia yang masih relatif muda, tepatnya pada tanggal 15
Juni 2000 yang berusia 115 tahun. Sedangkan usia PT. PERTAMINA sendiri pada tanggal
10 Desember 2007 tepat berusia 50 tahun, sehingga PT. PERTAMINA (Persero) memegang
peranan penting dalam pembangunan nasional antara lain:

1. Menyediakan dan menjamin pemenuhan kebutuhan BBM


2. Sebagai sumber devisa negara
3. Menyediakan kesempatan kerja sekaligus pelaksana alih teknologi dan pengetahuan
Untuk menjawab tantangan tersebut, PT. PERTAMINA (Persero) membangun unit unit
pengolahan di berbagai wilayah di Indonesia. Saat ini terdapat tujuh buah kilang dengan
kapasitas pengolahan yang berbeda. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut.

Tabel 1.1 Refinery Unit PT. PERTAMINA (Persero) di Indonesia


KILANG

PROPINSI

KAPASITAS
(BPSD)

RU I Pangkalan Brandan
Sumatera Utara
RU II Dumai dan Sungai Pakning Riau
RU III Plaju dan Sungai Gerong
Sumatera Selatan
RU IV Cilacap
Jawa Tengah
RU V Balikpapan
Kalimantan Timur
RU VI Balongan
Jawa Barat
RU VII Kasim, Sorong
Papua Barat
KAPASITAS
TOTAL
* RU I Pangkalan Brandan saat ini sudah tidak berproduksi lagi sejak Januari 2007

5.000
170.000
133.700
330.000
253.600
125.000
10.000
1.022.300

Sumber : PERTAMINA,2007
Ket
: BPSD adalah Barrel Per Stream Day

Saat ini kilang RU I Pangkalan Brandan, Sumatera Utara dengan kapasitas pengolahan 5.000
BPSD sudah tidak beroperasi lagi dikarenakan beberapa sumur yang dijadikan sumber feed
sudah tidak berproduksi lagi. Lokasi kilang PERTAMINA RU VI di Indonesia dapat dilihat pada
Gambar 1.1 berikut.

Gambar 1.1 Lokasi PT. PERTAMINA (Persero) Refinery Unit VI


Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Lampung

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

1.2 Visi, Misi, Slogan dan Logo PT. PERTAMINA (Persero)

a. VISI PT. PERTAMINA (Persero)


Menjadi perusahaan yang unggul, maju dan terpandang

b. MISI PT. PERTAMINA (Persero)


1. Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia
2. Merupakan entitas bisnis yang dikelola secara profesional kompetitif dan berdasarkan
tata nilai unggulan
3. Memberikan nilai lebih bagi pemegang saham, pelanggan, pekerja dan masyarakat
sambil mendukung pertumbuhan ekonomi nasional

c. SLOGAN PT. PERTAMINA (Persero)


Pertamina (Persero) memiliki slogan Selalu Hadir Melayani.
diharapkan

dapat

mendorong

seluruh

jajaran

pekerja

Dengan slogan ini

untuk

memiliki

sikap

enterpreneurship dan costumer oriented yang terkait dengan persaingan yang sedang dan
akan dihadapi perusahaan.

d. LOGO PT. PERTAMINA (Persero)


Selama 37 tahun (20 Agustus 1968 - 10 Desember 2005) orang mengenal logo kuda laut
sebagai identitas Pertamina (Persero). Permohonan pendaftaran ciptaan logo baru telah
disetujui dan dikeluarkan oleh Direktur hak Cipta, Disain Industri, Disain Tata Letak
Sirkuit Terpadu dan Rahasia dagang, Departeman Hukum dan HAM dengan Surat
Pendaftaran Ciptaan No. 0.8344 tanggal 10 Oktober 2005. Logo baru Pertamina (Persero)
sebagai identitas perusahaan dikukuhkan dan diberlakukan terhitung mulai tanggal 10
Desember 2005. Selama masa transisi, lambang atau tanda pengenal Pertamina (Persero)
masih dapat dipergunakan.

Adapun pergantian logo tersebut bertujuan agar dapat membangun semangat baru,
mendukung Coorporate culture bagi semua pekerja, mendapatkan image yang baik
diantara global oil dan gas companies serta mendorong daya saing dalam menghadapi
perubahan perubahan yang terjadi, antara lain :
1. Perubahan peranan dan status hukum perusahaan menjadi perseroan.
2. Perubahan strategi perusahaan untuk menghadapi pasca-PSO dan semakin banyak
terbentuknya enitas bisnis baru di bidang hulu dan hilir
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Lampung

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Gambar 1.2 Logo PT. PERTAMINA (Persero)


Arti dan makna logo PT. Pertamina :
1. Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan merupakan representasi
bentuk panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA yang bergerak maju dan progresif.
2. Warna-warna berani yang menunjukan langkah besar yang diambil PERTAMINA dan
aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif dan dinamis, dimana :
Biru mencerminkan: Andal, dapat dipercaya dan bertanggung jawab.
Hijau mencerminkan: Sumber daya energi yang berwawasan lingkungan.
Merah mencerminkan: Keuletan dan ketegasan serat keberanian dalam menghadapi
berbagai macam kesulitan.
1.3 PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan
Tahun 1991, Balongan dipilih sebagai lokasi kilang yang dinamakan proyek kilang EXOR-I
(Export Oriented Refinery-I). Keberadaan kilang Balongan mempunyai makna yang besar
bagi PT. PERTAMINA (Persero) serta bagi bangsa dan negara. Hal ini dapat meningkatkan
kapasitas pengolahan Minyak Bumi di dalam negeri dan dapat mengatasi kendala sulitnya
mengekspor beberapa jenis minyak mentah dari dalam negeri, dengan cara mengolahnya di
kilang minyak di dalam negeri.

Keberadaan kilang Balongan merupakan langkah proaktif PT. PERTAMINA (Persero)


untuk dapat memenuhi kebutuhan BBM dalam negeri yang semakin hari semakin
bertambah, khususnya untuk DKI Jakarta dan sekitarnya. Dari studi kelayakan yang telah
dilakukan, pembangunan kilang Balongan diadakan dengan sasaran, antara lain:
1. Pemenuhan kebutuhan BBM dalam negeri, terutama Jakarta dan sekitarnya.
2. Peningkatan nilai tambah dengan memanfaatkan peluang ekspor.
3. Memecahkan kesulitan pemasaran minyak mentah jenis Duri.

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Daerah Balongan dipilih sebagai lokasi kilang dan proyek kilang yang dinamakan Proyek
EXOR (Export Oriented Refinery) I. Pemilihan Balongan sebagai lokasi Proyek EXOR I
didasari atas berbagai hal, yaitu :
1. Relatif dekat dengan konsumen BBM terbesar, yaitu Jakarta dan Jawa Barat.
2. Telah tersedianya sarana penunjang yaitu: Depot UPMS III, Terminal DOH-JBB (Jawa
Bagian Barat), Conventional Buoy Mooring (CBM) dan Single Buoy Mooring (SBM).
3. Dekat dengan sumber gas alam yaitu DOH-JBB (Jawa Bagian Barat).
4. Selaras dengan proyek pipanisasi BBM di Pulau Jawa.
5. Tersedianya lahan yang dibutuhkan yaitu bekas sawah yang kurang produktif.
6. Tersedianya sarana infrastruktur.

Kilang Balongan merupakan kilang yang dirancang untuk mengolah minyak mentah Duri
(sebesar 80 %). Pada tahun 1990-an, crude Duri mempunyai harga jual yang relatif rendah
karena kualitasnya yang kurang baik sebagai bahan baku. Kualitas yang rendah dari crude
ini dapat dilihat dari kandungan residu yang sangat tinggi mencapai 78 %, kandungan logam
berat dan karbon serta nitrogen yang juga tinggi.

Start Up kilang PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan dilaksanakan pada bulan
Oktober 1994, dan diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tanggal 24 Mei 1995. Peresmian
ini sempat tertunda dari perencanaan sebelumnya (30 Januari 1995) dikarenakan unit
Residue Catalytic Cracking (RCC) di kilang mengalami kerusakan. Unit Residue Catalytic
Cracking (RCC) ini merupakan unit terpenting di kilang PT. PERTAMINA (Persero) UP-VI
Balongan, karena merupakan unit yang mengubah residu (sekitar 62% dari total feed)
menjadi minyak ringan yang lebih berharga. Unit ini dengan kapasitas sekitar 83.000 BPSD
merupakan unit yang terbesar di dunia untuk saat ini. Dengan adanya kilang Balongan, maka
kapasitas produksi kilang minyak domestik menjadi 1.074.300 BPSD.

Gambar 1.3 Logo PT.PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan


Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Lampung

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Logo PT. PERTAMINA RU VI Balongan merupakan hasil lomba dan desain original dari
H.M. Thamrin. S.A Nomor Pekerja 284742, seorang pekerja bagian fasilitas Enginering RU
-VI Balongan.

Penjelasan arti logo PT. PERTAMINA RU-VI Balongan pada gambar 3 adalah sebagai
berikut:
1. Lingkaran : fokus ke bisnis inti dan sinergis
2. Gambar

: kontruksi Regenerator dan Reaktor di unit RCC yang menjadi ciri khas

dalam proses pengolahan minyak bumi di RU-VI


3. Warna :
a. Hijau menunjukkan warna asli regenerator yang berarti selalu menjaga lingkungan
hidup.
b. Putih menunjukkan warna asli reaktor yang berarti bersih, profesional, proaktif,
inovatif dan dinamis dalam setiap tindakan yang selalu berdasarkan kebenaran.
c. Biru, warna logo PERTAMNA yang berarti royal pada PERTAMINA.
d. Kuning, diambil dari warna logo pertamina yang berarti keagungan UP-VI Balongan.

Adapun visi dan misi dari PT. Pertamina RU-VI Balongan sendiri ialah :
Visi : Menjadi Kilang Terunggul di Asia Pasifik Tahun 2015
Dengan penekanan pada kata kilang dan unggulan yang bermakna sebagai berikut:
1. Kilang, bermakna : mengolah bahan baku minyak bumi menjadi produk BBM dan non
BBM.
2. Terunggul, bermakna : masuk dalam nominasi kelompok kilang terbaik di dunia, unggul
dalam segala aspek bisnis yaitu lebih aman, andal, efisien, profesional, maju, berdaya
saing tinggi, bermutu internasional, berwawasan lingkungan dan mampu menghasilkan
laba sebesar-besarnya.
Misi :
1. Meningkatkan reliability
2. Meningkatkan operasional excellence
3. Ekspansi dan diversifikasi produk dan perkembangan (growth)
4. Mengembangkan kepemimpinan
5. Meningkatkan kapabilitas dan minset pekerja
6. Mencapai safety dan pencegahan loss
7. Meningkatkan infrastruktur manajemen
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Lampung

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

1.4 Tata Letak PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan


Pabrik PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI didirikan di Balongan, yang merupakan salah
satu daerah kecamatan di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Untuk persiapan lahan kilang,
yang semula sawah tadah hujan, diperlukan penggurukan dengan pasir laut yang diambil
dari pulau Gosong Tengah. Pulau ini berjarak 70 km arah bujur timur dari pantai Balongan.
Kegiatan penimbunan ini dikerjakan dalam waktu 4 bulan. Transportasi pasir dari tempat
penambangan ke area penimbunan dilakukan dengan kapal yang selanjutnya dipompa ke
arah kilang. Lokasi PERTAMINA RU-VI Balongan dapat dilihat pada Gambar 1.4 berikut.

Gambar 1.4 Tata Letak Pabrik


Sejak tahun 1970, minyak dan gas bumi dieksploitasi di daerah ini. Sebanyak 224 buah
sumur berhasil digali. Di antara sumur sumur tersebut, sumur yang berhasil berproduksi
adalah sumur Jatibarang, Cemara, Kandang Haur Barat, Tugu Barat dan lepas pantai dengan
produksi keseluruhan sumur tersebut sebesar 239,65 Million Metric Standard Cubic Feet
per Day (MMSCFD) dan hasil produksi didistribusikan ke PT. Krakatau Steel, PT. Pupuk
Kujang, PT. Indocement, Semen Cibinong dan Palimanan. Untuk membantu distribusi
suplai bahan bakar di daerah Cirebon dan sekitarnya, maka dibangun UPPDN III pada 1980.
Area kilang terdiri dari :
1. Sarana kilang

: 250 Ha daerah konstruksi kilang


: 200 Ha daerah penyangga

2. Sarana perumahan : 200 Ha


Tata letak pabrik disusun untuk memudahkan jalannya proses serta mepertimbangkan aspek
keamanan dan lingkungan. Unit unit yang saling berhubungan jaraknya berdekatan,
sehingga dapat meminimalisir pipa yang digunakan dan menghemat penggunaan energi
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Lampung

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

untuk distribusi aliran. Untuk keamanan, area perkantoran terletak jauh dari unit unit yang
memiliki resiko bocor atau meledak. Unit unit yang mempunyai resiko tinggi, ditempatkan
di tengah kilang. Sedangkan unit utilitas dan tangki tangki yang berisi air ditempatkan di
dekat perkantoran.

Ditinjau dari segi teknis dan ekonomis, lokasi ini cukup strategis dengan adanya faktor
pendukung, antara lain :
a. Bahan Baku
Sumber bahan baku yang diolah di Pertamina RU-VI Balongan adalah :
1. Minyak mentah Duri, Riau
2. Minyak mentah Minas, Dumai
3. Gas alam dari Jawa Barat bagian timur sebesar 18 Million Metric Standard Cubic Feet
per Day (MMSCFD)
b. Air
Sumber air yang terdekat terletak di Waduk Salam Darma, Rejasari, kurang lebih 65 km
dari Balongan ke arah Subang. Pengangkutan dilakukan secara pipanisasi dengan pipa
berukuran 24 inch dan kecepatan operasi normal 1.100 m3 serta kecepatan maksimum
1.200 m3. Air tersebut berfungsi untuk steam boiler, heat exchangers (sebagai
pendingin), air minum, dan kebutuhan perumahan. Dalam pemanfaatan air, kilang
Pertamina (Persero) RU-VI ini mengolah kembali air buangan dengan sistem wasted
water treatment, di mana air keluaran di-recycle ke sistem ini. Secara spesifik tugas unit
ini adalah memperbaiki kualitas effluent parameter NH 3 , phenol, dan COD sesuai dengan
persyaratan lingkungan.
c. Transportasi
Lokasi kilang PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan berdekatan dengan jalan raya
dan lepas pantai utara yang menghubungkan kota-kota besar sehingga memperlancar
distribusi hasil produksi, terutama untuk daerah Jakarta dan Jawa Barat. Marine facilities
adalah fasilitas yang berada di tengah laut untuk keperluan bongkar muat crude oil dan
produk kilang. Fasilitas ini terdiri dari area putar tangker, SBM, rambu laut, dan jalur
pipa minyak. Fasilitas untuk pembongkaran peralatan dan produk (propylene) maupun
pemuatan propylene dan LPG dilakukan dengan fasilitas yang dinamakan jetty facilities.
d. Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang dipakai di PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan terdiri dari
dua golongan, yaitu golongan pertama, dipekerjakan pada proses pendirian kilang
Balongan yang berupa tenaga kerja lokal non-skill sehingga me9ningkatkan taraf hidup
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Lampung

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

masyarakat sekitar, sedangkan golongan kedua, dipekerjakan untuk proses


pengoperasian, berupa tenaga kerja PT. PERTAMINA (Persero) yang telah
berpengalaman dari berbagai kilang minyak Indonesia.
1.5 Proyek Konstruksi PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan
Proyek kilang Balongan semula dinamakan EXOR-I. Setelah beroperasi, menjadi kilang
BBM PERTAMINA Balongan dan merupakan unit pengolahan VI yang dimiliki PT.
PERTAMINA (Persero). Teknologi proses yang dipilih ditujukan untuk memproduksi
premium, kerosin, dan solar sebanyak 72% sedangkan lainnya berupa propylene, LPG, fuel
oil, dan decant oil. Produk ini merupakan pruduk paling mahal dibandingkan premium,
kerosin, dan solar. Kegiatan Engineering Procurement and Construction (EPC) dilakukan
oleh konsorsium yang terdiri dari JGC dan Foster Wheeler. Kegiatan EPC diatur dalam EPC
Agreement. Sebagai product offtaker (pembeli) adalah British Petroleum (BP). Jangka
waktu pelaksanaan adalah 51 bulan, yaitu sejak EPC Agreement ditandatangani pada tanggal
1 September 1990 dan berakhir pada bulan November 1994. Pada Tabel 1.2 dapat dilihat
kronologis konstruksi proyek PT. PERTAMINA (Persero) RU VI Balongan.

Tabel 1.2 Kronologis Konstruksi Proyek Kilang RU-VI Balongan


WAKTU
1 September 1990
51 bulan
25 Agustus 1994
5 Mei 1994
25 Oktober 1994
1 3 Desember 1994
30 November 1994
16 Januari 1995
24 Mei 1995
2005
2008

KEGIATAN
EPC Agreement
Kegiatan proyek dan konstruksi
Mechanical Completion
Start Up CDU
Perfomance Test
Demo Test
Operation Acceptance As Whole
Turn Over EXOR I kepada PT. PERTAMINA
Peresmian kilang
Pembangunan Naphtha Processing Unit
Persiapan peningkatan produksi Propylene

Sumber: PERTAMINA, 2007

Kilang PERTAMINA RU VI Balongan mempunyai kapasitas 125.000 BPSD. Lisensi proses


pengolahan dari unit unit kilang dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut ini.

Tabel 1.3 Unit Proses dan Licensor Kilang RU-VI Balongan


Unit Proses
Crude Distilation
Unit (CDU)
Atmospheric Residue

Kode

Kapasitas

11

125.000
BPSD

12 & 13

58.000

Licensor
Foster
Wheeler
(FW)
Chevron

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

Kontraktor
FW
JGC

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Hydro
Demetallization
(ARHDM)
Gas Oil Hydro
Treater (GO HTU)
Residue Catalityc
Cracking (RCC)
Unsaturated Gas
Concentration

BPSD

14
15
16

LPG Treatment Unit

17

Gasoline Treater
Unit

18

Propylene Recovery

19

Catalityc
Condensation

20

Light Cycle Oil

21

Hydrogen Plant

22

Amine Treater Plant


Sour Water Stripper
Sulphur Plant

23
24
25

32.000
BPSD
83.000
BPSD
-

UOB

JGC

UOB

FW

UOB

FW

22.500
MeriChem
BPSD
47.500
MeriChem
BPSD
7.000
UOB
BPSD
13.000
UOB
BPSD
15.000
UOB
BPSD
76
FW
MMSCFD
JGC
JGC
27 MTD
JGC

FW
FW
FW
FW
JGC
FW
JGC
JGC
JGC

Sumber: PERTAMINA, 2007.

1.6 Sistem Kontrol


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan menggunakan kontrol automatik dan manual
sebagai sistem kontrolnya. Sebagian besar kontrol terpusat di DCS (Distributed Control
System) antaralain RCC complex, HTU complex, ARHDM complex, CDU complex, H 2
plant, NPU complex dan ROPP complex. Kontrol yang digunakan adalah kontrol pneumatik,
hal ini karena didasarkan pada bahan yang diproses bersifat mudah terbakar dan kemudian
diubah menjadi signal elektrik agar dapat terbaca di DCS.
1.7 Struktur Organisasi Perusahaan
PERTAMINA (Persero) Unit Pengolahan VI Balongan mempunyai struktur organisasi,
yamg menerangkan hubungan kerja antara bagian yang satu dengan yang lainnya dan juga
mengatur hak dan kewajiban masing-masing bagian. Organisasi PT.Pertamina RU-VI
Balongan mengacu pada Surat Keputusan General Manajer RU-VI No. Kpts0104/E6000/2000-S0 tanggal 21 Desember 2000. Tujuan dibuatnya struktur organisasi
adalah untuk memperjelas dan mempertegas kedudukan suatu bagian dalam menjalankan
tugas sehingga akan mempermudah untuk mencapai tujuan dari organisasi yang telah
ditetapkan.
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Lampung

10

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Struktur organisasi terbagi atas beberapa bidang yang masing-masing mempunyai tugas /
fungsi dan tanggung jawab sebagai berikut :
a. Bidang Perencanaan dan Perekonomian
Berfungsi memonitor, mengkoordinir terlaksananya ketersediaan minyak mentah menjadi
produk BBM dan Non BBM. Bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan minyak
secara aman untuk stock nasional.
b. Bidang Engineering dan Pengembangan
Berfungsi mengevaluasi, menganalisa serta melakukan penelitian dan pengembangan
untuk kehandalan operasi kilang dan bertanggung jawab atas kehandalan operasi Kilang
UP VI dalam jangka panjang.
c. Bidang Keuangan
Berfungsi dalam pengelolaan pelaksanaan tata usaha keuangan dalam rangka menunjang
kegiatan operasional Unit Pengolahan VI. Bertanggung jawab atas terjaminnya arus dana,
kegiatan keuangan secara keseluruhan untuk menunjang operasional Kilang.

d. Bidang Sumber Daya Manusia


Berfungsi menunjang kelancaran operasi dalam perencanaan dan pengembangan,
pembinaan, mutasi, remunerasi dan rekrutasi, hubungan industrial dan kesejahteraan
pekerja, mengatur organisasi serta mengatur pola hidup sehat.
e. Bidang Umum
Berfungsi menunjang kegiatan operasi meliputi pelayanan hukum, keamanan, fasilitas
kesehatan kepada karyawan dan keluarganya serta menjadi perantara hubungan antara
perusahaan dan masyarakat sekitarnya.
f. Bidang Jasa dan Sarana Umum
Berfungsi dalam pengelolaan, pengawasan dan pengendalian atas penerimaan, pengadaan
dan distribusi material yang dibutuhkan bagi keperluan kegiatan operasional kilang.
Bertanggung jawab atas terjaminnya persediaan material, jasa angkutan alat ringan dan
berat serta kelancaran pelayanan jasa perkantoran dan jasa perumahan RU VI.
g. Bidang Sistem Informasi dan Komunikasi
Berfungsi menyelenggarakan komunikasi intern dan extern kilang sehingga informasi
yang dibutuhkan segera didapat. Bertanggung jawab atas kelancaran komunikasi untuk
memperoleh informasi bagi para pekerja di lingkungan PT Pertamina (Persero).

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

11

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

h. Bidang LKKK
Berfungsi dalam penyelenggaraan kegiatan keselamatan kerja, pengendalian kebakaran
dan pencemaran lingkungan. Bertanggung jawab atas terciptanya keadaan yang aman dan
selamat bagi tenaga kerja, sarana, lingkungan dan kehandalan operasi.
i.

Bidang Kilang
Berfungsi melaksanakan kegiatan pengolahan minyak mentah menjadi produk BBM dan
Non BBM secara efektif dan efisien sesuai rencana kerja. Bertanggung jawab atas
operasional kilang.

j. Bidang Jasa Pemeliharaan Kilang


Berfungsi melaksanakan kegiatan pemeliharaan kilang baik preventif maupun curative
untuk kehandalan kilang secara efektif dan efisien sesuai rencana kerja. Bertanggung
jawab menjaga kehandalan kilang secara keseluruhan.
1.8 Lingkungan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (LKKK)
PERTAMINA telah mengambil suatu kebijakan untuk selalu memproiritaskan aspek LKKK
dalam semua kegiatan untuk mendukung pembangunan nasional. Manajemen PERTAMINA
RU-VI Balongan sangat mendukung dan ikut berpartisipasi dalam program pencegahan
kerugian aik terhadap karyawan, harta benda perusahaan, terganggunya operasional serta
keamanan masyarakat sekitarnya yang diakibatkan oleh kegiatan perusahaan. Pelaksanaan
tugas bidang LKKK berdasarkan :
1. UU No. 1/1970
Mengenai keselamatan kerja karyawan di bawah koordinasi Depnaker.
2. UU No. 2/1951
Mengenai ganti rugi akibat kecelakaan kerja di bawah koordinasi Depnaker.
3. PP No. 11/1979
Mengenai persyaratan teknis pada kilang pengolahan untuk keselamatan kerja di bawah
koordinasi Dirjen Migas.
4. UU No. 4/1982
Mengenai ketentuan pokok pengolahan dan lingkungan hidup di bawah koordiansi
Depnaker.
5. KLH PP No. 29/1986
Mengenai ketentuan AMDAL di bawah koordinasi KLH.

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

12

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

Kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh KK dan LL RU-VI untuk mendukung program di
atas terdiri atas 5 kegiatan :
a. Keselamatan Kerja
b. Pelatihan
c. Penanggulangan kebakaran
d. Lindungan lingkungan
e. Rekayasa
Sebagai pelaksana kegiatan kegiatan tersebut, maka dibentuklah seksi seksi, antara lain :
1. Seksi Keselamatan Kerja, mempunyai tugas antara lain :
a. Mengawasi keselamatan jalannya operasi kilang
b. Bertanggung jawab terhadap alat alat keselamatan kerja
c. Bertindak sebagai instruktur safety
d. Membuat rencana pencegahan
2. Seksi Lindungan Lingkungan, mempunyai tugas antara lain :
a. Memprogram Rencana Kelola Lingkungan dan Rencana Pemantauan Lingkungan.
b. Mengusulkan tempat tempat pemubuangan limbah dan house keeping.
3. Seksi Penanggulangan Kebakaran, Administrasi dan Latihan mempunyai tugas antara
lain :
a. Membuat prosedur emergency agar penanggulangan berjalan dengan baik.
b. Mengelola regu kebakaran agar selalu siap bila suatu waktu diperlukan.
c. Mengadakan pemeriksaan alat alat firring.
d. Membuat rencana kerja pencegahan kecelakaan.
e. Menyiapkan dan mengadakan pelatihan bagi karyawan dan kontraktor agar lebih
menyadari tentang keselamatan kerja.
f. Membuat dan menyebarkan buletin KK dan LL.
g. Meninjau ulang gambar gambar dan dokumen proyek.
h. Melakukan evaluasi evaluasi yang berhubungan langsung dengan LKKK.

Lingkungan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (LKKK) membuat

pedoman dengan A-

850/E-6900/99-30 :
1. Bendera Kecelakaan
a. Warna kuning (1 minggu dikibarkan), untuk kecelakaan ringan, yaitu tidak
menimbulkan hari hilang (first aid accident).
b. Abu abu muda (2 minggu dikibarkan), untuk kecelakaan kerja yaitu kehilangan hari
kerja (lost time).
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik
Universitas Lampung

13

Laporan Kerja Praktek


PT. PERTAMINA (Persero) RU-VI Balongan-Indramayu

c. Hitam dengan strip putih (1 bulan dikibarkan), untuk kecelakaan fatal, yaitu
menyebabkan kematian.
2. Bendera kebakaran
a. Merah (1 minggu dikibarkan), untuk kebakaran yaitu kerugian di bawah US$ 10,000.
b. Merah strip hitam (1 bulan dikibarkan), untuk kebakaran yaitu kerugian > US$
10,000.
3. Bendera pencemaran
a. Biru (1 minggu dikibarkan), untuk pencemaran dimana tidak terjadi klaim dari
penduduk.
b. Hitam (1 bulan dikibarkan), untuk pencemaran dimana terjadi klaim dari penduduk.
4. Papan informasi kejadian
Papan ini berisi lokasi, tanggal, tingkat keparahan kejadian yang mengakibatkan
kecelakaan kerja, kebakaran dan pencemaran. Tempat pemasangannya di fire station,
lokasi kejadian dan lemari on call.
1.9 Proyek Langit Biru Kilang Balongan
Proyek langit biru didesain untuk menunjukan partisipasi dan peran aktif Kilang Balongan
dalam mengurangi kadar polusi udara yang ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar
(terutama bahan bakar bertimbal) dan dalam rangka mengantisipasi Program Indonesia
MOGAS Unleaded (MUL) yang merupakan program Effective 2003, maka dilaksanakan
program MUL yang telah dicanangkan pada tanggal 1 Juli 2001 untuk wilayah Jabotabek
dan Kilang Balongan merupakan satu-satunya penghasil MOGAS Unleaded.

Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik


Universitas Lampung

14

Anda mungkin juga menyukai